Thursday, April 15, 2010

Misteri Allah


Oleh : William Jennings Bryan

Pernahkan Anda memperhatikan kemampuan yang dimiliki biji semangka ? Ia memiliki kemampuan untuk memperoleh dari bumi dan dari dirinya sendiri berat sebesar 200.000 kali lipat! Dapatkah Anda mengatakan pada saya bagaimana biji itu bisa mengambil bahan-bahan yang diperlukannya dan menampilkannya dalam warna-warna pada permukaan luarnya yang jauh melebihi hasil karya seorang seniman, dan kulit bagian dalamnya yang berwarna putih, dan di dalamnya lagi, berwarna merah hati, padat dengan taburan biji-biji berwarna hitam, yang setiap bijinya mampu mengubah dirinya menjadi 200.000 kali lebih berat dari beratnya sendiri....

Apabila Anda dapat menjelaskan kepada saya misteri yang sederhana dari buah semangka, maka Anda boleh meminta saya untuk menjelaskan misteri Allah.

Monday, April 12, 2010

Menjadi seorang Santo


Konon, lebih dari seribu tujuh ratus tahun silam, seorang pemuda ingin menjadi orang kudus. Ia meninggalkan rumahnya, keluarganya, dan harta miliknya. Ia mengucapkan selamat tinggal kepada handai taulan dan sahabat-sahabatnya, menjual semua miliknya, memberikan uangnya kepada kaum papa, dan pergi menuju padang pasir untuk menemukan Tuhan.

Ia berjalan melintasi padang pasir itu sampai ia menemukan sebuah gua yang gelap."Disinilah", pikirnya, "aku akan berada sendirian bersama Tuhan. Di sini tidak ada yang dapat mengalihkanku dari Tuhan".

Ia lalu berdoa siang dan malam di dalam gua yang gelap itu. Namun Tuhan memberikan cobaan yang berat kepadanya. Ia membayangkan segala hal yang menyenangkan dalam kehidupan ini dan sangat menginginkannya. Akan tetapi, ia sudah bertekad untuk meninggalkan segala sesuatu demi Allah. Ia pun berusaha sekuat-kuatnya melawan semua godaan itu. Selang beberapa bulan godaan-godaan itu berhenti. Santo Anthony dari Mesir berada dalam kedamaian, tidak memiliki apa pun kecuali Tuhan.

Tetapi kemudian, seperti diceritakan dalam legenda, Tuhan berkata, "Tinggalkanlah guamu itu untuk beberapa hari dan pergilah ke sebuah kota yang jauh. Carilah seorang tukang sepatu di kota itu. Ketuklah pintunya dan tinggallah bersamanya selama beberapa waktu".

Sang pertapa suci itu bingung atas perintah Tuhan tersebut, namun ia tetap melakukannya. Pada pagi hari keesokannya, ia berangkat dan berjalan melintasi padang pasir sepanjang hari. Ketika hari senja, ia tiba di sebuah desa. Ia menemukan rumah tukang sepatu itu dan mengetuk pintunya. Seorang lelaki membukakan pintu dan tersenyum.

“Apakah Anda seorang tukang sepatu?” Tanya sang pertapa.
“Betul,” sahut tukang sepatu itu. Ia menatap wajah sang pertapa itu dan tampaknya sangat letih dan lapar. “Masuklah,” katanya. “Anfa perlu makan sesuatu dan istirahat”. Tukang sepatu itu memanggil isterinya. Mereka menyiapkan makanan yang enak dan tempat tidur yang nyaman baginya.

Sang pertapa itu tinggal bersama tukang sepatu dan keluarganya selama tiga hari. Ia mengajukan banyak pertanyaan tentang kehidupan mereka. Tetapi ia tidak bercerita banyak kepada mereka tentang dirinya meskipun tukang sepatu dan isterinya ingin sekali mengetahui kehidupannya di padang apsir. Mereka bercerita banyak dan menjadi sahabat karib.

Tibalah saatnya bagi sang pertapa untuk pergi. Ia berjalan kembali ke guanya dengan penuh rasa ingin tahu mengapa Tuhan menyuruhnya mengunjungi tukang sepatu itu.

“Bagaimana dengan tukang sepatu itu ?” Tanya Tuhan ketika pertapa itu telah berada kembali di guanya.

“Ia seorang yang ramah,” sahutnya. “Ia mempunyai seorang isteri yang sedang hamil. Mereka tampaknya sangat mencintai satu sama lain. Tukang sepatu itu memiliki sebuah took kecil tempat ia membuat sepatu. Ia bekerja keras. Mereka memiliki sebuah rumah sederhana. Mereka memberikan uang dan makanan kepada siapa saja yang lebih berkekurangan daripada mereka. Ia dan isterinya sangat beriman kepada-Mu dan berdoa sedikitnya sekali sehari. Mempunyai banyak sahabat. Dan tukang sepatu itu sangat suka berkelakar”.

Tuhan mendengarkannya dengan sungguh-sungguh. “Engkau seorang santo yang besar, Anthony”, kata Tuhan, “dan tukang sepatu itu serta isterinya juga santo dan santa yang besar.”

Datanglah Sebagaimana Adanya


Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dalam ketidak percayaan. Tidak mungkin ini tempatnya. Sebenarnya, tidak mungkin aku diterima di sini. Aku sudah diberi undangan beberapa kali, oleh beberapa orang yang berbeda, dan baru akhirnya memutuskan untuk melihat tempatnya seperti apa sih. Tapi, tidak mungkin ini tempatnya. Dengan cepat, aku melihat pada undangan yang ada di genggamanku. Aku memeriksa dengan teliti kata-katanya, "Datanglah sebagaimana adanya kamu. Tidak perlu ditutup-tutupi," dan menemukan lokasinya.

Ya.. aku berada di tempat yang benar. Aku mengintip lewat jendelanya sekali lagi dan melihat sebuah ruangan yang penuh dengan orang-orang yang dari wajahnya terpancar sukacita. Semuanya berpakaian rapi, diperindah dengan pakaian yang bagus dan terlihat bersih seperti kalau mereka makan di restoran yang bagus. Dengan perasaan malu, aku memandang pada pakaianku yang buruk dan compang camping, penuh dengan noda. Aku kotor, bahkan menjijikan.

Bau yang busuk ada padaku dan aku tidak dapat membuang kotoran yang melekat pada tubuhku. Ketika aku akan berputar untuk meninggalkan tempat itu, kata-kata dari undangan tersebut seakan-akan meloncat keluar, "Datanglah sebagaimana kamu adanya. Tidak perlu ditutup-tutupi."

Aku memutuskan untuk mencobanya. Dengan mengerahkan semua keberanianku, aku membuka pintu restoran dan berjalan ke arah laki-laki yang berdiri di belakang panggung.

"Nama Anda, Tuan ?" ia bertanya kepadaku dengan senyuman.

"Daniel F. Renken," kataku bergumam tanpa berani melihat ke atas. Aku memasukkan tanganku ke kantongku dalam-dalam, berharap untuk dapat menyembunyikan noda-nodanya.

Ia sepertinya tidak menyadari kotoran yang berusaha aku sembunyikan dan ia melanjutkan, "Baik, Tuan. Sebuah meja sudah dipesan atas nama Anda. Anda mau duduk ?"

Aku tidak percaya atas apa yang aku dengar! Aku tersenyum dan berkata,"Ya, tentu saja!"

Ia mengantarkanku ke sebuah meja dan, cukup yakin, ada plakat dengan namaku tertera dengan tulisan tebal merah tua.

Ketika aku membaca-baca menunya, aku melihat berbagai macam hal-hal yang menyenangkan tertera di sana. Hal-hal tersebut seperti "damai", "sukacita","berkat", "kepercayaan diri","keyakinan", "pengharapan", "cinta kasih", "kesetiaan", dan "pengampunan".

Aku sadar bahwa ini bukan restoran biasa! Aku mengembalikan menunya ke depan untuk melihat tempat di mana aku berada. "Kemurahan Tuhan," adalah nama dari tempat ini!

Laki-laki tadi kembali dan berkata, "Aku merekomendasikan sajian spesial hari ini. Dengan memilih spesial menu hari ini, Anda berhak untuk mendapatkan semua yang ada di menu ini."

Kamu pasti bercanda! pikirku dalam hati. Maksudmu, aku bisa mendapat SEMUA yang ada dalam menu ini?

"Apa menu spesial hari ini?" aku bertanya dengan penuh kegembiraan.

"Keselamatan," jawabnya.

"Aku ambil," jawabku spontan.

Kemudian, secepat aku membuat keputusan itu, kegembiraan meninggalkan tubuhku. Sakit dan penderitaan merenggut lewat perutku dan air mata memenuhi mataku.

Dengan menangis tersedu sedan, aku berkata, "Tuan, lihatlah diriku. Aku ini kotor dan hina. Aku tidak bersih dan tidak berharga. Aku ingin mendapat semuanya ini, tapi aku tidak dapat membelinya."

Dengan berani, laki-laki itu tersenyum lagi.

"Tuan, Anda sudah dibayar oleh laki-laki di sebelah sana," katanya sambil menunjuk pintu masuk ruangan. "Namanya Yesus."

Aku berbalik, aku melihat seorang laki-laki yang kehadirannya membuat terang seluruh ruangan itu.

Aku melangkah maju ke arah laki-laki itu, dan dengan suara gemetar aku berbisik, "Tuan, aku akan mencuci piring-piring atau membersihkan lantai atau mengeluarkan sampah. Aku akan melakukan apa pun yang bisa aku lakukan untuk membayar-Mu kembali atas semuanya ini."

Ia membuka tangannya dan berkata dengan senyuman, "Anakku, semuanya ini akan menjadi milikmu, cukup hanya bila kamu datang kepadaKu. Mintalah pada-Ku untuk membersihkanmu dan Aku akan melakukannya. Mintalah padaKu untuk membuang noda-noda itu dan itu terlaksana. Mintalah padaKu untuk mengijinkanmu makan di meja-Ku dan kamu akan makan. Ingat, meja ini dipesan atas namamu. Yang bisa kamu lakukan hanyalah MENERIMA pemberian yang sudah Aku tawarkan kepadamu."

Dengan kagum dan takjub, aku terjatuh di kakiNya dan berkata, "Tolong, Yesus. Tolong bersihkan hidupku. Tolong ubahkan aku, ijinkan aku duduk di meja-Mu dan berikan padaku sebuah hidup yang baru."

Dengan segera aku mendengar, "Sudah terlaksana."

Aku melihat pakaian putih menghiasi tubuhku yang sudah bersih. Sesuatu yang aneh dan indah terjadi. Aku merasa seperti baru, seperti sebuah beban sudah terangkat dan aku mendapatkan diriku duduk di mejaNya.

"Menu spesial hari ini sudah dipesan," kata Tuhan kepadaku. "Keselamatan menjadi milikmu."

Kami duduk dan bercakap-cakap untuk beberapa waktu lamanya dan aku sangat menikmati waktu yang kuluangkan denganNya. Ia berkata kepadaku, kepadaku dan kepada semua orang, bahwa Ia ingin aku kembali sesering aku ingin bantuan lain dari kemurahan Tuhan. Dengan jelas Ia ingin aku meluangkan waktuku sebanyak mungkin denganNya.

Ketika waktu sudah dekat bagiku untuk kembali ke 'dunia nyata', Ia berbisik padaku dengan lembut, "Dan Daniel, AKU MENYERTAI KAMU SELALU."

Dan kemudian, Ia berkata sesuatu yang tidak akan pernah aku lupakan.

Ia berkata, "Anakku, lihatkah kamu beberapa meja yang kosong di seluruh ruangan ini?"

"Ya, Tuhan. Aku melihatnya. Apa artinya?" jawabku.

"Ini adalah meja-meja yang dipesan, tapi tiap-tiap individu yang namanya tertera di tiap plakat ini belum menerima undangan untuk makan. Maukah kamu membagikan undangan-undangan ini untuk mereka yang belum bergabung dengan kita?" Yesus bertanya.

"Tentu saja," kataku dengan kegembiraan dan memungut undangan tersebut.

"Pergilah ke seluruh bangsa," Ia berkata ketika aku pergi meninggalkan restoran tersebut.

Aku berjalan masuk ke "Kemurahan Tuhan" dalam keadaan kotor dan lapar. Ternoda oleh dosa. Asalku bagai kain tua yang kotor. Dan Yesus membersihkanku. Aku berjalan keluar seperti orang yang baru.. berbaju putih, seperti Dia. Dan, aku menepati janjiku pada Tuhanku.

Aku akan pergi.

Aku akan menyebarkan luaskan perkataanNya.

Aku akan memberitakan Injil ...

Aku akan membagikan undangan-undangannya.

Dan aku akan memulainya dengan kamu.

Pernahkah kamu pergi ke restoran "Kemurahan Tuhan?" Ada sebuah meja yang dipesan atas namamu, dan inilah undangan untukmu... "DATANGLAH SEBAGAIMANA KAMU ADANYA. TIDAK PERLU DITUTUP-TUTUPI."

Biarkan Tuhan Menilaimu (Mother Theresa)


Apabila engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada maksud-maksud buruk di balik perbuatan baik yang kau lakukan. Tetapi, tetaplah berbuat baik.

Terkadang orang berpikir secara tidak masuk akal dan bersikap egois. Tetapi, bagaimanapun juga, terimalah mereka apa adanya.

Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan juga teman yang iri hati atau cemburu. Tetapi teruskanlah kesuksesanmu itu.

Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu. Tetapi, tetaplah bersikap jujur dan terbuka.

Apa yang telah engkau bangun bertahun-tahun lamanya, dapat dihancurkan orang dalam satu malam saja. Tetapi, janganlah berhenti dan tetaplah membangun.

Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu. Tetapi, tetaplah berbahagia.

Kebaikan yang kau lakukan hari ini, mungkin besok dilupakan orang. Tetapi, teruslah berbuat baik.

Berikan yang terbaik dari apa yang kau miliki, dan itu mungkin tidak akan pernah cukup. Tetapi, tetap berikanlah yang terbaik.

Sadarilah bahwa semuanya itu ada di antara engkau dan Tuhan. Tidak akan pernah ada antara engkau dan orang lain. Jangan pedulikan apa yang orang lain pikir atas perbuatan baik yang kau lakukan. Tetapi percayalah bahwa mata Tuhan tertuju pada orang-orang jujur dan Dia sanggup melihat ketulusan hatimu.

Mother Theresa.

Obat bagi Penderitaan


Ada sebuah kisah lama bangsa cina tentang seorang wanita yang putra tunggalnya meninggal dunia. Dalam kesedihannya, ia pergi menemui seorang suci. Katanya, " Apakah Anda memiliki doa atau mantra ajaib yang dapat menghidupkan kembali putraku?"

Daripada menyuruh waita itu pergi atau berdebat dengannya, orang suci itu berkata, "Bawalah padaku sebutir biji sesawi yang kau ambli dari sebuah keluarga yang tidak pernah mengalami penderitaan. Kita akan menggunakannya untuk mengusir penderitaan dalam hidupmu." Dengan segera wanita itu pergi mencari biji sesawi ajaib itu.

Mula-mula ia mendatangi sebuah rumah besar yang sangat bagus. Ia mengetuk pintunya dan berkata, "Aku sedang mencari sebuah keluarga yang tidak pernah mengalami penderitaan. Inikah tempatnya ? Hal itu sangat penting bagiku."

Mereka menjawab,"Sesungguhnya Anda datang ke tempat yang salah." Dan mereka mulai bercerita tentang segala hal yang menyedihkan yang baru saja menimpa keluarga mereka.

Wanita itu bergumam, "Siapa yang lebih mampu membantu orang-orang malang ini, orang-orang yang bernasib sial, kecuali saya, yang sudah memiliki nasib sialku sendiri?" Ia tinggal di situ selama beberapa saat untuk menghibur mereka, kemudian pergi mencari sebuah keluarga yang tidak pernah mengalami penderitaan. Tetapi kemanapun dia pergi, ke gubuk-gubuk atau ke tempat-tempat lainnya yang mewah, ia hanya menemukan kisah demi kisah tentang kesedihan dan kemalangan. Begitu banyaknya ia mendengar tentang berbagai penderitaan orang lain, akhirnya ia lupa akan tujuannya mencari biji sesawi ajaib itu. Tanpa disadarinya, ia telah berhasil mengusir penderitaan dari hidupnya.

Sunday, April 11, 2010

Santa Maria dari Akita


Para Abdi Ekaristi adalah sebuah komunitas religius sekulir di Yuzawadai, pinggiran kota Akita, yang dibentuk oleh Uskup Akita, Mgr Yohanes Shojiro Ito. Pada tanggal 12 Mei 1973 Sr Agnes Katsuko Sasagawa, yang pada waktu itu berusia 42 tahun, seorang pemeluk Budha yang baru beberapa tahun menjadi Katolik, bergabung sebagai novis di sana. Ketika masuk, Sr Agnes baru saja kehilangan pendengarannya dan sama sekali tuli tanpa dapat disembuhkan.


Peristiwa mukjizat pertama di Akita terjadi pada tanggal 12 Juni 1973, hanya satu bulan setelah Sr Agnes bergabung. Pada hari itu, ia sedang seorang diri saja di kapel biara. Saat ia sedang membuka pintu tabernakel, sekonyong-konyong memancarlah suatu cahaya kemilau dari tabernakel; serta-merta Sr Agnes merebahkan diri di lantai dan tetap dalam keadaan prostratio demikian hingga sekitar satu jam lamanya, takluk oleh suatu kekuatan yang mahadahsyat.


Pada tanggal 14 Juni 1973, Sr Agnes kembali melihat cahaya kemilau dari tabernakel, kali ini dilingkupi oleh suatu nyala api merah yang kuat, yang memancarkan berkas-berkas cahaya ke segala penjuru. Lagi, pada sore hari menjelang Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus tanggal 28 Juni, ia melihat cahaya kemilau dari tabernakel, kali ini tampak juga begitu banyak makhluk serupa para malaikat yang mengelilingi altar dalam sembah sujud di hadapan Sakramen Mahakudus. Keesokan harinya, yang adalah Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus, malaikat menampakkan diri sementara Sr Agnes hendak memulai berdoa rosario. Malaikat kemudian memintanya untuk menambahkan kata “sungguh” dalam doa yang disusun Uskup Ito bagi komunitas. Sejak saat itu, doa ditujukan kepada “Hati Yesus yang Mahakudus, yang SUNGGUH hadir dalam Ekaristi Kudus.” Peristiwa-peristiwa ini merupakan awal dari serangkaian peristiwa adikodrati yang berlangsung selama sembilan tahun lamanya dari tahun 1973 hingga tahun 1982.



Suster Agnes dan Malaikat Pelindung


Ketika diminta untuk menggambarkan malaikat pelindungnya, Sr Agnes menjawab, “wajahnya bulat, dengan ekspresi yang manis … seorang yang diliputi oleh suatu kemilau putih bagai salju ….” Malaikat pelindung mempercayakan banyak pesan kepadanya, kerapkali berdoa bersamanya, pula membimbing serta menasehatinya.


Sore hari pada Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus tanggal 28 Juni 1973, Sr Agnes mendapati suatu luka berbentuk salib muncul di telapak tangan kirinya. Luka ini menimbulkan rasa sakit yang luar biasa hingga Sr Agnes mengatakan, “Tak akan pernah aku dapat melupakan rasa sakit itu.” Pada tanggal 5 Juli 1973, suatu lubang kecil muncul di tengahnya darimana darah mulai memancar. Malaikat pelindungnya menampakkan diri dan membimbingnya untuk melakukan silih kepada Hati Yesus yang Mahakudus bagi dosa-dosanya dan bagi dosa-dosa segenap umat manusia.



Stigmata yang Berdarah


Keesokan harinya, pada tanggal 6 Juli 1973, malaikat pelindung kembali menampakkan diri kepada Sr Agnes, “… Luka Bunda Maria jauh lebih dahsyat dan lebih menyengsarakan daripada lukamu. Marilah kita pergi berdoa bersama di kapel.” Setelah memasuki kapel, malaikat menghilang. Sr Agnes kemudian berpaling kepada patung Bunda Maria yang terletak di sisi kanan altar.


Patung ini, yang tingginya kira-kira tiga kaki, diukir dari sebatang kayu utuh yang kering dan keras tanpa sambungan, menggambarkan Santa Perawan Maria berdiri di depan sebuah salib, dengan kedua tangannya direntangkan ke arah bawah. Di bawah kaki patung, terdapat sebuah bola yang menggambarkan dunia. Saburo Wakasa, seorang pemahat Jepang beragama Budha, memahat patung ini sekitar tigapuluh tahun yang lalu dengan mempergunakan sehelai kartu bergambar “Bunda Segala Bangsa” sebagai model, sembari menambahkan profil wajah khas perempuan Jepang dalam patungnya.


Sr Agnes mengenang saat itu, “Aku merasa bahwa patung kayu itu menjadi hidup dan hendak berbicara kepadaku … Ia bermandikan cahaya yang cemerlang … dan pada saat yang sama, suatu suara yang merdu tak terperi menembusi telingaku yang sama sekali tuli.”


Bunda Maria berkata kepadanya, “Jangan takut. Engkau akan disembuhkan. Bersabarlah ….”


Kemudian Bunda Maria bersama Sr Agnes bersama-sama mendaraskan doa komunitas yang disusun Uskup Ito. Pada kata-kata “Yesus yang hadir dalam Ekaristi,” Maria mengatakan, “Mulai sekarang, kalian akan menambahkan SUNGGUH.” Bersama dengan malaikat yang muncul kembali, ketiganya mendaraskan doa persembahan diri kepada Hati Yesus yang Mahakudus, yang SUNGGUH hadir dalam Ekaristi. Sebelum menghilang, Bunda Maria meminta Sr Agnes untuk “berdoa banyak-banyak bagi Paus, para uskup dan para imam.”


Keesokan paginya, ketika para biarawati berkumpul bersama untuk mendaraskan Laudes, mereka mendapati darah mengalir dari telapak tangan kanan patung dan juga luka berbentuk salib; di tengah luka terdapat sebuah lubang darimana darah memancar. Luka itu mirip benar dengan luka pada telapak tangan kiri Sr Agnes, hanya saja, karena patung itu kecil maka lukanya juga lebih kecil. Luka itu memancarkan darah pada setiap malam Jumat dan sepanjang hari Jumat, begitu juga luka di tangan Sr Agnes. Yang menarik, tetesan darah mengalir sepanjang tangan patung, yang terentang dan mengarah ke bawah, namun tetesan-tetesan darah itu tidak pernah jatuh dari tangan.


Rasa sakit yang diderita Sr Agnes terus berlanjut hingga pada suatu Jumat siang tanggal 27 Juli, menjadi begitu hebat nyaris tak tertahankan. Ia pergi ke kapel guna mendapatkan penghiburan dan prostratio dalam doa. Sejenak kemudian, ia mendengar suara malaikat pelindungnya, “Penderitaanmu akan berakhir hari ini.” Malaikat kemudian menghilang dan rasa sakit di tangannya lenyap seketika; lukanya telah sembuh sama sekali tanpa meninggalkan bekas sedikit pun.


Luka di tangan patung Bunda Maria tetap tinggal hingga kurang lebih dua bulan tiga minggu lamanya dan lenyap dengan sendirinya pada tanggal 29 September 1973.


Pada ibadat sore tanggal 29 September itu, seluruh komunitas melihat suatu cahaya cemerlang yang berasal dari patung. Seketika itu juga sekujur tubuh patung diliputi oleh suatu embun serupa keringat. Malaikat pelindung berkata kepada Sr Agnes, “Bunda Maria bahkan terlebih sedih lagi daripada ketika ia mengucurkan darah. Keringkanlah keringatnya.” Dari “keringat” Bunda Maria ini tercium bau harum mewangi. Para biarawati mempergunakan gumpalan-gumpalan kapas untuk menyeka keringat. Cahaya kemilau yang meliputi patung pun perlahan-lahan lenyap.



Patung SP Maria Berubah Secara Ajaib


Menjelang akhir Mei 1974, suatu fenomena lain terjadi. Sementara gaun dan rambut patung tetap tampak sebagai kayu alami, tetapi wajah, kedua tangan dan kaki Bunda Maria berubah warna menjadi gelap, coklat kemerah-merahan. Delapan tahun kemudian, ketika sang pemahat datang untuk melihat patung ukirannya, tak mampu ia menyembunyikan rasa terkejutnya. Hanya bagian-bagian tubuh Santa Perawan yang kelihatan saja yang berubah warna, dan bahkan wajahnya pun telah berubah ekspresi.



SP Maria Meneteskan Airmata 101 Kali


Patung Bunda Maria mulai meneteskan airmata untuk pertama kalinya pada pagi hari Sabtu, tanggal 4 Januari 1975. Pada siang dan sore hari yang sama, patung kembali meneteskan airmata untuk kedua dan ketiga kalinya. Dalam jangka waktu 6 tahun 8 bulan, dari waktu ke waktu patung Bunda Maria meneteskan airmata; terakhir kalinya, yang ke-101 kalinya terjadi pada tanggal 15 September 1981, pada peringatan Santa Perawan Maria Berdukacita.


Tigabelas hari sesudahnya, pada tanggal 28 September, Sr Agnes merasakan kehadiran malaikat di sampingnya, di depan Sakramen Mahakudus yang ditahtakan, pada saat doa hening sesudah pendarasan rosario bersama oleh para biarawati di kapel. Ketika itu Sr Agnes tidak melihat sosok sang malaikat, melainkan muncul di hadapannya suatu penglihatan misterius akan sebuah Kitab Suci yang agung dan mulia, yang dilingkupi oleh suatu cahaya surgawi. Malaikat memintanya untuk membaca suatu ayat dalam Kitab Suci. Dari halaman Kitab Suci yang terbuka, Sr Agnes dapat melihat referensinya - Kitab Kejadian bab 3 ayat 15. Kemudian ia mendengar suara malaikat yang mengatakan, sebagai pengantar, bahwa terdapat suatu hubungan yang luar biasa antara ayat ini dan Santa Perawan Maria yang menangis.


Malaikat selanjutnya mengatakan, “Terdapat suatu makna luar biasa dalam angka 101 dari patung Bunda Maria yang menangis sebanyak seratus satu kali. Hal ini menyatakan bahwa dosa masuk ke dalam dunia melalui seorang perempuan dan, demikian pula, melalui seorang perempuan rahmat keselamatan masuk ke dalam dunia. Angka nol, yang ada di antara dua “satu,” melambangkan Tuhan yang ada sepanjang kekekalan masa. “satu” yang pertama mewakili Hawa, dan “satu” yang terakhir mewakili Bunda Maria yang kudus.”


Kemudian malaikat meminta Sr Agnes untuk membaca kembali Kitab Kejadian bab 3 ayat 15, dan mengatakan, “Haruslah engkau menyampaikan pesan ini kepada imam Katolik yang memberikan bimbingan rohani kepadamu.” Lalu malaikat meninggalkannya. Pada saat yang sama, penglihatan akan Kitab Suci pun lenyap.


Segera sesudah adorasi Sakramen Mahakudus, Sr Agnes bergegas menemui P Thomas Teiji Yasuda SVD, pembimbing rohani Sr Agnes Sasagawa (beliau ditunjuk sebagai pembimbing rohani biara di Akita oleh Uskup Ito pada tahun 1974 - setahun sebelum patung Bunda Maria menangis). Imam membuka Kitab Suci dan mendapati ayat yang mencatat pemakluman nubuat Tuhan kepada setan, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”


Berikut penjelasan P Teiji Yasuda, “Adalah karena pesan malaikat, yang mengutip Kitab Kejadian bab 3 ayat 15, maka makna luar biasa dari airmata Bunda Maria disingkapkan. Ini berarti bahwa airmata patung Bunda Maria berasal dari tujuan ilahi guna mengarahkan perhatian segenap umat Katolik Roma pada sengsara Maria di kaki Salib sebagai Coredemptrix (= Penebus Serta). Airmata mukjizat diciptakan Tuhan demi mengajarkan kepada seluruh Gereja Katolik Roma bahwa Bunda yang kudus menderita sengsara dan mencucurkan airmata sebagai Bunda Yesus Kristus di tengah peran agung keikutsertaannya dalam penebusan, ketika ia memberikan persetujuan penuh atas persembahan kurban Putranya …. St Paulus memperbandingkan Adam yang baru, Yesus Kristus, sang Penebus, dengan Adam yang lama, seorang pendosa. Dalam pesan Akita pada tahun 1981, Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk menyingkapkan perbedaan menyolok antara Hawa yang lama, yang mencobai Adam untuk berdosa, dan Hawa yang baru, Bunda Maria kita yang kudus, yang melahirkan sang Juruselamat. Seratus satu kali patung menangis menunjukkan kebenaran ini, bahwa Tuhan mempersatukan Maria sebagai bagian yang tak terpisahkan dari karya Penebusan-Nya, dari sejak kekekalan masa.”



Mukjizat Penyembuhan


Keotentikan kuasa adikodrati dari airmata yang mengalir dari patung Bunda Maria didukung serta diperkuat oleh dua mukjizat obyektif berikut.


Ny Teresa Chun Sun Ho, seorang ibu rumah tangga Korea Selatan, divonis menderita kanker otak pada tahun 1981. Kesehatannya semakin memburuk hingga ia jatuh koma dalam keadaan vegetatif. Keluarga, sanak saudara dan sahabat memohon dengan sangat kepada Santa Perawan Maria dari Akita demi kesembuhannya, dengan menempatkan selembar foto patung Bunda Maria yang menangis di samping bantalnya. Pada tanggal 4 Agustus, tengah malam, sementara Ny Teresa Chun masih dalam keadaan koma, Bunda Maria menampakkan diri kepadanya dalam suatu penglihatan; ia tampak persis sama seperti di Akita. Teresa disembuhkan sama sekali dari penyakitnya. Berikut kesaksian Ny Teresa Chun, “Bunda Maria yang kudus dari Akita, yang membopong seekor anak domba putih dalam gendongannya, menampakkan diri kepadaku, ketika aku masih tergolek tak berdaya di pembaringan, dan menghembusi dahiku sebanyak tiga kali. Aku melihat bulu anak domba bergerak dan bergoyang-goyang karena kuatnya hembusan Bunda Tersuci.” Mukjizat ini diakui kebenarannya oleh Dr Gil Song Lee dalam suatu sertifikat kesehatan yang kemudian dikirimkan ke Tahta Suci.


Mukjizat kesembuhan yang kedua adalah dipulihkannya Sr Agnes dari ketulian pada tahun 1982. Sr Agnes kehilangan pendengarannya pada tanggal 16 Maret 1973. Ketika bergabung dalam komunitas, ia sama sekali tuli tanpa dapat disembuhkan. Sr Agnes dapat berbicara dan dapat memahami pembicaraan lewat gerakan bibir lawan bicaranya. Pada tanggal 18 Mei 1974, malaikat pelindung mengatakan kepadanya, “Telingamu akan dibuka pada bulan Oktober. Engkau akan dapat mendengar kembali. Engkau akan disembuhkan….” Pada tanggal 13 Oktober 1974, tepat seperti yang telah dinubuatkan malaikat pelindungnya, Sr Agnes untuk sementara waktu memperoleh kembali pendengarannya. Ia menjadi tuli kembali pada tanggal 7 Maret 1975. Pada Hari Raya Kabar Sukacita 1982, ia diberitahu bahwa segera ketuliannya akan “secara definitif disembuhkan agar karya Yang Mahatinggi digenapi.” Tahun yang sama, pada perayaan St Yosef Pekerja, malaikat memaklumkan kepada Sr Agnes “telingamu akan secara definitif disembuhkan pada bulan ini yang dipersembahkan kepada Bunda Maria. Telingamu akan disembuhkan, untuk terakhir kalinya, oleh Dia yang sungguh hadir dalam Ekaristi.” Kedua mukjizat penyembuhan ini terjadi tepat pada saat Pujian kepada Sakramen Mahakudus. Berikut seperti ditulis P Teiji Yasuda SVD,


“Sembilan tahun telah berlalu sejak ia kehilangan pendengarannya pada tahun 1973. Pada tanggal 30 Mei, pada Hari Raya Pentakosta, ia disembuhkan secara ajaib saat ia menerima berkat dari Sakramen Mahakudus dalam monstrans yang saya unjukkan dalam sembah sujud Ekaristi di kapel. Begitu berkat Sakramen Mahakudus diberikan, Sr Agnes mendengar lonceng adorasi yang dibunyikan oleh seorang biarawati. Mukjizat kesembuhan ini disahkan dalam suatu sertifikat kesehatan yang dikeluarkan oleh Dr Tatsuhiko Arai dari Rumah Sakit Palang Merah Akita.”


Peristiwa yang sungguh indah ini mengakhiri untuk selama-lamanya penampakan-penampakan, pesan-pesan dan peristiwa-peristiwa ajaib di Akita, yang seringkali disebut sebagai Fatima dari Timur.



Persetujuan Resmi Gereja


Uskup Yohanes Ito mengatur agar Profesor Sagisaka, M.D., seorang non-Kristiani, seorang ahli dalam bidang forensik, untuk melakukan penelitian ilmiah yang cermat serta seksama atas ketiga cairan, tanpa menyebutkan apa dan darimana cairan itu berasal. Hasilnya adalah, “Materia yang menempel pada kain kasa adalah darah manusia. Keringat dan airmata yang terkandung dalam dua gumpalan kapas berasal dari manusia.”


Pada tanggal 22 April 1984, Uskup Yohanes Shojiro Ito, ordinaris keuskupan di mana penampakan Bunda Maria terjadi, menerbitkan sepucuk surat pastoral di mana ia mengesahkan penghormatan kepada Bunda Tersuci dari Akita. Dalam surat pastoral tersebut, Uskup Ito memaklumkan keotentikan adikodrati dari ketiga pesan Bunda Maria, pesan-pesan malaikat dan peristiwa-peristiwa adikodrati lainnya yang terjadi atas seorang biarawati Jepang sejak 1973 di sebuah biara di Akita, Jepang Utara, yang ada dalam wilayah keuskupannya. Empat tahun kemudian, pada tanggal 20 Juni 1988, dalam kunjungan Uskup Ito ke Roma, Kardinal Joseph Ratzinger (sekarang Paus Benediktus XVI), sebagai Prefek Kongregasi Ajaran Iman memberikan persetujuan atas isi surat pastoral Bapa Uskup.



Pesan2 SP Maria dari Akita


Berikut ketiga pesan Santa Perawan Maria dari Akita seperti yang disampaikannya kepada Sr Agnes Sasagawa:



6 Juli 1973


“Puteriku, novisku, engkau telah mentaatiku dengan baik dalam meninggalkan segala sesuatu demi mengikuti aku. Adakah cacat telingamu menyengsarakan? Ketulianmu akan disembuhkan, yakinlah. Adakah luka di tanganmu membuatmu menderita? Berdoalah demi silih bagi dosa-dosa umat manusia. Setiap orang dalam komunitas ini adalah puteri-puteriku yang tak tergantikan. Adakah engkau mendaraskan doa Para Abdi Ekaristi dengan baik? Jika demikian, marilah kita mendoakannya bersama.”


“Hati Yesus yang Mahakudus, yang sungguh hadir dalam Ekaristi Kudus, aku persembahkan tubuh dan jiwaku untuk dipersatukan sepenuhnya dengan Hati-Mu, yang dikurbankan setiap saat di segenap altar-altar dunia dan yang mendatangkan kemuliaan bagi Bapa memohon datangnya Kerajaan-Nya.


Sudi terimalah persembahan diriku yang hina ini. Pakailah aku seturut kehendak-Mu demi kemuliaan Bapa dan keselamatan jiwa-jiwa.


Bunda Allah yang Tersuci, janganlah pernah biarkan aku terpisah dari Putra Ilahimu. Sudi belalah dan lindungilah aku sebagai Anak Kesayanganmu. Amin.”


Ketika doa selesai didaraskan, suara surgawi itu melanjutkan,


“Berdoalah banyak-banyak bagi Paus, para Uskup dan para Imam. Sejak pembaptisanmu, engkau telah senantiasa dengan setia berdoa bagi mereka. Teruslah berdoa banyak … banyak sekali. Katakanlah kepada superiormu segala yang terjadi hari ini dan taatilah dia dalam segala hal yang ia katakan kepadamu. Ia telah memintamu untuk berdoa dengan tekun.”



3 Agustus 1973


“Puteriku, novisku, apakah engkau mengasihi Tuhan? Jika engkau mengasihi Tuhan, dengarkanlah apa yang harus aku sampaikan kepadamu.”


“Sungguh teramat penting … Engkau akan menyampaikannya kepada superiormu.”


“Begitu banyak orang di dunia ini yang menyakiti Tuhan. Aku menghendaki jiwa-jiwa menghibur-Nya demi meredakan murka Bapa Surgawi. Aku berharap, bersama Putraku, akan jiwa-jiwa yang akan menyilih dengan penderitaan dan kemiskinan mereka bagi orang-orang berdosa dan orang-orang yang tak tahu berterima kasih.”


“Agar dunia sadar akan murka-Nya, Bapa Surgawi bersiap untuk mendatangkan suatu penghukuman besar atas umat manusia. Bersama Putraku, aku telah begitu banyak kali campur tangan demi meredakan murka Bapa. Aku menghalangi datangnya malapetaka dengan mempersembahkan kepada-Nya sengsara Putra di Salib, Darah-Nya yang Mahasuci, dan jiwa-jiwa terkasih yang menghibur-Nya, yang membentuk suatu himpunan jiwa-jiwa yang berkurban. Doa, penitensi dan kurban-kurban yang gagah berani dapat meredakan murka Bapa. Aku menghendaki ini juga dari komunitas kalian … agar ia mencintai kemiskinan, agar ia menguduskan diri dan berdoa demi silih bagi rasa tidak tahu terima kasih dan kekejian begitu banyak orang.”


“Daraskanlah doa Para Abdi Ekaristi dengan pemahaman penuh akan maknanya; amalkanlah; persembahkanlah demi silih (apapun yang Tuhan kirimkan) bagi dosa-dosa. Biarlah tiap-tiap orang berjuang menurut kapasitas dan posisi masing-masing, untuk mempersembahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan.”


“Bahkan dalam suatu biara sekulir pun doa diperlukan. Jiwa-jiwa yang rindu berdoa sudah berada di jalan bersatu bersama. Tanpa terlalu terikat pada bentuk, setialah dan bertekunlah dalam doa demi menghibur sang Tuan.”


Setelah hening sejenak:


“Adakah yang engkau pikirkan dalam hatimu itu benar? Adakah engkau sungguh memutuskan untuk menjadi batu yang dibuang? Novisku, engkau secara terus terang rindu untuk menjadi milik Kristus, menjadi mempelai yang pantas bagi sang Mempelai, engkau berkaul dengan sadar sepenuhnya bahwa engkau harus tergantung pada Salib dengan tiga paku. Ketiga paku ini adalah kemiskinan, kemurnian dan ketaatan. Dari ketiga itu, ketaatan adalah fondasinya. Dalam penyerahan diri secara total, berikanlah dirimu dibimbing oleh superiormu. Ia akan tahu bagaimana memahamimu dan mengarahkanmu.”



13 Oktober 1973


Sr Agnes mengatakan, “Pada hari Sabtu, 13 Oktober 1973, pada hari peringatan penampakan terakhir di Fatima, patung mulai memancarkan bau harum surgawi itu. Aku berlutut, mengambil rosario dan menandai diri dengan Tanda Salib. Sekonyong-konyong, dengan telingaku yang tuli, aku dapat mendengar suatu suara nan merdu tak terperi yang berasal dari patung.”


“Puteriku terkasih, dengarkanlah dengan seksama apa yang harus kusampaikan kepadamu. Engkau akan menyampaikannya kepada superiormu.”


Setelah hening sejenak:


“Seperti telah kukatakan kepadamu, jika manusia tidak bertobat dan memperbaiki diri, Bapa akan mendatangkan suatu penghukuman yang ngeri atas segenap umat manusia. Suatu penghukuman yang lebih dahsyat dari air bah, seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya. Api akan jatuh dari langit dan akan membinasakan sebagian besar umat manusia, yang baik maupun yang jahat, tanpa mengecualikan baik para imam maupun umat beriman. Mereka yang selamat akan mendapati diri begitu putus asa hingga mereka akan iri pada yang tewas. Satu-satunya senjata yang akan tetap ada padamu adalah Rosario dan Tanda yang ditinggalkan oleh Putraku. Setiap hari daraskanlah rosario. Dengan rosario, berdoalah bagi Paus, para Uskup dan para Imam.”


“Karya setan akan merembes bahkan ke dalam Gereja begitu rupa hingga orang akan melihat kardinal melawan kardinal, uskup melawan uskup. Para imam yang menghormatiku akan dicemooh dan ditentang oleh rekan-rekan mereka … gereja-gereja dan altar-altar dihancurkan; Gereja akan dipenuhi dengan mereka yang menerima kompromi dan iblis akan menekan banyak imam dan jiwa-jiwa yang dipersembahkan bagi Tuhan agar mereka meninggalkan pelayanan bagi Tuhan.”


“Setan akan tanpa ampun khususnya dalam melawan jiwa-jiwa yang dipersembahkan bagi Tuhan. Pemikiran akan hilangnya begitu banyak jiwa adalah penyebab kesedihanku. Jika dosa meningkat dalam jumlah dan dalam kekejiannya, tidak akan ada lagi ampun bagi mereka.”


“Dengan gagah berani, sampaikanlah kepada superiormu. Ia akan tahu bagaimana mendorong masing-masing kalian untuk berdoa dan melakukan tindak silih.”

Mgr. Yohanes Shojiro Ito Sr. Agnes Sasagawa

“Ialah Uskup Ito, yang akan membimbing komunitas kalian.”


Santa Perawan tersenyum dan lalu melanjutkan,


“Apakah masih ada sesuatu yang hendak engkau tanyakan? Hari ini adalah yang terakhir kalinya aku berbicara kepadamu dalam suara yang hidup. Sejak saat ini engkau akan taat kepada dia yang diutus kepadamu dan kepada superiormu.”


“Berdoalah rosario banyak-banyak. Aku sendiri masih dapat menyelamatkan kalian dari malapetaka yang akan datang. Mereka yang mempercayakan dirinya kepadaku akan diselamatkan.”



sumber : 1. “Our Lady of Akita”; www.catholictradition.org; 2. “Sr Agnes Sasagawa”; www.ewtn.com; 3. “The Message of Mary Co-redemptrix at Akita and the Proposed Marian Dogma Written by Fr Thomas Teiji Yasuda, SVD”; 4. berbagai sumber

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”

Saturday, April 10, 2010

Santa Maria di Cuapa, Nicaragua (1980)

Santa Maria di Cuapa, Nicaragua (1980)
Kisah penampakan Maria oleh visionari Bernardo Martinez

Menurut sensus tahun 1990, diperkirakan ada 202.000 warga Nikaragua yang tinggal di Amerika Serikat. Umumnya datang ke AS di tahun 1980-an ketika terjadi perang saudara yang brutal antra pendukung Sandinista dan Kontra.

Sebelum perang dimulai, Bunda Maria menampakan diri enam kali kepada seorang warga pribumi Nikaragua, Bernardo Martinez, dengan pesan-pesan dan peringatan-peringatan dari surga bagi bangsa Nikaragua. Dari tanggal 8 sampai 13 Oktober 1980 Bunda Maria menampakkan diri di Cuapa kepada Bernardo Martinez yang waktu itu berumur 55 tahun, yang buruk kondisi kesehatannya, tidak memiliki uang dan pekerjaan..

Hidup sehari-hari di Nikaragua bergelimang dengan kemiskinan dan ketidakpastian. Suatu bencana gempa bumi yang terjadi sebelumnya telah menyebabkan kerusakan finansial dan harta benda yang cukup berat. Kekacauan politik mengancam struktur negara. Bernardo mengalami depresi dan kadang merasa ingin mati saja. Banyak orang yang memiliki perasaan serupa dengannya.

Pada bulan Mei 1990, Bernardo Martinez diundang datang dari Nikaragua untuk memberikan kesaksiannya di Konferensi Maria pertama di kota Pittsburgh, yang diselenggarakan di Universitas Duquesne. Dia adalah salah satu dari sekian banyak visionari yang dihormati dari seluruh dunia yang berkumpul disana untuk berbicara kepada publik tentang pesan-pesan dari penampakan Bunda Maria. Karena dia tidak dapat berbicara dalam bahasa Inggris, dia memberikan kesaksiannya melalui seorang penterjemah.

Bernardo adalah seorang dengan tulang kerangka yang kokoh dan rambut kelabu seperti baja. Dia memakai kemeja katun kotak-kotak dan celana biru tua. Dia tampak kokoh, kuat, dan cukup sehat, seperti banyak hadirin di Pittsburgh. Ceritanya sudah sangat dikenal sekarang. Secara resmi pesan-pesan dan pernyataan-pernyatannya disebar luaskan lewat kantor Msgr. Pablo Antonio Vega, Uskup Prelat dari Juigalpa, dan di Amerika Serikat, lewat "Komunitas Nikaragua dalam Pengasingan". Berikut adalah kisah penampakan Bunda Maria seperti yang dituturkan olehnya:

Pada tanggal 8 mei 1980 Bernardo sudah nyaris tidak tahan lagi secara lahir batin. Menjadi pengangguran saja sudah cukup buruk, tetapi dia juga sakit-sakitan dan tidak punya apa-apa untuk menjaga dirinya sendiri maupun keluarganya. Untuk menghibur diri dia pergi ke sungai untuk memancing. Ketika hujan mulai turun sekitar jam 1 siang, Bernardo memutuskan untuk duduk dibawah sebuah pohon untuk menunggu hujan berhenti. Dia agak terkantuk-kantuk, lalu terbangun kembali. Dia merasa takut, tapi dia tidak tahu kenapa sebabnya. Dia memutuskan untuk mendaraskan doa Rosario. Jam tiga sore dia mengumpulkan ikan-ikan yang ditangkapnya dan berjalan pulang ke rumah. Kemudian, atas permintaan bapa Uskupnya, dia menjelaskan apa yang terjadi padanya waktu itu:

Tiba-tiba saya melihat kilatan halilintar. Saya berpikir dan berkata pada diri saya sendiri: "Akan turun hujan." Tetapi saya dipenuhi oleh rasa terkesima karena saya tidak dapat melihat darimana datangnya petir tersebut. Saya berhenti tapi saya tidak melihat apa-apa; tidak ada tanda-tanda akan hujan... Saya kembali melihat kilatan petir, tetapi itu untuk membuka penglihatan saya dan diapun menampakan dirinya...Saya melihat bahwa matanya berkedip-kedip...bahwa dia sangat cantik...ada gumpalan awan....warnanya sangat putih sekali...meradiasikan cahaya ke segala penjuru, larik-larik cahaya seperti matahari. Dia atas gumpalan awan adalah kaki seorang wanita yang sangat cantik. Kakinya telanjang. Jubahnya panjang dan berwarna putih. Dia mengenakan ikat pinggang surgawi. Lengan bajunya panjang. Sebuah kerudung berwarna krem pucat menutupi kepalanya dengan bordir keemasan di sepanjang tepinya. Kedua tanganya terkatup.... Saya sama sekali tidak merasa takut. Saya terheran-heran... Saya melihat bahwa kulitnya seperti kulit manusia normal dan bahwa kedua matanya bergerak-gerak dan berkedip-kedip... Pikiran saya adalah satu-satunya yang masih bisa bekerja... Saya merasa kelu.. semuanya menjadi tidak dapat bergerak... Dia mengulurkan kedua tangannya dan dari kedua tangannya terpancar larik-larik sinar yang lebih terang daripada matahari... Dia berkata dengan suara manis... lebih lembut daripada suara wanita manapun yang pernah saya dengar:

"Aku adalah Bunda Yesus. Aku datang kepadamu dari surga untuk memintamu untuk berdoa Rosario setiap hari dengan keluargamu, terutama dengan anak-anakmu. Aku berkeinginan supaya pesan ini disebarluaskan. Penting bahwa anak-anak segera setelah mereka mulai mengerti, untuk berdoa Rosario setiap hari bersama kedua orangtuanya. Daraskan doa Rosario setiap hari dengan meditasi dari Alkitab, segera setelah segala pekerjaan rumah tangga sudah beres. Nikaragua telah banyak menderita. Nikaragua masih akan lebih banyak lagi menderita. Engkau, dan semua anak-anak Allah di negara ini akan terus menderita kecuali jika engkau mau berubah. Jangan takut. Aku akan menolongmu. Katakan kepada umat dan orang yang tidak percaya bahwa dunia ini terancam bahaya besar. Sebarluaskanlah pesan ini kepada semua orang."

Bernardo merasa cukup terintimidasi. Tiba-tiba mendapatkan kembali keberaniannya, dia menjawab, "Saya sendiri punya banyak persoalan. Siapa yang akan mau mendengarkan kata-kata saya?"

Bunda Yesus dari surga menjawab derita batinnya:

"Tuhan Yesus telah memilih engkau untuk memberikan pesan ini. Tidak semua orang bisa melihatku. Orang-orang akan melihatku ketika aku membawa mereka ke surga. Mereka mesti berdoa Rosario seperti yang kuminta."

Bernardo kemudian memaparkan: "Dia menengadah ke atas ke arah surga dan awan yang menopangnya secara perlahan-lahan membawanya naik ke atas. Dia dikelilingi oleh cahaya dan pada ketinggian tertentu dia menghilang."

Pada saat kedua kalinya Bernardo melihat Bunda Maria, Bunda menunjuk ke arah angkasa dan langitpun terbuka. Kemudian dia memperlihatkan suatu adegan dari Gereja masa perdana:

Aku melihat gerombolan besar orang-orang yang berpakaian putih-putih dan mereka berjalan menuju darimana matahari terbit. Mereka bermandikan cahaya dan mereka sangat bahagia; mereka bernyanyi-nyanyi. Saya dapat mendengar suara mereka tapi saya tidak mengerti apa yang mereka katakan. Inilah suatu pesta surgawi. Suatu kebahagiaan yang amat sangat....sukacita yang sedemikian....yang tidak pernah saya lihat sebelumnya...Tubuh mereka memancarkan cahaya. Saya merasa seolah-olah saya telah ditransportasikan. Di tengah-tengah kekaguman asya, saya mendengar Bunda Maria berkata:

"Lihatlah. Mereka ini adalah komunitas-komunitas pertama ketika ke-Kristen-an dimulai. Mereka adalah calon-calon baptis pertama; banyak diantara mereka adalah martir-martir iman."

Bernardo tidak tahu persis entah martir itu seorang yang berani mengakui imannya secara terbuka, ataukah seseorang yang mati terbunuh karena imannya, sehingga dia tidak tahu menjawab secara sejujurnya ketika Bunda Maria bertanya kepadanya:

"Apakah engkau mau menjadi seorang martir?"

Dia menjelaskan:

Pada saat itu saya tidak tahu tepatnya apa artinya menjadi seorang martir...tetapi saya menjawab "ya". Setelah itu saya melihat suatu gerombolan yang lain, yang juga berpakaian putih-putih, dengan Rosario yang menyala-nyala di tangan mereka. Bijih-bijih Rosario mereka berwarna putih mengkilap dan memancarkan cahaya aneka warna. Salah satu dari mereka membawa suatu buku besar yang terbuka. Dia membaca sebentar, dan setelah mereka mendengarkan, mereka lalu bermeditasi. Mereka tampak seperti sedang berdoa. Setelah masa berdoa dalam kesunyian ini, mereka lalu berdoa Bapa Kami dan sepuluh Salam Maria. Sayapun berdoa bersama mereka. Ketika Rosario telah selesai, Bunda Maria berkata kepada saya:

"Mereka adalah orang-orang pertama yang kuberikan Rosario. Allah akan senang jika kalian berdoa Rosario seperti itu."

Lalu Bernardo kembali melihat orang-orang lainnya dalam suatu prosesi. Dia menjelaskan kelompok terakhir yang dilihatnya:

Suatu perarakan yang besar sekali dari orang-orang yang berpakaian seperti masa kini. Kelompok ini begitu besar sehingga mustahil untuk menghitung jumlah mereka. Seolah-olah seperti bala-tentara yang besar, dan mereka memegang Rosario di tangan mereka. Saya ingin bergabung dengan mereka. Tetapi saya melihat tangan saya dan Rosario di tangan saya gelap, tanpa cahaya. Semua Rosario orang-orang dalam prosesi tersebut memancarkan cahaya. Tubuh mereka begitu indah. Saya meminta Bunda Maria untuk membolehkan saya bergabung dengan mereka yang berpakaian seperti saya di dalam prosesi tersebut. Dia menjawab:

"Tidak. Engkau masih belum cukup. Katakan kepada orang-orang apa yang telah engkau lihat dan engkau dengar. Aku telah memperlihatkan kepadamu kemuliaan Tuhan Yesus. Orang-orang akan mendapatkan kemuliaan ini jika kalian patuh pada Tuhan Yesus, kepada Firman Allah; jika kamu bertekun dalam doa Rosario dan mempraktekkan Firman Allah."

Pada tanggal 8 September, Bernardo melihat Bunda Maria dari surga. Dia cukup terkejut. Dia menjelaskan:

Saya melihatnya tampil sebagai seorang anak. Cantik rupawan! Dia memakai tunik berwarna krim pucat. Dia tidak memakai kerudung, ataupun mahkota, ataupun mantel. Tidak ada perhiasan ataupun bordir. Gaunnya panjang, dengan lengan baju yang panjang, dan diikat dengan tali pinggang berwarna merah dadu. Rambutnya jatuh ke pundaknya dan berwarna coklat. Matanya, juga, meskipun lebih terang, warnanya nyaris seperti madu. Sekujur tubuhnya memancarkan cahaya. Dia tampak seperti sang Bunda, tetapi dia adalah seorang anak kecil. Saya melihatnya dengan penuh rasa terheran-heran, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan lalu saya mendengar suaranya yang seperti suara seorang anak berusia tujuh delapan tahun. Dengan suatu yang sangat manis dia memberikan pesannya, sama sekali persis...dia berkata:

"Sudah cukup bagimu untuk memberikan pesanku kepada orang-orang karena bagi siapa yang percaya maka sudah cukup, dan bagi siapa yang tidak percaya, maka meskipun orang itu bisa melihatku sekalipun, dia tetap tidak akan percaya."

Bernardo bertanya kepada Bunda Maria apakah dia berkeinginan supaya rakyat di Cuapa membangun suatu gereja atau basilika untuk menghormatinya.

"Tuhan Yesus tidak menginginkan gereja-gereja materi saja dan kuil-kuil yang dibangun untuk menghormati-Nya. Dia menginginkan setiap orang menjadi bait Allah yang hidup dimana Dia diundang untuk berdiam. Dalam dirimu adalah terimakasih kepada Tuhan. Kasihilah satu sama lainnya. Kembalikan dirimu sebagai bait suci bagi Tuhan! Gereja dan kuil-kuil adalah dirimu, kamu masing-masing!"

Penglihatan terakhir Bunda Maria kepada Bernardo di Nikaragua terjadi pada tanggal 13 Oktober 1980. Hari itu menandai ulang tahun ke-63 penampakan terakhir Bunda Maria di Fatima, Portugal, ketika mukjijat matahari yang luar biasa mencengangkan lebih dari 50.000 saksi mata.

Sekelompok orang yang kira-kira berjumlah 50 orang pergi ke situs penampakan yang telah diumumkan sebelumnya bersama dengan Bernardo. Mereka merangkai bunga-bunga yang mereka bawa diatas batu karang dan berlutut di atas tanah untuk mendaraskan doa Rosario. Karena hari itu adalah hari Senin, semua orang mendaraskan Peristiwa Gembira. Segera setelah mereka selesai berdoa Rosario, suatu lingkaran yang besar dan bercahaya terbentuk di atas tanah di depan kelompok itu. Semua orang menyaksikan cahaya yang datang dari angkasa, suatu sorotan cahaya tunggal, seperti lampu sorot yang kuat yang menerangi lingkaran di depan mereka. Kemudia orang-orang melihat bahwa suatu lingkaran juga terbentuk di angkasa. Mereka berseru-seru: "Tampak seperti suatu cincin di sekeliing bulan atau cincin di sekeliling matahari, tapi bukan bulan dan bukan pula matahari! Apakah itu?" Lingkaran itu mulai memancarkan cahaya-cahaya pelangi. Tepat jam tiga sore. Hujan rintik-rintik turun seperti angin lembut yang menyegarkan, tetapi tidak seorangpun menjadi basah karenanya. Tanahpun tetap kering ketika cahaya-cahaya warna-warni yang mulia dari lingkaran di angkasa mulai berdansa yang bisa disaksikan oleh semua orang. Bernardo menjelaskan apa yang terjadi sesudahnya:

Tiba-tiba saja ada suatu kilatan petir, sama seperti saat-saat lalu, lalu kilatan yang kedua kalinya. Saya menurunkan pandangan saya dan saya melihat Bunda Maria. Kali ini awan diatas mana beliau berdiri, berhenti diatas rangkaian bunga yang kami bawa. Dia begitu cantik rupawan! Dia menjulurkan kedua tangannya kepada kami dan larik-larik cahaya mencapai kami semua...Saya bisa mendengar tangisan orang-orang.

Bernardo memohon kepada Bunda Maria supaya orang-orang lain juga bisa melihatnya. Dia menjawab:

"Tidak semua orang bisa melihatku."

Bernardo tetap bersikeras. Dia berkata:

Bunda Maria, biarkan mereka boleh menyaksikanmu supaya mereka percaya. Banyak yang tidak percaya. Mereka mengatakan kepadaku bahwa iblislah yang muncul kepada saya. Mereka mengatakan bahwa Perawan Maria sudah mati dan menjadi debu sama seperti orang mati lainnya. Perbolehkan mereka melihatmu, Bunda Maria!

Dia tidak menjawab. Dia mengangkat tangannya dalam pose seperti yang anda lihat pada patung Bunda Sengsara (Our Lady of Sorrows). Wajahnya menjadi sedih, dan menjadi sangat pucat. Warna pakaian dan kerudungnya berubah menjadi kelabu. Dia mulai menangis. Ketika saya melihat air matanya, saya juga mulai menangis. Saya tergetar melihat dia seperti itu. Saya berkata kepadanya: "Bunda Maria, maafkan kata-kata saya kepadamu. Engkau marah padaku. Maafkanlah saya! Maafkanlah saya!" Dia lalu menjawabku dan berkata:

"Aku tidak marah terhadapmu, dan aku juga tidak akan menjadi marah."

Saya bertanya kepadanya; "Mengapa engkau menangis?" Dia menjawab:

"Sungguh membuatku menjadi bersedih melihat kekerasan hati orang-orang tersebut. Berdoalah bagi mereka supaya mau berubah."

Saya tidak dapat berbicara. Saya terus menangis. Saya merasa hati saya remuk redam. Saya begitu sedih saya pikir saya akan mati karena derita batin. Saya merasa bertanggung jawab atas kesedihan Bunda Maria karena saya telah bersikeras supaya beliau menampakan dirinya kepada orang-orang. Saya tidak dapat menahan deritanya. Saya terus menangis. Kemudian beliau memberi saya pesannya:

"Berdoalah Rosario. Meditasi pada misteri-misterinya. Dengarkanlah Firman Allah yang dikandung di dalamnya. Kemurahan hati adalah jalan hidup yang membangun kemanusiaan dan dunia. Kasihilah satu sama lain. Maafkanlah satu sama lain dan berdamai. Jangan minta kedamaian kalau engkau sendiri tidak memberi damai.

Penuhilah tugas-tugasmu. Praktekanlah Firman Allah. Carilah cara-cara untuk menyenangkan Allah. Bantulah orang-orang lain sebagai suatu cara untuk menyenangkan Allah. Dengan cara itu kamu akan menyenangkan Allah. Jangan terus menerus minta hal-hal yang tidak penting dari Allah. Mintalah Allah untuk menambahkan imanmu sehingga engkau memiliki kekuatan untuk memanggul salibmu sendiri.

Penderitaan-penderitaan di dunia ini, dan pada jaman ini, tidak dapat diambil daripadamu. Demikianlah cara-cara dunia. Ada masalah-masalah dengan para suami, para istri, anak-anak, antara saudara dan saudari. Berbicaralah, berkomunikasi satu dengan yang lain sehingga problem-problemmu diselesaikan secara damai. Jangan memakai jalan kekerasan. Jangan pernah memakai kekerasan. Sebaliknya mintalah iman supaya kamu memiliki kesabaran. Engkau tidak akan lagi melihatku di tempat ini."

Bernardo begitu terkejut mendengar ucapan selamat tinggalnya! Dia mulai berteriak-teriak: "Bunda, jangan tinggalkan kami! Bunda, jangan tinggalkan kami! Bunda, jangan tinggalkan kami!" Dia lalu mendengar suaranya yang indah sekali lagi:

"Jangan bersedih hati. Aku selalu ada bersamamu meskipun kamu tidak dapat melihatku. Aku adalah Bunda kalian semua. Aku adalah Bunda dari semua pendosa. Kasihilah satu sama lainnya. Maafkanlah satu sama lainnya. Berilah damai, karena jika engkau tidak memberi damai, tidak akan ada kedamaian. Jangan memakai cara kekerasan. Jangan pernah memakai kekerasan. Nikaragua telah banyak menderita karena gempa bumi dan akan terus menderita jika kalian tidak berubah. Jika kalian tidak berubah, kalian akan mempercepat datangnya Perang Dunia Ketiga. Berdoalah! Berdoalah, puteraku bagi seluruh dunia. Bahaya besar mengancam dunia. Bunda ini tidak pernah melupakan anak-anaknya. Aku tidak melupakan apa yang engkau derita. Aku adalah Bundamu yang tidak pernah akan melupakan anak-anaknya. Aku ada bersamamu meskipun kamu tidak melihat aku. Aku adalah Bunda semua orang berdosa. Aku selalu ada bersama kalian semua, terutama dalam penderitaanmu. Kasihilah satu sama lain. Maafkanlah satu sama lain.

Daraskanlah doa ini karena itu menyenangkan Puteraku: 'Perawan Suci yang mulia, engkau adalah Bundaku, Bunda semua orang berdosa. Bantulah aku, Bundaku, bantulah keluargaku, negaraku, duniaku. Amin' "

Bernardo mengakhiri laporan tentang penampakan yang dialaminya:

Dia terangkat ke atas seolah-olah awan tersebut mendorongnya....diapun menghilang. Saya tidak lebih seolah sepotong kayu yang membusuk yang mana pesan ini lewat melaluinya. Dengan kekurangan saya, saya meneruskannya dengan buruk....Perawan Suci meminta kita untuk membawa damai dan damai itu ialah Yesus Kristus. Saya tidak akan pernah berhenti mengulangi pesan ini. Selama lidah saya masih bisa bergerak-gerak saya akan meneriakannya ke empat penjuru mata angin.

Pada tanggal 13 November 1983, uskup setempat, Msgr. Vega, mempublikasikan persetujuannya akan keotentikan penampakan Bunda Maria di Cuapa, Nikaragua.


--------------------------------------------------------------------------------
Sumber: buku Meetings with Mary, oleh Janice T.Connell, cet.I,hal.156.
Diterjemahkan oleh Jeffry Komala
© www.gerejakatolik.net

Zeitun: Keajaiban di Gereja Santa Maria,


Zeitun: Keajaiban di Gereja Santa Maria
Oleh: Pearl Zaki


Di tanah Mesir, tepatnya di Zeitun, Bunda Tuhan kita Yesus Kristus datang mengunjungi dunia di bulan April 1968. Zeitun, sebuah distrik di pinggiran kota Kairo, membatasi daerah yang pernah menjadi bagian Heliopolis (bangsa Mesir mengenalnya dengan nama On, dalam bahasa Yunani dikenal sebagai Kota Matahari). Sekarang Zeitun memiliki banyak penduduk, padahal beberapa tahun yang lalu, Zeitun merupakan pinggiran kota Kairo yang sebagian besar adalah wilayah gurun pasir dan berlokasi kira-kira 10 mil dari Sungai Nil. Dengan bertambahnya penduduk dan dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang membawa irigasi, daerah ini menjadi berkembang. Bangunan-bangunan dan taman-taman bertebaran di daerah gurun yang kering ini dan akhirnya dibagi-bagi menjadi beberapa distrik di pinggiran kota Kairo. Zeitun sebagai salah satu distrik kota Kairo dikelilingi oleh daerah Matariya, Ayn Shams dan Heliopolis.

Di persimpangan Jalan Tumanbay (jalan raya utama) dan jalan Khalil di Zeitun, ada sebuah gereja Koptik Ortodoks yang diberi nama Gereja Santa Maria, nama yang diambil untuk menghormati Sang Perawan. Nama Khalil diambil dari nama keluarga Khalil Ibrahim, keluarga yang sangat besar dedikasinya pada gereja ini. Pada tahun 1918, salah satu anggota keluarga kaya raya ini memiliki tanah kecil di Zeitun. Ia sedang mengalami krisis keluarga. Lalu Bunda Maria menampakkan diri dalam sebuah penglihatan atau mimpi dan mengatakan padanya agar membangun sebuah gereja Koptik (Gereja Ortodoks di Mesir berdasarkan tahta Santo Markus) di atas tanah itu untuk menghormati Bunda Maria. Bunda Maria berjanji akan memberkati gereja itu dalam waktu 50 tahun. Maka, dibangunlah gereja itu dengan alasan tersebut. Gereja itu selesai dibangun pada tahun 1924. Jika anda melihat di bagian dalam kubah yang besar dari gereja ini, kita akan menemukan lukisan Perawan Maria.

Sekarang, gereja ini berada di tengah kesibukan sehari-hari. Dari jalan-jalan sibuk disekelilingnya, orang-orang datang dan pergi dengan urusannya, kadang berhenti sebentar, memasuki gereja dan membungkukan kepala mereka untuk berdoa. Pohon-pohon disekeliling gereja memberi keindahan tersendiri. Matahari memperanggun gereja ini dengan kehangatan sinarnya, dan di malam hari, sinar bulan memperindah dengan refleksi bangunannya. Tetapi Tuhan kita memperanggun gereja kecil ini dengan sinar yang lebih terang dari banyak sinar matahari atau bulan. Rahmat-Nya benar-benar telah menghentikan rutinitas sehari-hari Zeitun.

Bisakah anda bayangkan, kebahagiaan apa yang datang ke hati dan pikiran orang-orang beriman di Zeitun saat mereka tidak takut lagi, dan kagum atas fenomena yang terjadi pada tanggal 2 April 1968. Mereka sadar sepenuhnya bahwa dengan rahmat Tuhan, figur bergerak yang mereka lihat dengan mata mereka sendiri di kubah gereja itu adalah transfigurasi dari Bunda Maria sendiri!

Foto yang bisa anda lihat disini diambil oleh Fawzi Mansour, seorang arsitek yang tinggal di Heliopolis, dibuat pada hari-hari awal penampakan Bunda Maria. Lihatlah betapa salib yang terbuat dari semen di depan Bunda Maria sepertinya memancarkan kilatan sinar. Menurut berita di harian Mesir Watani, kejadiannya adalah sebagai berikut: “Hari itu adalah hari Selasa, 2 April 1968, pukul 8.30 malam. Beberapa pekerja di hanggar milik Angkutan Kota yang terletak di seberang gereja sedang melakukan pergantian jam kerja. Ada juga beberapa wanita yang sedang menyeberangi jalan. Tiba-tiba, muncul gerakan-gerakan yang aneh di tengah-tengah kubah gereja dimana terpancang sebuah salib. Gerakan ini menarik perhatian para wanita tadi dan dua dari pekerja yang sedang menikmati secangkir teh di pintu masuk hanggar (mereka adalah kaum Muslim).

Pemandangan yang nampak dalam gelap adalah seperti seorang gadis muda dengan pakaian putih yang berlutut dibawah salib yang terletak di atas kubah gereja. Hal ini sangatlah aneh karena kubah itu begitu bulat, dengan permukaan yang sangat licin. Semua pria dan wanita pejalan kaki terpaku di tempat mereka masing-masing.

Saat mereka semua menunjuk ke kubah, seorang pekerja berteriak kepada gadis muda itu agar tidak melompat turun. Karena ia tidak bisa melihat wajahnya, ia berpikir gadis itu hendak bunuh diri. Pekerja itu lalu berbicara dengan seorang pria disebelahnya dan setiap orang mulai berbisik. Lalu bisikan-bisikan itu berubah menjadi teriakan peringatan. Gadis itupun berdiri.

“Mereka semua melihatnya seperti berpakaian terang cahaya, sama seperti pemandangan yang sering dihubungkan dengan Perawan Maria. Salah satu wanita yang ada di sana berteriak “Za Gha ruta” atau teriakan kebahagiaan. Tanpa sadar, dia berteriak: “Settena Mariam,” yang berarti “Bunda kita, Maria.” Wanita itu lalu meminta berkat dari Bunda Maria.

Seseorang bergegas mencari pastur, yang lain mencoba mencari pasukan penolong. Lalu wanita itu menghilang. Seorang pekerja di hanggar yang telah menunjuk dengan jari telunjuknya yang diperban kepada Bunda Maria dan berteriak: “Ibu, jangan melompat”. Pekerja itu dijadwalkan untuk melakukan operasi amputasi jari esok harinya karena pembusukan, tetapi saat penutup luka dibuka, dokter menyatakan bahwa jarinya sembuh total.

Kejadian-kejadian setelah pemberitaan di koran-koran seperti Egyptian Gazette, Watani dan koran-koran lain tidak akan dapat menceritakan kembali dengan utuh karena akan melibatkan banyak saksi dan keterangan dari jutaan jiwa dan emosi-emosi mereka. Dampak keseluruhan dari penampakan ini tidak dapat begitu saja dilupakan. Penganut Kristen lebih sedikit dari kaum Muslim di Mesir, tetapi doa-doa penganut Kristen tidak pernah putus. Tidaklah mengherankan atau aneh bagi kita - orang-orang di luar Mesir yang mengetahui keadaan di dalam Mesir - untuk menemukan keajaiban yang terjadi di Gereja Santa Maria. Allah Bapa telah memilih Maria karena ketaatan dan kerendahan hatinya untuk menjadi Bunda sang Penebus. Peran Maria dalam Rencana PenebusanNya tidak dapat disangkal. Untuk yang percaya, Maria bukanlah obyek penyembahan. Maria mendapat hormat yang dalam dari orang-orang yang mengetahui kasih Allah dan yang mengetahui bahwa lewat kasih-lah mereka dapat bertahan dalam pengharapan untuk seluruh manusia.

Foto yang lain diambil oleh fotografer dari Jerman yang datang ke Kairo untuk mengambil film bagi stasiun televisi. Foto tersebut mencerminkan bagaimana saya bertemu dengan Perawan Maria pada 13 Agustus 1968, jam 4.30 pagi. (Dalam 3 minggu kunjungan saya ke Mesir di bulan Agustus 1968, saya menghabiskan total waktu 8 hari di Gereja Santa Maria, Zeitun). Saya telah menghabiskan 4 malam pertama di Gereja Zeitun dan tidak melihat apa-apa.

Pada malam kelima, kira-kira pukul 4.15 pagi, saya melihat empat kilatan atau kobaran api berwarna kuning yang menyelimuti depan gereja. Selanjutnya, kira-kira pukul 4.30 pagi, Perawan Maria menampakkan figurnya secara utuh dengan kedua belah tangannya di samping dan kemudian, secara perlahan-lahan, tangan itu bergerak, mengatup dalam sikap doa. Dua meteor atau bintang jatuh yang seolah-olah bergerak turun dari surga, membentuk salib di belakang kepalanya. Dia menghilang dan kembali lagi dalam posisi yang sama sekali lagi. Saya mengucapkan doa Rosario, sesuatu yang tak pernah saya lakukan sebelumnya. Orang banyak dari segala penjuru terus membanjiri gereja Santa Maria, semuanya memohon perantaraan Bunda Maria dalam memuji Allah.

Setelah saya berkunjung tiga kali lagi, pada malam kunjungan yang ketiga, saya melihatnya sebentar. Kali ini, seberkas sinar tampak melingkupi gereja dan dia berdiri disana, di atas tanah di sebelah gereja Santa Maria dengan posisi yang sama seperti yang kita kenal lewat patung penampakan Bunda Maria di Fatima. Dia menampakkan diri, lalu menghilang dan lalu menampakkan diri lagi, setiap kali membungkuk dan bergerak seperti manusia hidup. Anak laki-laki saya, Nagi, pada umur 9 tahun melihat siluet Perawan Maria.

Berikut adalah pernyataan seorang saksi mata yang kata-katanya menggambarkan dengan tepat penglihatan yang saya dapat:

“Saya melihat pemandangan yang bermandikan cahaya terang dengan lingkaran biru yang terbingkai kilatan cahaya. Perlahan-lahan, pemandangan itu menjadi lebih jelas, hingga figur Maria menjadi lebih jelas bagi banyak orang-orang yang berkumpul memenuhi wilayah di sekeliling Gereja Zeitun. Lingkaran kilatan cahaya, bagi saya, sepertinya melambangkan kesempurnaan yang kekal, sebagai perbandingan yang kontras dengan waktu kita yang terbatas di dunia.”

Setelah tanggal 2 April, sejalan dengan pergerakan waktu, banyak saksi yang mengatakan melihat Bunda Maria setiap malam harinya. Sejak awalnya, sepertinya Bunda Maria keluar menemui pria, wanita dan anak-anak dari balik tirai yang tak kelihatan. Sewaktu dia datang, Tuhan kita Yesus Kristus-lah yang membukakan tirai itu baginya. Dia tidak akan melakukannya sendiri. Dua ribu tahun yang lalu, Bunda Penebus kita dan Puteranya, Yesus Kristus, dikenal oleh Santo Markus. Bersama Santo Petrus, Santo Markus melakukan perjalanan dan berakhir di Alexandria, Mesir. Di sinilah tempat pertama kali Santo Markus memulai pewartaan iman Kristiani dan menjadi Uskup pertama Gereja Kristen Mesir (dikenal dengan sebutan Gereja Koptik Ortodoks).

Pada saat ini, Yang Mulia Shenouda III, adalah pengganti Santo Markus yang ke 117 dalam suksesi apostolik. Mesir memiliki kira-kira 40 juta penduduk yang mayoritas beragama Islam. Sepuluh juta penduduknya adalah umat Kristen dan kebanyakan memeluk Koptik Ortodoks. Di seluruh wilayah Timur Tengah, ada kira-kira 20 juta penganut Koptik Ortodoks. Kepada umat Koptik Ortodoks inilah Bunda Maria menampakkan diri sebagaimana ia dilihat oleh banyak umat yang sedang berada di seputar Gereja. Penampakkan Bunda Maria terjadi selama hampir 2 tahun dengan frekuensi 2 hingga 3 kali dalam seminggu. Seseorang harus berada di gereja Santa Maria Zeitun untuk menyaksikan kehadirannya. Waktu penampakannya tidak dapat diperkirakan. Bunda Maria lebih sering menampakkan diri pada hari-hari raya Gereja atau sehari sebelumnya. Ada 32 hari raya Gereja dalam kalender Koptik Ortodoks untuk menghormati Ibunda Yesus, Santa Perawan Maria.

----------------missing pages

Semburan sinar akan muncul diatas gereja, dan kemudian di dalam sinar tersebut, sang Perawan akan muncul.

Dalam beberapa malam, Bunda Perawan Maria akan menampakkan diri untuk waktu beberapa menit hingga 8 jam. Umat dapat melihatnya dan lalu pulang untuk mengajak keluarganya ke gereja, mengajak teman-teman atau mengambil kamera, dan kembali ke gereja lagi untuk menemui Bunda Maria dalam kemuliaan Allah. Bunda Maria terlihat dalam ujud penuh, bergerak seperti manusia biasa, membungkuk kepada orang banyak. Terkadang, dia memegang pucuk daun palem yang dilambaikannya kepada orang banyak sebagai berkatnya. Terkadang, dia memegang salib yang dipakainya untuk memberkati orang banyak. Dalam waktu lainnya, dia terlihat berseri-seri dan bercahaya, dengan mahkota bintang, melayang-layang melintasi Gereja, kakinya terlihat tidak menyentuh atap gereja.

Setelah beberapa waktu lewat penampakannya yang intensif, banyak yang mencoba membuat fotonya. Tetapi saat penampakan berlangsung, kebanyakan dari mereka begitu terpesona, takjub dan diliputi kebahagiaan tak terhingga sehingga tak mungkin untuk melakukan apa pun. Tangan dan jari tidak dapat digerakkan untuk menekan tombol kamera. Tetapi, dengan rahmat Tuhan, dan juga untuk bukti bagi keturunan kita, foto-foto berhasil juga dibuat.

Pada pagi 13 April, dua buah foto diambil oleh Wagih Risk Matta (yang telah menulis buku yang sangat indah dalam bahasa Arab tentang penampakan Santa Maria yang disertai lebih dari 12 foto-foto). Hanya cahaya disekitar figur Maria di lantai Gereja nampak dalam foto-foto ini. Jika Anda pernah datang ke sana dan melihat penampakannya, Anda dapat melihat figur Bunda Maria di dalam foto-foto itu, meskipun film kamera hanya menangkap sinar disekeliling figur Maria. Lihatlah kepala dalam gambar pertama.

Dalam gambar kedua, kepala terlihat mulai menghilang. Saya teringat akan sebuah bacaan tentang penampakan Maria di Fatima, Portugal tahun 1917. Saat ketiga anak-anak yang telah melihat Perawan Maria ditanya secara terpisah, mereka mengatakan bahwa kepalanya terlihat menghilang dahulu.

Foto-foto ini diambil saat penampakan Maria selama 10 menit dengan selang waktu 5 menit yang diterbitkan oleh koran-koran di Mesir. Foto-foto ini tidak mengundang komentar banyak pihak karena, seperti yang saya katakan sebelumnya, figur Bunda Maria tidak tampak jelas. Kepala Bidang Fotografi dari koran semi-resmi Mesir, Al Ahram, mengatakan bahwa tidak ada permainan dalam pencetakan foto-foto itu. Wagih Risk Matta sendiri memperoleh penyembuhan saat mengunjungi Gereja Zeitun.

Ini adalah foto lain yang dibuat oleh Wagih Risk Matta. Obyek yang menyerupai burung merpati, bulat dan berwarna keemasan terlihat memancarkan cahaya dan biasanya terlihat dengan sayap-sayap yang tidak bergerak. Petugas Kebun Binatang Kairo yang dimintai keterangan dan datang ke Zeitun menyatakan bahwa burung merpati tidak terbang di malam hari. “Jika dipaksakan, mereka akan jatuh ke tanah”. Burung-burung merpati secara spiritual terlihat sebelum dan sesudah penampakan Bunda Maria, setiap jam saat malam hari dan menjelang petang. Terkadang, burung-burung itu muncul dalam hitungan dua atau tujuh ekor yang membentuk salib, terkadang 12 ekor dalam sebuah formasi dan selalu ada seekor yang menjadi pemimpinnya. Jika mereka menghilang, mereka akan kembali dengan formasi yang sama.

Foto ini dikirim oleh editor koran Watani. Michael Takla mengatakan bahwa foto ini diambil oleh “seorang saksi mata yang terpercaya, seorang wanita dari Alexandria.” Saya tidak memiliki namanya. Foto ini sama dengan foto yang diambil oleh pemotret asal Jerman tetapi memperlihatkan rupa dari merpati-merpati atau obyek-obyek sedang terbang yang dilihat oleh saksi mata yang hadir saat itu di Gereja.

Seluruh foto, gambar, lukisan yang diperlihatkan disini telah dibuktikan oleh banyak saksi mata dengan ekspresi berbeda-beda. “Dia nampak sama seperti ini!” “Ya, seperti inilah saat saya melihatnya!” “Dari mana engkau mendapatkan foto ini?” “Ya, beginilah saya melihatnya pada tanggal 1 April 1968!” dan sebagainya dan sebagainya.

Pengkajian dengan komputer oleh pakar-pakar telah pula dilakukan dan hasilnya, mereka menyatakan tidak adanya tipuan kamera.

Para perupa yang hadir saat penampakan di Zeitun menggunakan talenta mereka untuk menggambar apa yang telah mereka lihat, dan tampaknya mereka lebih menangkap keindahan surgawi Bunda Maria dibanding dengan foto-foto yang dibuat. Saat benar-benar bertemu Bunda Maria, sangatlah sukar untuk secara jelas melihat bagian-bagiannya. Tetapi beberapa dari mereka dapat menangkap rambutnya, matanya, tangannya, bentuk tubuhnya dan warna kulitnya. Bunda Maria kebanyakan digambarkan “gelap dan bercahaya” dan “putih kebiru-biruan” atau “biru keputih-putihan”. Terkadang kekuningan dan bersinar, berkilauan, cantik, muda, sehat, seperti seorang ratu. Lukisan di bawah halaman ini dikerjakan oleh Sabri Ibrahim pada tahun 1973. Katanya, beginilah ia melihat Bunda Maria di tahun 1968 di Gereja Zeitun. Lukisan berwarna ini, sedikit lebih besar daripada aslinya, sekarang digantung di pintu masuk Gereja Santa Maria. Bagi yang pertama kali melihatnya, lukisan ini akan mengundang decak kagum.

Gambaran para perupa akan Bunda Maria, Zeitun.

Pastur Morcos, seorang pastur Coptic menjadi saksi mata penampakan Bunda Maria pada tahun 1968. Ia mengatakan, “dan turunlah bias-bias sinar dari tangannya seperti ini!”. Bias-bias sinar itu akan keluar dari tangannya kepada orang-orang dan menembus tanah. Kita tahu dari wahyu-wahyu bahwa cara ini adalah rahmat Tuhan dalam memberikan berkatNya kepada kita lewat saluran rahmatNya, yaitu Bunda Maria, ibundaNya. Seorang saksi mata menggambarkan Bunda Maria seperti “disanalah dia, disudut Gereja, membungkukkan badannya sebatas pinggang kepada kita semua!!!! Saya tak dapat mempercayainya! Tetapi memang dia ada disana, SAYA MELIHATNYA!!”

Kesembuhan juga terjadi. Ini menambah kebahagiaan yang meliputi penampakan Bunda Maria. Masyarakat segera menyadari adanya orang buta yang dapat melihat, orang tuli yang dapat mendengar, orang bisu yang dapat berbicara setelah mereka hadir dalam salah satu penampakan-penampakan Bunda Maria. Mereka yang sakit jasmani, yang cacat, melihat Bunda Maria, dan dengan iman mereka akan Tuhan kita Yesus Kristus, disembuhkan oleh Allah Bapa, lewat penampakan Bunda Maria.

(Perlu juga diketahui, dengan kuasa kudus Tuhan, orang-orang yang sakit jasmani di Gereja Zeitun yang beriman teguh, juga disembuhkan, meskipun mereka tidak melihat penampakan Bunda Maria.)

Juga, di hari-hari Tuhan Yesus tinggal di dunia, Bunda Maria memohon padaNya atas nama orang lain. Maria sendiri tidak memiliki kuasa untuk membuat mukjijat. Hanya dengan kehadirannya bersama Anaknya, Yesus Kristus, dan dalam ketulusan permohonannya, kita mendapatkan mukjijat pertama di Kana. Sekarang, lewat perantaraannya, kita dapat hidup lewat pembaharuan iman, bukan kita yang membuatnya, tetapi Dia yang secara terus menerus memberikan mukjijat dalam cinta yang tak putus-putus.

Kesaksian akan kesembuhan di Zeitun kemudian didata, diuji dan didokumentasikan oleh sebuah komisi yang terdiri dari 7 orang dokter dan profesor. Bapa Suci Kyrollos VI, Paus dari Alexandria. sendiri yang memerintahkan hal ini. Tidak dapat disangkal lagi, mukjijat kesembuhan benar-benar terjadi. Sembuh, tanpa dapat dijelaskan secara medis, memang terjadi dalam setiap penampakan Bunda Maria.

Saya yakin, Maria memiliki setiap nama dan identitas dari orang yang disembuhkan didalam hatinya, didata di dunia, diuji dalam penampakannya dan didokumentasikan di surga. Setiap dari mereka yang sembuh tahu akan dirinya dan kita dapat bersukacita bersama mereka dalam kemuliaan kuasa Tuhan. Dalam tahun-tahun setelah penampakan Maria, mukjijat kesembuhan terus berlanjut di National Shrine of Our Lady of Zeitun. Saat kesembuhan itu diberitakan oleh mereka yang beriman, mereka semua terpesona dan kagum akan kemuliaan Tuhan.

Tetapi, tidak semua yang hadir mengalami mukjijat kesembuhan baik dari sakit jasmani maupun rohani. Sudah tentu, semuanya bergantung dari kehendak Allah yang kudus.

Saat kunjungan saya ke Kairo di tahun 1974, Uskup Gregorius mengatakan pada saya bahwa banyak orang yang dia ketahui mengalami pembaharuan harapan dan kekuatan iman dalam Tuhan setelah melihat penampakan Bunda Maria di Gereja Santa Maria. Banyak yang kembali mengunjungi Gereja itu setelah lama meninggalkan Tuhan karena satu dan lain hal.

“Seorang pria yang cukup terkenal di Gereja karena kemurahan hatinya, kebaikannya dan hidup kekristenannya, tiba-tiba berubah pikiran. Ia mengejek orang-orang yang menghadiri kebaktian sambil bertanya, “apa yang dilakukan orang-orang bodoh ini, membuang-buang waktu?” Ia juga pergi ke Gereja Zeitun dan berbuat hal yang sama. Saat tiba disana, ia melihat ribuan orang sedang berkumpul. Hal ini menambah keyakinannya akan kesia-siaan percaya kepada Allah. “Bagaimana mungkin Bunda Maria menampakkan diri disini?” Tiba-tiba, datanglah Maria dalam kemegahannya di depan mata orang itu. Ia jatuh berlutut dan hingga sekarang ia masih menyesali saat-saat dimana ia jauh dari Tuhan.”

Dalam 2 minggu terakhir bulan April hingga bulan Mei, kami mengalami penampakan yang paling mulia dari Bunda Maria. Sejalan dengan penampakannya, orang-orang yang berkumpul menjadi berlipat ganda. Pada beberapa malam, diperkirakan hampir ¼ juta orang berkumpul diseputar gereja. Seorang kakak ipar saya menuliskan kesaksiannya:

“Kami harus berdiri tegak dengan tangan di samping, hampir-hampir tak dapat bernafas dan terdorong ke depan atau ke belakang karena sesaknya pengunjung. Sesaat setelah kita bergabung dalam keramaian, sangatlah tidak mungkin untuk pergi dari sana. Kita harus menunggu hingga mereka membubarkan diri saat matahari terbit.”

Fawzia, kakak ipar saya yang lain menulis bahwa pada hari saya meninggalkan Kairo setelah kunjungan saya di tahun 1968 (sehari sebelum FEAST OF THE ASSUMPTION), Bunda Maria menampakkan diri selama 10 menit di gereja itu pada pukul 6 sore “sama terangnya seperti berjuta-juta matahari”. Dia melihat Bunda Maria malam itu.

Dikarenakan massa yang semakin membengkak jumlahnya dan sebagian dari mereka menjadi bingung dan menganggap semuanya adalah cerita bohong, pemerintah lalu mencoba melindungi rakyatnya. Beberapa petugas lalu mencopot kabel-kabel listrik dan mengatakan semuanya adalah tipuan. Ada juga yang memanjat pohon untuk naik ke kubah Gereja untuk mencoba memegang bayangan. Petugas melakukan penyelidikan hingga radius 15 mill untuk memastikan bahwa memang digunakan alat-alat elektronik. Tetapi setelah melakukan penyelidikan yang seksama dan berkat pertolongan Bunda Maria yang terus menerus menampakkan diri, para petugas akhirnya percaya bahwa memang Bunda Maria sendiri yang datang mengunjungi mereka. Para petugas lalu membantu mengamankan Gereja untuk dapat menerima kedatangan Bunda Maria secara wajar.

Pemerintah lalu membongkar hanggar yang memakan area sebelah selatan Gereja, sehingga massa dapat tertampung. Dari pintu masuk hanggar inilah pertama kalinya Bunda Maria tampak. Sebenarnya, beberapa orang berpikir bahwa penglihatan yang mereka dapatkan dari atas kubah gereja itu berasal dari refleksi yang datang dari hanggar. Tetapi, setelah hanggar itu dibongkar, Bunda Maria tetap menampakkan dirinya.

Pohon-pohon disekitar gereja juga ditebang sehingga massa tidak dapat memanjat pohon yang dapat mengakibatkan mereka jatuh dan terluka. Yang paling besar pun di pangkas hingga tidak dapat dipanjat lagi. Saat Bunda Maria menampakan diri di dekat pohon palem, beberapa orang mengatakan itu adalah refleksi pohon palem, tetapi setelah pohon palem itu juga di pangkas, Bunda Maria tetap menampakan diri dengan cahayanya.

Pada 5 Mei 1968, sebulan setelah penampakan Bunda Maria yang pertama, Bapa Suci Kyrollos VI menerbitkan Surat Kepausan yang menyatakan keaslian penampakan itu. Bahwa memang benar, Bunda Perawan Maria, Ibu dari Tuhan menampakan dirinya. Kepercayaan ini juga didasarkan bahwa Bunda Tersuci datang kembali sebab dia pernah mengungsi ke Mesir bersama Anaknya, Yesus Kristus, dan Yosef.

Gereja Santa Maria di Zeitun memang terletak di dekat rute perjalanan Keluarga Kudus saat mereka dikejar-kejar Herodes dan melakukan perjalanan ke Mesir. Untuk memperingati perjalanan ini, menurut tradisi, ada 14 perhentian yang dibangun di sepanjang perjalanan. Banyak orang beriman yang telah mendapatkan keteduhan dan rahmat setelah mengunjungi perhentian-perhentian ini.

Komite Kepausan menerima banyak kesaksian dan pernyataan resmi dari orang banyak.

Pastur Constantine, seorang pastur di Gereja Santa Maria, delegasi pemerintah, para saksi mata dari kaum Muslim, para Kristen dari aliran yang berbeda dan para pejabat di dalam hirarki Gereja Coptic. Mereka semua telah menyaksikan penampakan Bunda Maria satu atau lebih kali.

Pada pertemuan saya dengan Bapa Suci Kyrollos VI di tahun 1968, Bapa suci memberitahukan tentang penampakan Perawan Maria dan memberikan berkat pribadinya. Kesaksian oleh Bapa Suci ini melampaui pengetahuannya untuk berkomentar secara pribadi. Bapa Suci menginginkan para orang beriman untuk datang ke Zeitun dan mengalaminya sendiri. Untuk “meyakinkan diri mereka sendiri” tentang kunjungan yang kudus ini. Apa yang diperlihatkan Bapa Suci kepada saya mencerminkan bahwa pada waktunya, Tuhan akan memperlihatkan buah-buah keberimanan kita.

Mengapa Tuhan mengirim Bunda Maria pada waktu itu di tempat yang khusus? Diketahui bahwa Bunda Maria tidak berbicara dan jika ada pesan-pesan lisan yang disampaikan, pastilah tidak akan disebarluaskan. Saya pikir, lewat kebijaksanaan Tuhan, kita di dunia ini sekali lagi diperingatkan akan rahmatNya yang besar saat Ia turun ke dunia 2000 tahun yang lalu. Saat Ia datang ke dunia dan menjadi serupa anak kecil yang digendong Maria. Ia ingin menunjukkan pada kita, bahwa Dia sangat amat menyayangi kita.

Pada tahun 1974, Pastor Xavier Eid, pastor dari Gereja Katolik Santa Maria Pendamai, Garden City, Kairo mengatakan pada saya:

“Penampakan di Zeitun adalah berharga untuk seluruh dunia. Mesir sangat membutuhkan perhatian dan pertolongan Tuhan dalam masa-masa sulitnya. Ini merupakan salah satu bukti bagi rakyat Mesir yang amat sangat religius. Penampakan ini juga membantu Gereja Coptic Orthodox untuk lebih dikenal di seluruh dunia, untuk memperbaiki kesalahpahaman selama ini. Gereja Coptic Orthodox selalu taat menjalani penyembahan, kesalehan doa-doa dari para pastor gurun pasir, pendalaman Alkitab dan puasa yang kesemuanya sudah ditinggalkan oleh dunia barat. Para penganut Coptic Orthodox berpuasa selama 200 hari dalam setahun. Seluruh praktek-praktek ini akan lebih dikenal di dunia. Salah satu cara yang dipilih oleh Tuhan, saya pikir, adalah penampakan Bunda Maria yang telah membawa orang-orang dari seluruh dunia ke Mesir dan ini membuat orang-orang mengerti akan tradisi Coptic Orthodox.

Di bulan Mei 1973, Bapa Suci Shenouda III diundang ke Roma oleh Bapa Suci Paus Paulus VI. Inilah kali pertama dalam kurun waktu 1600 tahun pertemuan dua Bapa Suci dari Roma dan dari Alexandria terjadi. Mereka memperingati Santo Athanasius, Bapa Suci ke-20 dari Alexandria. Dalam kunjungan ini, Bapa Suci Shenouda III mengatakan pada Bapa Suci Paus Paulus VI mengenai penampakan Bunda Maria di Zeitun di tahun 1968 dan 1969.

Foto diatas menunjukkan kedua Bapa Suci sedang berdoa bersama di Gereja Santo Petrus, Roma.

Awal tahun 1974, dalam surat kepada Yang Mulia Kardinal Stephanos I, saya memohon pendapatnya yang dapat saya bagikan kepada orang-orang lain mengenai penampakan Bunda Maria. Bapa Kardinal mengatakan pada saya tentang penundaan kunjungannya ke Amerika. Bapa Kardinal adalah pemimpin Coptic Orthodox di Mesir yang bergabung kembali dengan Roma. Bapa Kardinal mengunjungi kami di New Jersey, tahun 1974, memberikan berkatnya pada saya untuk apa yang telah saya kerjakan bagi usaha Bunda Maria membawa semua jiwa kepada Tuhan Yesus Kristus dan mengadakan Misa untuk kira-kira 800 anak-anak dari jemaat kami. Pada saat awal penampakan Bunda Tersuci, Bapa Kardinal dimintai tolong oleh teman karibnya yang juga seorang Paus, Bapa Suci Paus Paulus VI untuk mengadakan penyelidikan akan apa yang terjadi di Zeitun. Kata-kata pertama yang tertulis dalam pernyataan Bapa Kardinal adalah : “Tidak diragukan lagi, penampakan ini adalah nyata…” Kunjungan Bunda Maria ke Zeitun sekarang menjadi sejarah gereja. Bunda Maria menampakkan diri paling banyak disekitar Hari-Hari Raya. Pada Hari Raya ke-32, yaitu Hari Raya Bunda Cahaya atau Bunda Zeitun, untuk menghormati penampakan Maria di tempat ini, diperingati setiap tanggal 2 April. Pada perayaan pertama penampakan di tahun 1969, foto dibawah ini digunakan untuk menandai saat penuh rahmat dari kunjungan Bunda Tersuci yang dikirim oleh Allah.

Sejak penampakan Maria yang pertama, yaitu April 1968, beribu-ribu rakyat Mesir, baik yang beragama Kristen maupun Islam, mulai berimigrasi ke Amerika atau tempat lain di belahan dunia. Mayoritas yang datang ke Amerika sekarang telah bergabung bersama komunitas kami dan telah menjadi warga negara Amerika. Di kota-kota yang lebih besar, dimana lebih banyak orang tinggal, gereja-gereja Coptic Orthodox sekarang banyak dijumpai. Banyak dari jemaat di gereja-gereja ini yang pernah menyaksikan penampakan Bunda Maria di Zeitun.

Di tahun 1975, Yang Mulia Uskup Gregorius, salah seorang pemimpin gereja Coptic Orthodox mengatakan pada saya:

“Bunda Maria Perawan Tersuci atau Santa Maria menampakan diri dalam 10 cara yang berbeda. Allah mengirimnya dalam cara-cara yang alamiah yang dapat kita kenal. Saat ia menampakan diri, ia akan menyapa gerombolan orang, membungkuk pada mereka, memberkati mereka dan berbalik menghadap salib. Dalam 9 dari 10 penampakannya, ia akan terlihat dalam sikap berdoa, sepertinya ia ingin mengatakan ‘lakukan seperti apa yang saya kerjakan, dunia perlu doa-doa untuk penebusan’ dan saya percaya, penampakan-penampakannya adalah persiapan selanjutnya dari Kedatangan kembali Tuhan dan Penebus kita, Yesus Kristus.”

Beribu-ribu orang tumpah ruah di Zeitun dan melihat Bunda Maria. Mereka terhibur dan terobati. Saat para beriman menunggu dan berdoa, awan-awan serasa bergerak menyatu, seperti sebuah kilatan cahaya yang memancarkan cahaya tiba-tiba dan menerangi sekitarnya. Disanalah Bunda Maria berdiri, dalam figur yang penuh berarak perlahan-lahan dan anggun di udara, berdiri di atas kubah gereja atau pohon palem dengan satu kakinya seperti menginjak pohon palem, atau terkadang terlihat berdiri di atas tanah. Bajunya dan kerudungnya bergerak tertiup angin. Dia bergerak dari sisi yang satu ke sisi yang lain dan semuanya tampak jelas sekali.

Untuk menggambarkan penampakan Bunda Maria yang membawa rahmat Tuhan secara penuh, kami mengambil kesimpulan dari penampakannya itu, sekali lagi, untuk membawa kepada kita pembaharuan harapan dan penghiburan dalam Anaknya, Yesus Kristus. Sebuah hadiah yang diberikan secara cuma-cuma oleh Tuhan.

Dia memberikan hidupnya untuk kita di gunung Kalvari, bangkit dari mati, sekarang, Yesus Kristus yang telah bangkit mengirim Bunda Maria untuk mengingatkan kita akan kasihNya yang besar.

Kita dapat mengatakan, cerita dari Zeitun adalah sebuah tanda nyata dari peristiwa adikodrati. Dampak dari penampakan-penampakan itu terangkum dalam waktu yang akan terus diingat. Pesan dan arti penampakan itu akan terus berkembang dalam Roh Kudus. Pesan-pesan yang dinyatakan kepada para beriman dan siapa saja mungkin dapat di pelihara dan direnungkan hingga kedatangan kembali Tuhan kita Yesus Kristus.

Jawaban Atas Doa


Bertahun tahun yang lalu, seorang wanita tua sama sekali tidak memiliki uang untuk membeli makanan. Namun dengan keyakinan yang teguh pada Allah, ia berlutut dan berdoa dengan suara yang nyaring, "Ya Allah, berilah aku sepotong daging dan sebungkus roti."

Berulang-ulang wanita tua itu mengucapkan doa yang sama dengan suara nyaring. Akhirnya seseorang yang memiliki sifat paing buruk di kota itu, mendengar permohonan wanita tua itu dan memutuskan untuk mempermainkannya. Ia bergegas ke toko yang terdekat, untu mebeli sepotonga daging dan sebungkus roti. Kemudian melalui corong asap wanita tua itu, ia menjatuhkan makanan yang dimintanya, dan jatuh persis dihadapan wantia tua yang kelaparan dan sedang berdoa itu.

Melompat kegirangan, ia berseru dengan gembira, "Ya Allah, Engkau telah menjawab doaku!". Kemudian ia berlari kepada tetangga di sekelilingnya dan menceritakan kabar gembira yang telah dialaminya.

Hal itu dianggap keterlaluan oleh orang jahat itu. Maka ia berniat mempermalukan wanita tua itu di hadapan orang banyak. Ia mengejeknya dan mengatakan bahwa dialah yang telah menjatuhkan makanan itu dari cerobong asap. tetapi wanita tua yang bijaksana itu dengan cepat menjawab, " Boleh jadi memang setan yang membawa makanan itu, tetapi Tuhanlah yang mengirimnya."

Selamat Minggu Paskah II
[MSB]

Monday, April 5, 2010

Puisi Paskah

P askah adalah Kemenangan atas maut dan dosa.
A da Kasih tak terhingga dalam paskah
S alib adalah simbol keselamatan
K arena Kristus telah bangkit
A nak Domba Allah dimuliakan
H anya buat Saya dan Anda dalam kebahagiaan sejlamanya.

Kisah Tiga Pohon

Alkisah, tiga batang pohon tumbuh besar bersama dalam sebuah hutan. Suatu hari, ketiganya saling berbagi harapan dan impian.

Pohon pertama berkata, “Kelak aku ingin menjadi sebuah peti harta karun. Aku akan dipenuhi emas, perak dan berbagai batu permata, dan semua orang akan terpesona oleh keindahannya.”

Pohon kedua berkata, “Suatu hari kelak aku akan menjadi sebuah kapal yang besar. Aku akan mengangkut raja-raja dan berlayar hingga ke ujung-ujung dunia. Aku akan menjadi kapal yang kokoh dan setiap orang akan merasa aman berada dalam naunganku.”

Akhirnya, pohon ketiga berkata, “Aku akan tumbuh besar menjadi pohon yang paling tinggi menjulang di hutan, di puncak bukit. Orang-orang akan terpesona memandangku dan berpikir betapa dekatnya aku dengan surga dan Tuhan. Aku akan menjadi pohon terbesar sepanjang masa dan orang tak akan pernah melupakan keberadaanku.”

Beberapa tahun berlalu sejak mereka berdoa agar impian masing-masing terkabul. Kemudian datanglah sekelompok penebang pohon dan menebang ketiga pohon itu. Pohon pertama dibawa ke seorang tukang kayu. Ia sangat senang sebab sangkanya ia akan dibuat menjadi sebuah peti harta karun yang elok. Tetapi doanya tampaknya sia-sia sebab si tukang kayu menjadikannya kotak tempat menaruh makanan ternak. Setelah dipenuhi jerami, ia ditempatkan di sebuah kandang hewan.

Pohon kedua dibawa ke sebuah galangan kapal. Sangkanya doanya menjadi kenyataan. Tetapi ia dipotong-potong dan dijadikan sebuah perahu nelayan kecil. Berakhir sudah impiannya untuk menjadi sebuah kapal besar yang mengangkut raja-raja dan berlayar ke ujung-ujung dunia.

Pohon ketiga dipotong menjadi potongan-potongan kayu besar dan dionggokkan begitu saja dalam sebuah gudang gelap.

Tahun berganti tahun dan ketiga pohon sudah melupakan impian mereka. Hingga suatu hari, sepasang suami-isteri tiba di kandang. Perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan membaringkan Bayinya di atas tumpukan jerami dalam palungan ternak yang dibuat dari pohon pertama. Orang-orang datang menyembah sang Bayi. Pohon pertama pun menjadi sadar bahwa di dalamnya ditempatkan Harta terbesar sepanjang masa.

Bertahun-tahun kemudian, sekolompok laki-laki naik ke atas sebuah perahu nelayan yang dibuat dari pohon kedua. Di tengah danau, badai besar menerjang dan pohon kedua berpikir bahwa ia tidak akan cukup kuat melindungi mereka yang ada dalam naungannya. Tetapi seorang dari antara mereka berdiri dan berkata, “Diam! Tenanglah!” dan badai pun sekonyong-konyong reda. Sadarlah si pohon kedua bahwa ia telah mengangkut Raja atas segala raja.

Setelah bertahun-tahun dibiarkan tergolek dalam gelap, orang mengambil pohon ketiga. Ia dipanggul sepanjang jalan, sementara orang-orang menganiaya serta mencemooh Laki-laki yang memanggulnya. Akhirnya, tibalah mereka di puncak sebuah bukit. Orang banyak menyalibkan Laki-laki itu pada balok kayunya, hingga Ia wafat di sana, di puncak bukit. Pohon ketiga paham bahwa ia begitu dekat dengan Yesus Tuhan dan surga.


Untuk direnungkan:

Ketika keadaaan tidak seperti yang engkau inginkan, ketahuilah Tuhan memiliki rencana indah untukmu. Jika engkau percaya dan tetap setia pada-Nya, Ia akan melimpahkan rahmat-rahmat terbesar atasmu.

Ketiga pohon mendapatkan apa yang mereka mohonkan, tetapi tidak dengan cara seperti yang mereka bayangkan. Kita tidak selalu tahu apa rencana Tuhan bagi kita, kita hanya perlu tahu bahwa rancangan-Nya bukanlah rancangan kita dan jalan-Nya bukanlah jalan kita. Dan, yakinlah bahwa jalan-Nya adalah selalu yang terbaik bagi kita.