Dua orang malaikat berkunjung ke sebuah rumah keluarga kaya.
Keluarga itu sangat kasar & tak mengijinkan kedua malaikat itu tidur dalam ruang tamunya.
Malaikat itu ditempatkan di kamar kecil yg ada di basement.
...
Ketika malaikat hendak tidur, malaikat tua melihat bahwa ada dinding basement yg retak,
lalu mereka memperbaikinya.
Malam berikutnya,
kedua malaikat itu beristirahat di rumah keluarga petani miskin tapi sangat ramah.
Dan petani itu mempersilahkan kedua malaikat itu untuk tidur dikamarnya.
Keesokan harinya malaikat menemukan petani itu & istrinya menangis sedih karena sapinya terbaring mati.
Malaikat yg lebih muda geram & bertanya pada malaikat yg lbh tua
"Mengapa kau membiarkan hal ini terjadi?
Keluarga yg kaya itu memiliki sgalanya & engkau membantu menambalkan dindingnya, sedang keluarga petani yg miskin ini mengapa kau biarkan sapinya mati?"
Malaikat yg tua berkata,
"Sesuatu tidak slalu kelihatan sebagaimana adanya.
Ketika kita bermalam di sana aku melihat emas tersimpan di lubang dinding itu,karna org kaya tersebut tamak maka aku menutup lubang dindingnya agar ia tidak menemukan emas itu.
Tadi malam ketika kita tidur di kamar petani miskin itu, malaikat maut datang mau mengambil nyawa istrinya maka aku memberikan nyawa sapinya,
sehingga istrinnya tidak meninggal.
PESAN MORAL,
Saat tak paham maksud Tuhan,
Pilihlah PERCAYA,
Saat tertekan oleh keadaan disekitar,
Pilihlah BERSYUKUR,
Saat rencana hidupku berantakan,
Pilihlah BERSERAH,
SEBAB TUHAN senantiasa menyertai kita.
Kita diciptakan sesuai gambar & rupa ALLAH,
dan harkat martabat kita melebihi makhluk ciptaan TUHAN lainnya,
maka TUHAN tak mungkin tak akan peduli dgn kita. GOD Bless You All
Tuesday, June 28, 2011
KehendakMu yang jadi
Seorang wanita hanya mempunyai seorang anak berkata kepada seorang Suster, “Saya tidak berani berkata kepada Tuhan ‘kehendakMu yang jadi’ karena saya takut Tuhan akan mengambil anak laki-lakiku satu-satunya dan juga memberiku percobaan-percobaan yang berat!”
Mendengar hal itu Suster menjawab, “Seandainya anakmu datang kepadamu dan berk...ata bahwa anakmu ingin melakukan apa saja yang ibunya inginkan, apakah engkau akan berpikir ; ‘Nah inilah kesempatan supaya segala pekerjaan saya digantikannya. Saya mau memberi pekerjaan yang berat baginya, supaya ia tidak dapat bermain diluar hari ini?”
“Oh.. tidak,” kata si ibu, “tentu saja saya akan memberinya pekerjaan yang dapat dikerjakannya.”
“Apakah engkau berpikir bahwa Tuhan yang penuh kasih itu tidak mempunyai hati yang lebih baik dari hatimu?” tanya Suster itu lagi
“Yah, sekarang saya mengerti!” jawab si ibu.
Kita sekarang tidak perlu lagi kuatir untuk berkata ‘kehendakMu yang jadi, Tuhan”. Segala sesuatu yang datang dari Tuhan tidak pernah mencelakakan anakNya tetapi justru mendatangkan berkat.
Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! (Lukas 11:13)
Mendengar hal itu Suster menjawab, “Seandainya anakmu datang kepadamu dan berk...ata bahwa anakmu ingin melakukan apa saja yang ibunya inginkan, apakah engkau akan berpikir ; ‘Nah inilah kesempatan supaya segala pekerjaan saya digantikannya. Saya mau memberi pekerjaan yang berat baginya, supaya ia tidak dapat bermain diluar hari ini?”
“Oh.. tidak,” kata si ibu, “tentu saja saya akan memberinya pekerjaan yang dapat dikerjakannya.”
“Apakah engkau berpikir bahwa Tuhan yang penuh kasih itu tidak mempunyai hati yang lebih baik dari hatimu?” tanya Suster itu lagi
“Yah, sekarang saya mengerti!” jawab si ibu.
Kita sekarang tidak perlu lagi kuatir untuk berkata ‘kehendakMu yang jadi, Tuhan”. Segala sesuatu yang datang dari Tuhan tidak pernah mencelakakan anakNya tetapi justru mendatangkan berkat.
Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! (Lukas 11:13)
Matius 5:46
Seorang perempuan Kristen mempunyai 2 ekor anak ayam. Anak ayam itu sering mencari makan di halaman rumah tetangganya yang cepat naik darah. Suatu hari tetangganya menangkap kedua anak ayam itu dan mencekik lehernya sehingga mati. Lalu anak ayam itu delemparkannya kembali melalui pagar. Tentu saja perempuan itu berduka tetapi dia tida...k menjadi marah dan mencaci maki tetangganya. Sebaliknya ia mengambil anak ayam itu, mencabuti bulunya dan memasaknya menjadi roti ayam. Kemudian mengirimkan roti ayam tsb ke rumah tetangganya yg telah membunuh anak ayam itu. Perempuan itu meminta maaf karena tidak berhati-hati menjaga anak ayamnya.
Tetangganya tidak bisa berkata apa-apa. Roti ayam dan permintaan maaf itu membuatnya malu. Sebenarnya bukan maksud perempuan itu untuk membuat dia malu tetapi motivasinya membalas kejahatan dgn kebajikan adalah untuk memperlihatkan kasih Kristen yang nyata kepada tetangganya.
Ingat : Membalas kasih dengan kebencian adalah kejahatan.
Membalas kasih dengan kasih adalah manusiawi.
Membalas kebencian dengan kasih adalah ilahi.
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? ( Matius 5:46)
Tetangganya tidak bisa berkata apa-apa. Roti ayam dan permintaan maaf itu membuatnya malu. Sebenarnya bukan maksud perempuan itu untuk membuat dia malu tetapi motivasinya membalas kejahatan dgn kebajikan adalah untuk memperlihatkan kasih Kristen yang nyata kepada tetangganya.
Ingat : Membalas kasih dengan kebencian adalah kejahatan.
Membalas kasih dengan kasih adalah manusiawi.
Membalas kebencian dengan kasih adalah ilahi.
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? ( Matius 5:46)
Melihat kebahagiaan dari sisi lain
Di Burma, pernah hidup seorang gadis penari yang sangat cantik bernama Ma Hla Mee yang artinya: "Kecantikan yang sempurna". Ia menjadi puteri pujaan di negerinya bahkan kemudian menjadi kekasih pangeran Sanba. Tapi sayang, dia kemudian terserang kusta. Pada waktu itu dia hampir bunuh diri. Kemudian ia mengambil keputusan untuk pergi k...e rumah sakit kusta di Mandalay untuk menguburkan dirinya disana. Tetapi ia salah duga, seluruh penghuni rumah sakit Mandalay tampak sakit dan gembira, karena mereka beriman pada Kristus yang telah bangkit dan karena persaudaraan umat manusia yang abadi. Penyakit yang mereka derita sangat mengerikan, tapi mereka hidup penuh kerukunan dan rasa persaudaraan. Mereka percaya Tuhan tidak melupakan mereka dan kehidupan yang abadi sedang menanti mereka.
Ma Hla Mee bertekad untuk hidup disana. Ia mulai menolong para penderita lain dengan gembira dan itu dibuatnya bertahun-tahun. Ketika ia berusia 80 tahun matanya menjadi buta karena dirongrong penyakitnya. Namun kegembiraannya tidak pernah surut. Ia tidak cantik seperti dulu, tapi hatinya senantiasa berbunga oleh kebahagiaan. Ia tidak memikirkan dirinya dan penyakitnya. Kematian baginya bukan soal lagi. Ia sudah mengatasi penderitaan dan kematian. Imannya akan Kristus telah mengalahkan penderitaan dan kematian.
Ma Hla Mee bertekad untuk hidup disana. Ia mulai menolong para penderita lain dengan gembira dan itu dibuatnya bertahun-tahun. Ketika ia berusia 80 tahun matanya menjadi buta karena dirongrong penyakitnya. Namun kegembiraannya tidak pernah surut. Ia tidak cantik seperti dulu, tapi hatinya senantiasa berbunga oleh kebahagiaan. Ia tidak memikirkan dirinya dan penyakitnya. Kematian baginya bukan soal lagi. Ia sudah mengatasi penderitaan dan kematian. Imannya akan Kristus telah mengalahkan penderitaan dan kematian.
BIAR AKU MATI DEMI ANAKKU
Di suatu kerajaan, tinggallah seorang ibu tua bersama seorang anak tunggalnya. Suaminya telah lama meninggal dunia karena sakit. Sang ibu sering sekali merasa sedih memikirkan anaknya , karena anak itu mempunyai tabiat yang sangat buruk, yaitu suka mencuri, berjudi, dan banyak lagi kebiasaan buruk lainnya. Ibu itu sering menangis meratapi nasibnya yang malang. Namun ibu itu pun selalu berdoa kepada Tuhan," Tuhan, tolonglah sadarkan anakku yang kusayangi, supaya dia tak berbuat dosa lebih banyak lagi. Aku sudah tua dan aku ingin melihatnya bertobat sebelum aku mati."
Tapi bukannya bertobat, anak itu malah makin lama kian larut dengan perbuatan jahatnya. Begitu sering ia keluar masuk penjara karena kejahatan yang dilakukannya. Suatu hari, ia kembali mencuri di rumah seorang penduduk desa. Tapi kali ini ia tertangkap basah oleh seseorang yang kebetulan lewat. Maka dibawalah si anak ke hadapan raja untuk diadili sesuai kebiasaan di kerajaan tersebut. Oleh raja, anak itu dijatuhi hukuman pancung. Demikianlah hukuman tersebut disebarkan ke seluruh penjuru kerajaan.
Hukuman itu akan dilakukan keesokan harinya di depan rakyat kerajaan itu tepat pada saat lonceng gereja berdentang menandakan pukul enam pagi. Berita hukuman itu pun terdengar oleh ibunya. Dia menangis meratapi anak yang sangat dikasihinya itu. Sembari berlutut dia berdoa kepada Tuhan, "Tuhan, ampunilah anak Hamba. Biarlah Hambamu yang sudah tua renta ini yang menanggung dosa dan kesalahannya."
Dengan tertatih-tatih dia menghadap raja untuk memohon agar anaknya dibebaskan, tapi keputusan raja sudah tak dapat diubah lagi, si anak harus menjalani hukuman yang sudah ditetapkan itu. Dengan hati hancur ibu itu kembali ke rumahnya. Dia terus berdoa agar anaknya diampuni. Karena kelelahan dia tertidur dan mimpi bertemu Tuhan.
Keesokan harinya, di tempat yang sudah ditentukan, banyak orang sudah berkumpul untuk menyaksikan penghukuman itu. Sang algojo pun sudah siap dengan pedangnya. Sedangkan anak itu sudah pasrah menanti maut datang menjemputnya. Terbayang olehnya wajah Sang ibu yang sudah tua, tanpa terasa dia menangis menyesali segala perbuatannya.
Detik-detik yang dinantikan akhirnya pun tiba. Tapi sampai waktu yang telah ditentukan, lonceng gereja belum juga berdentang. Suasana mulai berisik. Sudah lima menit lewat dari waktunya. Akhirnya seseorang mendatangi petugas yang bertugas membunyikan lonceng di gereja. Dia juga mengaku heran, karena meski sudah dari tadi menarik lonceng, tapi tak ada bunyi dentangnya.
Ketika mereka sedang terheran-heran, tiba-tiba dari tali yang dipegangnya mengalir darah segar. Darah tersebut datangnya dari atas, dari tempat di mana lonceng tersebut diikat. Dengan jantung berdebar-debar seluruh rakyat menanti saat beberapa orang naik ke atas untuk melihat apa yang terjadi. Ternyata di dalam lonceng besar itu ditemukan tubuh si ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah. Dia memeluk bandul di dalam lonceng sehingga lonceng tidak bisa berbunyi, sebagai gantinya kepalanyalah yang membentur dinding lonceng. Semua orang yang menyaksikan peristiwa itu tertunduk meneteskan air mata. Sementara si anak itu menangis meraung-raung sambil memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan. Dia menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya.
Ternyata malam sebelumnya si ibu yang sudah tua itu dengan susah payah memanjat ke atas dan mengikatkan dirinya di lonceng tersebut sambil memeluk bandul besi di dalam lonceng, untuk menghindarkan hukuman pancung untuk anaknya.
Tapi bukannya bertobat, anak itu malah makin lama kian larut dengan perbuatan jahatnya. Begitu sering ia keluar masuk penjara karena kejahatan yang dilakukannya. Suatu hari, ia kembali mencuri di rumah seorang penduduk desa. Tapi kali ini ia tertangkap basah oleh seseorang yang kebetulan lewat. Maka dibawalah si anak ke hadapan raja untuk diadili sesuai kebiasaan di kerajaan tersebut. Oleh raja, anak itu dijatuhi hukuman pancung. Demikianlah hukuman tersebut disebarkan ke seluruh penjuru kerajaan.
Hukuman itu akan dilakukan keesokan harinya di depan rakyat kerajaan itu tepat pada saat lonceng gereja berdentang menandakan pukul enam pagi. Berita hukuman itu pun terdengar oleh ibunya. Dia menangis meratapi anak yang sangat dikasihinya itu. Sembari berlutut dia berdoa kepada Tuhan, "Tuhan, ampunilah anak Hamba. Biarlah Hambamu yang sudah tua renta ini yang menanggung dosa dan kesalahannya."
Dengan tertatih-tatih dia menghadap raja untuk memohon agar anaknya dibebaskan, tapi keputusan raja sudah tak dapat diubah lagi, si anak harus menjalani hukuman yang sudah ditetapkan itu. Dengan hati hancur ibu itu kembali ke rumahnya. Dia terus berdoa agar anaknya diampuni. Karena kelelahan dia tertidur dan mimpi bertemu Tuhan.
Keesokan harinya, di tempat yang sudah ditentukan, banyak orang sudah berkumpul untuk menyaksikan penghukuman itu. Sang algojo pun sudah siap dengan pedangnya. Sedangkan anak itu sudah pasrah menanti maut datang menjemputnya. Terbayang olehnya wajah Sang ibu yang sudah tua, tanpa terasa dia menangis menyesali segala perbuatannya.
Detik-detik yang dinantikan akhirnya pun tiba. Tapi sampai waktu yang telah ditentukan, lonceng gereja belum juga berdentang. Suasana mulai berisik. Sudah lima menit lewat dari waktunya. Akhirnya seseorang mendatangi petugas yang bertugas membunyikan lonceng di gereja. Dia juga mengaku heran, karena meski sudah dari tadi menarik lonceng, tapi tak ada bunyi dentangnya.
Ketika mereka sedang terheran-heran, tiba-tiba dari tali yang dipegangnya mengalir darah segar. Darah tersebut datangnya dari atas, dari tempat di mana lonceng tersebut diikat. Dengan jantung berdebar-debar seluruh rakyat menanti saat beberapa orang naik ke atas untuk melihat apa yang terjadi. Ternyata di dalam lonceng besar itu ditemukan tubuh si ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah. Dia memeluk bandul di dalam lonceng sehingga lonceng tidak bisa berbunyi, sebagai gantinya kepalanyalah yang membentur dinding lonceng. Semua orang yang menyaksikan peristiwa itu tertunduk meneteskan air mata. Sementara si anak itu menangis meraung-raung sambil memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan. Dia menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya.
Ternyata malam sebelumnya si ibu yang sudah tua itu dengan susah payah memanjat ke atas dan mengikatkan dirinya di lonceng tersebut sambil memeluk bandul besi di dalam lonceng, untuk menghindarkan hukuman pancung untuk anaknya.
Jangan menyerah, Tuhan besertamu
Di bawah ini ada sebuah daftar kegagalan dari orang yang semasa hidupnya mengalami banyak tantangan dan badai.
1831 - ia mengalami kebangkrutan dalam usahanya.
1832 - ia menderita kekalahan dalam pemilihan tingkat lokal
......
1833 - ia kembali menderita kebangkrutan
1835 - istrinya meninggal dunia
1836 - ia menderita tekanan mental sedemikian rupa, sehingga hampir saja masuk rumah sakit jiwa
1837 - ia menderita kekalahan dalam suatu kontes pidato
1840 - ia gagal dalam pemilihan anggota Senat Amerika Serikat
1842 - ia menderita kekalahan untuk duduk di dalam konggres Amerika
1848 - ia kalah lagi di konggres
1855 - ia gagal lagi di senat
1856 - ia kalah dalam pemilihan untuk menduduki kursi wakil presiden
1858 - ia kalah lagi di senat
1860 - ia akhirnya menjadi presiden Amerika Serikat
Siapakah dia? Namanya ialah Abraham Lincoln
Kalau orang lain yang mengalami demikian banyak kegagalan mungkin ia sudah mundur secara teratur. Tetapi Lincoln maju terus, kata mundur sama sekali tidak ada di otaknya. Akibatnya ia kemudian mencapai suatu sukses yang luar biasa.
========================================
I Korintus 15:58 menyatakan dengan tegas "Karena itu saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan. Sebab kamu tahu bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."
1831 - ia mengalami kebangkrutan dalam usahanya.
1832 - ia menderita kekalahan dalam pemilihan tingkat lokal
......
1833 - ia kembali menderita kebangkrutan
1835 - istrinya meninggal dunia
1836 - ia menderita tekanan mental sedemikian rupa, sehingga hampir saja masuk rumah sakit jiwa
1837 - ia menderita kekalahan dalam suatu kontes pidato
1840 - ia gagal dalam pemilihan anggota Senat Amerika Serikat
1842 - ia menderita kekalahan untuk duduk di dalam konggres Amerika
1848 - ia kalah lagi di konggres
1855 - ia gagal lagi di senat
1856 - ia kalah dalam pemilihan untuk menduduki kursi wakil presiden
1858 - ia kalah lagi di senat
1860 - ia akhirnya menjadi presiden Amerika Serikat
Siapakah dia? Namanya ialah Abraham Lincoln
Kalau orang lain yang mengalami demikian banyak kegagalan mungkin ia sudah mundur secara teratur. Tetapi Lincoln maju terus, kata mundur sama sekali tidak ada di otaknya. Akibatnya ia kemudian mencapai suatu sukses yang luar biasa.
========================================
I Korintus 15:58 menyatakan dengan tegas "Karena itu saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan. Sebab kamu tahu bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."
Tuesday, June 21, 2011
Herman dan Bunda Maria
Ada seorang anak menjepit tas sekolahnya dan berlari cepat-cepat ke sekolahnya. Ia berlari tanpa sepatu di pagi yang dingin. Pagi itu ia bangun kesiangan, sehingga ia takut terlambat. Sambil berlari ia menimang-nimang sebuah apel yang sangat ranum, pemberian ayahnya buat bekal sekolah. Akan dimakannya waktu istirahat nanti. Namun seju...rus kemudian ia mengubah pikirannya. Apel itu akan diberinya untuk seorang anak yang sangat disayanginya.
Tiba-tiba ia memperlambat larinya. Ia menyinggahi gereja parokinya. Ia pergi ke arca Bunda Maria dan Yesus. Ia mengulurkan apel itu kepada Yesus. Tetapi ia tidak cukup tinggi untuk menggapai tangan Yesus. Rasanya ia mau memanjat, tapi tidak bisa.Dan sungguh ajaib tiba-tiba patung Bunda Maria tersenyum lalu membungkuk menerima pemberian dari anak itu. Anak itu tertawa ria. Sesudah berpamitan, berlarilah ia ke sekolah karena takut terlambat.
Anak itu bernama Herman. Ia menganggap bunda Maria dan Yesus teman akrabnya. Setiap kali ia singgah di gereja membisikan isi hatinya dan menceritakan pengalamannya. Pernah ia datang tanpa bersepatu, sedangkan pagi itu sangat dingin. Bunda Maria menunjuk sebuah ubin yang lepas. Herman membalik ubin itu mendapatkan cukup uang untuk membeli sepatu. Pemberian dari Yesus untuk dia.
Kisah di atas adalah sebagian dari riwayat hidup Santo Herman Yosef....
Tiba-tiba ia memperlambat larinya. Ia menyinggahi gereja parokinya. Ia pergi ke arca Bunda Maria dan Yesus. Ia mengulurkan apel itu kepada Yesus. Tetapi ia tidak cukup tinggi untuk menggapai tangan Yesus. Rasanya ia mau memanjat, tapi tidak bisa.Dan sungguh ajaib tiba-tiba patung Bunda Maria tersenyum lalu membungkuk menerima pemberian dari anak itu. Anak itu tertawa ria. Sesudah berpamitan, berlarilah ia ke sekolah karena takut terlambat.
Anak itu bernama Herman. Ia menganggap bunda Maria dan Yesus teman akrabnya. Setiap kali ia singgah di gereja membisikan isi hatinya dan menceritakan pengalamannya. Pernah ia datang tanpa bersepatu, sedangkan pagi itu sangat dingin. Bunda Maria menunjuk sebuah ubin yang lepas. Herman membalik ubin itu mendapatkan cukup uang untuk membeli sepatu. Pemberian dari Yesus untuk dia.
Kisah di atas adalah sebagian dari riwayat hidup Santo Herman Yosef....
Madona Buta
Di salah satu desa di Amerika latin terdapat arca Madona (Ibu Maria) yang sudah tua sekali. Arca itu sudah berlumut, terlebih pada mata Madona lumutnya cukup tebal, sehingga memberi kesan mata Madona buta.
Pada suatu saat seorang Pastor yang berkunjung ke desa itu mau membersihkan arca itu. Namun warga di desa itu memprotes. Mereka mengatakan pada pastor itu boleh mebersihkan wajah dan telinga Madona, tetapi jangan mata Madona. Alasannya ? Mereka katakan : "Biarlah Madona tetap mendengar doa-doa kami, tetapi janganlah kiranya Madona melihat perbuatan-perbuatan dosa kami !"
Pada suatu saat seorang Pastor yang berkunjung ke desa itu mau membersihkan arca itu. Namun warga di desa itu memprotes. Mereka mengatakan pada pastor itu boleh mebersihkan wajah dan telinga Madona, tetapi jangan mata Madona. Alasannya ? Mereka katakan : "Biarlah Madona tetap mendengar doa-doa kami, tetapi janganlah kiranya Madona melihat perbuatan-perbuatan dosa kami !"
Saringan tiga kali
Di jaman Yunani kuno, Socrates adalah seorang terpelajar dan intelektual yang terkenal reputasinya karena pengetahuan dan kebijaksanannya yang tinggi.
Suatu hari seorang pria berjumpa dengan Socrates dan berkata, "Tahukah anda apa yang baru saja saya dengar mengenai salah seorang teman anda?"
"Tunggu sebentar," jawab Socrates. "Sebelum memberitahukan saya sesuatu, saya ingin anda melewati sebuah ujian kecil.
Ujian tersebut dinamakan Ujian Saringan Tiga Kali."
"Saringan tiga kali?" tanya pria tersebut. "Betul," lanjut Socrates.
"Sebelum anda mengatakan kepada saya mengenai teman saya, mungkin merupakan ide yang bagus untuk menyediakan waktu sejenak dan menyaring apa yang akan anda katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai Ujian Saringan Tiga Kali.
Saringan yang pertama adalah KEBENARAN.
Sudah pastikah anda bahwa apa yang anda akan katakan kepada saya adalah benar?"
"Tidak," kata pria tersebut,"sesungguhnya saya baru saja mendengarnya dan ingin memberitahukannya kepada anda". "Baiklah,"
kata Socrates. " Jadi anda sungguh tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak."
Sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu :KEBAIKAN
Apakah yang akan anda katakan kepada saya mengenai teman saya adalah sesuatu yang baik?"
"Tidak, sebaliknya, mengenai hal yang buruk". "Jadi," lanjut Socrates, "anda ingin mengatakan kepada saya sesuatu yang buruk mengenai dia, tetapi anda tidak yakin kalau itu benar.
Anda mungkin masih bisa lulus ujian selanjutnya,yaitu: KEGUNAAN
Apakah apa yang anda ingin beritahukan kepada saya tentang teman saya tersebut akan berguna buat saya?" "Tidak, sungguh tidak," jawab pria tersebut. "Kalau begitu," simpul Socrates," jika apa yang anda ingin beritahukan kepada saya...belum tentu benar, tidak juga baik, bahkan tidak berguna untuk saya, kenapa ingin menceritakan kepada saya ?"
Sebuah panah yang telah melesat dari busurnya dan membunuh jiwa yang tak bersalah, dan kata- kata yang telah diucapkan yang menyakiti hati seseorang, keduanya tidak pernah bisa ditarik kembali.
Jadi sebelum berbicara, gunakanlah Saringan Tiga Kali
Suatu hari seorang pria berjumpa dengan Socrates dan berkata, "Tahukah anda apa yang baru saja saya dengar mengenai salah seorang teman anda?"
"Tunggu sebentar," jawab Socrates. "Sebelum memberitahukan saya sesuatu, saya ingin anda melewati sebuah ujian kecil.
Ujian tersebut dinamakan Ujian Saringan Tiga Kali."
"Saringan tiga kali?" tanya pria tersebut. "Betul," lanjut Socrates.
"Sebelum anda mengatakan kepada saya mengenai teman saya, mungkin merupakan ide yang bagus untuk menyediakan waktu sejenak dan menyaring apa yang akan anda katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai Ujian Saringan Tiga Kali.
Saringan yang pertama adalah KEBENARAN.
Sudah pastikah anda bahwa apa yang anda akan katakan kepada saya adalah benar?"
"Tidak," kata pria tersebut,"sesungguhnya saya baru saja mendengarnya dan ingin memberitahukannya kepada anda". "Baiklah,"
kata Socrates. " Jadi anda sungguh tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak."
Sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu :KEBAIKAN
Apakah yang akan anda katakan kepada saya mengenai teman saya adalah sesuatu yang baik?"
"Tidak, sebaliknya, mengenai hal yang buruk". "Jadi," lanjut Socrates, "anda ingin mengatakan kepada saya sesuatu yang buruk mengenai dia, tetapi anda tidak yakin kalau itu benar.
Anda mungkin masih bisa lulus ujian selanjutnya,yaitu: KEGUNAAN
Apakah apa yang anda ingin beritahukan kepada saya tentang teman saya tersebut akan berguna buat saya?" "Tidak, sungguh tidak," jawab pria tersebut. "Kalau begitu," simpul Socrates," jika apa yang anda ingin beritahukan kepada saya...belum tentu benar, tidak juga baik, bahkan tidak berguna untuk saya, kenapa ingin menceritakan kepada saya ?"
Sebuah panah yang telah melesat dari busurnya dan membunuh jiwa yang tak bersalah, dan kata- kata yang telah diucapkan yang menyakiti hati seseorang, keduanya tidak pernah bisa ditarik kembali.
Jadi sebelum berbicara, gunakanlah Saringan Tiga Kali
Siapakah aku ?
[01] Siapakah orang yang sibuk?
Orang yang sibuk adalah orang yang suka menyepelekan waktu ibadatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan
seperti Kerajaan Raja Salomo, Anak Raja Daud. Maka sempatkanlah bagimu untuk beribadat dan bersegeralah!
[02] Siapakah orang yang manis senyumannya?
Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah orang yang ditimpa musibah lalu dia berucap " Tuhan yang memberi, dan Tuhan yang mengambil. Terpujilah Tuhan." Kemudian berkata,"Ya Tuhan, aku bersyukur dengan kehendak-Mu ini", sambil mengukir senyuman. Maka berbaik hatilah dan bersabar...............
[03] Siapakah orang yang kaya ?
Orang yang kaya adalah orang yang bersyukur dengan apa yang ada dan tidak lupa akan kenikmatan dunia
yang sementara ini. Maka bersyukurlah atas nikmat yang engkau terima dan berbagilah.......
[04] Siapakah orang yang miskin?
Orang yang miskin adalah orang tidak puas dengan nikmat yang ada dan selalu menumpuk-numpukkan harta duniawi.
Maka janganlah kau menjadi kikir juga dengki...........
[05] Siapakah orang yang rugi?
Orang yang rugi adalah orang yang sudah sampai usia pertengahan namun masih berat untuk melakukan ibadat
dan amal-amal kebaikan. Maka hargailah waktumu dan bersegeralah..............
[06] Siapakah orang yang paling cantik?
Orang yang paling cantik adalah orang yang mempunyai akhlak yang baik. Maka peliharalah akhlakmu dari dosa dan noda.............................
[07] Siapakah orang yang mempunyai rumah yang paling luas?
Orang yang mempunyai rumah yang paling luas adalah orang yang mati membawa amal-amal kebaikan di mana
kuburnya akan diperluaskan sejauh mata memandang. Maka beramal salehlah selagi sempat dan mampu...............
[08] Siapakah orang yang mempunyai rumah yang sempit lagi dihimpit ?
Orang yang mempunyai rumah yang sempit adalah orang yang mati tidak membawa amal-amal kebaikan lalu
kuburnya menghimpitnya. Maka ingatlah akan kematian dan kehidupan setelah dunia............
[09] Siapakah orang yang mempunyai akal ?
Orang yang mempunyai akal adalah orang-orang yang menghuni Sorga kelak karena telah menggunakan akal sewaktu di dunia untuk menghindari Api Neraka. Maka peliharalah akal sehatmu dan pergunakan semaksimal mungkin untuk mengharap kerahiman-Nya ..............
[10] Siapakah orang yang PELIT ?
Orang yang pelit ialah orang yang membiarkan atau membuang note ini begitu saja, malah dia tidak akan
menyampaikan kepada orang lain. Maka sampaikanlah kepada yang lain sedikit
Kabar Sukacita ini selagi sempat, karena tiada ruginya bagimu...........
Orang yang sibuk adalah orang yang suka menyepelekan waktu ibadatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan
seperti Kerajaan Raja Salomo, Anak Raja Daud. Maka sempatkanlah bagimu untuk beribadat dan bersegeralah!
[02] Siapakah orang yang manis senyumannya?
Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah orang yang ditimpa musibah lalu dia berucap " Tuhan yang memberi, dan Tuhan yang mengambil. Terpujilah Tuhan." Kemudian berkata,"Ya Tuhan, aku bersyukur dengan kehendak-Mu ini", sambil mengukir senyuman. Maka berbaik hatilah dan bersabar...............
[03] Siapakah orang yang kaya ?
Orang yang kaya adalah orang yang bersyukur dengan apa yang ada dan tidak lupa akan kenikmatan dunia
yang sementara ini. Maka bersyukurlah atas nikmat yang engkau terima dan berbagilah.......
[04] Siapakah orang yang miskin?
Orang yang miskin adalah orang tidak puas dengan nikmat yang ada dan selalu menumpuk-numpukkan harta duniawi.
Maka janganlah kau menjadi kikir juga dengki...........
[05] Siapakah orang yang rugi?
Orang yang rugi adalah orang yang sudah sampai usia pertengahan namun masih berat untuk melakukan ibadat
dan amal-amal kebaikan. Maka hargailah waktumu dan bersegeralah..............
[06] Siapakah orang yang paling cantik?
Orang yang paling cantik adalah orang yang mempunyai akhlak yang baik. Maka peliharalah akhlakmu dari dosa dan noda.............................
[07] Siapakah orang yang mempunyai rumah yang paling luas?
Orang yang mempunyai rumah yang paling luas adalah orang yang mati membawa amal-amal kebaikan di mana
kuburnya akan diperluaskan sejauh mata memandang. Maka beramal salehlah selagi sempat dan mampu...............
[08] Siapakah orang yang mempunyai rumah yang sempit lagi dihimpit ?
Orang yang mempunyai rumah yang sempit adalah orang yang mati tidak membawa amal-amal kebaikan lalu
kuburnya menghimpitnya. Maka ingatlah akan kematian dan kehidupan setelah dunia............
[09] Siapakah orang yang mempunyai akal ?
Orang yang mempunyai akal adalah orang-orang yang menghuni Sorga kelak karena telah menggunakan akal sewaktu di dunia untuk menghindari Api Neraka. Maka peliharalah akal sehatmu dan pergunakan semaksimal mungkin untuk mengharap kerahiman-Nya ..............
[10] Siapakah orang yang PELIT ?
Orang yang pelit ialah orang yang membiarkan atau membuang note ini begitu saja, malah dia tidak akan
menyampaikan kepada orang lain. Maka sampaikanlah kepada yang lain sedikit
Kabar Sukacita ini selagi sempat, karena tiada ruginya bagimu...........
Topi Tinggi
Ada seorang siswa yang baru lulus perguruan tinggi. Ia akan meninggalkan ibukota untuk berangkat ke daerah guna menempati pos barunya sebagai pejabat kotapraja. Sebelum berangkat, ia mampir ke tempat bekas gurunya yang seorang pejabat untuk pamitan.
Pejabat yang bekas gurunya tersebut mengatakan :
" Bekerja sebagai pejabat di tempat lain tidaklah mudah, harus extra hati-hati !"
Siswa tersebut lalu menuturkan :
" Guru jangan khawatir, saya sudah menyiapkan 100 buah 'topi tinggi'. Nantinya akan saya beri satu 'topi tinggi' untuk para sesepuh di daerah, sehingga mereka akan senang."
Mendengar penuturan siswanya, sang guru terlihat marah dengan mengatakan :
" Huss, kita ini semua 'kan orang-orang yang berjiwa ksatria, lurus dan benar, bagaimana mungkin boleh berbuat begini ?"
Siswa tersebut lalu menjelaskan,
" Di dunia ini sungguh sedikit orang yang tidak menyukai 'topi tinggi'alias kata-kata pujian yang berlebihan. Orang yang punya kualitas ksatria, lurus dan benar seperti Guru, ada berapa sih di dunia ini ?"
Mendengar ini, sang Guru terlihat amat puas dan gembira, lalu manggut-manggut mengatakan :
" Benar juga apa yang kamu bilang."
Kemudian siswa tersebut keluar menghampiri teman-temannya yang berada di luar, lalu mengatakan,
" Dari 100 buah 'topi tinggi' yang saya siapkan, sekarang tersisa 99 buah saja."
Pejabat yang bekas gurunya tersebut mengatakan :
" Bekerja sebagai pejabat di tempat lain tidaklah mudah, harus extra hati-hati !"
Siswa tersebut lalu menuturkan :
" Guru jangan khawatir, saya sudah menyiapkan 100 buah 'topi tinggi'. Nantinya akan saya beri satu 'topi tinggi' untuk para sesepuh di daerah, sehingga mereka akan senang."
Mendengar penuturan siswanya, sang guru terlihat marah dengan mengatakan :
" Huss, kita ini semua 'kan orang-orang yang berjiwa ksatria, lurus dan benar, bagaimana mungkin boleh berbuat begini ?"
Siswa tersebut lalu menjelaskan,
" Di dunia ini sungguh sedikit orang yang tidak menyukai 'topi tinggi'alias kata-kata pujian yang berlebihan. Orang yang punya kualitas ksatria, lurus dan benar seperti Guru, ada berapa sih di dunia ini ?"
Mendengar ini, sang Guru terlihat amat puas dan gembira, lalu manggut-manggut mengatakan :
" Benar juga apa yang kamu bilang."
Kemudian siswa tersebut keluar menghampiri teman-temannya yang berada di luar, lalu mengatakan,
" Dari 100 buah 'topi tinggi' yang saya siapkan, sekarang tersisa 99 buah saja."
Tuesday, June 14, 2011
Pengalaman Yang Berguna Seumur Hidup
oleh : Hung Lan, Head of Neurology Research Center, National Central University, Taiwan
Ada seorang anak dari teman, sudah setengah tahun lulus Wisuda, tidak pergi mencari kerja. Pagi tidur sampai siang, malam pergi main internet sampai tengah malam. Belakangan ini anak itu meminta uang kepada orang tuanya, mau pergi ke Amerika untuk menuntut ilmu lebih dalam lagi.
Teman ini bertanya kepada saya, mesti tidaknya ia membiarkan anaknya pergi. Saya menatap rambut teman saya yang banyak putihnya dalam-dalam dan berkata :
" Kalau kamu berniat agar anak kamu baik nantinya, biarkan ia pergi, tapi jangan kasih ia uang."
Saya terpikir cerita keponakan saya. Ia adalah warga Amerika, dari kecil selalu berpikir mau jadi pengembara. Ingin berkelana melihat-lihat dunia luar.
Jadi ia ingin pergi berkeliling dunia. Nanti setelah kembali, ia mau melanjutkan sekolah di Universitas. Biar pun ayahnya seorang dokter, ekonomi keluarga memungkinkan, tetapi ayah ibunya tidak memberinya uang dan ia juga tidak memintanya dari mereka.
Sesudah tamat SMA, maka ia segera pergi ke hutan Alaska untuk memotong kayu untuk menabung. Karena di Alaska saat musim panas siang hari sangat panjang, matahari baru terbenam kira kira tengah malam dan sebentar kemudian jam 3 subuh sudah terbit lagi.
Jika dalam sehari ia bisa bekerja 16 jam, memotong kayu selama satu musim, maka ia bisa menabung untuk keliling dunia selam 3 musim. Maka setelah keliling dunia 2 tahun akhirnya ia kembali ke sekolah untuk meneruskan pelajaran di Universitas.
Dan karena hal ini adalah dirinya sendiri yang memikirkan matang matang dan secara mendalam, maka jurusan pilihannya yang semestinya perlu 4 tahun untuk lulus, diselesaikannya dalam waktu 3 tahun. Setelah itu ia bekerja di suatu perusahaan sebagai insinyur.
Pada suatu saat ia bercerita kepada saya dan mengatakan bahwa hal di bawah ini yang mempengaruhinya seumur hidup. Ketika ia bekerja paruh waktu di Alaska, pernah sekali ia mendengar teriakan erangan serigala di atas gunung.
Ia sangat cemas dan mulai mencari-cari. Akhirnya ia menemukan seekor serigala betina terjerat jebakan dan sedang merintih kesakitan. Terus ia memperhatikan alat jebakan besi yang unik dan tahu bahwa jebakan besi itu adalah milik seorang Pak Tua.
Pak Tua ini adalah amatiran, menggunakan waktu luangnya untuk menangkap binatang, kemudian menjual kulitnya untuk menambah kebutuhan dapurnya. Tetapi setahu mereka, si Bapak Tua tadi beberapa hari lalu karena serangan jantung telah diangkut pakai helicopter ke rumah sakit Ancrukhy untuk mendapatkan pertolongan dan dirawat sekarang.
Dan serigala betina ini bakal mati kelaparan karena tidak diurus. Timbul keinginan ia melepaskan serigala betina itu. Tetapi serigala itu sangat ganas dan garang sehingga ia tidak dapat mendekat. Ia juga mengamati ada tetesan susu dari serigala betina ini dan ini menandakan bahwa di sarangnya pasti ada anak-anak serigala.
Karena itu, ia menghabiskan banyak sekali tenaga dan waktu untuk mencari sarang serigala untuk kemudian menemukan empat ekor anak serigala dan membawa mereka ke tempat serigala betina tadi untuk diberikan susu. Dengan demikian bisa menghindarkan anak-anak serigala itu dari bahaya mati kelaparan.
Ia mengeluarkan bekal makanan sendiri untuk diberikan ke serigala betina sebagai makanan dan mempertahankan hidupnya. Malam hari masih harus berkemah di sana dekat serigala betina untuk menjaga serigala dan keluarganya dari serangan binatang lain, karena induk
serigalanya terjerat, tidak bisa membela keamanan diri sendiri maupun anak-anaknya.
Hal ini terus berlangsung sampai hari kelima. Saat ia mau memberi makan serigala betina, tiba tiba ia memperhatikan serigala tadi mulai menggoyang-goyangkan ekornya. Kemudian ia tahu kalau ia sudah mulai mendapatkan kepercayaan dari serigala betina ini.
Akhirnya setelah berlalu tiga hari lagi, baru serigala betina mengizinkan dirinya didekati, membuka jeratan jebakan yang menjepitnya dan melepaskannya bebas kembali. Setelah bebas, serigala betina ini kemudian menjilat tangan! nya dan membiarkan dia memberikan obat luka di kakinya. Terakhir serigala betina ini membawa anak-anaknya pergi, dengan sesekali memutarbalikkan kepalanya melihat ke belakang ke arah dia.
Ia terduduk di atas batu dan berpikir, jika seorang manusia bisa membuat seekor binatang buas seperti serigala menjilat tangannya dan menjadi temannya, apakah bisa tidak mungkin seorang manusia membuat manusia lain meletakkan senjatanya dan berkawan ?
Ia bertekad di kemudian hari untuk berbuat baik dan menunjukkan ketulusan hati kepada orang lain. Karena dari kasus ini ia mempelajari bahwa kalau ia terlebih dahulu menunjukkan ketulusan hati, maka lawan pasti akan membalasnya dengan ketulusan juga. Sambil bergurau ia berkata, jika demikian saja tidak bisa, maka kalah sama binatang :D)
Karenanya, ia selalu berbaik hati kepada orang lain. Dengan tulus, ia sering kali menolong orang lain. Ia tidak mengingat kesalahan-kesalahan kecil orang lain.
Yang paling penting adalah setiap hari ia melewati kehidupannya dengan sangat gembira. Ia berkata bahwa orang yang membantu orang lain adalah lebih gembira dibandingkan dengan orang yang menerima bantuan. Biar pun ia tidak pernah tahu peribahasa Timur bahwa memberi lebih membahagiakan daripada menerima, tetapi ia telah menjalankan kehidupan yang demikian.
Ia berkata kepada saya bahwa ia selalu bersyukur atas pengalamannya di Alaska dulu. Karena pengalaman itu membuat dia mengalami rejeki kebajikan yang tak habis-habisnya seumur hidup ini. Dan ini benar sekali, hanya sesuatu hal yang kita mau, yang bisa kita hargai.
Strawberry yang sudah mendapatkan embun baru akan manis. Manusia yang sudah diasah kesulitan baru menjadi dewasa dan matang.
Jika ada seorang muda yang tamat Universitas dan tidak tahu mau bekerja apa, maka biarkanlah ia pergi keluar untuk diasah oleh sang kehidupan. Tidak perlu memberikan ia uang. Biarkan ia mencari makan dengan tenaganya.
Berikan ia satu kesempatan untuk membuktikan kekuatan dirinya dan mencicipi kehidupan. Niscaya ia pasti bisa mendapatkan sebuah pengalaman yang berguna seumur hidup.
Ada seorang anak dari teman, sudah setengah tahun lulus Wisuda, tidak pergi mencari kerja. Pagi tidur sampai siang, malam pergi main internet sampai tengah malam. Belakangan ini anak itu meminta uang kepada orang tuanya, mau pergi ke Amerika untuk menuntut ilmu lebih dalam lagi.
Teman ini bertanya kepada saya, mesti tidaknya ia membiarkan anaknya pergi. Saya menatap rambut teman saya yang banyak putihnya dalam-dalam dan berkata :
" Kalau kamu berniat agar anak kamu baik nantinya, biarkan ia pergi, tapi jangan kasih ia uang."
Saya terpikir cerita keponakan saya. Ia adalah warga Amerika, dari kecil selalu berpikir mau jadi pengembara. Ingin berkelana melihat-lihat dunia luar.
Jadi ia ingin pergi berkeliling dunia. Nanti setelah kembali, ia mau melanjutkan sekolah di Universitas. Biar pun ayahnya seorang dokter, ekonomi keluarga memungkinkan, tetapi ayah ibunya tidak memberinya uang dan ia juga tidak memintanya dari mereka.
Sesudah tamat SMA, maka ia segera pergi ke hutan Alaska untuk memotong kayu untuk menabung. Karena di Alaska saat musim panas siang hari sangat panjang, matahari baru terbenam kira kira tengah malam dan sebentar kemudian jam 3 subuh sudah terbit lagi.
Jika dalam sehari ia bisa bekerja 16 jam, memotong kayu selama satu musim, maka ia bisa menabung untuk keliling dunia selam 3 musim. Maka setelah keliling dunia 2 tahun akhirnya ia kembali ke sekolah untuk meneruskan pelajaran di Universitas.
Dan karena hal ini adalah dirinya sendiri yang memikirkan matang matang dan secara mendalam, maka jurusan pilihannya yang semestinya perlu 4 tahun untuk lulus, diselesaikannya dalam waktu 3 tahun. Setelah itu ia bekerja di suatu perusahaan sebagai insinyur.
Pada suatu saat ia bercerita kepada saya dan mengatakan bahwa hal di bawah ini yang mempengaruhinya seumur hidup. Ketika ia bekerja paruh waktu di Alaska, pernah sekali ia mendengar teriakan erangan serigala di atas gunung.
Ia sangat cemas dan mulai mencari-cari. Akhirnya ia menemukan seekor serigala betina terjerat jebakan dan sedang merintih kesakitan. Terus ia memperhatikan alat jebakan besi yang unik dan tahu bahwa jebakan besi itu adalah milik seorang Pak Tua.
Pak Tua ini adalah amatiran, menggunakan waktu luangnya untuk menangkap binatang, kemudian menjual kulitnya untuk menambah kebutuhan dapurnya. Tetapi setahu mereka, si Bapak Tua tadi beberapa hari lalu karena serangan jantung telah diangkut pakai helicopter ke rumah sakit Ancrukhy untuk mendapatkan pertolongan dan dirawat sekarang.
Dan serigala betina ini bakal mati kelaparan karena tidak diurus. Timbul keinginan ia melepaskan serigala betina itu. Tetapi serigala itu sangat ganas dan garang sehingga ia tidak dapat mendekat. Ia juga mengamati ada tetesan susu dari serigala betina ini dan ini menandakan bahwa di sarangnya pasti ada anak-anak serigala.
Karena itu, ia menghabiskan banyak sekali tenaga dan waktu untuk mencari sarang serigala untuk kemudian menemukan empat ekor anak serigala dan membawa mereka ke tempat serigala betina tadi untuk diberikan susu. Dengan demikian bisa menghindarkan anak-anak serigala itu dari bahaya mati kelaparan.
Ia mengeluarkan bekal makanan sendiri untuk diberikan ke serigala betina sebagai makanan dan mempertahankan hidupnya. Malam hari masih harus berkemah di sana dekat serigala betina untuk menjaga serigala dan keluarganya dari serangan binatang lain, karena induk
serigalanya terjerat, tidak bisa membela keamanan diri sendiri maupun anak-anaknya.
Hal ini terus berlangsung sampai hari kelima. Saat ia mau memberi makan serigala betina, tiba tiba ia memperhatikan serigala tadi mulai menggoyang-goyangkan ekornya. Kemudian ia tahu kalau ia sudah mulai mendapatkan kepercayaan dari serigala betina ini.
Akhirnya setelah berlalu tiga hari lagi, baru serigala betina mengizinkan dirinya didekati, membuka jeratan jebakan yang menjepitnya dan melepaskannya bebas kembali. Setelah bebas, serigala betina ini kemudian menjilat tangan! nya dan membiarkan dia memberikan obat luka di kakinya. Terakhir serigala betina ini membawa anak-anaknya pergi, dengan sesekali memutarbalikkan kepalanya melihat ke belakang ke arah dia.
Ia terduduk di atas batu dan berpikir, jika seorang manusia bisa membuat seekor binatang buas seperti serigala menjilat tangannya dan menjadi temannya, apakah bisa tidak mungkin seorang manusia membuat manusia lain meletakkan senjatanya dan berkawan ?
Ia bertekad di kemudian hari untuk berbuat baik dan menunjukkan ketulusan hati kepada orang lain. Karena dari kasus ini ia mempelajari bahwa kalau ia terlebih dahulu menunjukkan ketulusan hati, maka lawan pasti akan membalasnya dengan ketulusan juga. Sambil bergurau ia berkata, jika demikian saja tidak bisa, maka kalah sama binatang :D)
Karenanya, ia selalu berbaik hati kepada orang lain. Dengan tulus, ia sering kali menolong orang lain. Ia tidak mengingat kesalahan-kesalahan kecil orang lain.
Yang paling penting adalah setiap hari ia melewati kehidupannya dengan sangat gembira. Ia berkata bahwa orang yang membantu orang lain adalah lebih gembira dibandingkan dengan orang yang menerima bantuan. Biar pun ia tidak pernah tahu peribahasa Timur bahwa memberi lebih membahagiakan daripada menerima, tetapi ia telah menjalankan kehidupan yang demikian.
Ia berkata kepada saya bahwa ia selalu bersyukur atas pengalamannya di Alaska dulu. Karena pengalaman itu membuat dia mengalami rejeki kebajikan yang tak habis-habisnya seumur hidup ini. Dan ini benar sekali, hanya sesuatu hal yang kita mau, yang bisa kita hargai.
Strawberry yang sudah mendapatkan embun baru akan manis. Manusia yang sudah diasah kesulitan baru menjadi dewasa dan matang.
Jika ada seorang muda yang tamat Universitas dan tidak tahu mau bekerja apa, maka biarkanlah ia pergi keluar untuk diasah oleh sang kehidupan. Tidak perlu memberikan ia uang. Biarkan ia mencari makan dengan tenaganya.
Berikan ia satu kesempatan untuk membuktikan kekuatan dirinya dan mencicipi kehidupan. Niscaya ia pasti bisa mendapatkan sebuah pengalaman yang berguna seumur hidup.
Lepaskan Kepalanmu
Di suatu hutan hiduplah sekelompok monyet. Pada suatu hari, tatkala mereka tengah bermain, tampak oleh mereka sebuah toples kaca berleher panjang dan sempit yang bagian bawahnya tertanam di tanah. Di dasar toples itu ada kacang yang sudah dibubuhi dengan aroma yang disukai monyet. Rupanya toples itu adalah perangkap yang ditaruh di sana oleh seorang pemburu.
Salah seekor monyet muda mendekat dan memasukkan tangannya ke dalam toples untuk mengambil kacang-kacang tersebut. Akan tetapi tangannya yang terkepal menggenggam kacang tidak dapat dikeluarkan dari sana karena kepalan tangannya lebih besar daripada ukuran leher toples itu. Monyet ini meronta-ronta untuk mengeluarkan tangannya itu, namun tetap saja gagal.
Seekor monyet tua menasihati monyet muda itu: “Lepaskanlah kepalanmu atas kacang-kacang itu! Engkau akan bebas dengan mudah!” Namun monyet muda itu tidak mengindahkan anjuran tersebut, tetap saja ia bersikeras menggenggam kacang itu.
Beberapa saat kemudian, sang pemburu datang dari kejauhan. Sang monyet tua kembali meneriakkan nasihatnya: “Lepaskanlah kepalanmu sekarang juga agar engkau bebas!” Monyet muda itu ketakutan, namun tetap saja ia bersikeras untuk mengambil kacang itu. Akhirnya, ia tertangkap oleh sang pemburu.
Demikianlah, kadang kita juga sering mencengkeram dan tidak rela melepaskan hal-hal yang sepatutnya kita lepaskan: kemarahan, kebencian, iri hati, ketamakan, dan sebagainya. Apabila kita tetap tak bersedia melepas, tatkala kematian datang “menangkap” kita, semuanya akan terlambat sudah.
Bukankah lebih mudah jika kita melepaskan setiap masalah yang lampau, dan menatap hari esok dengan lebih cerah? Bukankah dunia akan menjadi lebih indah jika kita bisa melepaskan “kepalan” kita dan membagi kebahagiaan dengan orang lain?
Be Happy!
Salah seekor monyet muda mendekat dan memasukkan tangannya ke dalam toples untuk mengambil kacang-kacang tersebut. Akan tetapi tangannya yang terkepal menggenggam kacang tidak dapat dikeluarkan dari sana karena kepalan tangannya lebih besar daripada ukuran leher toples itu. Monyet ini meronta-ronta untuk mengeluarkan tangannya itu, namun tetap saja gagal.
Seekor monyet tua menasihati monyet muda itu: “Lepaskanlah kepalanmu atas kacang-kacang itu! Engkau akan bebas dengan mudah!” Namun monyet muda itu tidak mengindahkan anjuran tersebut, tetap saja ia bersikeras menggenggam kacang itu.
Beberapa saat kemudian, sang pemburu datang dari kejauhan. Sang monyet tua kembali meneriakkan nasihatnya: “Lepaskanlah kepalanmu sekarang juga agar engkau bebas!” Monyet muda itu ketakutan, namun tetap saja ia bersikeras untuk mengambil kacang itu. Akhirnya, ia tertangkap oleh sang pemburu.
Demikianlah, kadang kita juga sering mencengkeram dan tidak rela melepaskan hal-hal yang sepatutnya kita lepaskan: kemarahan, kebencian, iri hati, ketamakan, dan sebagainya. Apabila kita tetap tak bersedia melepas, tatkala kematian datang “menangkap” kita, semuanya akan terlambat sudah.
Bukankah lebih mudah jika kita melepaskan setiap masalah yang lampau, dan menatap hari esok dengan lebih cerah? Bukankah dunia akan menjadi lebih indah jika kita bisa melepaskan “kepalan” kita dan membagi kebahagiaan dengan orang lain?
Be Happy!
50 tahun Salah Paham
Dikisahkan, disebuh gedung pertemuan yang amat megah, seorang pejabat senior istana sedang menyelenggarakan pesta ulang tahun perkawinannya yang ke-50. Peringatan kawin emas itu ramai didatangi oleh tamu-tamu penting seperti para bangsawan, pejabat istana, pedagang besar serta seniman-seniman terpandang dari seluruh pelosok negeri. Bahkan kerabat serta kolega dari kerajaan-kerajaan tetangga juga hadir. Pesta ulang tahun perkawinan pun berlangsung dengan megah dan sangat meriah.
Setelah berbagai macam hiburan ditampilkan, sampailah pada puncak acara, yaitu jamuan makan malam yang sangat mewah. Sebelum menikmati kamuan tersebut, seluruh hadirin mengikuti prosesi penyerahan hidangan istimewa dari sang pejabat istana kepada istri tercinta. Hidangan itu tak lain adalah sepotong ikan emas yang diletakkan di sebuah piring besar yang mahal. Ikan emas itu dimasak langsung oleh koki kerajaan yang sangat terkenal.
“Hadirin sekalian, ikan emas ini bukanlah ikan yang mahal. Tetapi, inilah ikan kegemaran kami berdua, sejak kami menikah dan masih belum punya apa-apa, sampai kemudian di usia perkawinan kami yang ke-50 serta dengan segala keberhasilan ini. Ikan emas ini tetap menjadi simbol kedekatan, kemesraan, kehangatan, dan cinta kasih kami yang abadi,” kata sang pejabat senior dalam pidato singkatnya.
Lalu, tibalah detik-detik yang istimewa yang mana seluruh hadirin tampak khidmat menyimak prosesi tersebut. Pejabat senior istana mengambil piring, lalu memotong bagian kepala dan ekor ikan emas. Dengan senyum mesra dan penuh kelembutan, ia berikan piring berisikan potongan kepala dan ekor ikan emas tadi kepada isterinya. Ketika tangan sang isteri menerima piring itu, serentak hadirin bertepuk tangan dengan meriah sekali. Untuk beberapa saat, mereka tampak ikut terbawa oleh suasana romantis, penuh kebahagiaan, dan mengharukan tersebut.
Namun suasana tiba-tiba jadi hening dan senyap. Samar-samar terdengar isak tangis si isteri pejabat senior. Sesaat kemudian, isak tangis itu meledak dan memecah kesunyian gedung pesta. Para tamu yang ikut tertawa bahagia mendadak jadi diam menunggu apa gerangan yang bakal terjadi. Sang pejabat tampak kikuk dan kebingungan. Lalu ia mendekati isterinya dan bertanya “Mengapa engkau menangis, isteriku?”
Setelah tangisan reda, sang isteri menjelaskan “Suamiku…sudah 50 tahun usia pernikahan kita. Selama itu, aku telah dengan melayani dalam duka dan suka tanpa pernah mengeluh. Demi kasihku kepadamu, aku telah rela selalu makan kepala dan ekor ikan emas selama 50 tahun ini. Tapi sungguh tak kusangka, di hari istimewa ini engkau masih saja memberiku bagian yang sama. Ketahuilah suamiku, itulah bagian yang paling tidak aku sukai.” tutur sang isteri.
Pejabat senior terdiam dan terpana sesaat. Lalu dengan mata berkaca-kaca pula, ia berkata kepada isterinya,” Isteriku yang tercinta…50 tahun yang lalu saat aku masih miskin, kau bersedia menjadi isteriku. Aku sungguh-sungguh bahagia dan sangat mencintaimu. Sejak itu aku bersumpah pada diriku sendiri, bahwa seumur hidup aku akan bekerja keras, membahagiakanmu, membalas cinta kasih dan pengorbananmu.”
Sambil mengusap air matanya, pejabat senior itu melanjutkan, “Demi Tuhan, setiap makan ikan emas, bagian yang paling aku sukai adalah kepala dan ekornya. Tapi sejak kita menikah, aku rela menyantap bagian tubuh ikan emas itu. Semua kulakukan demi sumpahku untuk memberikan yang paling berharga buatmu.”
Sang pejabat terdiam sejenak, lalu ia melanjutkan lagi “Walaupun telah hidup bersama selama 50 tahun dan selalu saling mencintai, ternyata kita tidak cukup saling memahami. Maafkan saya, hingga detik ini belum tahu bagaimana cara membuatmu bahagia.” Akhirnya, sang pejabat memeluk isterinya dengan erat. Tamu-tamu terhormat pun tersentuh hatinya melihat keharuan tadi dan mereka kemudian bersulang untuk menghormati kedua pasangan tersebut.
Moral cerita diatas:
Bisa saja, sepasang suami - isteri saling mencintai dan hidup serumah selama bertahun-tahun lamanya. Tetapi jika di antaranya tidak ada saling keterbukaan dalam komunikasi, maka kemesraan mereka sesungguhnya rawan dengan konflik. Kebiasaan memendam masalah itu cukup riskan karena seperti menyimpan bom waktu dalam keluarga. Kalau perbedaan tetap disimpan sebagai ganjalan dihati, tidak pernah dibiacarakan secara tulus dan terbuka, dan ketidakpuasan terus bermunculan, maka konflik akan semakin tak tertahankan dan akhirnya bisa meledak. Jika keadaan sudah seperti ini, tentulah luka yang ditimbulkan akan semakin dalam dan terasa lebih menyakitkan.
Kita haruslah selalu membangun pola komunikasi yang terbuka dengan dilandasi kasih, kejujuran, kesetiaan, kepercayaan, pengertian dan kebiasaan berpikir positif.
Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu, gunakan saat tersebut untuk menjelaskannaya. Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.
Setelah berbagai macam hiburan ditampilkan, sampailah pada puncak acara, yaitu jamuan makan malam yang sangat mewah. Sebelum menikmati kamuan tersebut, seluruh hadirin mengikuti prosesi penyerahan hidangan istimewa dari sang pejabat istana kepada istri tercinta. Hidangan itu tak lain adalah sepotong ikan emas yang diletakkan di sebuah piring besar yang mahal. Ikan emas itu dimasak langsung oleh koki kerajaan yang sangat terkenal.
“Hadirin sekalian, ikan emas ini bukanlah ikan yang mahal. Tetapi, inilah ikan kegemaran kami berdua, sejak kami menikah dan masih belum punya apa-apa, sampai kemudian di usia perkawinan kami yang ke-50 serta dengan segala keberhasilan ini. Ikan emas ini tetap menjadi simbol kedekatan, kemesraan, kehangatan, dan cinta kasih kami yang abadi,” kata sang pejabat senior dalam pidato singkatnya.
Lalu, tibalah detik-detik yang istimewa yang mana seluruh hadirin tampak khidmat menyimak prosesi tersebut. Pejabat senior istana mengambil piring, lalu memotong bagian kepala dan ekor ikan emas. Dengan senyum mesra dan penuh kelembutan, ia berikan piring berisikan potongan kepala dan ekor ikan emas tadi kepada isterinya. Ketika tangan sang isteri menerima piring itu, serentak hadirin bertepuk tangan dengan meriah sekali. Untuk beberapa saat, mereka tampak ikut terbawa oleh suasana romantis, penuh kebahagiaan, dan mengharukan tersebut.
Namun suasana tiba-tiba jadi hening dan senyap. Samar-samar terdengar isak tangis si isteri pejabat senior. Sesaat kemudian, isak tangis itu meledak dan memecah kesunyian gedung pesta. Para tamu yang ikut tertawa bahagia mendadak jadi diam menunggu apa gerangan yang bakal terjadi. Sang pejabat tampak kikuk dan kebingungan. Lalu ia mendekati isterinya dan bertanya “Mengapa engkau menangis, isteriku?”
Setelah tangisan reda, sang isteri menjelaskan “Suamiku…sudah 50 tahun usia pernikahan kita. Selama itu, aku telah dengan melayani dalam duka dan suka tanpa pernah mengeluh. Demi kasihku kepadamu, aku telah rela selalu makan kepala dan ekor ikan emas selama 50 tahun ini. Tapi sungguh tak kusangka, di hari istimewa ini engkau masih saja memberiku bagian yang sama. Ketahuilah suamiku, itulah bagian yang paling tidak aku sukai.” tutur sang isteri.
Pejabat senior terdiam dan terpana sesaat. Lalu dengan mata berkaca-kaca pula, ia berkata kepada isterinya,” Isteriku yang tercinta…50 tahun yang lalu saat aku masih miskin, kau bersedia menjadi isteriku. Aku sungguh-sungguh bahagia dan sangat mencintaimu. Sejak itu aku bersumpah pada diriku sendiri, bahwa seumur hidup aku akan bekerja keras, membahagiakanmu, membalas cinta kasih dan pengorbananmu.”
Sambil mengusap air matanya, pejabat senior itu melanjutkan, “Demi Tuhan, setiap makan ikan emas, bagian yang paling aku sukai adalah kepala dan ekornya. Tapi sejak kita menikah, aku rela menyantap bagian tubuh ikan emas itu. Semua kulakukan demi sumpahku untuk memberikan yang paling berharga buatmu.”
Sang pejabat terdiam sejenak, lalu ia melanjutkan lagi “Walaupun telah hidup bersama selama 50 tahun dan selalu saling mencintai, ternyata kita tidak cukup saling memahami. Maafkan saya, hingga detik ini belum tahu bagaimana cara membuatmu bahagia.” Akhirnya, sang pejabat memeluk isterinya dengan erat. Tamu-tamu terhormat pun tersentuh hatinya melihat keharuan tadi dan mereka kemudian bersulang untuk menghormati kedua pasangan tersebut.
Moral cerita diatas:
Bisa saja, sepasang suami - isteri saling mencintai dan hidup serumah selama bertahun-tahun lamanya. Tetapi jika di antaranya tidak ada saling keterbukaan dalam komunikasi, maka kemesraan mereka sesungguhnya rawan dengan konflik. Kebiasaan memendam masalah itu cukup riskan karena seperti menyimpan bom waktu dalam keluarga. Kalau perbedaan tetap disimpan sebagai ganjalan dihati, tidak pernah dibiacarakan secara tulus dan terbuka, dan ketidakpuasan terus bermunculan, maka konflik akan semakin tak tertahankan dan akhirnya bisa meledak. Jika keadaan sudah seperti ini, tentulah luka yang ditimbulkan akan semakin dalam dan terasa lebih menyakitkan.
Kita haruslah selalu membangun pola komunikasi yang terbuka dengan dilandasi kasih, kejujuran, kesetiaan, kepercayaan, pengertian dan kebiasaan berpikir positif.
Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu, gunakan saat tersebut untuk menjelaskannaya. Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.
Tuesday, June 7, 2011
Cara melihat Tuhan
Tuhan itu panjang sabar..., tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah - Nah 1:3
Bacaan: Nahum 1:1-8
Hubungan kita dengan Tuhan akan sangat ditentukan cara pandang kita kepadaNya. Ini kebenaran yang tak bisa disangkal lagi. Ada banyak bukti yang bisa mendukung pernyataan ini. Lihatlah Tuhan sebagai Diktator, maka hubungan kita dengan Tuhan seperti bos dengan karyawan. Kita sangat takut berbuat kesalahan. Bukan karena kita ingin hidup benar. Tapi karena kita takut kalau berkat kita akan disusutkan oleh Tuhan, persis seperti bos yang memotong gaji karyawannya.
Lihatlah Tuhan sebagai Hakim yang tak kenal belas kasihan, maka hubungan kita akan seperti hakim dan terdakwa. Kita selalu melihat Tuhan memegang palu dan siap-siap memvonis kita. Tak heran hubungan kita dengan Tuhan tidak akrab. Bagaimana bisa akrab jika kita takut mendekat? Bagaimana kita bisa mendekat kalau berpikir Ia sangat hobi mengetok palu tanda bersalah?
Lihatlah Tuhan sebagai Bapa yang sabar dan yang seakan tidak bisa marah, maka hubungan kita akan seperti bapa dengan anaknya yang kurang ajar. Kita akan gampang sekali berbuat dosa dan menganggap bahwa dosa adalah hal yang biasa. Kita pun berpikir pendek, toh nanti dosa kita juga diampuni Tuhan. Bukankah Ia penuh kasih dan pengampunan? Menjadi orang Kristen yang mempermainkan Tuhan, bahkan bersikap kurang ajar terhadapNya.
Lihatlah Tuhan sebagai Dalang, maka hubungan kita akan seperti dalang dengan wayangnya. Kita selalu merasa bahwa hidup kita ini tak ubahnya seperti robot yang sudah disetel dan diset sedemikian rupa oleh empunya. Lupa bahwa kita tidak diciptakan seperti robot, melainkan sebagai makhluk yang memiliki kehendak bebas.
Lalu bagaimana seharusnya kita melihat Tuhan? Jangan lihat Tuhan pada satu sisi saja. Tuhan memang Bos kita, tapi Ia tidak pernah melihat kita semata-mata sebagai upahanNya saja. Sebab Ia juga sekaligus menjadi Bapa yang baik bagi kita. Karena hubungan kita sebagai bapa dan anak, bukan berarti kita bisa mempermainkan Tuhan dan bersikap kurang ajar kepadaNya. Ingat, bahwa Tuhan juga sebagai Hakim yang tegas dan tak kenal kompromi dengan dosa. Meski kita anakNya, tapi Ia juga akan menghukum seandainya kita berbuat kesalahan. Pemahaman yang seperti ini akan membuat kita memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan.
Jangan lihat Tuhan pada satu sisi saja, agar kita memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan.
Wednesday, June 1, 2011
Mengapa Sulit Mengucap Syukur ?
Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga. Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja penuh dengan para malaikat.
Malaikat yang mengantarku berhenti di depanruang kerja pertama dan berkata, "Ini adalah Seksi Penerimaan. Di sini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah diterima".
Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.
Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua. Malaikat-ku berkata, "Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Di sini kemuliaan dan berkat yangdiminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya".
Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Adabanyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.
Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangatkecil. Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk di sana, hampir tidak melakukan apapun.
"Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikat-ku pelan. Dia tampak malu.
"Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?", tanyaku.
"Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. "Setelah manusia menerima berkat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih".
"Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas berkat Tuhan?", tanyaku.
"Sederhana sekali", jawab Malaikat. "Cukup berkata, "Terima kasih, Tuhan".
"Lalu, berkat apa saja yang perlu kita syukuri", tanyaku.
Malaikat-ku menjawab, "Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini."
"Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia."
"Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputer mu, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu."
Juga.... "Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan ... engkau lebih diberkati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini."
"Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat, maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia".
"Jika orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan ... maka engkau termasuk orang yang sangat jarang."
"Jika engkau masih bisa mencintai ... maka engkau termasuk orang yang besar, karena cinta adalah berkat Tuhan yang tidak didapat dari manapun."
"Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, maka engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik dibandingkan semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan."
"Jika engkau dapat membaca pesan ini, maka engkau menerima berkat ganda, yaitu bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu berpikir bahwa engkau orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa engkau lebih diberkati dari pada lebih dari 2 juta orang di dunia yang bahkan tidak dapat membaca sama sekali".
Nikmatilah hari-harimu, hitunglah berkat yang telah Tuhan anugerahkan kepadamu. Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan ini ke semua teman-temanmu untuk mengingatkan mereka betapa. diberkatinya kita semua.
"Dan ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan bahwa, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu ."
Ditujukan pada : Departemen Pernyataan Terima Kasih.
"Terima kasih, Tuhan! Terima kasih, Tuhan, atas anug'rah-Mu berupa kemampuan untuk menerjemahkan dan membagi pesan ini dan memberikan aku begitu banyak teman-teman yang istimewa untuk saling berbagi."
I Tawarikh 16:34 "Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya."
Kolose 4:2 "Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur."
I Tesalonika 5:18 "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."