Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau. Jack segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu perempatan di situ cukup padat, sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama. Kebetulan jalan di depannya agak lengang. Lampu berganti kuning. Hati Jack berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala.
Jack bimbang, haruskah ia berhenti atau terus saja. "Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak," pikirnya sambil terus melaju. Prit! Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Jack menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati.
Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing. Hey, itu khan Bob, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Jack agak lega. Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.
"Hai, Bob. Senang sekali ketemu kamu lagi!"
"Hai, Jack. "Tanpa senyum.
"Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri saya sedang menunggu di rumah."
"Oh ya?" Tampaknya Bob agak ragu.
Nah, bagus kalau begitu. "Bob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh terlambat, dong."
"Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini."
O-o, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Jack harus ganti strategi.
"Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala.
" ... Aha, terkadang berdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.
"Ayo dong Jack. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIM-mu."
Dengan ketus Jack menyerahkan SIM, lalu masuk ke dalam kendaraan dan Menutup kaca jendelanya. Sementara Bob menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa saat kemudian Bob mengetuk kaca jendela. Jack memandangi wajah Bob dengan penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela itu sedikit. Ah, lima centi sudah cukup untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Bob kembali ke posnya. Jack mengambil surat tilang yang diselipkan Bob di sela-sela kaca jendela. Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru Jack membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Bob.
"Halo Jack, Tahukah kamu Jack, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah.
Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas, ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada.
Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk. Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan aku Jack. Doakan agar permohonan kami terkabulkan.
Berhati-hatilah. (Salam,Bob)."
Jack terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bob. Namun, Bob sudah meninggalkan pos jaganya entah ke mana. Sepanjang jalan pulang ia mengemudi perlahan dengan hati tak tentu sambil berharap kesalahannya dimaafkan.
Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita.
Hidup ini sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati.
Ave Maria !!!
Hari ini kita Peringatan Pesta St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus
Selamat ulang tahun Gereja St. Theresia, menteng Jakarta yang ke 81.
Friday, September 30, 2011
Thursday, September 29, 2011
Sebuah karpet
Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki.
Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik.
Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.
Cuma ada satu masalah, ibu yang pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya.
Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya.
Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu:
"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya.
"Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yang murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.
Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka.
Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi".
Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, napasnya mengandung isak.
Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.
"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu".
Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb.
"Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya
"Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?"
Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".
Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya ada di rumah.
Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming). Dan teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yang tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.
Terlampir beberapa contoh pengubahan sudut pandang :
Saya BERSYUKUR;
1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain
2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.
3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan
4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya saya bekerja dan digaji tinggi
5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman
6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan
7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya saya masih mampu bekerja keras
8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat
9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup
10. Untuk dst...
Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik.
Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.
Cuma ada satu masalah, ibu yang pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya.
Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya.
Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu:
"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya.
"Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yang murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.
Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka.
Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi".
Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, napasnya mengandung isak.
Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.
"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu".
Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb.
"Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya
"Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?"
Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".
Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya ada di rumah.
Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming). Dan teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yang tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.
Terlampir beberapa contoh pengubahan sudut pandang :
Saya BERSYUKUR;
1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain
2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.
3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan
4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya saya bekerja dan digaji tinggi
5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman
6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan
7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya saya masih mampu bekerja keras
8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat
9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup
10. Untuk dst...
Pemeriksaan Kesehatan
Mazmur 26:2
Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.
Jika boleh memilih, kemungkinan besar anda akan merasa berat jika disarankan ke dokter untuk menjalani pemeriksaan fisik. Anda cenderung menganggap bahwa semuanya baik-baik saja dan tidak mau merepotkan dokter anda tentang itu. Namun, karena saran dokter, seringkali anda tidak punya pilihan lain. Anda harus menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur.
Jika boleh memilih, kebanyakan dari kita juga takut dengan pemeriksaan kesehatan rohani. Lagi pula, jika memeriksa roh kita dengan sangat cermat, kita mungkin perlu mengubah satu atau dua kebiasaan. Kita mungkin membutuhkan semacam ‘pemotongan perilaku'.
Saya menyarankan agar kita mengatasi keengganan. Dengan tuntunan Allah, marilah kita menjalani pemeriksaan kesehatan rohani. Pakailah Amsal 4:20-27 sebagai daftar pemeriksaan.
1 Telinga: Apakah kita mendengar firman Allah dengan jelas dan memahaminya? Apakah kita menjalankan apa yang dikatakan di dalamnya?
2 Mata: Apakah kita senantiasa memperhatikan ajaran yang akan menuntun kita menuju kebenaran?
3 Hati: Apakah kita menjaga hati dari yang jahat?
4 Lidah: Apakah mulut kita jujur dan murni?
5 Kaki: Apakah kita sedang berjalan lurus menuju kebenaran Allah tanpa ragu?
Bagaimanakah hasil pemeriksaan rohani Anda? Apakah dari pemeriksaan itu Anda melihat ada bagian-bagian yang perlu dibenahi? Pemeriksaan rohani yang teratur akan membantu memulihkan vitalitas rohani Anda.
PEMERIKSAAN KESEHATAN ROHANI MERUPAKAN KUNCI MENUJU KESEHATAN ROHANI
1 Amsal 4:20 - Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku;
2 Amsal 4:21,25 - janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka.
3 Amsal 4:23 - Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
4 Amsal 4:24 - Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu.
5 Amsal 4:26 - Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu
Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.
Jika boleh memilih, kemungkinan besar anda akan merasa berat jika disarankan ke dokter untuk menjalani pemeriksaan fisik. Anda cenderung menganggap bahwa semuanya baik-baik saja dan tidak mau merepotkan dokter anda tentang itu. Namun, karena saran dokter, seringkali anda tidak punya pilihan lain. Anda harus menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur.
Jika boleh memilih, kebanyakan dari kita juga takut dengan pemeriksaan kesehatan rohani. Lagi pula, jika memeriksa roh kita dengan sangat cermat, kita mungkin perlu mengubah satu atau dua kebiasaan. Kita mungkin membutuhkan semacam ‘pemotongan perilaku'.
Saya menyarankan agar kita mengatasi keengganan. Dengan tuntunan Allah, marilah kita menjalani pemeriksaan kesehatan rohani. Pakailah Amsal 4:20-27 sebagai daftar pemeriksaan.
1 Telinga: Apakah kita mendengar firman Allah dengan jelas dan memahaminya? Apakah kita menjalankan apa yang dikatakan di dalamnya?
2 Mata: Apakah kita senantiasa memperhatikan ajaran yang akan menuntun kita menuju kebenaran?
3 Hati: Apakah kita menjaga hati dari yang jahat?
4 Lidah: Apakah mulut kita jujur dan murni?
5 Kaki: Apakah kita sedang berjalan lurus menuju kebenaran Allah tanpa ragu?
Bagaimanakah hasil pemeriksaan rohani Anda? Apakah dari pemeriksaan itu Anda melihat ada bagian-bagian yang perlu dibenahi? Pemeriksaan rohani yang teratur akan membantu memulihkan vitalitas rohani Anda.
PEMERIKSAAN KESEHATAN ROHANI MERUPAKAN KUNCI MENUJU KESEHATAN ROHANI
1 Amsal 4:20 - Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku;
2 Amsal 4:21,25 - janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka.
3 Amsal 4:23 - Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
4 Amsal 4:24 - Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu.
5 Amsal 4:26 - Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu
Batu Besar
Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswa MBA. Dengan penuh semangat ia berdiri depan kelas dan berkata, “Okay, sekarang waktunya untuk quiz.” Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja.
Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar sekepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada kelas, “Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?” Semua mahasiswa serentak berkata, “Ya!” Dosen bertanya kembali,”Sungguhkah demikian?” Kemudian, dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil- kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu. Kemudian, sekali lagi ia bertanya pada kelas, “Nah,apakah sekarang ember ini sudah penuh?”
Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab, “Mungkin tidak.” “Bagus sekali,” sahut dosen. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas, “Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?” “Belum!” sahut seluruh kelas. Sekali lagi ia berkata, “Bagus. Bagus sekali.” Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya, “Tahukah kalian apa maksud illustrasi ini?”
Seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata,”Maksudnya adalah, tak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya.”
“Oh, bukan,” sahut dosen, “Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari illustrasi mengajarkan pada kita bahwa: bila anda tidak memasukkan “batu besar terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya.”
Apa yang dimaksud dengan “batu besar” dalam hidup anda? Anak-anak anda; Pasangan anda; Pendidikan anda; Hal-hal yang penting dalam hidup anda; Mengajarkan sesuatu pada orang lain; Melakukan pekerjaan yang kau cintai; Waktu untuk diri sendiri; Kesehatan anda; Teman anda; atau semua yang berharga.
Ingatlah untuk selalu memasukkan “Batu Besar” pertama kali atau anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting. Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika akan merenungkan cerita pendek ini, tanyalah pada diri anda sendiri: “Apakah “Batu Besar” dalam hidup saya?” Lalu kerjakan itu pertama kali.”
Ave Maria !!!
Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar sekepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada kelas, “Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?” Semua mahasiswa serentak berkata, “Ya!” Dosen bertanya kembali,”Sungguhkah demikian?” Kemudian, dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil- kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu. Kemudian, sekali lagi ia bertanya pada kelas, “Nah,apakah sekarang ember ini sudah penuh?”
Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab, “Mungkin tidak.” “Bagus sekali,” sahut dosen. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas, “Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?” “Belum!” sahut seluruh kelas. Sekali lagi ia berkata, “Bagus. Bagus sekali.” Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya, “Tahukah kalian apa maksud illustrasi ini?”
Seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata,”Maksudnya adalah, tak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya.”
“Oh, bukan,” sahut dosen, “Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari illustrasi mengajarkan pada kita bahwa: bila anda tidak memasukkan “batu besar terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya.”
Apa yang dimaksud dengan “batu besar” dalam hidup anda? Anak-anak anda; Pasangan anda; Pendidikan anda; Hal-hal yang penting dalam hidup anda; Mengajarkan sesuatu pada orang lain; Melakukan pekerjaan yang kau cintai; Waktu untuk diri sendiri; Kesehatan anda; Teman anda; atau semua yang berharga.
Ingatlah untuk selalu memasukkan “Batu Besar” pertama kali atau anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting. Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika akan merenungkan cerita pendek ini, tanyalah pada diri anda sendiri: “Apakah “Batu Besar” dalam hidup saya?” Lalu kerjakan itu pertama kali.”
Ave Maria !!!
Monday, September 26, 2011
Allah mempunyai fotomu
Seorang artis pencandu obat-obatan dan divonis oleh dokter bahwa dia terkena virus HIV, kini tergolek sekarat di rumahnya. Seorang teman datang untuk menghibur dan mencoba menguatkan imannya. Namun dosa-dosa yang telah diperbuat sang artis ini telah membutakan nya sehingga dia merasa sangat putus asa. "Aku berdosa', katanya. "Aku telah menghancurkan hidupku sendiri dan kehidupan banyak orang di sekelilingku. Sekarang aku tersiksa dan tidak ada lagi yang bisa aku perbuat untuk memperbaikinya. Aku akan masuk neraka."
Temannya ini meihat ada sebuah potret gadis kecil yang cantik dan lucu dengan figura indah di atas meja kecil di samping tempat tidur sang artis. Lalu dia bertanya,"Foto siapa ini?"
Mendengar pertanyaan itu, si artis bangkit semangatnya dan menjawab dengan antusias, " Itu putriku. Dia adalah mutiara hidupku. Satu-satunya yang terindah yang aku miliki."
"Apakah kamu akan menolongnya jika dia mendapat kesulitan atau apakah kamu memaafkannya apabila dia melakukan kesalahan. Apakah kamu masih menyayanginya?", tanya sang teman.
"Tentu saja," jawab sang artis. "Aku akan melakukan apapun demi dia. Mengapa kamu bertanya seperti ini?"
"Saya ingin kamu tahu bahwa Allah juga punya foto dirimu di atas mejanya."
Sang artis tersentak. Sudah lama ia tidak mendengar kata Allah dan bahkan tidak pernah mengucapkannya.
Saudara, mengapa kita sering menghakimi diri kita sendiri dengan tuduhan-tuduhan yang kejam, dengan pikiran-pikiran yang jelek? Kalau kita saja mengahkimi diri sendiri seperti itu, bagaimana dengan orang lain? Apakah kita lupa, bahwa kita ini milik kepunyaan Allah? Apakah kita lupa pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib adalah untuk membuktikan kepada kita bahwa kita ini berharga dan mulia. Kita sangat sangat dikasihi-Nya. Seburuk apapun kesalahan dan pelanggaran kita, Allah mau mengampuninya. Kasih-Nya menutupi semuanya. Kasih-Nya tulus, yang dibuktikanNya dengan datang sebagai Bayi kecil, kemudian Dia mencurahkan darah-Nya untuk menebus kita dan menguduskan kita sekali untuk selamanya. Dia bukan hanya mempunyai foto diri kita, tapi juga keseluruhan hidup kita. Kita harus bersyukur karena kita terpahat ditanganNya.
Ave Maria !!!
Temannya ini meihat ada sebuah potret gadis kecil yang cantik dan lucu dengan figura indah di atas meja kecil di samping tempat tidur sang artis. Lalu dia bertanya,"Foto siapa ini?"
Mendengar pertanyaan itu, si artis bangkit semangatnya dan menjawab dengan antusias, " Itu putriku. Dia adalah mutiara hidupku. Satu-satunya yang terindah yang aku miliki."
"Apakah kamu akan menolongnya jika dia mendapat kesulitan atau apakah kamu memaafkannya apabila dia melakukan kesalahan. Apakah kamu masih menyayanginya?", tanya sang teman.
"Tentu saja," jawab sang artis. "Aku akan melakukan apapun demi dia. Mengapa kamu bertanya seperti ini?"
"Saya ingin kamu tahu bahwa Allah juga punya foto dirimu di atas mejanya."
Sang artis tersentak. Sudah lama ia tidak mendengar kata Allah dan bahkan tidak pernah mengucapkannya.
Saudara, mengapa kita sering menghakimi diri kita sendiri dengan tuduhan-tuduhan yang kejam, dengan pikiran-pikiran yang jelek? Kalau kita saja mengahkimi diri sendiri seperti itu, bagaimana dengan orang lain? Apakah kita lupa, bahwa kita ini milik kepunyaan Allah? Apakah kita lupa pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib adalah untuk membuktikan kepada kita bahwa kita ini berharga dan mulia. Kita sangat sangat dikasihi-Nya. Seburuk apapun kesalahan dan pelanggaran kita, Allah mau mengampuninya. Kasih-Nya menutupi semuanya. Kasih-Nya tulus, yang dibuktikanNya dengan datang sebagai Bayi kecil, kemudian Dia mencurahkan darah-Nya untuk menebus kita dan menguduskan kita sekali untuk selamanya. Dia bukan hanya mempunyai foto diri kita, tapi juga keseluruhan hidup kita. Kita harus bersyukur karena kita terpahat ditanganNya.
Ave Maria !!!
Sunday, September 25, 2011
Apa yang dibutuhkan pasangan Anda?
Ibu saya adalah seorang yang sangat baik, sejak kecil, saya melihatnya dengan begitu gigih menjaga keutuhan keluarga. Ia selalu bangun dini hari, memasak bubur yang panas untuk ayah, karena lambung ayah tidak baik, pagi hari hanya bisa makan bubur.
Setelah itu, masih harus memasak sepanci nasi untuk anak-anak, karena anak-anak sedang dalam masa pertumbuhan, perlu makan nasi, dengan begitu baru tidak akan lapar seharian di sekolah.
Setiap sore, ibu selalu membungkukkan badan menyikat panci, setiap panci di rumah kami bisa dijadikan cermin, tidak ada noda sedikit pun.
Menjelang malam, dengan giat ibu membersihkan lantai, mengepel seinci demi seinci, lantai di rumah tampak lebih bersih dibanding sisi tempat tidur orang lain, tiada debu sedikit pun meski berjalan dengan kaki telanjang.
Ibu saya adalah seorang wanita yang sangat rajin. Namun, di mata ayahku, ia (ibu) bukan pasangan yang baik. Dalam proses pertumbuhan saya, tidak hanya sekali saja ayah selalu menyatakan kesepiannya dalam perkawinan, tidak memahaminya.
Ayah saya adalah seorang laki-laki yang bertanggung jawab. Ia tidak merokok, tidak minum-minuman keras, serius dalam pekerjaan, setiap hari berangkat kerja tepat waktu, bahkan saat libur juga masih mengatur jadwal sekolah anak-anak, mengatur waktu istrirahat anak-anak, ia adalah seorang
ayah yang penuh tanggung jawab, mendorong anak-anak untuk berprestasi dalam pelajaran. Ia suka main catur, suka larut dalam dunia buku-buku kuno.
Ayah saya adalah seoang laki-laki yang baik, di mata anak-anak, ia maha besar seperti langit, menjaga kami, melindungi kami dan mendidik kami. Hanya saja, di mata ibuku, ia juga bukan seorang pasangan yang baik, dalam proses pertumbuhan saya, kerap kali saya melihat ibu menangis terisak secara diam-diam di sudut halaman.
Ayah menyatakannya dengan kata-kata, sedang ibu dengan aksi, menyatakan kepedihan yang dijalani dalam perkawinan.
Dalam proses pertumbuhan, aku melihat juga mendengar ketidakberdayaan dalam perkawinan ayah dan ibu, sekaligus merasakan betapa baiknya mereka, dan mereka layak mendapatkan sebuah perkawinan yang baik. Sayangnya, dalam masa-masa keberadaan ayah di dunia, kehidupan perkawinan mereka lalui dalam kegagalan, sedangkan aku, juga tumbuh dalam kebingungan, dan aku bertanya pada diriku sendiri : Dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia?
Pengorbanan yang dianggap benar.
Setelah dewasa, saya akhirnya memasuki usia perkawinan, dan secara perlahan -lahan saya pun mengetahui akan jawaban ini.
Di masa awal perkawinan, saya juga sama seperti ibu, berusaha menjaga keutuhan keluarga, menyikat panci dan membersihkan lantai, dengan sungguh-sungguh berusaha memelihara perkawinan sendiri. Anehnya, saya tidak merasa bahagia ; dan suamiku sendiri, sepertinya juga tidak bahagia. Saya
merenung, mungkin lantai kurang bersih, masakan tidak enak, lalu, dengan giat saya membersihkan lantai lagi, dan memasak dengan sepenuh hati. Namun, rasanya, kami berdua tetap saja tidak bahagia.
Hingga suatu hari, ketika saya sedang sibuk membersihkan lantai, suami saya berkata : "Istriku, temani aku sejenak mendengar alunan musik!"
Dengan mimik tidak senang saya berkata : "Apa tidak melihat masih ada separoh lantai lagi yang belum dipel?"
Begitu kata-kata ini terlontar, saya pun termenung, kata-kata yang sangat tidak asing di telinga, dalam perkawinan ayah dan ibu saya, ibu juga kerap berkata begitu sama ayah. Saya sedang mempertunjukkan kembali perkawinan ayah dan ibu, sekaligus mengulang kembali ketidakbahagiaan dalam perkwinan
mereka. Ada beberapa kesadaran muncul dalam hati saya.
Yang kamu inginkan?
Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu memandang suamiku, dan teringat akan ayah saya... Ia selalu tidak mendapatkan pasangan yang dia inginkan dalam perkawinannya, Waktu ibu menyikat panci lebih lama daripada menemaninya. Terus menerus mengerjakan urusan rumah tangga, adalah cara ibu dalam mempertahankan perkawinan, ia memberi ayah sebuah rumah yang bersih, namun, jarang menemaninya, sibuk mengurus rumah, ia berusaha mencintai ayah dengan caranya, dan cara ini adalah mengerjakan urusan rumah tangga.
Dan aku, aku juga menggunakan caraku berusaha mencintai suamiku. Cara saya juga sama seperti ibu, perkawinan saya sepertinya tengah melangkah ke dalam sebuah cerita, dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia. Kesadaran saya membuat saya membuat keputusan (pilihan) yang sama. Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu duduk di sisi suami, menemaninya mendengar musik, dan dari kejauhan, saat memandangi kain pel di atas lantai seperti menatapi nasib ibu.
Saya bertanya pada suamiku : "Apa yang kau butuhkan?"
"Aku membutuhkanmu untuk menemaniku mendengar musik, rumah kotor sedikit tidak apa-apalah, nanti saya carikan pembantu untukmu, dengan begitu kau bisa menemaniku," ujar suamiku.
"Saya kira kamu perlu rumah yang bersih, ada yang memasak untukmu, ada yang mencuci pakianmu.... ," dan saya mengatakan sekaligus serentetan hal-hal yang dibutuhkannya.
"Semua itu tidak pentinglah," ujar suamiku. "Yang paling kuharapkan adalah kau bisa lebih sering menemaniku."
Ternyata sia-sia semua pekerjaan yang saya lakukan, hasilnya benar-benar membuat saya terkejut. Kami meneruskan menikamti kebutuhan masing-masing, dan baru saya sadari ternyata dia juga telah banyak melakukan pekerjaan yang sia-sia, kami memiliki cara masing-masing bagaimana mencintai, namun,
bukannya cara pihak kedua.
Jalan kebahagiaan
Sejak itu, saya menderetkan sebuah daftar kebutuhan suami, dan meletakkanya di atas meja buku, Begitu juga dengan suamiku, dia juga menderetkan sebuah daftar kebutuhanku. Puluhan kebutuhan yang panjang lebar dan jelas, seperti misalnya, waktu senggang menemani pihak kedua mendengar musik, saling memeluk kalau sempat, setiap pagi memberi sentuhan selamat jalan bila berangkat.
Beberapa hal cukup mudah dilaksanakan, tapi ada juga yang cukup sulit, misalnya, "Dengarkan aku, jangan memberi komentar." Ini adalah kebutuhan suami. Kalau saya memberinya usul, dia bilang akan merasa dirinya akan tampak seperti orang bodoh. Menurutku, ini benar-benar masalah gengsi laki-laki.
Saya juga meniru suami tidak memberikan usul, kecuali dia bertanya pada saya, kalau tidak saya hanya boleh mendengar dengan serius, menurut sampai tuntas, demikian juga ketika salah jalan. Bagi saya ini benar-benar sebuah jalan yang sulit dipelajari, namun, jauh lebih santai daripada mengepel, dan dalam kepuasan kebutuhan kami ini, perkawinan yang kami jalani juga kian hari semakin penuh daya hidup.
Saat saya lelah, saya memilih beberapa hal yang gampang dikerjakan, misalnya menyetel musik ringan, dan kalau lagi segar bugar merancang perjalanan keluar kota. Menariknya, pergi ke taman flora adalah hal bersama dan kebutuhan kami, setiap ada pertikaian, selalu pergi ke taman flora, dan selalu bisa menghibur gejolak hati masing-masing. Sebenarnya, kami saling mengenal dan mencintai juga dikarenakan kesukaan kami pada taman flora, lalu bersama kita menapak ke tirai merah perkawinan, kembali ke taman bisa kembali ke dalam suasana hati yang saling mencintai bertahun-tahun silam.
Bertanya pada pihak kedua : "Apa yang kau inginkan?" Kata-kata ini telah menghidupkan sebuah jalan kebahagiaan lain dalam perkawinan. Keduanya akhirnya melangkah ke jalan bahagia.
Kini, saya tahu kenapa perkawinan ayah ibu tidak bisa bahagia, mereka terlalu bersikeras menggunakan cara sendiri dalam mencintai pihak kedua, bukan mencintai pasangannya dengan cara pihak kedua. Diri sendiri lelahnya setengah mati, namun, pihak kedua tidak dapat merasakannya, akhirnya ketika menghadapi penantian perkawinan, hati ini juga sudah kecewa dan hancur.
Karena Tuhan telah menciptakan perkawinan, maka menurut saya, setiap orang pantas dan layak memiliki sebuah perkawinan yang bahagia, asalkan cara yang kita pakai itu tepat, menjadi orang yang dibutuhkan pihak kedua! Bukannya memberi atas keinginan kita sendiri, perkawinan yang baik, pasti dapat diharapkan.
Tuhan memberkati...
Ave Maria !!!
Setelah itu, masih harus memasak sepanci nasi untuk anak-anak, karena anak-anak sedang dalam masa pertumbuhan, perlu makan nasi, dengan begitu baru tidak akan lapar seharian di sekolah.
Setiap sore, ibu selalu membungkukkan badan menyikat panci, setiap panci di rumah kami bisa dijadikan cermin, tidak ada noda sedikit pun.
Menjelang malam, dengan giat ibu membersihkan lantai, mengepel seinci demi seinci, lantai di rumah tampak lebih bersih dibanding sisi tempat tidur orang lain, tiada debu sedikit pun meski berjalan dengan kaki telanjang.
Ibu saya adalah seorang wanita yang sangat rajin. Namun, di mata ayahku, ia (ibu) bukan pasangan yang baik. Dalam proses pertumbuhan saya, tidak hanya sekali saja ayah selalu menyatakan kesepiannya dalam perkawinan, tidak memahaminya.
Ayah saya adalah seorang laki-laki yang bertanggung jawab. Ia tidak merokok, tidak minum-minuman keras, serius dalam pekerjaan, setiap hari berangkat kerja tepat waktu, bahkan saat libur juga masih mengatur jadwal sekolah anak-anak, mengatur waktu istrirahat anak-anak, ia adalah seorang
ayah yang penuh tanggung jawab, mendorong anak-anak untuk berprestasi dalam pelajaran. Ia suka main catur, suka larut dalam dunia buku-buku kuno.
Ayah saya adalah seoang laki-laki yang baik, di mata anak-anak, ia maha besar seperti langit, menjaga kami, melindungi kami dan mendidik kami. Hanya saja, di mata ibuku, ia juga bukan seorang pasangan yang baik, dalam proses pertumbuhan saya, kerap kali saya melihat ibu menangis terisak secara diam-diam di sudut halaman.
Ayah menyatakannya dengan kata-kata, sedang ibu dengan aksi, menyatakan kepedihan yang dijalani dalam perkawinan.
Dalam proses pertumbuhan, aku melihat juga mendengar ketidakberdayaan dalam perkawinan ayah dan ibu, sekaligus merasakan betapa baiknya mereka, dan mereka layak mendapatkan sebuah perkawinan yang baik. Sayangnya, dalam masa-masa keberadaan ayah di dunia, kehidupan perkawinan mereka lalui dalam kegagalan, sedangkan aku, juga tumbuh dalam kebingungan, dan aku bertanya pada diriku sendiri : Dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia?
Pengorbanan yang dianggap benar.
Setelah dewasa, saya akhirnya memasuki usia perkawinan, dan secara perlahan -lahan saya pun mengetahui akan jawaban ini.
Di masa awal perkawinan, saya juga sama seperti ibu, berusaha menjaga keutuhan keluarga, menyikat panci dan membersihkan lantai, dengan sungguh-sungguh berusaha memelihara perkawinan sendiri. Anehnya, saya tidak merasa bahagia ; dan suamiku sendiri, sepertinya juga tidak bahagia. Saya
merenung, mungkin lantai kurang bersih, masakan tidak enak, lalu, dengan giat saya membersihkan lantai lagi, dan memasak dengan sepenuh hati. Namun, rasanya, kami berdua tetap saja tidak bahagia.
Hingga suatu hari, ketika saya sedang sibuk membersihkan lantai, suami saya berkata : "Istriku, temani aku sejenak mendengar alunan musik!"
Dengan mimik tidak senang saya berkata : "Apa tidak melihat masih ada separoh lantai lagi yang belum dipel?"
Begitu kata-kata ini terlontar, saya pun termenung, kata-kata yang sangat tidak asing di telinga, dalam perkawinan ayah dan ibu saya, ibu juga kerap berkata begitu sama ayah. Saya sedang mempertunjukkan kembali perkawinan ayah dan ibu, sekaligus mengulang kembali ketidakbahagiaan dalam perkwinan
mereka. Ada beberapa kesadaran muncul dalam hati saya.
Yang kamu inginkan?
Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu memandang suamiku, dan teringat akan ayah saya... Ia selalu tidak mendapatkan pasangan yang dia inginkan dalam perkawinannya, Waktu ibu menyikat panci lebih lama daripada menemaninya. Terus menerus mengerjakan urusan rumah tangga, adalah cara ibu dalam mempertahankan perkawinan, ia memberi ayah sebuah rumah yang bersih, namun, jarang menemaninya, sibuk mengurus rumah, ia berusaha mencintai ayah dengan caranya, dan cara ini adalah mengerjakan urusan rumah tangga.
Dan aku, aku juga menggunakan caraku berusaha mencintai suamiku. Cara saya juga sama seperti ibu, perkawinan saya sepertinya tengah melangkah ke dalam sebuah cerita, dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia. Kesadaran saya membuat saya membuat keputusan (pilihan) yang sama. Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu duduk di sisi suami, menemaninya mendengar musik, dan dari kejauhan, saat memandangi kain pel di atas lantai seperti menatapi nasib ibu.
Saya bertanya pada suamiku : "Apa yang kau butuhkan?"
"Aku membutuhkanmu untuk menemaniku mendengar musik, rumah kotor sedikit tidak apa-apalah, nanti saya carikan pembantu untukmu, dengan begitu kau bisa menemaniku," ujar suamiku.
"Saya kira kamu perlu rumah yang bersih, ada yang memasak untukmu, ada yang mencuci pakianmu.... ," dan saya mengatakan sekaligus serentetan hal-hal yang dibutuhkannya.
"Semua itu tidak pentinglah," ujar suamiku. "Yang paling kuharapkan adalah kau bisa lebih sering menemaniku."
Ternyata sia-sia semua pekerjaan yang saya lakukan, hasilnya benar-benar membuat saya terkejut. Kami meneruskan menikamti kebutuhan masing-masing, dan baru saya sadari ternyata dia juga telah banyak melakukan pekerjaan yang sia-sia, kami memiliki cara masing-masing bagaimana mencintai, namun,
bukannya cara pihak kedua.
Jalan kebahagiaan
Sejak itu, saya menderetkan sebuah daftar kebutuhan suami, dan meletakkanya di atas meja buku, Begitu juga dengan suamiku, dia juga menderetkan sebuah daftar kebutuhanku. Puluhan kebutuhan yang panjang lebar dan jelas, seperti misalnya, waktu senggang menemani pihak kedua mendengar musik, saling memeluk kalau sempat, setiap pagi memberi sentuhan selamat jalan bila berangkat.
Beberapa hal cukup mudah dilaksanakan, tapi ada juga yang cukup sulit, misalnya, "Dengarkan aku, jangan memberi komentar." Ini adalah kebutuhan suami. Kalau saya memberinya usul, dia bilang akan merasa dirinya akan tampak seperti orang bodoh. Menurutku, ini benar-benar masalah gengsi laki-laki.
Saya juga meniru suami tidak memberikan usul, kecuali dia bertanya pada saya, kalau tidak saya hanya boleh mendengar dengan serius, menurut sampai tuntas, demikian juga ketika salah jalan. Bagi saya ini benar-benar sebuah jalan yang sulit dipelajari, namun, jauh lebih santai daripada mengepel, dan dalam kepuasan kebutuhan kami ini, perkawinan yang kami jalani juga kian hari semakin penuh daya hidup.
Saat saya lelah, saya memilih beberapa hal yang gampang dikerjakan, misalnya menyetel musik ringan, dan kalau lagi segar bugar merancang perjalanan keluar kota. Menariknya, pergi ke taman flora adalah hal bersama dan kebutuhan kami, setiap ada pertikaian, selalu pergi ke taman flora, dan selalu bisa menghibur gejolak hati masing-masing. Sebenarnya, kami saling mengenal dan mencintai juga dikarenakan kesukaan kami pada taman flora, lalu bersama kita menapak ke tirai merah perkawinan, kembali ke taman bisa kembali ke dalam suasana hati yang saling mencintai bertahun-tahun silam.
Bertanya pada pihak kedua : "Apa yang kau inginkan?" Kata-kata ini telah menghidupkan sebuah jalan kebahagiaan lain dalam perkawinan. Keduanya akhirnya melangkah ke jalan bahagia.
Kini, saya tahu kenapa perkawinan ayah ibu tidak bisa bahagia, mereka terlalu bersikeras menggunakan cara sendiri dalam mencintai pihak kedua, bukan mencintai pasangannya dengan cara pihak kedua. Diri sendiri lelahnya setengah mati, namun, pihak kedua tidak dapat merasakannya, akhirnya ketika menghadapi penantian perkawinan, hati ini juga sudah kecewa dan hancur.
Karena Tuhan telah menciptakan perkawinan, maka menurut saya, setiap orang pantas dan layak memiliki sebuah perkawinan yang bahagia, asalkan cara yang kita pakai itu tepat, menjadi orang yang dibutuhkan pihak kedua! Bukannya memberi atas keinginan kita sendiri, perkawinan yang baik, pasti dapat diharapkan.
Tuhan memberkati...
Ave Maria !!!
Saturday, September 24, 2011
Bag Lady
Ada kisah tentang kebaikan dan kasih yang tercecer dari antara perayaan-perayaan Natal. Semacam kisah Orang Samaria yang Baik Hati. Kisah tentang kasih yang indah ini sayangnya tidak terjadi di gereja, tetapi di sebuah Dept. Store di Amerika Serikat.
Pada suatu hari seorang pengemis wanita yang dikenal dengan sebutan “Bag Lady” (karena segala harta-bendanya hanya termuat dalam sebuah tas yang ia jinjing kemana-mana sambil mengemis) memasuki sebuah Dept. Store yang mewah sekali. Hari-hari itu adalah menjelang hari Natal. Toko itu dihias dengan indah sekali. Lantainya semua dilapisi karpet yang baru dan indah. Pengemis ini tanpa ragu-ragu memasuki toko ini. Bajunya kotor dan penuh lubang-lubang. Badannya mungkin sudah tidak mandi berminggu-minggu. Bau badan menyengat hidung.
Ketika itu seorang hamba Tuhan wanita mengikutinya dari belakang. Ia berjaga-jaga, kalau petugas sekuriti toko itu mengusir pengemis ini, sang hamba Tuhan mungkin dapat membela atau membantunya.
Wah, tentu pemilik atau pengurus toko mewah ini tidak ingin ada pengemis kotor dan bau mengganggu para pelanggan terhormat yang ada di toko itu. Begitu pikir sang hamba Tuhan wanita. Tetapi pengemis ini dapat terus masuk ke bagian-bagian dalam toko itu. Tak ada petugas keamanan yang mencegat dan mengusirnya.
Aneh ya Padahal, para pelanggan lain berlalu lalang di situ dengan setelan jas atau gaun yang mewah dan mahal. Di tengah Dept. Store itu ada piano besar (grand piano) yang dimainkan seorang pianis dengan jas tuksedo, mengiringi para penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu natal dengan gaun yang indah. Suasana di toko itu tidak cocok sekali bagi si pengemis wanita itu. Ia nampak seperti makhluk aneh di lingkungan gemerlapan itu. Tetapi sang “bag lady” jalan terus. Sang hamba Tuhan itu juga mengikuti terus dari jarak tertentu.
Rupanya pengemis itu mencari sesuatu di bagian Gaun Wanita. Ia mendatangi counter paling eksklusif yang memajang gaun-gaun mahal bermerek (branded items) dengan harga di atas $ 2500 per piece. Kalau dikonversi dengan kurs hari-hari ini, harganya dalam rupiah sekitar Rp. 20 juta per piece. Baju-baju yang mahal dan mewah ! Apa yang dikerjakan pengemis ini ?
Sang pelayan bertanya, “Apa yang dapat saya bantu bagi anda?”
“Saya ingin mencoba gaun merah muda itu ?”
Kalau anda ada di posisi sang pelayan itu, bagaimana respons anda ? Wah, kalau pengemis ini mencobanya tentu gaun-gaun mahal itu akan jadi kotor dan bau, dan pelanggan lain yang melihat mungkin akan jijik membeli baju-baju ini setelah dia pakai. Apalagi bau badan orang ini begitu menyengat, tentu akan merusak gaun-gaun itu.
Tetapi mari kita dengarkan apa jawaban sang pelayan toko mewah itu.
“Berapa ukuran yang anda perlukan ?” “Tidak tahu!” “Baiklah, mari saya ukur dulu.”
Pelayan itu mengambil pita meteran, mendekati pengemis itu, mengukur bahu, pinggang, dan panjang badannya. Bau menusuk hidung terhirup ketika ia berdekatan dengan pengemis ini. Ia cuek saja. Ia layani pengemis ini seperti satu-satunya pelanggan terhormat yang mengunjungi counternya.
“OK, saya sudah dapatkan nomor yang pas untuk nyonya ! Cobalah yang ini !” Ia memberikan gaun itu untuk dicoba di kamar pas.
“Ah, yang ini kurang cocok untuk saya. Apakah saya boleh mencoba yang lain ?” “Oh, tentu !”
Kurang lebih dua jam pelayan ini menghabiskan waktunya untuk melayani sang bag lady. Apakah pengemis ini akhirnya membeli salah satu gaun yang dicobanya? Tentu saja tidak ! Gaun seharga puluhan juta rupiah itu jauh dari jangkauan kemampuan keuangannya. Pengemis itu kemudian berlalu begitu saja, tetapi dengan kepala tegak karena ia telah diperlakukan sebagai layaknya seorang manusia. Biasanya ia dipandang sebelah mata.
Hari itu ada seorang pelayan toko yang melayaninya, yang menganggapnya seperti orang penting, yang mau mendengarkan permintaannya. Tetapi mengapa pelayan toko itu repot-repot melayaninya ? Bukankah kedatangan pengemis itu membuang-buang waktu dan perlu biaya bagi toko itu? Toko itu harus mengirim gaun-gaun yang sudah dicoba itu ke Laundry, dicuci bersih agar kembali tampak indah dan tidak bau. Pertanyaan ini juga mengganggu sang hamba Tuhan yang memperhatikan apa yang terjadi di counter itu.
Kemudian hamba Tuhan ini bertanya kepada pelayan toko itu setelah ia selesai melayani tamu “istimewa”-nya. “Mengapa anda membiarkan pengemis itu mencoba gaun-gaun indah ini ?”
“Oh, memang tugas saya adalah melayani dan berbuat baik (My job is to serve and to be kind !)
“Tetapi, anda ‘kan tahu bahwa pengemis itu tidak mungkin sanggup membeli gaun-gaun mahal ini ?”
“Maaf, soal itu bukan urusan saya. Saya tidak dalam posisi untuk menilai atau menghakimi para pelanggan saya. Tugas saya adalah untuk melayani dan berbuat baik.”
Hamba Tuhan ini tersentak kaget. Di jaman yang penuh keduniawian ini ternyata masih ada orang-orang yang tugasnya adalah melayani dan berbuat baik, tanpa perlu menghakimi orang lain.
Hamba Tuhan ini akhirnya memutuskan untuk membawakan khotbah pada hari Minggu berikutnya dengan thema : “Injil Menurut Toko Serba Ada”.
Khotbah ini menyentuh banyak orang, dan kemudian diberitakan di halaman-halaman surat kabar di kota itu.
Berita itu menggugah banyak orang sehingga mereka juga ingin dilayani di toko yang eksklusif ini. Pengemis wanita itu tidak membeli apa-apa, tidak memberi keuntungan apa-apa, tetapi akibat perlakuan istimewa toko itu kepadanya, hasil penjualan toko itu meningkat drastis, sehingga pada bulan itu keuntungan naik 48 % !
“Peliharalah kasih persaudaraan ! Jangan kamu lupa memberi kebaikan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.” Ibrani 13:1.
Ave Maria !!!
Pada suatu hari seorang pengemis wanita yang dikenal dengan sebutan “Bag Lady” (karena segala harta-bendanya hanya termuat dalam sebuah tas yang ia jinjing kemana-mana sambil mengemis) memasuki sebuah Dept. Store yang mewah sekali. Hari-hari itu adalah menjelang hari Natal. Toko itu dihias dengan indah sekali. Lantainya semua dilapisi karpet yang baru dan indah. Pengemis ini tanpa ragu-ragu memasuki toko ini. Bajunya kotor dan penuh lubang-lubang. Badannya mungkin sudah tidak mandi berminggu-minggu. Bau badan menyengat hidung.
Ketika itu seorang hamba Tuhan wanita mengikutinya dari belakang. Ia berjaga-jaga, kalau petugas sekuriti toko itu mengusir pengemis ini, sang hamba Tuhan mungkin dapat membela atau membantunya.
Wah, tentu pemilik atau pengurus toko mewah ini tidak ingin ada pengemis kotor dan bau mengganggu para pelanggan terhormat yang ada di toko itu. Begitu pikir sang hamba Tuhan wanita. Tetapi pengemis ini dapat terus masuk ke bagian-bagian dalam toko itu. Tak ada petugas keamanan yang mencegat dan mengusirnya.
Aneh ya Padahal, para pelanggan lain berlalu lalang di situ dengan setelan jas atau gaun yang mewah dan mahal. Di tengah Dept. Store itu ada piano besar (grand piano) yang dimainkan seorang pianis dengan jas tuksedo, mengiringi para penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu natal dengan gaun yang indah. Suasana di toko itu tidak cocok sekali bagi si pengemis wanita itu. Ia nampak seperti makhluk aneh di lingkungan gemerlapan itu. Tetapi sang “bag lady” jalan terus. Sang hamba Tuhan itu juga mengikuti terus dari jarak tertentu.
Rupanya pengemis itu mencari sesuatu di bagian Gaun Wanita. Ia mendatangi counter paling eksklusif yang memajang gaun-gaun mahal bermerek (branded items) dengan harga di atas $ 2500 per piece. Kalau dikonversi dengan kurs hari-hari ini, harganya dalam rupiah sekitar Rp. 20 juta per piece. Baju-baju yang mahal dan mewah ! Apa yang dikerjakan pengemis ini ?
Sang pelayan bertanya, “Apa yang dapat saya bantu bagi anda?”
“Saya ingin mencoba gaun merah muda itu ?”
Kalau anda ada di posisi sang pelayan itu, bagaimana respons anda ? Wah, kalau pengemis ini mencobanya tentu gaun-gaun mahal itu akan jadi kotor dan bau, dan pelanggan lain yang melihat mungkin akan jijik membeli baju-baju ini setelah dia pakai. Apalagi bau badan orang ini begitu menyengat, tentu akan merusak gaun-gaun itu.
Tetapi mari kita dengarkan apa jawaban sang pelayan toko mewah itu.
“Berapa ukuran yang anda perlukan ?” “Tidak tahu!” “Baiklah, mari saya ukur dulu.”
Pelayan itu mengambil pita meteran, mendekati pengemis itu, mengukur bahu, pinggang, dan panjang badannya. Bau menusuk hidung terhirup ketika ia berdekatan dengan pengemis ini. Ia cuek saja. Ia layani pengemis ini seperti satu-satunya pelanggan terhormat yang mengunjungi counternya.
“OK, saya sudah dapatkan nomor yang pas untuk nyonya ! Cobalah yang ini !” Ia memberikan gaun itu untuk dicoba di kamar pas.
“Ah, yang ini kurang cocok untuk saya. Apakah saya boleh mencoba yang lain ?” “Oh, tentu !”
Kurang lebih dua jam pelayan ini menghabiskan waktunya untuk melayani sang bag lady. Apakah pengemis ini akhirnya membeli salah satu gaun yang dicobanya? Tentu saja tidak ! Gaun seharga puluhan juta rupiah itu jauh dari jangkauan kemampuan keuangannya. Pengemis itu kemudian berlalu begitu saja, tetapi dengan kepala tegak karena ia telah diperlakukan sebagai layaknya seorang manusia. Biasanya ia dipandang sebelah mata.
Hari itu ada seorang pelayan toko yang melayaninya, yang menganggapnya seperti orang penting, yang mau mendengarkan permintaannya. Tetapi mengapa pelayan toko itu repot-repot melayaninya ? Bukankah kedatangan pengemis itu membuang-buang waktu dan perlu biaya bagi toko itu? Toko itu harus mengirim gaun-gaun yang sudah dicoba itu ke Laundry, dicuci bersih agar kembali tampak indah dan tidak bau. Pertanyaan ini juga mengganggu sang hamba Tuhan yang memperhatikan apa yang terjadi di counter itu.
Kemudian hamba Tuhan ini bertanya kepada pelayan toko itu setelah ia selesai melayani tamu “istimewa”-nya. “Mengapa anda membiarkan pengemis itu mencoba gaun-gaun indah ini ?”
“Oh, memang tugas saya adalah melayani dan berbuat baik (My job is to serve and to be kind !)
“Tetapi, anda ‘kan tahu bahwa pengemis itu tidak mungkin sanggup membeli gaun-gaun mahal ini ?”
“Maaf, soal itu bukan urusan saya. Saya tidak dalam posisi untuk menilai atau menghakimi para pelanggan saya. Tugas saya adalah untuk melayani dan berbuat baik.”
Hamba Tuhan ini tersentak kaget. Di jaman yang penuh keduniawian ini ternyata masih ada orang-orang yang tugasnya adalah melayani dan berbuat baik, tanpa perlu menghakimi orang lain.
Hamba Tuhan ini akhirnya memutuskan untuk membawakan khotbah pada hari Minggu berikutnya dengan thema : “Injil Menurut Toko Serba Ada”.
Khotbah ini menyentuh banyak orang, dan kemudian diberitakan di halaman-halaman surat kabar di kota itu.
Berita itu menggugah banyak orang sehingga mereka juga ingin dilayani di toko yang eksklusif ini. Pengemis wanita itu tidak membeli apa-apa, tidak memberi keuntungan apa-apa, tetapi akibat perlakuan istimewa toko itu kepadanya, hasil penjualan toko itu meningkat drastis, sehingga pada bulan itu keuntungan naik 48 % !
“Peliharalah kasih persaudaraan ! Jangan kamu lupa memberi kebaikan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.” Ibrani 13:1.
Ave Maria !!!
Friday, September 23, 2011
Apakah dia tulang rusukku ?
Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, Dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka Dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. Ya, tentang cinta.
Dara : "Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?"
Raka : "Kamu dong.."
Dara : "Menurut kamu, aku ini siapa?"
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) "Kamu tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam Dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang Dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati."
Setelah menikah, Dara Dan Raka mengalami masa yang indah Dan manis untuk sesaat.
Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing Dan kepenatan hidup yang kian mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian Dan cinta satu sama lain.
Mereka mulai bertengkar Dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu Hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, "Kamu nggak cinta lagi sama aku!" Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara Dan secara spontan balik Berteriak, "Aku menyesal Kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!"
Tiba-tiba Dara menjadi terdiam, berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar. Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air Yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali.
Dengan berlinang air Mata, Dara kembali ke rumah Dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. "Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan Kita berpisah Dan mencari pasangan sejati masing-masing. "
Lima tahun berlalu..
Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, Dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, Merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya.
Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, IA merasakan Ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara.
Suatu Hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan Dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, Mata mereka tak saling mau lepas.
Raka : "Apa kabar?"
Dara : "Baik... Ngg.. Apakah kamu sudah menemukan tulang rusukmu yang
hilang?"
Raka : "Belum.."
Dara : "Aku terbang ke New York di penerbangan berikut."
Raka : "Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon Kita, belum Ada yang berubah. Tidak akan Ada yang Berubah."
Dara tersenyum manis, lalu berlalu. "Good bye...."
Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya Dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang Rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.
"Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling Kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal"
Dara : "Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?"
Raka : "Kamu dong.."
Dara : "Menurut kamu, aku ini siapa?"
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) "Kamu tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam Dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang Dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati."
Setelah menikah, Dara Dan Raka mengalami masa yang indah Dan manis untuk sesaat.
Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing Dan kepenatan hidup yang kian mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian Dan cinta satu sama lain.
Mereka mulai bertengkar Dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu Hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, "Kamu nggak cinta lagi sama aku!" Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara Dan secara spontan balik Berteriak, "Aku menyesal Kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!"
Tiba-tiba Dara menjadi terdiam, berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar. Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air Yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali.
Dengan berlinang air Mata, Dara kembali ke rumah Dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. "Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan Kita berpisah Dan mencari pasangan sejati masing-masing. "
Lima tahun berlalu..
Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, Dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, Merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya.
Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, IA merasakan Ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara.
Suatu Hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan Dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, Mata mereka tak saling mau lepas.
Raka : "Apa kabar?"
Dara : "Baik... Ngg.. Apakah kamu sudah menemukan tulang rusukmu yang
hilang?"
Raka : "Belum.."
Dara : "Aku terbang ke New York di penerbangan berikut."
Raka : "Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon Kita, belum Ada yang berubah. Tidak akan Ada yang Berubah."
Dara tersenyum manis, lalu berlalu. "Good bye...."
Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya Dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang Rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.
"Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling Kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal"
Thursday, September 22, 2011
Apakah engkau Yesus
Beberapa tahun yang lalu, sekelompok salesmen menghadiri pertemuan sales di Chicago. Mereka telah meyakinkan istri-istri mereka bahwa mereka akan mempunyai cukup waktu untuk makan malam bersama di rumah pada hari Jumat. Namun, manager sales menghabiskan lebih banyak waktu daripada yang telah diperkirakan dan pertemuan berakhir lebih lambat daripada yang telah dijadwalkan. Akibatnya, dengan tiket pesawat dan tas mereka di tangan, mereka berlari menerobos pintu airport, tergesa-gesa, mengejar penerbangan mereka pulang.
Ketika mereka sedang berlari-lari, salah satu dari para salesman ini tidak sengaja menendang sebuah meja yang digunakan untuk menjual apel. Dan apel-apel itu beterbangan. Tanpa berhenti atau menoleh ke belakang, mereka semua akhirnya berhasil masuk ke dalam pesawat dalam detik-detik terakhir pesawat itu tinggal landas.
Semua, kecuali satu. Dia berhenti, menghela napas panjang, bergumul dengan perasaannya lalu tiba-tiba rasa kasihan menyelimuti dirinya untuk gadis yang menjual apel. Ia berkata kepada rekan-rekannya untuk pergi tanpa dirinya, melambaikan tangan, meminta salah satu temannya untuk menelpon istrinya ketika mereka sampai di tempat tujuan untuk memberitahukan bahwa ia akan mengambil penerbangan yang berikutnya. Kemudian, ia kembali ke pintu terminal yang berceceran dengan banyak sekali buah apel di lantai.
Salesman ini merasa lega ketika ia tiba disana. Gadis yang berumur 16 tahun ini buta! Gadis tersebut sedang menangis sesegukan, air matanya mengalir turun di pipinya, dan gadis itu sedang berusaha untuk meraih buah-buah apel yang bertebaran di antara kerumunan orang-orang yang bersliweran di sekitarnya, tanpa seorang pun berhenti, atau pun cukup peduli untuk membantunya.
Salesman itu berlutut di lantai di sampingnya, mengumpulkan apel-apel tersebut, menaruhnya kembali ke dalam keranjang dan membantu memajangnya di meja seperti semula. Seketika itu, ia menyadari bahwa banyak dari apel-apel itu rusak, dan ia mengesampingkan apel yang rusak ke dalam keranjang yang lain.
Setelah selesai, pria ini mengeluarkan uang dari dompetnya dan berkata kepada si gadis penjual, "Ini, ambillah $20 untuk semua kerusakan ini. Apakah kau tidak apa-apa?"
Gadis itu mengangguk, masih berlinang air mata.
Pria itu melanjutkan dengan, "Saya harap kita tidak merusak harimu begitu parah."
Ketika pria ini mulai beranjak pergi, gadis penjual yang buta ini memanggilnya, "Tuan..."
Pria ini berhenti, dan menoleh ke belakang untuk menatap kedua matanya yang buta.
Gadis ini melanjutkan, "Apakah engkau Yesus?"
Ia terpana. Kemudian, dengan langkah yang lambat ia berjalan masuk untuk mengejar penerbangan berikutnya. Dan pertanyaan itu terus menerus berbicara di dalam hatinya, "Apakah kau Yesus?"
Apakah orang-orang mengira engkau Yesus? Bukankah itu tujuan hidup kita? Untuk menjadi serupa dengan Yesus sehingga orang-orang tidak dapat melihat perbedaannya ketika kita hidup dan berinteraksi di dalam dunia yang buta dan tidak mampu melihat kasih, anugrah dan kehidupanNya... Jika kita mengakui bahwa kita mengenal Dia, kita harus hidup, berjalan, dan bertindak seperti Yesus. Mengenal Yesus adalah lebih dalam daripada hanya sekedar mengutip kata-kata dari Alkitab dan pergi beribadah di gereja. Mengenal Yesus adalah menghidupi FirmanNya hari demi hari. Anda adalah seperti buah apel tersebut di mata Allah meskipun kita rusak dan menjadi cacat ketika kita terjatuh. Allah berhenti mengerjakan apa yang sedang Ia kerjakan, mengangkat Anda dan saya ke suatu bukit yang bernama Kalvari dan membayar penuh semua kerusakan kita. Mari mulai jalani hidup sesuai dengan harga yang telah dibayarkanNya
AD JESUM PER MARIAM. Ave Maria !!!
Ketika mereka sedang berlari-lari, salah satu dari para salesman ini tidak sengaja menendang sebuah meja yang digunakan untuk menjual apel. Dan apel-apel itu beterbangan. Tanpa berhenti atau menoleh ke belakang, mereka semua akhirnya berhasil masuk ke dalam pesawat dalam detik-detik terakhir pesawat itu tinggal landas.
Semua, kecuali satu. Dia berhenti, menghela napas panjang, bergumul dengan perasaannya lalu tiba-tiba rasa kasihan menyelimuti dirinya untuk gadis yang menjual apel. Ia berkata kepada rekan-rekannya untuk pergi tanpa dirinya, melambaikan tangan, meminta salah satu temannya untuk menelpon istrinya ketika mereka sampai di tempat tujuan untuk memberitahukan bahwa ia akan mengambil penerbangan yang berikutnya. Kemudian, ia kembali ke pintu terminal yang berceceran dengan banyak sekali buah apel di lantai.
Salesman ini merasa lega ketika ia tiba disana. Gadis yang berumur 16 tahun ini buta! Gadis tersebut sedang menangis sesegukan, air matanya mengalir turun di pipinya, dan gadis itu sedang berusaha untuk meraih buah-buah apel yang bertebaran di antara kerumunan orang-orang yang bersliweran di sekitarnya, tanpa seorang pun berhenti, atau pun cukup peduli untuk membantunya.
Salesman itu berlutut di lantai di sampingnya, mengumpulkan apel-apel tersebut, menaruhnya kembali ke dalam keranjang dan membantu memajangnya di meja seperti semula. Seketika itu, ia menyadari bahwa banyak dari apel-apel itu rusak, dan ia mengesampingkan apel yang rusak ke dalam keranjang yang lain.
Setelah selesai, pria ini mengeluarkan uang dari dompetnya dan berkata kepada si gadis penjual, "Ini, ambillah $20 untuk semua kerusakan ini. Apakah kau tidak apa-apa?"
Gadis itu mengangguk, masih berlinang air mata.
Pria itu melanjutkan dengan, "Saya harap kita tidak merusak harimu begitu parah."
Ketika pria ini mulai beranjak pergi, gadis penjual yang buta ini memanggilnya, "Tuan..."
Pria ini berhenti, dan menoleh ke belakang untuk menatap kedua matanya yang buta.
Gadis ini melanjutkan, "Apakah engkau Yesus?"
Ia terpana. Kemudian, dengan langkah yang lambat ia berjalan masuk untuk mengejar penerbangan berikutnya. Dan pertanyaan itu terus menerus berbicara di dalam hatinya, "Apakah kau Yesus?"
Apakah orang-orang mengira engkau Yesus? Bukankah itu tujuan hidup kita? Untuk menjadi serupa dengan Yesus sehingga orang-orang tidak dapat melihat perbedaannya ketika kita hidup dan berinteraksi di dalam dunia yang buta dan tidak mampu melihat kasih, anugrah dan kehidupanNya... Jika kita mengakui bahwa kita mengenal Dia, kita harus hidup, berjalan, dan bertindak seperti Yesus. Mengenal Yesus adalah lebih dalam daripada hanya sekedar mengutip kata-kata dari Alkitab dan pergi beribadah di gereja. Mengenal Yesus adalah menghidupi FirmanNya hari demi hari. Anda adalah seperti buah apel tersebut di mata Allah meskipun kita rusak dan menjadi cacat ketika kita terjatuh. Allah berhenti mengerjakan apa yang sedang Ia kerjakan, mengangkat Anda dan saya ke suatu bukit yang bernama Kalvari dan membayar penuh semua kerusakan kita. Mari mulai jalani hidup sesuai dengan harga yang telah dibayarkanNya
AD JESUM PER MARIAM. Ave Maria !!!
Tuesday, September 20, 2011
Hakekat Masalah
Masalah yang kamu hadapi akan membuatmu kalah atau juga membuatmu berhasil – tergantung bagaimana kamu meresponinya. Sayangnya banyak orang yang salah memandang bagaimana Tuhan memakai masalah-masalah untuk kebaikan dalam hidupnya. Mereka menanggapinya dengan cara yang bodoh dan marah terhadap masalah-masalahnya bahkan tidak mau memikirkan apa keuntungan yang mereka terima.
Di bawah ini ada lima cara Tuhan memakai masalah dalam hidupmu :
Tuhan memakai masalah untuk menuntunmu
Kadang-kadang Tuhan harus membakar tempat kenyamananmu agar kamu mau berpindah. Masalah sering membawa kita ke tempat yang baru dan memotivasikan kita untuk berubah. Apakah Tuhan sedang mencoba mengambil perhatianmu. Kadang-kadang membawa kita ke situasi, keadaan yang menyakitkan agar kita mau mengubah cara jalan kita (Amsal 20:30)
Tuhan memakai masalah untuk mengujimu
Manusia seperti the celup, jika kita ingin mengetahui apa yang ada di dalamnya, masukkan saja ke dalam air panas ! Pernahkah Tuhan menguji imanmu lewat masalah-masalah ? Apakah masalah-masalah itu membuka pikiranmu ? Ketika kamu menghadapi banyak masalah, hendaklah kamu penuh sukacita sebab lewat masalah-masalah ini akan menguji imanmu dan akan mengajarkan kamu tentang kesanaran (Yak 1:2-3)
Tuhan memakai masalah untuk mengoreksimu
Ada beberapa pelajaran yang kita dapati lewat jalan yang menyakitkan dan kegagalan. Contohnya seperti anak kecil yang orang tuanya menyuruh dia untuk tidak memegang kompor yang panas. Tetapi kamu mungkin akan dapat mempelajari sesuatu lewat terbakar. Kadang-kadang kita mempelajari nilai dari sesuatu : kesehatan, uamg, hubungan, dengan menghilangkannya. Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu (Mzm 119:71)
Tuhan memakai masalah untuk melindungimu
Suatu masalah kadang-kadang kelihatan akan lebih memberkatimu jika masalah itu mencegahmu untuk jatuh ke masalah yang lebih merugikanmu . Tahun yang lalu seorang teman dipecat karena menolak mengerjakan sesuatu yang tidak beretika ketika atasannya menyuruhnya. Kehilangan pekerjaan adalah masalahnya. Tetapi ia terselamat dari hukuman penjara setelah setahun kemudian ketika tindakan atasannya terungkap. “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan (Kej 50:20)
Tuhan memakai masalah untuk meyempurnakanmu
Masalah, jika ditanggapi dengan benar, membangun karakter kita. Tuhan jauh lebih tertarik pada karaktermu daripada kesenanganmu. Hubunganmu dengan Tuhan dan karaktermu adalah dua hal yang kekal, justru bisa bersuka cita ketika kita sedang menghadapi masalah… masalah menolong kita untuk belajar bersabar. Dan kesabaran membentuk karakter kita dan menolong kita percaya
Ave Maria !!!
Di bawah ini ada lima cara Tuhan memakai masalah dalam hidupmu :
Tuhan memakai masalah untuk menuntunmu
Kadang-kadang Tuhan harus membakar tempat kenyamananmu agar kamu mau berpindah. Masalah sering membawa kita ke tempat yang baru dan memotivasikan kita untuk berubah. Apakah Tuhan sedang mencoba mengambil perhatianmu. Kadang-kadang membawa kita ke situasi, keadaan yang menyakitkan agar kita mau mengubah cara jalan kita (Amsal 20:30)
Tuhan memakai masalah untuk mengujimu
Manusia seperti the celup, jika kita ingin mengetahui apa yang ada di dalamnya, masukkan saja ke dalam air panas ! Pernahkah Tuhan menguji imanmu lewat masalah-masalah ? Apakah masalah-masalah itu membuka pikiranmu ? Ketika kamu menghadapi banyak masalah, hendaklah kamu penuh sukacita sebab lewat masalah-masalah ini akan menguji imanmu dan akan mengajarkan kamu tentang kesanaran (Yak 1:2-3)
Tuhan memakai masalah untuk mengoreksimu
Ada beberapa pelajaran yang kita dapati lewat jalan yang menyakitkan dan kegagalan. Contohnya seperti anak kecil yang orang tuanya menyuruh dia untuk tidak memegang kompor yang panas. Tetapi kamu mungkin akan dapat mempelajari sesuatu lewat terbakar. Kadang-kadang kita mempelajari nilai dari sesuatu : kesehatan, uamg, hubungan, dengan menghilangkannya. Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu (Mzm 119:71)
Tuhan memakai masalah untuk melindungimu
Suatu masalah kadang-kadang kelihatan akan lebih memberkatimu jika masalah itu mencegahmu untuk jatuh ke masalah yang lebih merugikanmu . Tahun yang lalu seorang teman dipecat karena menolak mengerjakan sesuatu yang tidak beretika ketika atasannya menyuruhnya. Kehilangan pekerjaan adalah masalahnya. Tetapi ia terselamat dari hukuman penjara setelah setahun kemudian ketika tindakan atasannya terungkap. “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan (Kej 50:20)
Tuhan memakai masalah untuk meyempurnakanmu
Masalah, jika ditanggapi dengan benar, membangun karakter kita. Tuhan jauh lebih tertarik pada karaktermu daripada kesenanganmu. Hubunganmu dengan Tuhan dan karaktermu adalah dua hal yang kekal, justru bisa bersuka cita ketika kita sedang menghadapi masalah… masalah menolong kita untuk belajar bersabar. Dan kesabaran membentuk karakter kita dan menolong kita percaya
Ave Maria !!!
Monday, September 19, 2011
Mencari Tuhan
Ada seorang murid bertanya kepada gurunya tentang Tuhan.
Murid : Guru, ada ditempat lain orang yg bisa terbang.
Guru : Tak aneh, lalat juga bisa terbang.
Murid : Guru, ada orang yg berjalan di atas air.
Guru : Tak aneh, katak juga jalannya di atas air.
Murid : Guru .... ada orang yg bisa berada dibeberapa tempat sekaligus.
Guru : Yg paling pintar spt itu setan. Dia bisa berada dihati jutaan manusia dalam waktu bersamaan.
Murid : Kalau begitu guru, bagaimana cara yg paling cepat mendekatkan diri pada Allah ? Apakah orang yg dekat kepada Allah memiliki berbagai keajaiban, kekuatan supranatural?
Guru : Itu bukan "Ukuran". Ukuran seseorang dekat dgn Allah bukan itu. Banyak jalan mendekati Allah, sebanyak udara di bumi ini..
Tetapi jalan yg paling dekat dgn Allah adalah membahagiakan orang lain disekitarmu.
Tiada kata akhir untuk belajar seperti juga tiada kata akhir untuk kehidupan, dan tugas paling sulit dalam hidup adalah.... "belajar untuk sabar".
Ave Maria !!!
Murid : Guru, ada ditempat lain orang yg bisa terbang.
Guru : Tak aneh, lalat juga bisa terbang.
Murid : Guru, ada orang yg berjalan di atas air.
Guru : Tak aneh, katak juga jalannya di atas air.
Murid : Guru .... ada orang yg bisa berada dibeberapa tempat sekaligus.
Guru : Yg paling pintar spt itu setan. Dia bisa berada dihati jutaan manusia dalam waktu bersamaan.
Murid : Kalau begitu guru, bagaimana cara yg paling cepat mendekatkan diri pada Allah ? Apakah orang yg dekat kepada Allah memiliki berbagai keajaiban, kekuatan supranatural?
Guru : Itu bukan "Ukuran". Ukuran seseorang dekat dgn Allah bukan itu. Banyak jalan mendekati Allah, sebanyak udara di bumi ini..
Tetapi jalan yg paling dekat dgn Allah adalah membahagiakan orang lain disekitarmu.
Tiada kata akhir untuk belajar seperti juga tiada kata akhir untuk kehidupan, dan tugas paling sulit dalam hidup adalah.... "belajar untuk sabar".
Ave Maria !!!
Sunday, September 18, 2011
5 Bola
Di awal tahun ajaran baru, di suatu universitas di USA, CEO Coca Cola, Brian Dyson (sekarang mantan), berbicara mengenai hubungan antara pekerjaan dan kewajiban ( Komitmen ) hidup yang lain.
“Bayangkan hidup sebagai suatu permainan ketangkasan dimana kita harus memainkan keseimbangan 5 buah bola yang dilempar ke udara. Bola-bola tersebut bernama : Pekerjaan, Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit dan kitaharus menjaga agar kelima bola ini seimbang di udara.
Kita akan segera mengerti bahwa ternyata “Pekerjaan” hanyalah sebuah bola karet. Jika kita menjatuhkannya maka ia akan dapat memantul kembali. Tetapi empat bola lainnya Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit terbuat dari gelas. Dan jika kita menjatuhkan salah satunya maka ia akan dapat terluka,tertandai, tergores, rusak atau bahkan hancur berkeping-keping. Dan ingatlah mereka tidak akan pernah kembali seperti aslinya. Kita harus memahaminya benar dan berusaha keras untuk menyeimbangkannya. Bagaimana caranya ?
Jangan rusak nilai kita dengan membandingkannya dengan nilai orang lain. Perbedaan yang ada diciptakan untuk membuat masing-masing diri kita special.
Jangan tetapkan tujuan dan sasaran Kita dengan mengacu pada apa yang orang lain anggap itu penting. Hanya Kita yang mengerti dan dapat merasa “Apa yang terbaik untuk kita”
Jangan mengganggap remeh sesuatu yang dekat di hati kita, melekatlah padanya seakan-akan ia adalah bagian yang membuat kita hidup, dimana tanpanya, hidup menjadi kurang berarti.
Jangan biarkan hidup kita terpuruk dengan hidup di ‘masa lampau’ atau dalam mimpi masa depan. Satu hari hidup pada suatu waktu berarti hidup untuk seluruh waktu hidupmu.
Jangan menyerah ketika masih ada sesuatu yang dapat kita berikan. Tidak ada yang benar-benar kalah sampai kita berhenti berusaha.
Jangan takut mengakui bahwa diri kita tidaklah sempurna. Ketidaksempurnaan inilah yang merupakan sulaman benang rapuh untuk mengikat kita satu sama lain.
Jangan takut menghadapi resiko. Anggaplah resiko sebagai kesempatan kita untuk belajar bagaimana menjadi berani.
Jangan berusaha untuk mengunci Cinta memasuki hidupmu dengan berkata, “Tidak mungkin saya temukan” Cara tercepat untuk mendapatkan cinta adalah dengan memberinya, cara tercepat untuk kehilangan cinta adalah dengan menggenggamnya sekencang mungkin, dan cara terbaik untuk menjaga agar cinta tetap tumbuh adalah dengan memberinya “sayap”.
Janganlah berlari, meskipun hidup tampak sangat cepat, sehingga kita lupa dari mana kita berasal dan juga lupa sedang menuju kemana kita.
Jangan lupa bahwa kebutuhan emosi terbesar dari seseorang adalah kebutuhan untuk merasa dihargai.
Jangan takut untuk belajar sesuatu. Ilmu Pengetahuan adalah harta karun yang selalu dapat Kita bawa kemanapun tanpa membebani.
Jangan gunakan waktu dan kata-kata dengan sembrono. Karena keduanya tidak mungkin kita ulang kembali jika telah lewat. Hidup bukanlah pacuan melainkan suatu perjalanan dimana setiap tahap sepanjang jalannya harus dinikmati.
Dan akhirnya resapilah :
MASA LALU adalah SEJARAH,
MASA DEPAN merupakan Misteri dan
SAAT INI adalah KARUNIA.
Itulah kenapa dalam bahasa Inggris saat ini disebut “The Present”.
“Bayangkan hidup sebagai suatu permainan ketangkasan dimana kita harus memainkan keseimbangan 5 buah bola yang dilempar ke udara. Bola-bola tersebut bernama : Pekerjaan, Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit dan kitaharus menjaga agar kelima bola ini seimbang di udara.
Kita akan segera mengerti bahwa ternyata “Pekerjaan” hanyalah sebuah bola karet. Jika kita menjatuhkannya maka ia akan dapat memantul kembali. Tetapi empat bola lainnya Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit terbuat dari gelas. Dan jika kita menjatuhkan salah satunya maka ia akan dapat terluka,tertandai, tergores, rusak atau bahkan hancur berkeping-keping. Dan ingatlah mereka tidak akan pernah kembali seperti aslinya. Kita harus memahaminya benar dan berusaha keras untuk menyeimbangkannya. Bagaimana caranya ?
Jangan rusak nilai kita dengan membandingkannya dengan nilai orang lain. Perbedaan yang ada diciptakan untuk membuat masing-masing diri kita special.
Jangan tetapkan tujuan dan sasaran Kita dengan mengacu pada apa yang orang lain anggap itu penting. Hanya Kita yang mengerti dan dapat merasa “Apa yang terbaik untuk kita”
Jangan mengganggap remeh sesuatu yang dekat di hati kita, melekatlah padanya seakan-akan ia adalah bagian yang membuat kita hidup, dimana tanpanya, hidup menjadi kurang berarti.
Jangan biarkan hidup kita terpuruk dengan hidup di ‘masa lampau’ atau dalam mimpi masa depan. Satu hari hidup pada suatu waktu berarti hidup untuk seluruh waktu hidupmu.
Jangan menyerah ketika masih ada sesuatu yang dapat kita berikan. Tidak ada yang benar-benar kalah sampai kita berhenti berusaha.
Jangan takut mengakui bahwa diri kita tidaklah sempurna. Ketidaksempurnaan inilah yang merupakan sulaman benang rapuh untuk mengikat kita satu sama lain.
Jangan takut menghadapi resiko. Anggaplah resiko sebagai kesempatan kita untuk belajar bagaimana menjadi berani.
Jangan berusaha untuk mengunci Cinta memasuki hidupmu dengan berkata, “Tidak mungkin saya temukan” Cara tercepat untuk mendapatkan cinta adalah dengan memberinya, cara tercepat untuk kehilangan cinta adalah dengan menggenggamnya sekencang mungkin, dan cara terbaik untuk menjaga agar cinta tetap tumbuh adalah dengan memberinya “sayap”.
Janganlah berlari, meskipun hidup tampak sangat cepat, sehingga kita lupa dari mana kita berasal dan juga lupa sedang menuju kemana kita.
Jangan lupa bahwa kebutuhan emosi terbesar dari seseorang adalah kebutuhan untuk merasa dihargai.
Jangan takut untuk belajar sesuatu. Ilmu Pengetahuan adalah harta karun yang selalu dapat Kita bawa kemanapun tanpa membebani.
Jangan gunakan waktu dan kata-kata dengan sembrono. Karena keduanya tidak mungkin kita ulang kembali jika telah lewat. Hidup bukanlah pacuan melainkan suatu perjalanan dimana setiap tahap sepanjang jalannya harus dinikmati.
Dan akhirnya resapilah :
MASA LALU adalah SEJARAH,
MASA DEPAN merupakan Misteri dan
SAAT INI adalah KARUNIA.
Itulah kenapa dalam bahasa Inggris saat ini disebut “The Present”.
Saturday, September 17, 2011
Perantau
Ada seorang pengembara tiba di sebuah negeri di Timur Tengah. Orang ini mendengar ada seorang bijaksana di negeri itu, dan ingin menemuinya. Pria bijaksana itu di kenal saleh, dan baik hati sehingga sangat dikasihi banyak orang. Untuk itu tidak sulit menemukan pria bijaksana itu. Ketika pengembara itu bertanya dimana rumahnya, setiap orang yang di temuinya langsung menunjuk ke arah ujung perkampungan dimana berdiri sebuah gubuk reyot.
Ketika ia mengetuk pintu gubuk itu, muncul seorang pria tua yang mempersilahkan ia masuk. Pengembara itu sangat terkejut mendapati bahwa pria bijaksana itu tinggal di gubuk reyot yang isi rumahnya hanya sebuah meja, sebuah kursi, satu kompor dan alat memasak saja.
Karena merasa tidak nyaman, pengembara itu bertanya, “Dimana perabot rumah Anda?”
Orangtua tadi balik bertanya dengan lembut, “Mana milik Anda?”
“Tentu saja di rumah saya. Kan saya sedang merantau, tidak mungkin saya membawa perabotan saya,” jawab pengembara itu.
“Saya juga,” jawab orangtua yang bijak itu. “Saya kan sedang merantau di dunia ini.”
Apakah Anda sadar bahwa kita sebenarnya perantau di dunia ini? Rumah kita adalah di sorga, dimana Yesus sedang menyiapkannya bagi kita. Namun banyak orang saat ini melupakan bahwa diri mereka adalah perantau sehingga yang mereka sibukkan adalah mengumpulkan harta di dunia ini. Pada hal pada akhirnya semua harta dunia itu tidak dapat mereka bawa ketika tiba saat untuk pulang ke rumah Bapa di Sorga.
Jangan lupakan bahwa Anda adalah perantau di dunia, gunakanlah harta duniawi ini untuk menghasilkan kekayaan sorgawi.
1 Petrus 2:11
Saudara-saudaraku yang terkasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.
Ketika ia mengetuk pintu gubuk itu, muncul seorang pria tua yang mempersilahkan ia masuk. Pengembara itu sangat terkejut mendapati bahwa pria bijaksana itu tinggal di gubuk reyot yang isi rumahnya hanya sebuah meja, sebuah kursi, satu kompor dan alat memasak saja.
Karena merasa tidak nyaman, pengembara itu bertanya, “Dimana perabot rumah Anda?”
Orangtua tadi balik bertanya dengan lembut, “Mana milik Anda?”
“Tentu saja di rumah saya. Kan saya sedang merantau, tidak mungkin saya membawa perabotan saya,” jawab pengembara itu.
“Saya juga,” jawab orangtua yang bijak itu. “Saya kan sedang merantau di dunia ini.”
Apakah Anda sadar bahwa kita sebenarnya perantau di dunia ini? Rumah kita adalah di sorga, dimana Yesus sedang menyiapkannya bagi kita. Namun banyak orang saat ini melupakan bahwa diri mereka adalah perantau sehingga yang mereka sibukkan adalah mengumpulkan harta di dunia ini. Pada hal pada akhirnya semua harta dunia itu tidak dapat mereka bawa ketika tiba saat untuk pulang ke rumah Bapa di Sorga.
Jangan lupakan bahwa Anda adalah perantau di dunia, gunakanlah harta duniawi ini untuk menghasilkan kekayaan sorgawi.
1 Petrus 2:11
Saudara-saudaraku yang terkasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.
Friday, September 16, 2011
Jika Anda percaya… maka Anda harus berdoa
Saat itu di tahun 1968 saya dalam perjalanan dengan pesawat terbang menuju New York – penerbangan rutin dan normal yang membosankan. Tetapi kali ini sepertinya tidak. Saat pesawat bersiap untuk mendarat, pilotnya menyadari bahwa roda tidak bisa diturunkan. Penumpang akhirnya diberitahu untuk menundukkan kepala dan menempatkannya di antara kedua kaki mereka sambil memegang pergelangan kaki untuk me...ngurangi dampak kecelakaan.
Kemudian, hanya beberapa menit sebelum mendarat, pilot membuat pengumuman melalui pengeras suara: “Kita akan mulai pendaratan. Pada saat ini, sesuai dengan peraturan penerbangan internasional di Jenewa, sudah menjadi tanggung jawab saya untuk memberitahu bagi Anda yang percaya kepada Tuhan untuk memanjatkan doa.”
Saya senang dapat memberitahu bahwa pendaratan dapat dilakukan dengan baik. Tidak ada yang terluka, selain kerusakan besar pada pesawat, dan maskapai penerbangan akan mengingat hal itu dalam waktu yang lama.
Luar biasa. Satu-satunya yang memunculkan aturan “rahasia” penerbangan tadi adlah krisis. Ketika menghadapi tepi jurang, menemui jalan buntu, menghadapi kawat berduri, tidak menemukan jalan keluar… maka saat itulah masyarakat kita membuat sebuah pengakuan untuk Tuhan – “Jika Anda percaya… maka Anda harus berdoa.”
Inilah yang terjadi dalam kehidupan, ketika kita menghadapi krisis baru kita ingat bahwa dengan iman percaya kepada Tuhan dan sebuah doa sederhana, pertolonganTuhan mungkin datang. Penderitaan mengingatkan kita pada Tuhan. Bahwa di atas kondisi kita yang paling buruk sekalipun, ada satu pribadi yang berdaulat yang dapat mengubah situasi dan kondisi tersebut dalam sekejab. Pribadi itu adalah Yesus Kristus. Dan bagi Anda yang percaya kepada-Nya… dalam kondisi apapun, tidak perlu menunggu krisis terjadi dalam hidup Anda, panjatkanlah doa kepada-Nya dengan disertai ucapan syukur. Percayalah bahwa Dia mendengarkan Anda, bahkan Dia bersama Anda.
(Day by day; Charles Swindoll)
Ketika krisis datang, undanglah Tuhan dan Dia akan menolong dan mengajar Anda untuk melaluinya.
Mazmur 119:67-68
"Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu. Engkau baik dan berbuat baik; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku."
Kemudian, hanya beberapa menit sebelum mendarat, pilot membuat pengumuman melalui pengeras suara: “Kita akan mulai pendaratan. Pada saat ini, sesuai dengan peraturan penerbangan internasional di Jenewa, sudah menjadi tanggung jawab saya untuk memberitahu bagi Anda yang percaya kepada Tuhan untuk memanjatkan doa.”
Saya senang dapat memberitahu bahwa pendaratan dapat dilakukan dengan baik. Tidak ada yang terluka, selain kerusakan besar pada pesawat, dan maskapai penerbangan akan mengingat hal itu dalam waktu yang lama.
Luar biasa. Satu-satunya yang memunculkan aturan “rahasia” penerbangan tadi adlah krisis. Ketika menghadapi tepi jurang, menemui jalan buntu, menghadapi kawat berduri, tidak menemukan jalan keluar… maka saat itulah masyarakat kita membuat sebuah pengakuan untuk Tuhan – “Jika Anda percaya… maka Anda harus berdoa.”
Inilah yang terjadi dalam kehidupan, ketika kita menghadapi krisis baru kita ingat bahwa dengan iman percaya kepada Tuhan dan sebuah doa sederhana, pertolonganTuhan mungkin datang. Penderitaan mengingatkan kita pada Tuhan. Bahwa di atas kondisi kita yang paling buruk sekalipun, ada satu pribadi yang berdaulat yang dapat mengubah situasi dan kondisi tersebut dalam sekejab. Pribadi itu adalah Yesus Kristus. Dan bagi Anda yang percaya kepada-Nya… dalam kondisi apapun, tidak perlu menunggu krisis terjadi dalam hidup Anda, panjatkanlah doa kepada-Nya dengan disertai ucapan syukur. Percayalah bahwa Dia mendengarkan Anda, bahkan Dia bersama Anda.
(Day by day; Charles Swindoll)
Ketika krisis datang, undanglah Tuhan dan Dia akan menolong dan mengajar Anda untuk melaluinya.
Mazmur 119:67-68
"Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu. Engkau baik dan berbuat baik; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku."
Thursday, September 15, 2011
Firman sebagai Otoritas
Dunia yang kita hidupi sekarang ini lebih banyak menyuarakan ketidakpastian dan ketidakjelasan. Rumah tangga yang sudah dibangun 25 tahun, dalam sekejap bisa hancur oleh karena ketidaksetiaan salah satu atau kedua belah pihak. Perusahaan yang sedang berkembang cepat, hanya dalam waktu hitungan jam atau menit bisa langsung bangkrut karena dunia terkena krisis global.
Tetapi bersyukur kepada Tuhan,... jika Anda adalah orang percaya maka Anda mempunyai sesuatu yang dapat diandalkan: Firman Tuhan yang tidak dapat berubah! Tuhan tidak mempunyai tolok ukur ganda. Dia tidak mengatakan satu hal hari ini dan bisa berubah keesokannya. Dia sama, kemarin, hari ini dan selama-lamanya.
Jika Anda mau menjadikan Firman sebagai otoritas mutlak dalam hidup Anda, maka itu akan memberi kemantapan ketika segala disekeliling Anda runtuh. Jika Anda membiarkan firman Tuhan menyelesaikan persoalan-persoalan hidup Anda, Anda akan yakin ketika orang lain bingung. Anda akan merasa damai ketika orang lain ada di bawah tekanan. Anda akan menang ketika orang lain dikalahkan!
Apa arti menjadikan firman Tuhan sebagai otoritas? Itu berarti mempercayai perkataan-Nya ketimbang mempercayai perkataan manusia. Itu berarti mempercayai perkataan-Nya dan bukannya perkataan iblis. Itu berarti mempercayai perkataan-Nya dan bukan keadaan sekitar.
Bulatkan tekad di hati Anda untuk melakukan itu hari ini. Ambillah keputusan untuk hidup dengan iman, bukan berdasarkan pandangan mata. Serahkanlah diri Anda pada otoritas firman Tuhan maka tidak akan ada apa pun di dunia ini yang dapat merampas ketentraman Anda.
Firman Allah berisi jalan keluar bagi seluruh persoalan di dunia ini, karena itu hiduplah di dalam-Nya.
Maleakhi 3:6
"Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap."
Tetapi bersyukur kepada Tuhan,... jika Anda adalah orang percaya maka Anda mempunyai sesuatu yang dapat diandalkan: Firman Tuhan yang tidak dapat berubah! Tuhan tidak mempunyai tolok ukur ganda. Dia tidak mengatakan satu hal hari ini dan bisa berubah keesokannya. Dia sama, kemarin, hari ini dan selama-lamanya.
Jika Anda mau menjadikan Firman sebagai otoritas mutlak dalam hidup Anda, maka itu akan memberi kemantapan ketika segala disekeliling Anda runtuh. Jika Anda membiarkan firman Tuhan menyelesaikan persoalan-persoalan hidup Anda, Anda akan yakin ketika orang lain bingung. Anda akan merasa damai ketika orang lain ada di bawah tekanan. Anda akan menang ketika orang lain dikalahkan!
Apa arti menjadikan firman Tuhan sebagai otoritas? Itu berarti mempercayai perkataan-Nya ketimbang mempercayai perkataan manusia. Itu berarti mempercayai perkataan-Nya dan bukannya perkataan iblis. Itu berarti mempercayai perkataan-Nya dan bukan keadaan sekitar.
Bulatkan tekad di hati Anda untuk melakukan itu hari ini. Ambillah keputusan untuk hidup dengan iman, bukan berdasarkan pandangan mata. Serahkanlah diri Anda pada otoritas firman Tuhan maka tidak akan ada apa pun di dunia ini yang dapat merampas ketentraman Anda.
Firman Allah berisi jalan keluar bagi seluruh persoalan di dunia ini, karena itu hiduplah di dalam-Nya.
Maleakhi 3:6
"Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap."
Tuesday, September 13, 2011
Kisah Kupu-kupu
Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk dan mengamati dalam beberapa jam calon kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu.
Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi. Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Di...a mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu.
Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayap mengkerut.
Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Tapi semuanya tak pernah terjadi.
Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang.
Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yg dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke
dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh
kebebasan dari kepompong tersebut.
Kadang-kadang perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yg semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak akan pernah dapat "terbang".
Mungkin kita perlu mengatakan:
Saya memohon Kekuatan...
Dan Tuhan memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.
Saya memohon Kebijakan...
Dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.
Saya memohon Kemakmuran...
Dan Tuhan memberi saya otak dan tenaga untuk bekerja.
Saya memohon Keteguhan hati...
Dan Tuhan memberi saya bahaya untuk diatasi.
Saya memohon Cinta...
Dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong.
Saya memohon Kemurahan/kebaikan hati...
Dan Tuhan memberi saya kesempatan-kesempatan.
Saya tidak memperoleh yang saya inginkan, saya tidak mendapatkan segala yang saya butuhkan. Kadang Tuhan tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita, kebanyakan kita tidak mengerti/mengenal, bahkan tidak mau menerima rencana Tuhan, kenyataannya itulah yang terbaik untuk kita. Berserahlah senantiasa.
Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi. Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Di...a mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu.
Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayap mengkerut.
Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Tapi semuanya tak pernah terjadi.
Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang.
Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yg dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke
dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh
kebebasan dari kepompong tersebut.
Kadang-kadang perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yg semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak akan pernah dapat "terbang".
Mungkin kita perlu mengatakan:
Saya memohon Kekuatan...
Dan Tuhan memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.
Saya memohon Kebijakan...
Dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.
Saya memohon Kemakmuran...
Dan Tuhan memberi saya otak dan tenaga untuk bekerja.
Saya memohon Keteguhan hati...
Dan Tuhan memberi saya bahaya untuk diatasi.
Saya memohon Cinta...
Dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong.
Saya memohon Kemurahan/kebaikan hati...
Dan Tuhan memberi saya kesempatan-kesempatan.
Saya tidak memperoleh yang saya inginkan, saya tidak mendapatkan segala yang saya butuhkan. Kadang Tuhan tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita, kebanyakan kita tidak mengerti/mengenal, bahkan tidak mau menerima rencana Tuhan, kenyataannya itulah yang terbaik untuk kita. Berserahlah senantiasa.
Monday, September 12, 2011
Sekeping uang Perak
Seorang gadis kecil memperoleh sekeping uang logam perak yang diberikan oleh ayahnya. Dia sangat senang dan bahagia, karena itu adalah uang pertamanya. Ia sangat menyayangi uang logam perak itu, dijaga baik-baik, disimpannya dalam tas saku beludru yang selalu tergantung di lehernya.
Bila malam, selalu tas beludru itu digenggamnya erat-erat seakan banyak sekali pencuri yang selalu mengintai logamny...a. Bangun pagi, hal pertama yang dilakukannya adalah mengambil minyak dan memoles logam peraknya agar tampak bersinar.
Setiap ada kesempatan, uang logam itu selalu ia pamerkan kepada setiap teman-temannya, logam perak itu adalah harta paling berharga miliknya. Tak ternilai, tak akan di tukarkan dengan apapun, dan akan dijaganya seumur hidupnya. Begitu janjinya di dalam hati.
Pada suatu kesempatan, gadis kecil ini berjalan mengelilingi pertokoan. Dilihatnya seorang pria muda seusianya membawa sekeping logam seperti miliknya. Hanya warna yang membedakannya. Sang pria muda itu memiliki logam yang berwarna kuning mengkilap.
"Wow, logam emas!" katanya dalam hati. "Aku harus memilikinya," pikir sang gadis kecil. Dihampirinya sang pria muda, "Boleh ku tukar logam perak ku dengan logam mu?" tanya nya kepada si pria.
"Apa kamu yakin mau menukarlogam perak mu dengan punya ku?" kata si pria memastikan. Si gadis kecil diam
sejenak, ia berpikir, ini logam kesayangannya, apa akan ku tukar ya. Tetapi cahaya silau yang terpantul dari logam milik si pria muda membuyarkan lamunannya. "Iya, akan ku tukar!"
Demikianlah sekarang sang gadis kecil miliki logam yang berwarna kuning mengkilap yang ia peroleh dengan menukarkan logam perak kesayangannya. Diletakkanlah dalam logam barunya dalam tas beludrunya, dan dibawa pulang. Dengan bangga gadis kecil menunjukan logam barunya kepada teman-temannya, tetapi
semua berkata logam perak miliknya yang lama lebih bagus.
Ia menjadi marah. Si gadis kecil pulang ke rumah, dan memperlihatkan logam barunya kepada si ayah, si ayah bilang bukan keputusan yang bijak menukarkan logam kesayangannya dengan logam barunya itu. Si gadis kecil bertambah kesal.
Ia mengurung diri di kamar, dan memperhatikan logam barunya. Ini logam emas, warnanya kuning mengkilap, bersinar lebih indah dari pada logam perak ku yang lama. harganya pasti lebih mahal. Pasti lebih berharga. Dengan meyakinkan dirinya sendiri, sang gadis tertidur pulas.
Hari berganti hari, si gadis sudah beberapa hari tidak membuka tas beludrunya. Ketika ia teringat akan tas beludrunya, ia membuka dan mengeluarkan uang logam yang terdapat di dalamnya. Diperhatikan logam barunya. Lalu si gadis mengambil minyak untuk menggosok logamnya. Tak lama si gadis mengambil kain lap. Entah mengapa dengan agak panik si gadis mengambil tisue. Ia terus menggosok logamnya dengan minyak dan lap, kemudian menggosoknya lagi dengan tissue.
Melihat tingkah anaknya, si ayah menghampiri si gadis kecil dan bertanya: "Ada apa gadis manis ayah, kok tampak bingung?"
Dengan mata berlinang air mata yang hampir tertumpah, si gadis berkata "Ayah, logam baru ku tampak kusam, tampak hitam, tidak bisa bersih dengan minyak, dan lap yang biasa. Semakin ku gosok, ia semakin kusam."
Dengan menghela nafas panjang, sang ayah berkata dengan tenang: "Gadis kecil ayah yang manis, kamu tahu logam yang ayah beri kepada mu logam apa?" tanya sang ayah.
"Tahu, logam perak kan ya?"
"Betul, lalu kamu tahu ini logam apa?
"Ini logam emas yang seharusnya lebih berkilau indah dan mahal dari pada logam perak kesayangan ku itu kan yah?"
Sang ayah berkata dengan sabar, "Benar ini tampak seperti logam emas, tetapi ini bukan logam emas anakku. Ini adalah logam tembaga. Ia tampak seperti emas, tetapi tidak seindah emas, bahkan tidak seindah perak yang ayah berikan."
Mengertilah si gadis kecil mengapa semua teman-teman dan ayahnya dari semula berkata logam perak kesayangannya lebih indah. Menyesalah si gadis kecil. Kemudian ia berusaha mencari pria muda yang menukar logam perak miliknya, bahkan ia membawa beberapa boneka kesayangannya untuk ditebus dan ditukarkan kembali dengan logam perak miliknya. tetapi ia tidak menemukan anak laki-laki itu lagi.
Sering kali kita tidak mengetahui, tidak menyadari betapa berharganya apa yang kita miliki saat ini. Apapun itu, orang-orang yang kita sayangi dan yang menyayangi kita, benda, waktu, kesempatan, atau apapun itu. Sering kali kita membuat kita memandang rendah apa yang kita miliki saat ini.
Rumput tetangga terlihat lebih hijau. Sering kita terpikat oleh silaunya pantulan cahaya milik orang lain. Padahal hal yang terlihat belum tentu seindah nampaknya. Sering kita melihat orang lain nampak lebih bahagia, kekasih orang lain lebih tampan/cantik, atau apa saja, sehingga kita lupa bersyukur atas apa yang kita punya.
Kita sering menukar harta kita yang paling berharga dengan sesuatu yang membuat kita terpukau, tetapi hal itu hanya sesaat. Ketika kita kemudian menyadarinya, kita sudah melakukan kesalahan. Kita menyesal. tetapi belum tentu sesuatu itu bisa diperbaiki dengan mudah. Konsekuensi pasti ada. Kita harus lebih berupaya memperbaiki kesalahan kita.
Bersyukurlah, berpikir dengan bijak, hargai mereka yang menyayangi, sayangi mereka yang kau sayangi. (TDmail)
"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:18)
Bila malam, selalu tas beludru itu digenggamnya erat-erat seakan banyak sekali pencuri yang selalu mengintai logamny...a. Bangun pagi, hal pertama yang dilakukannya adalah mengambil minyak dan memoles logam peraknya agar tampak bersinar.
Setiap ada kesempatan, uang logam itu selalu ia pamerkan kepada setiap teman-temannya, logam perak itu adalah harta paling berharga miliknya. Tak ternilai, tak akan di tukarkan dengan apapun, dan akan dijaganya seumur hidupnya. Begitu janjinya di dalam hati.
Pada suatu kesempatan, gadis kecil ini berjalan mengelilingi pertokoan. Dilihatnya seorang pria muda seusianya membawa sekeping logam seperti miliknya. Hanya warna yang membedakannya. Sang pria muda itu memiliki logam yang berwarna kuning mengkilap.
"Wow, logam emas!" katanya dalam hati. "Aku harus memilikinya," pikir sang gadis kecil. Dihampirinya sang pria muda, "Boleh ku tukar logam perak ku dengan logam mu?" tanya nya kepada si pria.
"Apa kamu yakin mau menukarlogam perak mu dengan punya ku?" kata si pria memastikan. Si gadis kecil diam
sejenak, ia berpikir, ini logam kesayangannya, apa akan ku tukar ya. Tetapi cahaya silau yang terpantul dari logam milik si pria muda membuyarkan lamunannya. "Iya, akan ku tukar!"
Demikianlah sekarang sang gadis kecil miliki logam yang berwarna kuning mengkilap yang ia peroleh dengan menukarkan logam perak kesayangannya. Diletakkanlah dalam logam barunya dalam tas beludrunya, dan dibawa pulang. Dengan bangga gadis kecil menunjukan logam barunya kepada teman-temannya, tetapi
semua berkata logam perak miliknya yang lama lebih bagus.
Ia menjadi marah. Si gadis kecil pulang ke rumah, dan memperlihatkan logam barunya kepada si ayah, si ayah bilang bukan keputusan yang bijak menukarkan logam kesayangannya dengan logam barunya itu. Si gadis kecil bertambah kesal.
Ia mengurung diri di kamar, dan memperhatikan logam barunya. Ini logam emas, warnanya kuning mengkilap, bersinar lebih indah dari pada logam perak ku yang lama. harganya pasti lebih mahal. Pasti lebih berharga. Dengan meyakinkan dirinya sendiri, sang gadis tertidur pulas.
Hari berganti hari, si gadis sudah beberapa hari tidak membuka tas beludrunya. Ketika ia teringat akan tas beludrunya, ia membuka dan mengeluarkan uang logam yang terdapat di dalamnya. Diperhatikan logam barunya. Lalu si gadis mengambil minyak untuk menggosok logamnya. Tak lama si gadis mengambil kain lap. Entah mengapa dengan agak panik si gadis mengambil tisue. Ia terus menggosok logamnya dengan minyak dan lap, kemudian menggosoknya lagi dengan tissue.
Melihat tingkah anaknya, si ayah menghampiri si gadis kecil dan bertanya: "Ada apa gadis manis ayah, kok tampak bingung?"
Dengan mata berlinang air mata yang hampir tertumpah, si gadis berkata "Ayah, logam baru ku tampak kusam, tampak hitam, tidak bisa bersih dengan minyak, dan lap yang biasa. Semakin ku gosok, ia semakin kusam."
Dengan menghela nafas panjang, sang ayah berkata dengan tenang: "Gadis kecil ayah yang manis, kamu tahu logam yang ayah beri kepada mu logam apa?" tanya sang ayah.
"Tahu, logam perak kan ya?"
"Betul, lalu kamu tahu ini logam apa?
"Ini logam emas yang seharusnya lebih berkilau indah dan mahal dari pada logam perak kesayangan ku itu kan yah?"
Sang ayah berkata dengan sabar, "Benar ini tampak seperti logam emas, tetapi ini bukan logam emas anakku. Ini adalah logam tembaga. Ia tampak seperti emas, tetapi tidak seindah emas, bahkan tidak seindah perak yang ayah berikan."
Mengertilah si gadis kecil mengapa semua teman-teman dan ayahnya dari semula berkata logam perak kesayangannya lebih indah. Menyesalah si gadis kecil. Kemudian ia berusaha mencari pria muda yang menukar logam perak miliknya, bahkan ia membawa beberapa boneka kesayangannya untuk ditebus dan ditukarkan kembali dengan logam perak miliknya. tetapi ia tidak menemukan anak laki-laki itu lagi.
Sering kali kita tidak mengetahui, tidak menyadari betapa berharganya apa yang kita miliki saat ini. Apapun itu, orang-orang yang kita sayangi dan yang menyayangi kita, benda, waktu, kesempatan, atau apapun itu. Sering kali kita membuat kita memandang rendah apa yang kita miliki saat ini.
Rumput tetangga terlihat lebih hijau. Sering kita terpikat oleh silaunya pantulan cahaya milik orang lain. Padahal hal yang terlihat belum tentu seindah nampaknya. Sering kita melihat orang lain nampak lebih bahagia, kekasih orang lain lebih tampan/cantik, atau apa saja, sehingga kita lupa bersyukur atas apa yang kita punya.
Kita sering menukar harta kita yang paling berharga dengan sesuatu yang membuat kita terpukau, tetapi hal itu hanya sesaat. Ketika kita kemudian menyadarinya, kita sudah melakukan kesalahan. Kita menyesal. tetapi belum tentu sesuatu itu bisa diperbaiki dengan mudah. Konsekuensi pasti ada. Kita harus lebih berupaya memperbaiki kesalahan kita.
Bersyukurlah, berpikir dengan bijak, hargai mereka yang menyayangi, sayangi mereka yang kau sayangi. (TDmail)
"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:18)
Tujuh Daun
Pada jaman permulaan Kristen, seorang dokter dipenjarakan secara tidak adil oleh Kaisar. Setelah beberapa minggu, keluarganya diijinkan menengoknya. Mereka begitu sedih, melihat pakaiannya compang-camping, makanannya tiap hari hanya sepotong roti dan secangkir air.
Namun isteri dokter ini heran dan bertanya, "Bagaimana mungkin kamu kelihatan begitu sehat?" Kamu tampak seperti seseorang yang baru d...atang dari suatu pesta pernikahan."
Dokter itu tersenyum. Ia mengatakan, ia menemukan sejenis teh yang mujarab untuk melawan penderitaan dan kesedihan. Teh itu terdiri dari 7 macam daun-daunan sebagai berikut:
DAUN PERTAMA sebut saja "Kepuasan".
Puaslah dengan apa yang kau punyai. Aku memang kedinginan dalam pakaian rombengku, kala mengunyah serpihan-serpihan roti keringku. Tetapi seharusnya kondisiku jauh lebih buruk seandainya Kaisar melemparkan aku dalam keadaan telanjang ke sebuah penjara dibawah tanah tanpa makanan sama sekali.
DAUN KEDUA sebut saja "Akal Sehat".
Gembira atau sedih, aku tetap di penjara, mengapa harus mengeluh ?
DAUN KETIGA adalah " Kenangan akan dosa-dosa lama".
Hitunglah itu dan atas perkiraan bahwa setiap dosa patut mendapat ganjaran penjara 1 hari, hitunglah berapa lama harus kita jalani dalam penjara. Apa yang aku alami tidak seberapa.
DAUN KEEMPAT ialah "Ingatan akan kesedihan yang ditanggung Kristus dengan gembira bagi kita".
Bila satu-satunya orang yang pernah dapat memilih nasibnya di bumi, memilih penderitaan, nilai luar biasa apa yang pasti dilihat-Nya didalamnya. Karena itu, kita yakin, penderitaan yang kita tanggung dengan tenang dan penuh gembira menebus dosa-dosa kita.
DAUN KELIMA ialah "Pengetahuan bahwa penderitaan yang diberikan kepada kita oleh Tuhan seperti dari seorang ayah, tidak untuk merugikan kita, tetapi untuk membersihkan dan menyucikan kita".
Penderitaan yang kita lalui mempunyai tujuan untuk memurnikan kita dan menyediakan kita masuk Surga.
DAUN KEENAM merupakan "Pengetahuan bahwa tak ada penderitaan yang dapat merugikan kehidupan seorang Kristen."
Bila kesenangan daging merupakan segalanya, maka sakit dan penjara mengakhiri tujuan hidup seseorang. Tetapi bila sumber kehidupan adalah kebenaran, maka penjara tidak dapat menghentikan aku dari mencintai, untuk percaya dan selalu hidup tenang di mana pun aku berada.
DAUN KETUJUH merupakan "harapan".
Roda kehidupan tidak selamanya akan meletakkan dokter di penjara, mungkin dia akan kembali ke istana dan bahkan kemungkinan duduk di singgasana kerajaan.
Namun isteri dokter ini heran dan bertanya, "Bagaimana mungkin kamu kelihatan begitu sehat?" Kamu tampak seperti seseorang yang baru d...atang dari suatu pesta pernikahan."
Dokter itu tersenyum. Ia mengatakan, ia menemukan sejenis teh yang mujarab untuk melawan penderitaan dan kesedihan. Teh itu terdiri dari 7 macam daun-daunan sebagai berikut:
DAUN PERTAMA sebut saja "Kepuasan".
Puaslah dengan apa yang kau punyai. Aku memang kedinginan dalam pakaian rombengku, kala mengunyah serpihan-serpihan roti keringku. Tetapi seharusnya kondisiku jauh lebih buruk seandainya Kaisar melemparkan aku dalam keadaan telanjang ke sebuah penjara dibawah tanah tanpa makanan sama sekali.
DAUN KEDUA sebut saja "Akal Sehat".
Gembira atau sedih, aku tetap di penjara, mengapa harus mengeluh ?
DAUN KETIGA adalah " Kenangan akan dosa-dosa lama".
Hitunglah itu dan atas perkiraan bahwa setiap dosa patut mendapat ganjaran penjara 1 hari, hitunglah berapa lama harus kita jalani dalam penjara. Apa yang aku alami tidak seberapa.
DAUN KEEMPAT ialah "Ingatan akan kesedihan yang ditanggung Kristus dengan gembira bagi kita".
Bila satu-satunya orang yang pernah dapat memilih nasibnya di bumi, memilih penderitaan, nilai luar biasa apa yang pasti dilihat-Nya didalamnya. Karena itu, kita yakin, penderitaan yang kita tanggung dengan tenang dan penuh gembira menebus dosa-dosa kita.
DAUN KELIMA ialah "Pengetahuan bahwa penderitaan yang diberikan kepada kita oleh Tuhan seperti dari seorang ayah, tidak untuk merugikan kita, tetapi untuk membersihkan dan menyucikan kita".
Penderitaan yang kita lalui mempunyai tujuan untuk memurnikan kita dan menyediakan kita masuk Surga.
DAUN KEENAM merupakan "Pengetahuan bahwa tak ada penderitaan yang dapat merugikan kehidupan seorang Kristen."
Bila kesenangan daging merupakan segalanya, maka sakit dan penjara mengakhiri tujuan hidup seseorang. Tetapi bila sumber kehidupan adalah kebenaran, maka penjara tidak dapat menghentikan aku dari mencintai, untuk percaya dan selalu hidup tenang di mana pun aku berada.
DAUN KETUJUH merupakan "harapan".
Roda kehidupan tidak selamanya akan meletakkan dokter di penjara, mungkin dia akan kembali ke istana dan bahkan kemungkinan duduk di singgasana kerajaan.
Mengampuni
Mengampuni orang yang telah menyakiti hati kita memang bukan perkara mudah, apalagi orang tersebut adalah orang yang sangat kita kasihi. Namun, justru di situlah sebenarnya kasih itu diuji kemurniannya. Kisah berikut ini adalah sebuah contoh tentang kasih yang mengampuni.
Edith Taylor telah menikah dengan Carl puluhan tahun lamanya. Mereka saling mengasihi dan selalu rajin beribadah ke gereja be...rsama. Suatu hari perusahaan tempat Carl bekerja memerlukan Carl untuk dikirim ke Jepang untuk waktu yang cukup lama, namun Edith tidak dapat ikut pergi.
Karena terpisah jarak yang sangat jauh, mereka berkomunikasi lewat surat. Pada awalnya, surat mereka diterima dan dibalas dengan cepat, tetapi makin lama, surat dari Carl semakin jarang datang. Edith berpikir mungkin Carl sedang sibuk sehingga tak ada waktu mengirim surat untuknya. Hingga suatu hari datanglah sepucuk surat dari Carl, namun isi surat itu begitu mengejutkan Edith. Carl mengajukan permohonan cerai karena ia jatuh cinta pada seorang gadis Jepang bernama Aiko.
Walaupun hatinya hancur karena dikhianati, Edith tetap mengasihi Carl. Ketika anak dari pernikahan Carl dan Aiko lahir, Edith bahkan mengirimkan hadiah untuk anak itu. Setelah sekian lama, bertahun-tahun kemudian, Carl mengirimkan sepucuk surat kembali yang mengatakan ia terkena kanker ganas dan kuatir akan masa depan anaknya. Dan tak lama sesudah itu, Carl meninggal dunia karena sakitnya yang parah.
Edith yang mengasihi Carl, sangat mengingat pesan Carl dalam surat terakhirnya dan memutuskan untuk mendatangkan kedua anak Carl ke Amerika dan menyekolahkannya. Tidak cukup hanya itu, Edith juga mendatangkan Aiko. Mereka pun kemudian tinggal bersama dan Edith yang menghidupi mereka.
Apakah ini sebuah dongeng? Tidak! Ini adalah kisah nyata. Edith adalah seorang wanita yang sangat berjiwa besar. Apakah mudah bagi Edith untuk mengampuni suaminya yang telah mengkhianatinya? Tentu saja tidak mudah. Sakit hati yang luar biasa dan perlu proses pergumulan yang hebat dalam hatinya. Namun Edith memilih untuk mengampuni karena itu akan melepaskan dirinya dari belenggu yang hanya akan menyiksa dirinya sendiri.
Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita, "Jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Matius 6:14-15).
Pengampunan akan menolong diri kita sendiri karena orang yang hidup dalam sakit hati tidak akan pernah tenang dan bahagia. Cara untuk terlepas dari sakit hati adalah dengan melepaskan pengampunan kepada orang yang bersalah pada kita. Dan cara untuk mengampuni adalah lakukan saja perintah Tuhan dan jangan menggunakan perasaan. Jika kita menggunakan perasaan, mengampuni memang sulit.
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. (Kolose 3:13)
Edith Taylor telah menikah dengan Carl puluhan tahun lamanya. Mereka saling mengasihi dan selalu rajin beribadah ke gereja be...rsama. Suatu hari perusahaan tempat Carl bekerja memerlukan Carl untuk dikirim ke Jepang untuk waktu yang cukup lama, namun Edith tidak dapat ikut pergi.
Karena terpisah jarak yang sangat jauh, mereka berkomunikasi lewat surat. Pada awalnya, surat mereka diterima dan dibalas dengan cepat, tetapi makin lama, surat dari Carl semakin jarang datang. Edith berpikir mungkin Carl sedang sibuk sehingga tak ada waktu mengirim surat untuknya. Hingga suatu hari datanglah sepucuk surat dari Carl, namun isi surat itu begitu mengejutkan Edith. Carl mengajukan permohonan cerai karena ia jatuh cinta pada seorang gadis Jepang bernama Aiko.
Walaupun hatinya hancur karena dikhianati, Edith tetap mengasihi Carl. Ketika anak dari pernikahan Carl dan Aiko lahir, Edith bahkan mengirimkan hadiah untuk anak itu. Setelah sekian lama, bertahun-tahun kemudian, Carl mengirimkan sepucuk surat kembali yang mengatakan ia terkena kanker ganas dan kuatir akan masa depan anaknya. Dan tak lama sesudah itu, Carl meninggal dunia karena sakitnya yang parah.
Edith yang mengasihi Carl, sangat mengingat pesan Carl dalam surat terakhirnya dan memutuskan untuk mendatangkan kedua anak Carl ke Amerika dan menyekolahkannya. Tidak cukup hanya itu, Edith juga mendatangkan Aiko. Mereka pun kemudian tinggal bersama dan Edith yang menghidupi mereka.
Apakah ini sebuah dongeng? Tidak! Ini adalah kisah nyata. Edith adalah seorang wanita yang sangat berjiwa besar. Apakah mudah bagi Edith untuk mengampuni suaminya yang telah mengkhianatinya? Tentu saja tidak mudah. Sakit hati yang luar biasa dan perlu proses pergumulan yang hebat dalam hatinya. Namun Edith memilih untuk mengampuni karena itu akan melepaskan dirinya dari belenggu yang hanya akan menyiksa dirinya sendiri.
Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita, "Jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Matius 6:14-15).
Pengampunan akan menolong diri kita sendiri karena orang yang hidup dalam sakit hati tidak akan pernah tenang dan bahagia. Cara untuk terlepas dari sakit hati adalah dengan melepaskan pengampunan kepada orang yang bersalah pada kita. Dan cara untuk mengampuni adalah lakukan saja perintah Tuhan dan jangan menggunakan perasaan. Jika kita menggunakan perasaan, mengampuni memang sulit.
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. (Kolose 3:13)
Friday, September 9, 2011
God is Love
Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua. Wanita itu berkata: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk menganjal perut."
Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah ...pulang?"
Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar."
"Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suami mu kembali," kata pria itu.
Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini."
Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. "Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama," kata pria itu hampir bersamaan. "Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran
Salah seorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, dan "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan", sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. "Sedangkan aku sendiri bernama Cinta. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa di antara kami yang boleh masuk ke rumahmu.
Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. "Ohho... menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan.
Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "Sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen gandum kita."
Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta.
Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita.
Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa di antara Anda yang bernama Cinta? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini.
Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho.. ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta.
Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan. "Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga?"
Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemana pun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Di mana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini."
Ave Maria !
Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah ...pulang?"
Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar."
"Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suami mu kembali," kata pria itu.
Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini."
Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. "Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama," kata pria itu hampir bersamaan. "Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran
Salah seorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, dan "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan", sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. "Sedangkan aku sendiri bernama Cinta. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa di antara kami yang boleh masuk ke rumahmu.
Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. "Ohho... menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan.
Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "Sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen gandum kita."
Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta.
Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita.
Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa di antara Anda yang bernama Cinta? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini.
Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho.. ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta.
Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan. "Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga?"
Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemana pun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Di mana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini."
Ave Maria !
Doa Seorang Kristen Non Katolik
Seorang anak Protestan kecil berusia enam tahun telah sering mendengar teman-teman Katoliknya mendaraskan doa “Salam Maria”. Dia sangat menyukai doa tersebut sehingga dia menyalinnya, menghafalkannya dan kerap kali mendaraskannya sendiri setiap hari. ‘Mama, coba lihat, ini sebuah doa yang sangat indah,” dia berkata kepada ibunya pada suatu hari.
“Jangan sekali-kali mengucapkan doa itu lagi,”jawab ibunya. “Itu sebuah doa yang takhyul dari orang-orang Katolik yang menyembah berhala dan mengira Maria itu seorang Dewi. Lagi pula, dia kan hanya seorang wanita biasa saja seperti kita. Ambillah Alkitabmu dan bacalah. Alkitab berisi segala sesuatu yang harus kita lakukan.” Mulai dari hari itu anak kecil itu tidak lagi membaca doa harian “Salam Maria”-nya dan sebaliknya memberikan waktunya untuk membaca Alkitab.
Pada suatu hari, ketika sedang membaca Injil, dia bertemu bacaan tentang Pemberitahuan Malaikat kepada Bunda kita. Penuh sukacita, anak laki-laki kecil itu berlari kepada ibunya dan berkata: “Ibu, saya temukan ‘Salam Maria’ di dalam Alkitab yang bunyinya: “Salam penuh rahmat, Tuhan beserta engkau, terpujilah engkau di antara wanita.’ Mengapa ibu katakan ini sebuah doa yang takhyul?”
Pada kesempatan lain dia menemukan Salam St. Elisabeth yang indah kepada Perawan Maria dan MAGNIFICAT yang indah di mana Maria meramalkan bahwa “segala keturunan akan menyebutnya terberkati.”
Dia tidak pernah berkata tentang hal itu kepada ibunya lagi dan mulai mendaraskan “Salam Maria” setiap harinya seperti dulu. Dia merasakan kesenangan yang luar biasa menujukan kata-kata yang indah itu kepada Bunda Yesus, Juruselamat kita. Ketika dia berumur empat belas tahun, dia pada suatu hari mendengarkan sebuah diskusi tentang Bunda kita di antara para anggota keluarganya. Setiap orang mengatakan bahwa Maria adalah seorang wanita biasa seperti wanita-wanita lain. Anak laki-laki itu, setelah mendengarkan penelaahan mereka yang salah tidak dapat lagi menahan dirinya, dan dengan penuh kemarahan, dia memotong pembicaraan mereka dan berkata:
“Maria tidak seperti anak Adam yang manapun, yang dinodai dengan dosa. Tidak! Malaikat menggelari dia PENUH RAHMAT DAN DIBERKATI DI ANTARA WANITA. Maria adalah ibunda Yesus dan otomatis Bunda Allah. Tidak ada kehormatan lain yang lebih tinggi dari itu. Kitab Injil mengatakan bahwa keturunan demi keturunan akan menyatakan dia diberkati (terpuji) dan kalian semua sedang mencoba merendah dia dan menghina dia. Semangat kalian bukanlah semangat Injil atau semangat Alkitab yang kalian proklamirkan sebagai fondasi agama Kristen.”
Begitu dalam kesan yang ditimbulkan dari pembicaraan anak laki-laki tersebut sehingga ibunya beberapa kali berteriak dengan sedih: “Ya Allah! Saya takut bahwa anak saya ini suatu hari kelak akan bergabung dengan agama Katolik, agamanya para Paus!” Dan benar, tak berapa lama kemudian, setelah mempelajari secara serius Protestantisme dan Katolikisme, anak laki-laki itu kemudian menemukan agama Katolik sabagai satu-satunya agama yang benar dan menjadi salah satu rasul yang paling giat.
Tak berapa lama setelah pertobatannya, dia bertemu saudara perempuannya yang telah menikah yang menegurnya dan berkata dengan gusarnya: “Engkau tidak tahu betapa aku mencintai anak-anakku. Tetapi sekiranya siapa saja dari anak-anakku ingin menjadi seorang Katolik, aku tidak akan segan menusuk jantungnya dengan pisau daripada mengizinkan dia memeluk agama para Paus itu!”
Kemarahannya sama dengan sifat St. Paulus sebelum dia bertobat. Tapi, dia pun akan merubah jalan hidupnya, sama seperti St. Paulus juga bertobat dalam perjalanannya ke Damaskus. Kebetulan terjadilah bahwa salah satu anak laki-lakinya sakit parah dan para dokter menyerah. Saudara laki-lakinya kemudian mendekati dia dan berkata dengan penuh kasih sayang, katanya:“Saudariku, engkau tentu saja ingin sekali anakmu sembuh. Baiklah, kerjakanlah apa yang saya minta kamu kerjakan ini. Ikuti saya, marilah kita berdoa satu kali “Salam Maria” dan berjanjilah kepada Allah bahwa jika kesehatan anakmu pulih, engkau akan dengan serius mempelajari doktrin Katolik, dan sekiranya engkau berkesimpulan bahwa agama Katolik adalah satu-satunya agama yang benar, engkau akan memeluknya tak perduli apa pun pengorbanannya.”
Saudarinya agak enggan pertama-tama, tetapi karena dia begitu menginginkan kesembuhan untuk puteranya, dia menerima usulan dari saudara laki-lakinya dan mendaraskan “Salam Maria” bersama-sama dia. Keesokan harinya anaknya sembuh. Sang ibu memenuhi janjinya dan dia pun mempelajari doktrin Katolik. Setelah masa persiapan yang panjang dia menerima Baptisan bersama-sama dengan seluruh keluarganya, sambil berterima kasih kepada saudara laki-lakinya karena telah menjadi rasul kepadanya.
Kisah ini diceritakan dalam sebuah khotbah yang diberikan oleh Romo Tuckwell. “Saudara-saudara,” dia melanjutkan dan berkata, “anak laki-laki yang menjadi Katolik dan menobatkan saudara perempuannya kepada agama Katolik itu membaktikan seluruh hidupnya kepada pelayanan Allah. DIA ADALAH PASTUR YANG SEDANG BERKHOTBAH KEPADA KALIAN SEKARANG INI. Apa adanya saya, saya berhutang budi kepada Bunda kita. Kalian juga, saudara-saudaraku, berdedikasilah sepenuhnya kepada Bunda kita dan jangan lewatkan satu hari pun tanpa mengucapkan doa yang indah itu, “Salam Maria”, dan Rosario kalian.
“Jangan sekali-kali mengucapkan doa itu lagi,”jawab ibunya. “Itu sebuah doa yang takhyul dari orang-orang Katolik yang menyembah berhala dan mengira Maria itu seorang Dewi. Lagi pula, dia kan hanya seorang wanita biasa saja seperti kita. Ambillah Alkitabmu dan bacalah. Alkitab berisi segala sesuatu yang harus kita lakukan.” Mulai dari hari itu anak kecil itu tidak lagi membaca doa harian “Salam Maria”-nya dan sebaliknya memberikan waktunya untuk membaca Alkitab.
Pada suatu hari, ketika sedang membaca Injil, dia bertemu bacaan tentang Pemberitahuan Malaikat kepada Bunda kita. Penuh sukacita, anak laki-laki kecil itu berlari kepada ibunya dan berkata: “Ibu, saya temukan ‘Salam Maria’ di dalam Alkitab yang bunyinya: “Salam penuh rahmat, Tuhan beserta engkau, terpujilah engkau di antara wanita.’ Mengapa ibu katakan ini sebuah doa yang takhyul?”
Pada kesempatan lain dia menemukan Salam St. Elisabeth yang indah kepada Perawan Maria dan MAGNIFICAT yang indah di mana Maria meramalkan bahwa “segala keturunan akan menyebutnya terberkati.”
Dia tidak pernah berkata tentang hal itu kepada ibunya lagi dan mulai mendaraskan “Salam Maria” setiap harinya seperti dulu. Dia merasakan kesenangan yang luar biasa menujukan kata-kata yang indah itu kepada Bunda Yesus, Juruselamat kita. Ketika dia berumur empat belas tahun, dia pada suatu hari mendengarkan sebuah diskusi tentang Bunda kita di antara para anggota keluarganya. Setiap orang mengatakan bahwa Maria adalah seorang wanita biasa seperti wanita-wanita lain. Anak laki-laki itu, setelah mendengarkan penelaahan mereka yang salah tidak dapat lagi menahan dirinya, dan dengan penuh kemarahan, dia memotong pembicaraan mereka dan berkata:
“Maria tidak seperti anak Adam yang manapun, yang dinodai dengan dosa. Tidak! Malaikat menggelari dia PENUH RAHMAT DAN DIBERKATI DI ANTARA WANITA. Maria adalah ibunda Yesus dan otomatis Bunda Allah. Tidak ada kehormatan lain yang lebih tinggi dari itu. Kitab Injil mengatakan bahwa keturunan demi keturunan akan menyatakan dia diberkati (terpuji) dan kalian semua sedang mencoba merendah dia dan menghina dia. Semangat kalian bukanlah semangat Injil atau semangat Alkitab yang kalian proklamirkan sebagai fondasi agama Kristen.”
Begitu dalam kesan yang ditimbulkan dari pembicaraan anak laki-laki tersebut sehingga ibunya beberapa kali berteriak dengan sedih: “Ya Allah! Saya takut bahwa anak saya ini suatu hari kelak akan bergabung dengan agama Katolik, agamanya para Paus!” Dan benar, tak berapa lama kemudian, setelah mempelajari secara serius Protestantisme dan Katolikisme, anak laki-laki itu kemudian menemukan agama Katolik sabagai satu-satunya agama yang benar dan menjadi salah satu rasul yang paling giat.
Tak berapa lama setelah pertobatannya, dia bertemu saudara perempuannya yang telah menikah yang menegurnya dan berkata dengan gusarnya: “Engkau tidak tahu betapa aku mencintai anak-anakku. Tetapi sekiranya siapa saja dari anak-anakku ingin menjadi seorang Katolik, aku tidak akan segan menusuk jantungnya dengan pisau daripada mengizinkan dia memeluk agama para Paus itu!”
Kemarahannya sama dengan sifat St. Paulus sebelum dia bertobat. Tapi, dia pun akan merubah jalan hidupnya, sama seperti St. Paulus juga bertobat dalam perjalanannya ke Damaskus. Kebetulan terjadilah bahwa salah satu anak laki-lakinya sakit parah dan para dokter menyerah. Saudara laki-lakinya kemudian mendekati dia dan berkata dengan penuh kasih sayang, katanya:“Saudariku, engkau tentu saja ingin sekali anakmu sembuh. Baiklah, kerjakanlah apa yang saya minta kamu kerjakan ini. Ikuti saya, marilah kita berdoa satu kali “Salam Maria” dan berjanjilah kepada Allah bahwa jika kesehatan anakmu pulih, engkau akan dengan serius mempelajari doktrin Katolik, dan sekiranya engkau berkesimpulan bahwa agama Katolik adalah satu-satunya agama yang benar, engkau akan memeluknya tak perduli apa pun pengorbanannya.”
Saudarinya agak enggan pertama-tama, tetapi karena dia begitu menginginkan kesembuhan untuk puteranya, dia menerima usulan dari saudara laki-lakinya dan mendaraskan “Salam Maria” bersama-sama dia. Keesokan harinya anaknya sembuh. Sang ibu memenuhi janjinya dan dia pun mempelajari doktrin Katolik. Setelah masa persiapan yang panjang dia menerima Baptisan bersama-sama dengan seluruh keluarganya, sambil berterima kasih kepada saudara laki-lakinya karena telah menjadi rasul kepadanya.
Kisah ini diceritakan dalam sebuah khotbah yang diberikan oleh Romo Tuckwell. “Saudara-saudara,” dia melanjutkan dan berkata, “anak laki-laki yang menjadi Katolik dan menobatkan saudara perempuannya kepada agama Katolik itu membaktikan seluruh hidupnya kepada pelayanan Allah. DIA ADALAH PASTUR YANG SEDANG BERKHOTBAH KEPADA KALIAN SEKARANG INI. Apa adanya saya, saya berhutang budi kepada Bunda kita. Kalian juga, saudara-saudaraku, berdedikasilah sepenuhnya kepada Bunda kita dan jangan lewatkan satu hari pun tanpa mengucapkan doa yang indah itu, “Salam Maria”, dan Rosario kalian.
Tuesday, September 6, 2011
Visi dengan tindakan dapat mengubah dunia.
Sewaktu liburan, suatu hari aku berjalan menyusuri pantai. Ketika sedang berjalan, aku melihat sesosok tubuh manusia bergerak seperti seorang penari. Aku tersenyum dan bertanya dalam hati siapakah orang itu.
Kemudian aku mempercepat langkahku untuk mengejar bayangan tersebut. Setelah mendekat aku melihat seorang laki-laki muda dan orang itu ternyata tidak sedang menari, tetapi sedang membungkuk k...e pasir, mengambil sesuatu dan dengan senang hati melemparkannya ke laut.
Setelah lebih dekat lagi, aku berseru, “Selamat Pagi ! Apa yang sedang anda lakukan ?”.
Anak muda itu berhenti, melihat kepadaku dan menjawab, “Melempar bintang laut.”.
Aku bertanya, “Kenapa anda melakukan itu?”
Anak muda itu menjawab, “Matahari akan segera meninggi dan air akan surut. Jika saya tidak melakukannya, mereka akan mati.”
“Tapi anak muda, tidakkah anda sadar bahwa sepanjang pantai ini dipenuhi bintang laut ??
24 jam pun anda menghabiskan waktu, tidak mungkin anda lempar sepersejuta pun dari seluruh jumlah bintang laut disepanjang pantai ini. Anda tidak mungkin membuat perbedaan !”
Anak muda itu mendengarkan dengan sopan, kemudian dia membungkuk, mengambil bintang laut lainnya dan melemparnya ke laut, melewati gelombang yang menggemuruh, dan dia sebut, “pasti ada perbedaan untuk yang satu itu”.
Jawabannya mengejutkanku, dan aku kecewa bahkan tidak tahu bagaimana harus menjawab anak muda itu. Yang saya pikir hanya, anak muda ini mengerjakan hal yang sia-sia, pahlawan kesiangan. Saat itu berbalik dan berjalan menelusuri pantai.
Sepanjang hari ketika aku menikmati liburanku, bayangan anak muda itu tetap menghantui pikiranku. Aku mencoba untuk mengabaikannya, tapi bayangan itu tetap muncul. Akhirnya, pada sore harinya aku sadar bahwa aku telah melupakan hakekat penting dari tindakan anak muda tersebut. Anak muda tersebut tidak memilih menjadi pengamat yang pasif di alam semesta ini, tetapi menjadi pelaku yang membuat suatu perbedaan - do some thing! Aku merasa malu.
Aku kembali ke hotel, malam itu aku tidur dalam kegelisahan. Ketika pagi menjelang, aku terjaga dan merasa harus melakukan sesuatu. Lalu aku bangun dan mengenakan pakaianku. Dan bersama anak muda itu, aku menghabiskan pagi itu melempar bintang-bintang laut. Anda lihat, tindakan anak muda itu mewakili sesuatu yang khusus dalam setiap diri kita.
Kita semua dikarunia kemampuan untuk membuat perbedaan. Dan jika kita seperti anak muda itu, sadar akan karunia itu, kita akan mendapat kekuatan melalui visi kita untuk membentuk dunia. Dan itulah tantangan anda, dan itulah tantangan saya.
Kita masing-masing harus menemukan bintang laut kita. Dan bila kita melempar bintang laut kita dengan baik dan bijaksana, saya yakin dunia ini akan menjadi lebih baik. Visi dengan tindakan dapat mengubah dunia.
Kemudian aku mempercepat langkahku untuk mengejar bayangan tersebut. Setelah mendekat aku melihat seorang laki-laki muda dan orang itu ternyata tidak sedang menari, tetapi sedang membungkuk k...e pasir, mengambil sesuatu dan dengan senang hati melemparkannya ke laut.
Setelah lebih dekat lagi, aku berseru, “Selamat Pagi ! Apa yang sedang anda lakukan ?”.
Anak muda itu berhenti, melihat kepadaku dan menjawab, “Melempar bintang laut.”.
Aku bertanya, “Kenapa anda melakukan itu?”
Anak muda itu menjawab, “Matahari akan segera meninggi dan air akan surut. Jika saya tidak melakukannya, mereka akan mati.”
“Tapi anak muda, tidakkah anda sadar bahwa sepanjang pantai ini dipenuhi bintang laut ??
24 jam pun anda menghabiskan waktu, tidak mungkin anda lempar sepersejuta pun dari seluruh jumlah bintang laut disepanjang pantai ini. Anda tidak mungkin membuat perbedaan !”
Anak muda itu mendengarkan dengan sopan, kemudian dia membungkuk, mengambil bintang laut lainnya dan melemparnya ke laut, melewati gelombang yang menggemuruh, dan dia sebut, “pasti ada perbedaan untuk yang satu itu”.
Jawabannya mengejutkanku, dan aku kecewa bahkan tidak tahu bagaimana harus menjawab anak muda itu. Yang saya pikir hanya, anak muda ini mengerjakan hal yang sia-sia, pahlawan kesiangan. Saat itu berbalik dan berjalan menelusuri pantai.
Sepanjang hari ketika aku menikmati liburanku, bayangan anak muda itu tetap menghantui pikiranku. Aku mencoba untuk mengabaikannya, tapi bayangan itu tetap muncul. Akhirnya, pada sore harinya aku sadar bahwa aku telah melupakan hakekat penting dari tindakan anak muda tersebut. Anak muda tersebut tidak memilih menjadi pengamat yang pasif di alam semesta ini, tetapi menjadi pelaku yang membuat suatu perbedaan - do some thing! Aku merasa malu.
Aku kembali ke hotel, malam itu aku tidur dalam kegelisahan. Ketika pagi menjelang, aku terjaga dan merasa harus melakukan sesuatu. Lalu aku bangun dan mengenakan pakaianku. Dan bersama anak muda itu, aku menghabiskan pagi itu melempar bintang-bintang laut. Anda lihat, tindakan anak muda itu mewakili sesuatu yang khusus dalam setiap diri kita.
Kita semua dikarunia kemampuan untuk membuat perbedaan. Dan jika kita seperti anak muda itu, sadar akan karunia itu, kita akan mendapat kekuatan melalui visi kita untuk membentuk dunia. Dan itulah tantangan anda, dan itulah tantangan saya.
Kita masing-masing harus menemukan bintang laut kita. Dan bila kita melempar bintang laut kita dengan baik dan bijaksana, saya yakin dunia ini akan menjadi lebih baik. Visi dengan tindakan dapat mengubah dunia.
Monday, September 5, 2011
OH..YESUS, TUHANKU...
Jangan mengatakan BAPA
kalau sehari-hari tidak berlaku sebagai anak
Jangan mengatakan KAMI
kalau engkau hidup tersendiri dalam egoismemu
Jangan mengatakan YANG ADA DI SURGA
kalau hanya memikirkan hal-hal duniawi
Jangan mengatakan DIMULIAKANLAH NAMAMU
kalau tidak menghormatiNya
Jangan mengatakan JADILAH KEHENDAKMU
kalau tidak mau menerimanya bila ternyata adalah berat dan pahit
Jangan mengatakan BERILAH KAMI REJEKI PADA HARI INI
kalau tidak prihatin akan mereka yang lapar, orang
buta huruf dan tanpa harapan untuk besok
Jangan mengatakan AMPUNILAH KESALAHAN KAMI
kalau masih menyimpan kebencian terhadap saudaramu
Jangan mengatakan JANGANLAH MASUKAN KAMI KE DALAM PERCOBAAN
kalau masih bermaksud berbuat dosa
Jangan mengatakan BEBASKANLAH KAMI DARI YANG JAHAT
kalau tidak berani mengambil posisi melawan kejahatan
Jangan mengatakan AMEN
kalau tidak menganggap serius setiap kata dalam doa BAPA KAMI
kalau sehari-hari tidak berlaku sebagai anak
Jangan mengatakan KAMI
kalau engkau hidup tersendiri dalam egoismemu
Jangan mengatakan YANG ADA DI SURGA
kalau hanya memikirkan hal-hal duniawi
Jangan mengatakan DIMULIAKANLAH NAMAMU
kalau tidak menghormatiNya
Jangan mengatakan JADILAH KEHENDAKMU
kalau tidak mau menerimanya bila ternyata adalah berat dan pahit
Jangan mengatakan BERILAH KAMI REJEKI PADA HARI INI
kalau tidak prihatin akan mereka yang lapar, orang
buta huruf dan tanpa harapan untuk besok
Jangan mengatakan AMPUNILAH KESALAHAN KAMI
kalau masih menyimpan kebencian terhadap saudaramu
Jangan mengatakan JANGANLAH MASUKAN KAMI KE DALAM PERCOBAAN
kalau masih bermaksud berbuat dosa
Jangan mengatakan BEBASKANLAH KAMI DARI YANG JAHAT
kalau tidak berani mengambil posisi melawan kejahatan
Jangan mengatakan AMEN
kalau tidak menganggap serius setiap kata dalam doa BAPA KAMI
Sunday, September 4, 2011
Life, it`s so Simple
Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.
* Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.
... Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap.Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.
* Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.
Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik."
Ibu menjawab: "Mengapa?" Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah."
* Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.
Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur." Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku."
* Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.
Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: "Jika sebuah bola jatuh kedalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?" Ada yang menjawab: "Cari mulai dari bagian tengah."Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yang cekung ke dalam."Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi."Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: "Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana."
* Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.
Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: "Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku."Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah."Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjenguk katak "pinggir jalan" dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.
* Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.
Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira.
Ada yang bertanya: "Mengapa engkau begitu santai?"Dia menjawab sambil tertawa: "Karena barang bawaan saya sedikit."
* Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah atau memiliki secukupnya saja.
* Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.
... Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap.Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.
* Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.
Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik."
Ibu menjawab: "Mengapa?" Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah."
* Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.
Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur." Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku."
* Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.
Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: "Jika sebuah bola jatuh kedalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?" Ada yang menjawab: "Cari mulai dari bagian tengah."Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yang cekung ke dalam."Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi."Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: "Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana."
* Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.
Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: "Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku."Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah."Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjenguk katak "pinggir jalan" dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.
* Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.
Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira.
Ada yang bertanya: "Mengapa engkau begitu santai?"Dia menjawab sambil tertawa: "Karena barang bawaan saya sedikit."
* Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah atau memiliki secukupnya saja.
Friday, September 2, 2011
Rencana Tuhan
Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang meyulam sehelai kain.
Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang meyulam sesuatu di atas sehelai kain.
Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet.
Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut, "Anakku, lanjutkanlah permaina...nmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini, nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas."
Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu sembrawut menurut pandanganku.
Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil, "Anakku, mari ke sini, dan duduklah di pangkuan ibu."
Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali.
Aku hampir tak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang ruwet.
Kemudian ibu berkata, "Anakku, dari bawah memang ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa dia atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya." "Sekarang, dengan melihatnya dari atas, kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan."
Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada TUHAN, "apa yang Engkau lakukan?"
Ia menjawab, "Aku sedang menyulam kehidupanmu." Dan aku membantah, "Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?
Kemudian TUHAN menjawab, "kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaan-Ku di bumi ini.
Suatu saat nanti Aku akan memanggilmu ke surga dan mendudukkan kamu di pangkuan-Ku, dan kamu akan melihat rencana-Ku yang indah dari sisi-Ku!"
SERING KALI KITA TIDAK MENGERTI APA YANG TUHAN INGINKAN DALAM HIDUP KITA ..
TAPI PERCAYALAH BAHWA SEMUA YANG TELAH DIA IJINKAN TERJADI DALAM HIDUP KITA ADALAH YANG TERBAIK...
Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang meyulam sesuatu di atas sehelai kain.
Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet.
Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut, "Anakku, lanjutkanlah permaina...nmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini, nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas."
Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu sembrawut menurut pandanganku.
Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil, "Anakku, mari ke sini, dan duduklah di pangkuan ibu."
Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali.
Aku hampir tak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang ruwet.
Kemudian ibu berkata, "Anakku, dari bawah memang ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa dia atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya." "Sekarang, dengan melihatnya dari atas, kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan."
Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada TUHAN, "apa yang Engkau lakukan?"
Ia menjawab, "Aku sedang menyulam kehidupanmu." Dan aku membantah, "Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?
Kemudian TUHAN menjawab, "kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaan-Ku di bumi ini.
Suatu saat nanti Aku akan memanggilmu ke surga dan mendudukkan kamu di pangkuan-Ku, dan kamu akan melihat rencana-Ku yang indah dari sisi-Ku!"
SERING KALI KITA TIDAK MENGERTI APA YANG TUHAN INGINKAN DALAM HIDUP KITA ..
TAPI PERCAYALAH BAHWA SEMUA YANG TELAH DIA IJINKAN TERJADI DALAM HIDUP KITA ADALAH YANG TERBAIK...
Apakah Kita Orang Orang Munafik ?
Ini pertanyaan yang seru untuk diperdebatkan.
Tetapi dalam menjawab pertanyaan seperti ini kita harus jujur pada diri kita sendiri dan hati nurani kita.
...Kita hidup didalam dunia.
Mau tidak mau kita mengikuti pola yang ada didalam dunia (sekularisme) Alkitab banyak mengajar untuk hidup dengan radikal.
Alkitab (perjanjian lama) mengajarkan …
“Jangan berzinah” .. tetapi Yesus mengatakan
“Setiap orang yang memandang perempuan itu dan mengingininya,
berarti dia telah berzinah dengan perempuan itu didalam hatinya” (Mat 5: 27-28)
Dan masih banyak hal lagi.
Kalau boleh bertanya …
“Apakah kamu butuh uang ?”
Tentu dengan sepakat kita mengatakan kita butuh/mau.
kita ingat bahwa “Kita tidak boleh terikat apapun juga dengan dunia”.
Tapi pernahkan kita berpikir .. apakah kita bisa hidup tanpa memegang uang ?
“Trust in the Lord ?”
saya juga berpikir susah juga.
Saya masih suka untuk banyak menghabiskan uang saya.
Saya lebih memilih naik ojek dari pada naik angkot.
Saya lebih suka makan daging daripada sayuran.
Saya kepingin punya rumah, mobil dsb…
Kalau begitu apakah uang itu mengikat diri saya ?
Saya berpikir dan lama berpikir…….
Saya memang butuh uang tapi saya juga nggak mau terikat dengan itu.
Mungkin dengan ilustrasi akan lebih memudahkan ..
“Tiba - tiba kita mendapat undian BCA ataupun apapun juga
Kita mendapat 250 jt. Apa yang akan kita lakukan ??”
Pasti kita berpikir akan memberi Gereja atau ke Panti Asuhan sekian puluh jt.
Terus sisanya kita mau gunakan untuk apa ?
Coba buat list dulu sebelum kita lanjutkan….
…………wait for 1 minute…….
Kita sering berkata I love You Lord.. more than everything
Coba kita katakan lalu kita lihat List kita ?
Hm.... ternyata susah untuk mencintai Tuhan.
Ternyata masih banyak keinginan kita sendiri dari pada keinginan Tuhan.
Saya pernah membaca sebuah buku ada tulisan seperti ini.
“Saya kepingin punya rumah pribadi dengan segala barang yang mewah TV besar, sound system, AC
Saya ingin sarapan pagi dikamar
Dengan telur dadar, sosis, segelas susu
Saya ingin dilayani oleh para pembantu
Saya perintah untuk mengambilkan koran, minum
Saya ingin punya sopir pribadi
Yang siap mengantar saya kemanapun saya pergi
Saya ingin berada dalam sebuah mobil mewah
Dengan sound system yang ada, TV, kulkas mini, AC
Saya kepingin punya seorang istri
Cantik, sabar, lembut dan penuh pengertian
Saya mau dia menemani saya pada waktu sore hari
Saya mau berdua dengan dia melihat matahari terbenam
Saya ingin punya anak yang lucu dan manja
Saya ingin melewatkan waktu tua saya dengan istri
Dengan anak saya dengan menantu saya dengan cucu saya
Tetapi semua itu hanya keinginan saya
Semua telah kupersembahkan kepada Tuhan”
Ini adalah semua puisi yang telah ditulis oleh seorang Pastur
Semua keinginan itu boleh kita miliki.
Tapi apakah kita ingat apa yang Tuhan mau. (God First)
Saya masih terlalu susah untuk mencintai Tuhan terus apakah kita harus ambruk……
Kita masih terus diberi kesempatan untuk boleh mencintai Tuhan lebih lagi…..
Kalau kita masih hidup hari ini … ini tanda bahwa Tuhan
memberi kita kesempatan untuk belajar mencintai Tuhan lebih
lagi dan memperbaiki diri kita.
OK … mari kita coba bersama.....
Saya rasa kita bukanlah orang munafik.
Karena kita masih punya keinginan dan kita mau jujur bahwa kita masih punya keinginan ketika ditanya orang.
Namun kita mau mencari kehendak Tuhan didalam hidup ini
dan mau persembahkan seluruh keinginan kita bagi Kemuliaan Tuhan.
Mulailah berdoa sebelum kita mengambil sebuah keputusan untuk masa depan kita.
AVE MARIA !!!
Tetapi dalam menjawab pertanyaan seperti ini kita harus jujur pada diri kita sendiri dan hati nurani kita.
...Kita hidup didalam dunia.
Mau tidak mau kita mengikuti pola yang ada didalam dunia (sekularisme) Alkitab banyak mengajar untuk hidup dengan radikal.
Alkitab (perjanjian lama) mengajarkan …
“Jangan berzinah” .. tetapi Yesus mengatakan
“Setiap orang yang memandang perempuan itu dan mengingininya,
berarti dia telah berzinah dengan perempuan itu didalam hatinya” (Mat 5: 27-28)
Dan masih banyak hal lagi.
Kalau boleh bertanya …
“Apakah kamu butuh uang ?”
Tentu dengan sepakat kita mengatakan kita butuh/mau.
kita ingat bahwa “Kita tidak boleh terikat apapun juga dengan dunia”.
Tapi pernahkan kita berpikir .. apakah kita bisa hidup tanpa memegang uang ?
“Trust in the Lord ?”
saya juga berpikir susah juga.
Saya masih suka untuk banyak menghabiskan uang saya.
Saya lebih memilih naik ojek dari pada naik angkot.
Saya lebih suka makan daging daripada sayuran.
Saya kepingin punya rumah, mobil dsb…
Kalau begitu apakah uang itu mengikat diri saya ?
Saya berpikir dan lama berpikir…….
Saya memang butuh uang tapi saya juga nggak mau terikat dengan itu.
Mungkin dengan ilustrasi akan lebih memudahkan ..
“Tiba - tiba kita mendapat undian BCA ataupun apapun juga
Kita mendapat 250 jt. Apa yang akan kita lakukan ??”
Pasti kita berpikir akan memberi Gereja atau ke Panti Asuhan sekian puluh jt.
Terus sisanya kita mau gunakan untuk apa ?
Coba buat list dulu sebelum kita lanjutkan….
…………wait for 1 minute…….
Kita sering berkata I love You Lord.. more than everything
Coba kita katakan lalu kita lihat List kita ?
Hm.... ternyata susah untuk mencintai Tuhan.
Ternyata masih banyak keinginan kita sendiri dari pada keinginan Tuhan.
Saya pernah membaca sebuah buku ada tulisan seperti ini.
“Saya kepingin punya rumah pribadi dengan segala barang yang mewah TV besar, sound system, AC
Saya ingin sarapan pagi dikamar
Dengan telur dadar, sosis, segelas susu
Saya ingin dilayani oleh para pembantu
Saya perintah untuk mengambilkan koran, minum
Saya ingin punya sopir pribadi
Yang siap mengantar saya kemanapun saya pergi
Saya ingin berada dalam sebuah mobil mewah
Dengan sound system yang ada, TV, kulkas mini, AC
Saya kepingin punya seorang istri
Cantik, sabar, lembut dan penuh pengertian
Saya mau dia menemani saya pada waktu sore hari
Saya mau berdua dengan dia melihat matahari terbenam
Saya ingin punya anak yang lucu dan manja
Saya ingin melewatkan waktu tua saya dengan istri
Dengan anak saya dengan menantu saya dengan cucu saya
Tetapi semua itu hanya keinginan saya
Semua telah kupersembahkan kepada Tuhan”
Ini adalah semua puisi yang telah ditulis oleh seorang Pastur
Semua keinginan itu boleh kita miliki.
Tapi apakah kita ingat apa yang Tuhan mau. (God First)
Saya masih terlalu susah untuk mencintai Tuhan terus apakah kita harus ambruk……
Kita masih terus diberi kesempatan untuk boleh mencintai Tuhan lebih lagi…..
Kalau kita masih hidup hari ini … ini tanda bahwa Tuhan
memberi kita kesempatan untuk belajar mencintai Tuhan lebih
lagi dan memperbaiki diri kita.
OK … mari kita coba bersama.....
Saya rasa kita bukanlah orang munafik.
Karena kita masih punya keinginan dan kita mau jujur bahwa kita masih punya keinginan ketika ditanya orang.
Namun kita mau mencari kehendak Tuhan didalam hidup ini
dan mau persembahkan seluruh keinginan kita bagi Kemuliaan Tuhan.
Mulailah berdoa sebelum kita mengambil sebuah keputusan untuk masa depan kita.
AVE MARIA !!!