Monday, July 25, 2011
KISAH SEBATANG BAMBU
Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainnya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu.
Dia berkata kepada batang bambu," Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi sawahku?"
Batang bambu menjawabnya, "Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu."
Sang petani menjawab, "Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang kutanam dapat tumbuh dengan subur."
Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam....., kemudian dia berkata kepada petani, "Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan?"
Petani menjawab batang bambu itu, " Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua itu, karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah."
Akhirnya batang bambu itu menyerah, "Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki."
Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawahnya sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah banyak.
Pernahkah kita berpikir bahwa dengan masalah yang datang silih berganti tak habis-habisnya, mungkin Tuhan sedang memproses kita untuk menjadi indah di hadapan-Nya? Sama seperti batang bambu itu, kita sedang ditempa, Tuhan sedang membuat kita sempurna untuk dipakai menjadi penyalur berkat. Dia sedang membuang kesombongan dan segala sifat kita yang tak berkenan bagi-Nya. Tapi jangan kuatir, kita pasti kuat karena Tuhan tak akan memberikan beban yang tak mampu kita pikul. Jadi maukah kita berserah pada kehendak Tuhan, membiarkan Dia bebas berkarya di dalam diri kita untuk menjadikan kita alat yang berguna bagi kerajaan-Nya? Seperti batang bambu itu, mari kita berkata, " Ini aku Tuhan, perbuatlah sesuai dengan yang Kau kehendaki.
Sunday, July 24, 2011
TUHAN BERKATA
TUHAN berkata,
- Jika kau tak pernah merasa sakit, bagaimana kau tahu bahwa AKU penyembuh…?
- Jika kau tak pernah menghadapi kesulitan, bagaimana kau tahu bahwa AKU datang untuk menyelamatkanmu…?
- Jika kau tak pernah menghadapi pencobaan, bagaimana kau tahu bahwa AKU dapat menjadikanmu keluar sebagai pemenang…?
- jika kau tak pernah sedi...h,
bagaimana kau tahu bahwa AKU adalah penghibur…?
- Jika kau tak pernah berbuat kesalahan, bagaimana kau tahu bahwa AKU adalah pengampun…?
- Jika kau tak pernah hancur, bagaimana kau tahu bahwa AKU dapat memulihkanmu…?
- Jika kau tak pernah melalui api, bagaimana kau menjadi murni…?
- Jika kau tahu segala hal, bagaimana kau tahu bahwa AKU dapat menjawab pertanyaanmu…?
- Jika Aku memberikan semua barang kepadamu, bagaimana kau akan menghargainya…?
- Jika Aku tidak pernah mengoreksimu, bagaimana kau tahu bahwa AKU mengasihimu…?
- Jika kau punya semua kemampuan, bagaimana kau belajar bergantung kepada-KU…?
- Jika hidupmu sempurna, lalu untuk apa engkau memerlukan AKU…?
Bersyukurlah dengan apa yg ada pada diri kita dan apa yg terjadi dengan diri kita saat ini,
sebab sesulit apapun keadaanmu, sesungguhnya rancangan TUHAN selalu sempurna dan indah dalam hidup kita.
Percayalah…,
bahwa DIA sedang menenun karya yg terindah dalam hidup kita semua…!!!
AD JESUM PER MARIAM !
CIRCULAR MIL
Siang itu, di tengah belantara Guyana, tahun 1921, William Beebe, seorang peneliti alam, melihat pemandangan aneh yang tak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya. Pemandangan itu dicatatnya di buku harian. ”Serombongan semut merah berputar-putar membentuk lingkaran yang sangat besar. Lingkaran itu berdiameter sekitar 100 m...eter dan seekor semut membutuhkan dua setengah jam untuk mengitarinya. Semut-semut itu berjalan mengitari lingkaran tersebut terus menerus selama dua hari sampai mereka semua satu demi satu mati kelelahan…”
Apa yang dilihat oleh Beebe kerap disebut “circular mill”. Kincir raksasa yang tercipta oleh sepasukan semut yang terpisah dari koloninya. Alih-alih mencari jalan menemukan koloninya, ketika mereka tersesat, mereka mengikuti aturan sederhana: mengikuti semut di depannya. Hasilnya adalah kincir raksasa tersebut. Kincir itu hanya bisa dipecahkan apabila ada salah satu semut yang berpandangan jauh ke depan, berani menerobos, mencari jalan baru, lalu diikuti oleh semut di belakangnya.
Dalam kerangka yang lebih luas, perilaku semut itu bisa dilakukan oleh manusia. Ungkapan bijak Monkey See, Monkey Do sering digunakan untuk menggambarkan keterjebakan manusia dalam melakukan suatu hal tanpa memahami esensinya. Sikap terjebak dalam circular mill atau monkey see, monkey do bisa saja bermakna positif kalau diterapkan dalam jangka pendek. Namun hal ini akan sangat berbahaya bila dilakukan terus menerus, karena kita dapat terjebak pada sebuah kekosongan aksi, pandangan jangka pendek, dan kurangnya visi. Akibatnya kita hanya akan menjadi pengikut dan peniru orang lain.
Kadang kita masih sering menjumpai perilaku seperti itu dalam kehidupan beragama, budaya ikut-ikutan seperti istilah anak muda sekarang “go with the flow aja deh” yang sering membuat kita terhanyut dalam kehampaan makna menghayati iman kita.
Pada akhirnya ketika masalah menghampiri, kita jatuh pada krisis iman yang setiap saat bisa merengut kedamaian hati kita.
Jika kita ingin memiliki iman yang hanya sebesar biji sesawi saja, kita harus mempunyai “pengetahuan” akan iman kita dan janganlah kita memenjarakan iman kita dalam “circular mill” yang melelahkan dan akhirnya membuat iman kita lemas tak berdaya.
Doakanlah kami senantiasa Bunda Penolong Abadi, agar kami senantiasa menemukan jalan yang lurus menuju Putramu, Tuhan kami Jesus Kristus. AD JESUM PER MARIAM
PENSIL
Seorang pembuat pensil menasihati “ciptaan”nya:
1.Apapun yang kau lakukan meninggalkan bekas, maka waspadailah selalu lakumu;
2.Seandainya terjadi kesalahan, ingat bahwa kau selalu bisa meralatnya;
...
3.Apa yang ada di dalam mu itulah yang penting, badanmu hanyalah untuk melindunginya;
4.Sepanjang hidupmu kau akan selalu mengalami “pengasahan”. Memang menyakitkan badanmu, tetapi memunculkan jiwamu supaya dapat melakoni hidup dengan semangat baru dan kesadaran yang kian tajam;
5.Untuk menghasilkan karya terbaik, pasrahkanlah dirimu pada IA yang sedang menggunakanmu. Berserahlah pada apa yg hendak ditulisnya.
TAWAR HATI
Sikap tawar hati adalah sikap acuh tak acuh dalam menghadapi situasi. Dengan kata lain yaitu sikap tidak mau tahu. Umumnya, sikap ini ada/datang karena gengsi alias ego, tidak peduli, malu, atau takut.
Tahukah kalau sikap tawar hati itu kita pelihara, apalagi pada saat menghadapi kesulitan, itu hanya akan mengecilkan kekuatan.... Artinya, sikap tawar hati itu bisa melemahkan diri kita.
Setiap orang yang sedang menghadapi masalah, butuh kekuatan untuk menyelesaikan masalah dan lolos dari permasalahan dengan jalan keluar dan hasil yang terbaik, bukan?!
Bayangkan kalau kita tawar hati, yaitu bersikap acuh, tidak butuh bantuan padahal bantuan itu akan menyelesaikan permasalahan, karena gengsi, takut atau malu, maka masalah yang seharusnya sudah selesai masih menggantung harus berkepanjangan dan berlarut-larut. Mengapa kita memperlemah diri sendiri kalau jalan untuk memperkuat diri itu ada, terbuka dan lurus? Pikirkanlah.**
Tuhan Memberkati.....Ave Maria !
SEGELAS AIR PUTIH
Mungkin saat ini ada diantara teman-teman pernah merasakan apa yang pernah saya rasakan…
Mungkin di dalam kehidupan ini ada kalanya kita melakukan kesalahan. Atau mungkin lebih tepat kalau saya bilang kebodohan. Kita hidup dengan berjuta mimpi, aturan, parameter, dan standar. Dan semuanya ternyata hanya kehampaan.
...
Terkadang kita menentukan standar tinggi. Entah dalam hal yang remeh seperti memilih handphone atau justru hal yang berpengaruh besar seperti memilih jodoh. Dan kenyataannya kita sering melupakan aturan nomor satu dalam kehidupan: tidak ada seseorang yang bisa memiliki semua yang diinginkannya, maka milikilah apa yang kamu butuhkan.
Analogi paling pantas mungkin paling tepat dalam Rectoverso: Segelas air putih dari sahabat yang selalu ada dan tulus, jauh lebih berarti daripada minuman semahal apapun dari orang-orang yang berkedok cinta palsu.
Seperti itulah yang sekarang saya rasakan…
Saat ini saya harus memilih,
Apakah segelas air putih yang sederhana yang bisa menuntaskan dahaga ini?
Ataukah kehidupan hedon dari sebotol Johnny Walker?
Hidup bisa lebih sederhana andai manusia tidak harus memilih…
Tapi kenyataannya pilihan adalah hak semua orang, dan hidup selalu didasari pilihan…
Entah implikasinya baik atau buruk…
Segelas air putih atau setetes kehidupan hedonis ?
Hendaklah dalam Tuhan, kita menentukan pilihan....
Tuesday, July 19, 2011
KATAK DALAM TEMPURUNG
Seekor katak lama terkurung dalam suatu tempurung kelapa.
Suatu hari ia berhasil keluar dari tempurung yang mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat menikmati kebebasannya.
Di perjalanan dia bertemu dengan katak lain, namun dia heran mengapa katak itu bisa lompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.
Dengan penasaran dia bertanya, "Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku,padahal kita tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?"
Katak itu menjawabnya dengan pertanyaan, "Dimanakah kau tinggal selama ini?
Semua katak yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan."
Saat itu si katak baru tersadar bahwa selama ini tempurung itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi katak lain yang hidup di alam bebas.
Sering kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan katak tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman,tradisi, dan semua itu membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan potensi kita.
Sering kita mempercayai mentah-mentah apa yang mereka voniskan kepada kita tanpa berpikir dalam bahwa apakah hal itu benar adanya atau benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap kali lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.
Tahukah Anda bahwa harimau "sang raja hutan" yang sangat kuat bisa diikat hanya dgn tali yang terikat pada pancang kecil? Harimau sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas jika ada "sesuatu" yang mengikat kaki nya, padahal "sesuatu" itu bisa jadi hanya seutas tali kecil.....
Sebagai manusia kita mampu untuk berjuang, tidak menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami.
Karena itu, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif yang ingin kita capai.
Sakit memang, lelah memang,tapi jika kita sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar.
Pada dasarnya, kehidupan kita akan lebih baik kalau kita hidup dengan cara hidup pilihan kita sendiri, bukan dengan cara yang di pilihkan orang lain untuk kita.
TUHAN, DIMANAKAH ENGKAU TINGGAL ?
Dalam bacaan injil, kita mendengar bahwa Yohanes pemandi memperkenalkan Yesus kepada kedua murid yang ada bersamanya. Dengan serentak kedua murid itu meninggalkan Yohanes dan mengikuti Yesus. Keduanya bertanya kepada Yesus: "Rabbi, where are you staying?" Dan Yesus menjawab: "Come, and you will see." (...Yoh 1:38-39).
---------
Pernahkah anda bermimpi tentang sesuatu yang bersifat religius? Pernahkah anda bermimpi berjalan-jalan bersama Yesus? Di tahun pertama saya berada di Taiwan saya pernah bermimpi mendaki bukit bersama Yesus. Ada banyak rasa yang campur aduk dalam berjalanan menuju puncak bukit. Walau lebih banyak kami berada dalam diam namun ada juga dialog antara saya dengan Yesus. Dialog tersebut sungguh bagi saya sendiri merupakan sebuah revelasi. Tentang mimpi mendaki bukit ini akan saya lanjutkan kalau ada yang berminat untuk tahu.
Ternyata mimpi bertemu Yesus tidak hanya menjadi milik saya sendiri. Orang lain juga punya mimpi seperti itu. Seorang teman saya pernah berkisah tentang mimpinya bertemu Yesus. Baiklah kita dengarkan bersama bagaimana dia menceritakan mimpinya itu:
"Suatu malam saya bermimpi. Dalam mimpiku aku melihat Yesus membawa aku berjalan keliling. Karena tidak tahu arah tujuan perjalanan kami maka saya bertanya; 'Guru, di manakah Engkau tinggal?' Ia cuman berkata; 'Anda ingin melihat tempat di mana aku tinggal? Mari ikutilah aku.'
Ia membawa aku ke kamp refugi di mana ada begitu banyak orang menanti penuh cemas butir-butir makanan buat mengisi perut mereka. Sambil menunjuk ke arah orang-orang tersebut Yesus berkata; 'Mereka semua mengingatkan saya akan masa pelarian saya dari Betlehem ke Mesir. Maria, ibuku sering bernostalgia tentang nasib pedih yang harus kami lalui di Mesir, suatu kehidupan di tanah asing tanpa identitas yang legal dan jelas seperti mereka ini. Ketahuilah, Aku tinggal di sini bersama mereka.'
Ia juga membawa saya ke Rumah sakit. Sekali lagi Ia berkata; 'Ketika memikul salibku ke Golgotha, aku mengalami nasib seperti mereka ini, menghadapi hidup yang seakan tanpa harapan. Masih ingatkah engkau ketika saya berteriak di Taman Zaitun meminta agar piala kepahitan itu beralih dari padaku? Aku yakin merekapun sering mengulangi lagi teriakanKu itu. Ketahuilah, saya juga ada di sini bersama mereka. Mereka tidak sendirian.'
Yesus lalu membawa saya ke sebuah pabrik di mana ada banyak karyawan bekerja dan berkata; 'Mereka kadang-kadang diperlakukan secara tidak adil oleh majikan mereka. Mereka kerap kali harus bekerja lembur tanpa gaji yang serasi. Mereka mengingatkan kehidupanku sendiri yang harus bekerja sebagai tukang kayu, yang harus bekerja seperti seorang buruh kasar. Ketahuilah, akupun ada di sini bersama mereka.'
Kami tiba di sebuah gereja yang megah dengan tabernakel yang indah, seindah surga itu sendiri. (Hahaha... Siapa sih yang pernah melihat surga?). Banyak orang keluar dan masuk gereja ini untuk memasang lilin dan berdoa di sana. Yesus lalu bergumam; 'Saya juga hidup di sini. Tapi sayangnya, banyak orang mau agar saya dikandangkan di tabernakel ini hanya untuk dikeluarkan seminggu atau beberapa minggu sekali.' KataNya dengan wajah sedih.
Namun tiba-tiba air mukaNya berubah cerah dan berkata dengan penuh antusias; 'Tahukah engkau? Ada satu tempat di mana saya belum pernah pergi.' Ia mengangkat sesuatu seperti selembar foto dan ditunjukannya ke arahku. Oh...ternyata itu adalah sebuah cermin dan saya melihat bayangan diriku sendiri di dalamnya. Ia lalu bertanya; 'Apakah engkau memiliki kunci untuk masuk ke ruangan yang baru saja kamu lihat? Aku ingin masuk dan tinggal di sana walau hanya cuman sebentar saja.'" Temanku seakan diliputi rasa sedih ketika menyelesaikan kisah mimpinya tersebut.
-------------------
Tuhan..!!! Bantulah aku untuk membuka pintu hatiku bagimu. Lebih dari itu, bantulah aku untuk mengetahui bahwa Engkau sesungguhnya telah ada di dasar bathinku dan menantikan kehadiranku di sana.
FASE KEHIDUPAN
“Kegembiraan terbesar dalam hidup adalah keyakinan bahwa kita dicintai. Oleh karenanya, kita membagikan cinta bagi orang lain.” (Victor Hugo)
Tidak ada yang bisa menghentikan waktu. Ia terus maju. Umur terus bertambah. Manusia pun mengalami babak-babak dalam hidupnya. Saat masuk fase dewasa, orang memasuki tiga tahapan ke...hidupan.
Ada masa di mana orang terfokus untuk melakukan sesuatu (to do). Ada saat memfokuskan diri untuk mengumpulkan (to have). Ada yang giat mencari makna hidup (to be). Celakanya, tidak semua orang mampu melewati tiga tahapan proses itu.
Fase pertama, fase to do. Pada fase ini, orang masih produktif. Orang bekerja giat dengan seribu satu alasan. Tapi, banyak orang kecanduan kerja, membanting tulang, sampai mengorbankan banyak hal, tetap tidak menghasilkan buah yang lebih baik. Ini sangat menyedihkan. Orang dibekap oleh kesibukan, tapi tidak ada kemajuan. Hal itu tergambar dalam cerita singkat ini. Ada orang melihat sebuah sampan di tepi danau. Segera ia meloncat dan mulailah mendayung. Ia terus mendayung dengan semangat. Sampan memang bergerak. Tapi, tidak juga menjauh dari bibir danau. Orang itu sadar, sampan itu masih terikat dengan tali di sebuah tiang.
Nah, kebanyakan dari kita, merasa sudah bekerja banyak. Tapi, ternyata tidak produktif. Seorang kolega memutuskan keluar dari perusahaan. Ia mau membangun bisnis sendiri. Dengan gembira, ia mempromosikan bisnisnya. Kartu nama dan brosur disebar. Ia bertingkah sebagai orang sibuk.
Tapi, dua tahun berlalu, tapi bisnisnya belum menghasilkan apa-apa. Tentu, kondisi ini sangat memprihatinkan. Jay Abraham, pakar motivasi bidang keuangan dan marketing pernah berujar, “Banyak orang mengatakan berbisnis. Tapi, tidak ada hasil apa pun. Itu bukanlah bisnis.” Marilah kita menengok hidup kita sendiri. Apakah kita hanya sibuk dan bekerja giat, tapi tanpa sadar kita tidak menghasilkan apa-apa?
Fase kedua, fase to have. Pada fase ini, orang mulai menghasilkan. Tapi, ada bahaya, orang akan terjebak dalam kesibukan mengumpulkan harta benda saja. Orang terobesesi mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Meski hartanya segunung, tapi dia tidak mampu menikmati kehidupan. Matanya telah tertutup materi dan lupa memandangi berbagai keindahan dan kejutan dalam hidup. Lebih-lebih, memberikan secuil arti bagi hidup yang sudah dijalani. Banyak orang masuk dalam fase ini.
Dunia senantiasa mengundang kita untuk memiliki banyak hal. Sentra-sentra perbelanjaan yang mengepung dari berbagai arah telah memaksa kita untuk mengkonsumsi banyak barang.
Bahkan, dunia menawarkan persepsi baru. Orang yang sukses adalah orang yang mempunyai banyak hal. Tapi, persepsi keliru ini sering membuat orang mengorbankan banyak hal. Entah itu perkawinan, keluarga, kesehatan, maupun spiritual.
Secara psikologis, fase itu tidaklah buruk. Harga diri dan rasa kepuasan diri bisa dibangun dengan prestasi-prestasi yang dimiliki. Namun, persoalan terletak pada kelekatannya. Orang tidak lagi menjadi pribadi yang merdeka.
Seorang sahabat yang menjadi direktur produksi membeberkan kejujuran di balik kesuksesannya. Ia meratapi relasi dengan kedua anaknya yang memburuk. “Andai saja meja kerja saya ini mampu bercerita tentang betapa banyak air mata yang menetes di sini, mungkin meja ini bisa bercerita tentang kesepian batin saya…,” katanya.
Fase itu menjadi pembuktian jati diri kita. Kita perlu melewatinya. Tapi, ini seperti minum air laut. Semakin banyak minum, semakin kita haus. Akhirnya, kita terobsesi untuk minum lebih banyak lagi.
Fase ketiga, fase to be. Pada fase ini, orang tidak hanya bekerja dan mengumpulkan, tapi juga memaknai. Orang terus mengasah kesadaran diri untuk menjadi pribadi yang semakin baik. Seorang dokter berkisah. Ia terobesesi menjadi kaya karena masa kecilnya cukup miskin. Saat umur menyusuri senja, ia sudah memiliki semuanya. Ia ingin mesyukuri dan memaknai semua itu dengan membuka banyak klinik dan posyandu di desa-desa miskin.
Memaknai hidup
Ia memaknai hidupnya dengan menjadi makna bagi orang lain. Ada juga seorang pebisnis besar dengan latar belakang pertanian hijrah ke desa untuk memberdayakan para petani. Keduanya mengaku sangat menikmati pilihannya itu.
Fase ini merupakan fase kita menjadi pribadi yang lebih bermakna. Kita menjadi pribadi yang berharga bukan karena harta yang kita miliki, melainkan apa yang bisa kita berikan bagi orang lain.
Hidup kita seperti roti. Roti akan berharga jika bisa kita bagikan bagi banyak orang yang membutuhkan. John Maxwell dalam buku Success to Significant mengatakan “Pertanyaan terpenting yang harus diajukan bukanlah apa yang kuperoleh. Tapi, menjadi apakah aku ini?”
Nah, Mahatma Gandhi menjadi contoh konkret pribadi macam ini. Sebenarnya, ia menjadi seorang pengacara sukses. Tapi, ia memilih memperjuangkan seturut nuraninya. Ia menjadi pejuang kemanusiaan bagi kaum papa India.
Nah, di fase manakah hidup kita sekarang? Marilah kita terobsesi bukan dengan bekerja atau memiliki, tetapi menjadi pribadi yang lebih matang, lebih bermakna dan berkontribusi!
KERENDAHAN HATI
1 Berbicara sesedikit mungkin tentang diri sendiri
2 Uruslah sendiri persoalan-persoalan
3 Hindarilah rasa ingin tahu
4 Janganlah mencampuri urusan orang lain
5 Terimalah pertentangan dengan kegembiraan
6 Jangan memusatkan perhatian kepada kesalahan orang lain
7 Terimalah hinaan dan caci maki
8 Terimalah perasaan tak diperhatikan, dilupakan dan dipandang rendah
9 Mengalah terhadap kehendak orang lain
10 Terimalah celaan walaupun anda tidak layak menerimanya
11 Bersikap sopan dan peka, sekalipun seseorang memancing amarah anda
12 Janganlah mencoba agar dikagumi dan dicintai
13 Bersikap mengalah dalam perbedaan pendapat, walaupun anda benar
14 Pilihlah selalu yang tersulit
Thursday, July 14, 2011
Mengapa Beruang Tumbuh Menjadi Besar....
Seekor beruang yang bertubuh besar sedang menunggu seharian dgn sabar ditepi sungai deras, waktu itu memang tidak sedang musim ikan.
Sejak pagi ia berdiri disana mencoba meraih ikan yang meloncat keluar air.
Namun,tak satu juga ikan yg berhasil ia tangkap. Setelah berkali-2 mencoba, akhirnya..hup .. ia dpt menangkap seekor ikan kecil.
Ikan yang tertangkap menjerit-2ketakutan, si ikan kecil itu meratap pada sang beruang, "Wahai beruang, tolong lepaskan aku."
"Mengapa ?: tanya beruang.
"Tidakkah kau lihat, aku ini terlalu kecil, bahkan bisa lolos lewat celah-2 gigimu," rintih sang ikan.
" Lalu kenapa?" tanya beruang lagi.
"Begini saja,tolong kembalikan aku ke sungai, setelah beberapa bulan aku akan tumbuh menjadi ikan yang besar, di saat itu kau bisa menangkapku dan memakanku utk memenuhi seleramu." kata ikan.
"Wahai ikan, kau tahu kenapa aku bisa tumbuh begitu besar?" tanya beruang "Mengapa," ikan balas bertanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Karena aku tidak pernah menyerah walau sekecil apapun keberuntungan yang telah tergenggam di tangan !" jawab beruang sambil tersenyum mantap. "Ops !" teriak sang ikan.
Dalam hidup, kita diberi banyak pilihan dan kesempatan. Namun jika kita tidak mau membuka hati dan mata kita untuk melihat dan menerima kesempatan yang Tuhan berikan maka kesempatan itu akan hilang begitu saja. Dan hal ini hanya akan menciptakan penyesalan yang tiada guna di kemudian hari, saat kita harus berucap :"Ohhhh... andaikan aku tidak menyia2kan kesempatan itu dulu ..!!!?.
Maka bijaksanalah pada hidup, hargai setiap detil kesempatan dalam hidup kita.
Disaat sulit, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki keadaan;....
Disaat sedih, selalu ada kesempatan untuk meraih kembali kebahagiaan; ....
Di saat jatuh selalu ada kesempatan untuk bangkit kembali; ....
Dan dalam kondisi terburukpun selalu ada kesempatan untuk meraih kembali yang terbaik untuk hidup kita....
Bila kita setia pada perkara yang kecil maka kita akan mendapat perkara yang besar. Bila kita menghargai kesempatan yang kecil, maka ia akan menjadi kesempatan yang besar.
Sejak pagi ia berdiri disana mencoba meraih ikan yang meloncat keluar air.
Namun,tak satu juga ikan yg berhasil ia tangkap. Setelah berkali-2 mencoba, akhirnya..hup .. ia dpt menangkap seekor ikan kecil.
Ikan yang tertangkap menjerit-2ketakutan, si ikan kecil itu meratap pada sang beruang, "Wahai beruang, tolong lepaskan aku."
"Mengapa ?: tanya beruang.
"Tidakkah kau lihat, aku ini terlalu kecil, bahkan bisa lolos lewat celah-2 gigimu," rintih sang ikan.
" Lalu kenapa?" tanya beruang lagi.
"Begini saja,tolong kembalikan aku ke sungai, setelah beberapa bulan aku akan tumbuh menjadi ikan yang besar, di saat itu kau bisa menangkapku dan memakanku utk memenuhi seleramu." kata ikan.
"Wahai ikan, kau tahu kenapa aku bisa tumbuh begitu besar?" tanya beruang "Mengapa," ikan balas bertanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Karena aku tidak pernah menyerah walau sekecil apapun keberuntungan yang telah tergenggam di tangan !" jawab beruang sambil tersenyum mantap. "Ops !" teriak sang ikan.
Dalam hidup, kita diberi banyak pilihan dan kesempatan. Namun jika kita tidak mau membuka hati dan mata kita untuk melihat dan menerima kesempatan yang Tuhan berikan maka kesempatan itu akan hilang begitu saja. Dan hal ini hanya akan menciptakan penyesalan yang tiada guna di kemudian hari, saat kita harus berucap :"Ohhhh... andaikan aku tidak menyia2kan kesempatan itu dulu ..!!!?.
Maka bijaksanalah pada hidup, hargai setiap detil kesempatan dalam hidup kita.
Disaat sulit, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki keadaan;....
Disaat sedih, selalu ada kesempatan untuk meraih kembali kebahagiaan; ....
Di saat jatuh selalu ada kesempatan untuk bangkit kembali; ....
Dan dalam kondisi terburukpun selalu ada kesempatan untuk meraih kembali yang terbaik untuk hidup kita....
Bila kita setia pada perkara yang kecil maka kita akan mendapat perkara yang besar. Bila kita menghargai kesempatan yang kecil, maka ia akan menjadi kesempatan yang besar.
Wednesday, July 13, 2011
Suara Hati
Seorang petani berada dalam perjalanan pulang ke rumah dengan mobil barunya. Setelah dekat degan lokasi pertaniannya, ia memutuskan untuk mencoba kecepatan mobilnya. Ia melewati tepi jalan yang menuju ke rumahnya dan melaju untuk lebih dari satu mil. Setelah melewati suatu tikungan tajam dengan cepatnya ia melaju kembali ke... tepi jalan.
Ada seorang laki-laki mengendarai station wagon mencoba mengamati sekeliling tikungan, “Apakah ada orang yang melihat dia?” Dia melihat dari arah belakang ada mobil yang berkecepatan tinggi yang melaju ke arahnya. Laki-laki tadi mengira bahwa itu adalah mobil polisi yang menyamar. Takut kalau jejaknya di ketahui, ia cepat-cepat membelokkan station wagonnya ke jalan menurun. Petani tadi juga mengambil jalan yang sama untuk menuju ke rumahnya.
Melihat dirinya diikuti terus dari belakang, laki-laki ini langsung tancap gas untuk melarikan diri. Kemudian lelaki tsb melompat dari mobilnya dan tewas. Setelah diselidiki, ternyata mobil station wagon tadi berisi penuh dengan kopi curian, rokok dan amunisi. Suara hati yang menuduhnya membuat orang itu lari dan akhirnya tewas, meskipun tidak ada orang yang mengejarnya.
Kita dapat menipu orang lain dengan tindakan kita tetapi kita tidak dapat menipu suara hati. Ingat, suara hati yang kita anggap buruk sekalipun dapat mendatangkan peringatan yang indah.
Sebab dengan itu mereka menunjukkan,bahwa isi hukum taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.
Roma 2:15
Ada seorang laki-laki mengendarai station wagon mencoba mengamati sekeliling tikungan, “Apakah ada orang yang melihat dia?” Dia melihat dari arah belakang ada mobil yang berkecepatan tinggi yang melaju ke arahnya. Laki-laki tadi mengira bahwa itu adalah mobil polisi yang menyamar. Takut kalau jejaknya di ketahui, ia cepat-cepat membelokkan station wagonnya ke jalan menurun. Petani tadi juga mengambil jalan yang sama untuk menuju ke rumahnya.
Melihat dirinya diikuti terus dari belakang, laki-laki ini langsung tancap gas untuk melarikan diri. Kemudian lelaki tsb melompat dari mobilnya dan tewas. Setelah diselidiki, ternyata mobil station wagon tadi berisi penuh dengan kopi curian, rokok dan amunisi. Suara hati yang menuduhnya membuat orang itu lari dan akhirnya tewas, meskipun tidak ada orang yang mengejarnya.
Kita dapat menipu orang lain dengan tindakan kita tetapi kita tidak dapat menipu suara hati. Ingat, suara hati yang kita anggap buruk sekalipun dapat mendatangkan peringatan yang indah.
Sebab dengan itu mereka menunjukkan,bahwa isi hukum taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.
Roma 2:15
Walt Disney
Walter Elias Disney dilahirkan di Chicago pada tanggal 5 Desember 1901. Ibunya Flora Call, adalah seorang wanita Jerman.
Sedangkan ayahnya Elias Disney, adalah seorang keturunan Irlandia.
Kehidupan keluarga Disney berpindah dari satu kota ke kota lain, karena Elias Disney, yang sebenarnya terpesona oleh dunia bisnis, tidak mempunyai kesesuaian diri dengan dunia itu dan seringkali mengalami kegagalan finansial.
Pada tahun 1906, keluarga Disney pindah ke daerah Marceline, Missouri, di tanah pertanian yang baru dibelinya. Walt Disney kecil menyukai kehidupan di daerah barunya tersebut. Selain itu, kehidupan di desa tersebut juga menghidupkan rasa sayangnya kepada binatang-2 yang hidup di sekitarnya, seperti bebek, tikus, dan anjing. Kelak, ternyata hewan-2 itulah yang membuat namanya menjulang. Dari sini, Walt Disney menarik pelajaran berharga yang dia terapkan sepanjang hidupnya, yaitu bahwa KEBAHAGIAAN AKAN TIMBUL DALAM DIRI KITA APABILA KITA MELAKUKAN SESUATU YANG BENAR-BENAR KITA SUKAI.
Kehidupan Walt Disney yang bahagia itu teryata hanya bisa dinikmati sesaat saja. Kegagalan panen yang berturut-turut membuat Elias Disney, ayahnya harus menjual ladang pertaniannya dan membeli sebuah perusahaan koran setempat yang kecil. Untuk menghemat biaya pegawai, Elias Disney mempekerjakan Walt Disney dan kakaknya Ray tanpa biaya. Setiap pagi pukul 3.30 dinihari Walt dan Ray sudah harus bangun untuk menunggu kedatangan truk pengangkut. Sesudah itu mereka harus menjalankan tugas harian mengantarkan koran kepada para pelanggan di kota. Kadang-kadang orang menjumpai Walt berjalan dengan kelelahan dan gemetar kedinginan dengan bawaan hampir seberat dua kali berat tubuhnya. Adakalanya cuaca begitu dingin, sehingga Walt harus berjongkok di sudut jalan sekedar untuk menghangatkan diri.
Seringkali Walt berpikir, apakah untuk hidup di dunia ini orang harus bekerja mati-matian sebagai budak dengan upah yang hanya bisa sekedar untuk survive ? Tidak adakah jalan lain untuk hidup ? Bila Walt mengantarkan koran untuk para pelanggannya yang kebanyakan adalah orang kaya di kota, maka Walt juga mulai berpikir mengapa mereka bisa hidup mewah, sementara dirinya hidup serba kekurangan. Hal ini akhirnya melahirkan pelajaran kedua di dalam hidupnya, yaitu bahwa KEHIDUPAN ITU ADALAH SUATU PILIHAN. APAKAH KITA MAU HIDUP KAYA ATAU MISKIN, TERGANTUNG ATAS KEPUTUSAN DAN TINDAKAN KITA SEPENUHNYA SAAT INI.
Atas dasar pemikiran itulah maka setelah beranjak dewasa Walt bersikeras memutuskan untuk masuk ke dinas tentara, karena menurutnya pekerjaan tentara bisa lebih memberi kekayaan dibanding sebagai pengantar koran yang bekerja tidak dibayar. Di sela-2 dinas ketentaraannya, Walt menggunakan waktu luangnya untuk menggambar.
Rupanya, bakat Walt dalam menggambar memang luar biasa, sehingga dalam waktu yang singkat banyak teman-2nya di ketentaraan yang minta dibuatkan gambar dirinya.
Setelah perang dunia I usai, Walt keluar dari dinas tentara.
Saat itu, sangatlah sulit mencari pekerjaan. Ini merupakan masa-masa paling suram dalam kehidupan Walt Disney. Untuk kembali ke orang tuanya dia malu, karena waktu itu dia sering menyombongkan pada orang tuanya bahwa pekerjaan tentara itu adalah `pekerjaan orang kaya'.
Walt tidak mempunyai uang barang sedikitpun, dan terpaksa menumpang di belakang sebuah bengkel kecil, dengan sebuah bangku usang, satu- satunya perabotan yang dimilikinya, untuk makan dan tidur. Lebih parah lagi, seminggu sekali dia harus pergi mengendap-endap ke stasiun kota di malam hari hanya sekedar untuk `mencuri' mandi.
Walt menyadari, bahwa hal ini tidak mungkin dibiarkan terus menerus. Dia kembali ingat impiannya di masa lalu, bahwa dia ingin menjadi kaya, bukan gelandangan seperti sekarang. Tapi, apa yang bisa dilakukan dengan keadaannya yang sekarang, tanpa modal, tanpa kenalan, tanpa pekerjaan. Dalam keadaan paling parah dalam hidupnya, Walt akhirnya bisa merumuskan prinsip hidupnya yang ketiga, yaitu TIDAK PEDULI SEBERAPA PARAH KEADAAN KITA SAAT INI, NAMUN KEADAAN PASTI AKAN BERUBAH LEBIH BAIK APABILA KITA MASIH MEMILIKI SATU HAL "HARAPAN"
Harapan itu pula yang terus memacu pikiran Walt. Akhirnya Walt menyadari, bahwa satu-satunya yang masih dimilikinya adalah bakat menggambarnya. Tapi, bagaimana caranya agar bakat tersebut bisa menghasilkan uang untuk dirinya ? Setelah sekian lama mencari-cari, Walt memutuskan bahwa Hollywood adalah tempat yang cocok dengan dirinya, dengan bakat yang dimilikinya. Untuk kesana, terpaksa Walt menahan malu dan meminjam uang dari kakaknya Ray. Setibanya disana, ternyata Walt hanyalah satu dari sekian ribu orang yang berharap bisa menjadi bintang di Hollywood. Mulailah Walt masuk satu persatu ke studio yang ada disana, dan mencoba menawarkan diri untuk bekerja apa saja, asal ada hubungannya dengan dunia perfilman. Bukan hal yang mudah ternyata, karena tidak ada satupun studio yang mau menerimanya, bahkan untuk pekerjaan yang paling rendah sekalipun.
Walt menyadari, bahwa para studio itu menolaknya karena dirinya tidak menunjukkan satu keahlian khusus, yang membuat mereka tertarik kepadanya. Belajar dari situ, Walt membeli beberapa kertas kosong dan mulai menggambar. Kemudian Walt kembali lagi ke studio-2 itu lagi, kini dengan menonjolkan `bakat' yang dimilikinya. Ternyata ada satu studio yang tertarik dengan bakat Walt yang luar biasa.
Mereka bahkan langsung memesan satu cerita "Alice in The Wonderland"
dalam bentuk film kartun bergerak, dengan harga awal US$ 1.500.
Jumlah itu justru membuat Walt kaget, karena pada awalnya Walt hanya berharap mendapatkan upah US$ 50 sebulan, hanya sekedar untuk bertahan hidup. Rangkaian film "Alice in The Wonderland" sukses luar biasa di bioskop Amerika, dan bertahan sampai tiga tahun berturut- turut. Dengan hasil dari film ini, Walt mulai bisa memperbaiki hidupnya, membeli rumah, membuat studio sendiri dan menikah dengan Lilian Bounds.
Suatu hari, Walt teringat masa kecilnya yang bahagia di pedesaan. Hal ini menginspirasi dirinya untuk menggambar tiga sahabat binatangnya waktu itu, yaitu bebek, tikus, dan anjing. Dari sinilah kemudian lahir Donald Duck, Mickey Mouse dan Pluto. Ketiga binatang inilah yang membawa Walt Disney menuju ke kejayaannya sebagai seorang bintang di Hollywood. Selain itu, Walt juga rajin menciptakan film- film animasi lain yang terus mencetak uang bagi dirinya, seperti Snow White, Cinderella, Peter Pan dan Bambi. Dari sinilah Walt kemudian mendedikasikan diri seutuhnya untuk kebahagiaan anak-2 sedunia.
Pada tahun 1950, Walt mempunyai impian untuk membangun taman impian bagi anak-anak. Impian Walt ini dianggap gila oleh rekan-2nya sesama pengusaha, namun Walt tetap dengan pendiriannya. Taman bermain ini akhirnya bisa diwujudkan pada tahun 1955 di Anaheim, California.
Pada waktu pembukaan, Walt mengatakan dalam pidatonya "KESUKSESAN DIMULAI KETIKA KITA MULAI MENCIPTAKAN IMPIAN JAUH KEDEPAN. DAN SAAT KITA BERKOMITMEN UNTUK MENCAPAI IMPIAN ITU, MAKA SELANJUTNYA IMPIAN ITU YANG AKAN MENJADI MAGNET DAN MENARIK KITA KESANA......". Walt Disney meninggal pada tahun 1966. Namun visi dan impiannya untuk kebahagiaan anak-anak akan terus dikenang oleh dunia sepanjang masa.
Sedangkan ayahnya Elias Disney, adalah seorang keturunan Irlandia.
Kehidupan keluarga Disney berpindah dari satu kota ke kota lain, karena Elias Disney, yang sebenarnya terpesona oleh dunia bisnis, tidak mempunyai kesesuaian diri dengan dunia itu dan seringkali mengalami kegagalan finansial.
Pada tahun 1906, keluarga Disney pindah ke daerah Marceline, Missouri, di tanah pertanian yang baru dibelinya. Walt Disney kecil menyukai kehidupan di daerah barunya tersebut. Selain itu, kehidupan di desa tersebut juga menghidupkan rasa sayangnya kepada binatang-2 yang hidup di sekitarnya, seperti bebek, tikus, dan anjing. Kelak, ternyata hewan-2 itulah yang membuat namanya menjulang. Dari sini, Walt Disney menarik pelajaran berharga yang dia terapkan sepanjang hidupnya, yaitu bahwa KEBAHAGIAAN AKAN TIMBUL DALAM DIRI KITA APABILA KITA MELAKUKAN SESUATU YANG BENAR-BENAR KITA SUKAI.
Kehidupan Walt Disney yang bahagia itu teryata hanya bisa dinikmati sesaat saja. Kegagalan panen yang berturut-turut membuat Elias Disney, ayahnya harus menjual ladang pertaniannya dan membeli sebuah perusahaan koran setempat yang kecil. Untuk menghemat biaya pegawai, Elias Disney mempekerjakan Walt Disney dan kakaknya Ray tanpa biaya. Setiap pagi pukul 3.30 dinihari Walt dan Ray sudah harus bangun untuk menunggu kedatangan truk pengangkut. Sesudah itu mereka harus menjalankan tugas harian mengantarkan koran kepada para pelanggan di kota. Kadang-kadang orang menjumpai Walt berjalan dengan kelelahan dan gemetar kedinginan dengan bawaan hampir seberat dua kali berat tubuhnya. Adakalanya cuaca begitu dingin, sehingga Walt harus berjongkok di sudut jalan sekedar untuk menghangatkan diri.
Seringkali Walt berpikir, apakah untuk hidup di dunia ini orang harus bekerja mati-matian sebagai budak dengan upah yang hanya bisa sekedar untuk survive ? Tidak adakah jalan lain untuk hidup ? Bila Walt mengantarkan koran untuk para pelanggannya yang kebanyakan adalah orang kaya di kota, maka Walt juga mulai berpikir mengapa mereka bisa hidup mewah, sementara dirinya hidup serba kekurangan. Hal ini akhirnya melahirkan pelajaran kedua di dalam hidupnya, yaitu bahwa KEHIDUPAN ITU ADALAH SUATU PILIHAN. APAKAH KITA MAU HIDUP KAYA ATAU MISKIN, TERGANTUNG ATAS KEPUTUSAN DAN TINDAKAN KITA SEPENUHNYA SAAT INI.
Atas dasar pemikiran itulah maka setelah beranjak dewasa Walt bersikeras memutuskan untuk masuk ke dinas tentara, karena menurutnya pekerjaan tentara bisa lebih memberi kekayaan dibanding sebagai pengantar koran yang bekerja tidak dibayar. Di sela-2 dinas ketentaraannya, Walt menggunakan waktu luangnya untuk menggambar.
Rupanya, bakat Walt dalam menggambar memang luar biasa, sehingga dalam waktu yang singkat banyak teman-2nya di ketentaraan yang minta dibuatkan gambar dirinya.
Setelah perang dunia I usai, Walt keluar dari dinas tentara.
Saat itu, sangatlah sulit mencari pekerjaan. Ini merupakan masa-masa paling suram dalam kehidupan Walt Disney. Untuk kembali ke orang tuanya dia malu, karena waktu itu dia sering menyombongkan pada orang tuanya bahwa pekerjaan tentara itu adalah `pekerjaan orang kaya'.
Walt tidak mempunyai uang barang sedikitpun, dan terpaksa menumpang di belakang sebuah bengkel kecil, dengan sebuah bangku usang, satu- satunya perabotan yang dimilikinya, untuk makan dan tidur. Lebih parah lagi, seminggu sekali dia harus pergi mengendap-endap ke stasiun kota di malam hari hanya sekedar untuk `mencuri' mandi.
Walt menyadari, bahwa hal ini tidak mungkin dibiarkan terus menerus. Dia kembali ingat impiannya di masa lalu, bahwa dia ingin menjadi kaya, bukan gelandangan seperti sekarang. Tapi, apa yang bisa dilakukan dengan keadaannya yang sekarang, tanpa modal, tanpa kenalan, tanpa pekerjaan. Dalam keadaan paling parah dalam hidupnya, Walt akhirnya bisa merumuskan prinsip hidupnya yang ketiga, yaitu TIDAK PEDULI SEBERAPA PARAH KEADAAN KITA SAAT INI, NAMUN KEADAAN PASTI AKAN BERUBAH LEBIH BAIK APABILA KITA MASIH MEMILIKI SATU HAL "HARAPAN"
Harapan itu pula yang terus memacu pikiran Walt. Akhirnya Walt menyadari, bahwa satu-satunya yang masih dimilikinya adalah bakat menggambarnya. Tapi, bagaimana caranya agar bakat tersebut bisa menghasilkan uang untuk dirinya ? Setelah sekian lama mencari-cari, Walt memutuskan bahwa Hollywood adalah tempat yang cocok dengan dirinya, dengan bakat yang dimilikinya. Untuk kesana, terpaksa Walt menahan malu dan meminjam uang dari kakaknya Ray. Setibanya disana, ternyata Walt hanyalah satu dari sekian ribu orang yang berharap bisa menjadi bintang di Hollywood. Mulailah Walt masuk satu persatu ke studio yang ada disana, dan mencoba menawarkan diri untuk bekerja apa saja, asal ada hubungannya dengan dunia perfilman. Bukan hal yang mudah ternyata, karena tidak ada satupun studio yang mau menerimanya, bahkan untuk pekerjaan yang paling rendah sekalipun.
Walt menyadari, bahwa para studio itu menolaknya karena dirinya tidak menunjukkan satu keahlian khusus, yang membuat mereka tertarik kepadanya. Belajar dari situ, Walt membeli beberapa kertas kosong dan mulai menggambar. Kemudian Walt kembali lagi ke studio-2 itu lagi, kini dengan menonjolkan `bakat' yang dimilikinya. Ternyata ada satu studio yang tertarik dengan bakat Walt yang luar biasa.
Mereka bahkan langsung memesan satu cerita "Alice in The Wonderland"
dalam bentuk film kartun bergerak, dengan harga awal US$ 1.500.
Jumlah itu justru membuat Walt kaget, karena pada awalnya Walt hanya berharap mendapatkan upah US$ 50 sebulan, hanya sekedar untuk bertahan hidup. Rangkaian film "Alice in The Wonderland" sukses luar biasa di bioskop Amerika, dan bertahan sampai tiga tahun berturut- turut. Dengan hasil dari film ini, Walt mulai bisa memperbaiki hidupnya, membeli rumah, membuat studio sendiri dan menikah dengan Lilian Bounds.
Suatu hari, Walt teringat masa kecilnya yang bahagia di pedesaan. Hal ini menginspirasi dirinya untuk menggambar tiga sahabat binatangnya waktu itu, yaitu bebek, tikus, dan anjing. Dari sinilah kemudian lahir Donald Duck, Mickey Mouse dan Pluto. Ketiga binatang inilah yang membawa Walt Disney menuju ke kejayaannya sebagai seorang bintang di Hollywood. Selain itu, Walt juga rajin menciptakan film- film animasi lain yang terus mencetak uang bagi dirinya, seperti Snow White, Cinderella, Peter Pan dan Bambi. Dari sinilah Walt kemudian mendedikasikan diri seutuhnya untuk kebahagiaan anak-2 sedunia.
Pada tahun 1950, Walt mempunyai impian untuk membangun taman impian bagi anak-anak. Impian Walt ini dianggap gila oleh rekan-2nya sesama pengusaha, namun Walt tetap dengan pendiriannya. Taman bermain ini akhirnya bisa diwujudkan pada tahun 1955 di Anaheim, California.
Pada waktu pembukaan, Walt mengatakan dalam pidatonya "KESUKSESAN DIMULAI KETIKA KITA MULAI MENCIPTAKAN IMPIAN JAUH KEDEPAN. DAN SAAT KITA BERKOMITMEN UNTUK MENCAPAI IMPIAN ITU, MAKA SELANJUTNYA IMPIAN ITU YANG AKAN MENJADI MAGNET DAN MENARIK KITA KESANA......". Walt Disney meninggal pada tahun 1966. Namun visi dan impiannya untuk kebahagiaan anak-anak akan terus dikenang oleh dunia sepanjang masa.
SECANGKIR KOPI KEHIDUPAN
Dalam sebuah acara reuni, beberapa alumni menjumpai guru sekolah mereka dulu.
Melihat para alumni tsb ramai-ramai membicarakan kesuksesan mereka,
guru tsb segera ke dapur dan mengambil seteko kopi panas dan beberapa cangkir kopi yg berbeda-beda.
...Mulai dari cangkir yg terbuat dari kristal, kaca yang mahal, melamin sampai plastik murah.
Guru tsb menyuruh para alumni untuk mengambil cangkir dan mengisinya dengan kopi.
Setelah setiap alumni selesai mengisi cangkirnya dg kopi, guru berkata, "Perhatikanlah bhw kalian semua memilih cangkir yg bagus dan kini yg tersisa hanyalah cangkir yg murah dan tidak menarik".
"Memilih hal yg terbaik adalah wajar dan manusiawi.
Namun persoalannya, ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yg bagus perasaan kalian mulai terganggu.
Kalian secara otomatis melihat cangkir yg dipegang orang lain dan mulai membandingkannya. Pikiran kalian terfokus pd cangkir, padahal yg kalian nikmati bukanlah cangkirnya melainkan kopinya".
"Hidup kita seperti kopi dalam analogi tsb di atas, sedangkan cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan dan materi yg kita miliki. Jangan pernah membiarkan cangkir mempengaruhi kopi yg kita nikmati.
Cangkir bukanlah yg utama, Kualitas kopi itulah yg terpenting".
Jangan berpikir bahwa materi yg melimpah, karier yg bagus dan pekerjaan maupun usaha yg mapan merupakan jaminan kebahagiaan. Itu konsep yg keliru.
Kualitas hidup kita ditentukan oleh
"Apa yg ada di dalam"
bukan
"Apa yg kelihatan dari luar". Apa gunanya kita memiliki segalanya, namun kita tidak merasakan damai, sukacita dan kebahagiaan di dalam kehidupan kita?
Hal itu akan sangat menyedihkan, karena sama seperti kita menikmati kopi basi yang disajikan di sebuah cangkir kristal yg mewah dan mahal.
"Kunci menikmati kopi bukanlah seberapa bagus cangkirnya, tetapi seberapa bagus kualitas kopinya.". "Mari kita menikmati secangkir kopi kehidupan yg berkualitas . . ."
*Semoga berguna dalam menikmati kopi kehidupan kita masing-2 GBU
Melihat para alumni tsb ramai-ramai membicarakan kesuksesan mereka,
guru tsb segera ke dapur dan mengambil seteko kopi panas dan beberapa cangkir kopi yg berbeda-beda.
...Mulai dari cangkir yg terbuat dari kristal, kaca yang mahal, melamin sampai plastik murah.
Guru tsb menyuruh para alumni untuk mengambil cangkir dan mengisinya dengan kopi.
Setelah setiap alumni selesai mengisi cangkirnya dg kopi, guru berkata, "Perhatikanlah bhw kalian semua memilih cangkir yg bagus dan kini yg tersisa hanyalah cangkir yg murah dan tidak menarik".
"Memilih hal yg terbaik adalah wajar dan manusiawi.
Namun persoalannya, ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yg bagus perasaan kalian mulai terganggu.
Kalian secara otomatis melihat cangkir yg dipegang orang lain dan mulai membandingkannya. Pikiran kalian terfokus pd cangkir, padahal yg kalian nikmati bukanlah cangkirnya melainkan kopinya".
"Hidup kita seperti kopi dalam analogi tsb di atas, sedangkan cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan dan materi yg kita miliki. Jangan pernah membiarkan cangkir mempengaruhi kopi yg kita nikmati.
Cangkir bukanlah yg utama, Kualitas kopi itulah yg terpenting".
Jangan berpikir bahwa materi yg melimpah, karier yg bagus dan pekerjaan maupun usaha yg mapan merupakan jaminan kebahagiaan. Itu konsep yg keliru.
Kualitas hidup kita ditentukan oleh
"Apa yg ada di dalam"
bukan
"Apa yg kelihatan dari luar". Apa gunanya kita memiliki segalanya, namun kita tidak merasakan damai, sukacita dan kebahagiaan di dalam kehidupan kita?
Hal itu akan sangat menyedihkan, karena sama seperti kita menikmati kopi basi yang disajikan di sebuah cangkir kristal yg mewah dan mahal.
"Kunci menikmati kopi bukanlah seberapa bagus cangkirnya, tetapi seberapa bagus kualitas kopinya.". "Mari kita menikmati secangkir kopi kehidupan yg berkualitas . . ."
*Semoga berguna dalam menikmati kopi kehidupan kita masing-2 GBU
DELAPAN Keajaiban Dunia
EFESUS 5:3.''Rahasia ini besar,tetapi yg aku maksudkan ialah hubungan KRISTUS dgn jemaat.''
...Seorang guru memberikan tugas kepada siswa-siswanya untuk menuliskan
Tujuh Keajaiban Dunia. Tepat sebelum kelas usai, siang itu, semua siswa diminta
untuk mengumpulkan tugas mereka masing-masing. Seorang gadis kecil yang
paling pendiam di kelas itu, mengumpulkan tugasnya paling akhir dengan raguragu.
Tidak ada seorangpun yang memperhatikan hal itu…
Malamnya sang guru memeriksa tugas siswa-siswanya itu.
Sebagian besar siswa menulis demikian:
Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Piramida
2. TajMahal
3. Tembok Besar Cina
4. Menara Pisa
5. Kuil Angkor
6. Menara Eiffel
7. Kuil Parthenon
Lembar demi lembar memuat hal yang hampir sama. Beberapa perbedaan hanya
terdapat pada urutan penulisan daftar tersebut. Tapi guru itu terus memeriksa
sampai lembar yang paling akhir…
Tapi saat memeriksa lembar yang paling akhir itu, sang guru terdiam.
Lembar terakhir itu milik si gadis kecil pendiam…
Isinya seperti ini:
Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Bisa melihat
2. Bisa mendengar
3. Bisa menyentuh
4. Bisa disayangi
5. Bisa merasakan
6. Bisa tertawa, dan
7. Bisa mencintai…
Dan ke 8 yg terajaib. DARAH YESUS utk menebus dosaku!!!
Setelah duduk diam beberapa saat, sang guru menutup lembaran tugas siswasiswanya..
Kemudian menundukkan kepalanya berdoa.. Mengucap syukur untuk
seorang gadis kecil pendiam di kelasnya, yg telah mengajarkannya sebuah
pelajaran hebat..
Tidak perlu mencari sampai ke ujung bumi untuk menemukan keajaiban.
Keajaiban itu ada di sekeliling kita untuk kita miliki..
Bersyukur atas semua yg kita miliki hari ini...
...Seorang guru memberikan tugas kepada siswa-siswanya untuk menuliskan
Tujuh Keajaiban Dunia. Tepat sebelum kelas usai, siang itu, semua siswa diminta
untuk mengumpulkan tugas mereka masing-masing. Seorang gadis kecil yang
paling pendiam di kelas itu, mengumpulkan tugasnya paling akhir dengan raguragu.
Tidak ada seorangpun yang memperhatikan hal itu…
Malamnya sang guru memeriksa tugas siswa-siswanya itu.
Sebagian besar siswa menulis demikian:
Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Piramida
2. TajMahal
3. Tembok Besar Cina
4. Menara Pisa
5. Kuil Angkor
6. Menara Eiffel
7. Kuil Parthenon
Lembar demi lembar memuat hal yang hampir sama. Beberapa perbedaan hanya
terdapat pada urutan penulisan daftar tersebut. Tapi guru itu terus memeriksa
sampai lembar yang paling akhir…
Tapi saat memeriksa lembar yang paling akhir itu, sang guru terdiam.
Lembar terakhir itu milik si gadis kecil pendiam…
Isinya seperti ini:
Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Bisa melihat
2. Bisa mendengar
3. Bisa menyentuh
4. Bisa disayangi
5. Bisa merasakan
6. Bisa tertawa, dan
7. Bisa mencintai…
Dan ke 8 yg terajaib. DARAH YESUS utk menebus dosaku!!!
Setelah duduk diam beberapa saat, sang guru menutup lembaran tugas siswasiswanya..
Kemudian menundukkan kepalanya berdoa.. Mengucap syukur untuk
seorang gadis kecil pendiam di kelasnya, yg telah mengajarkannya sebuah
pelajaran hebat..
Tidak perlu mencari sampai ke ujung bumi untuk menemukan keajaiban.
Keajaiban itu ada di sekeliling kita untuk kita miliki..
Bersyukur atas semua yg kita miliki hari ini...
Kekuatan doa
Bertahun-tahun silam, tak lama setelah perang dunia 1,
ada seorang pedagang makanan yg mencoba menimbang sebuah doa.
Pada hari Minggu sebelum Natal,
ada seorang wanita yg datang ke tokonya & meminta bahan makanan agar dapat memasak makanan bagi anak-anaknya pada malam Natal.
...
Si pemilik toko bertanya kepadanya berapa banyak uang yg dimilikinya?
Wanita itu menjawab,
"Suamiku tewas dalam perang,
saya tidak punya apa-apa untuk diberikan kecuali doa."
Si pedagang bahan makanan menjawab dgn ketus,
"Tuliskan doa itu." & melanjutkan urusannya.
Yg membuatnya terkejut, wanita tsb mengeluarkan secarik kertas dari dompetnya & menyodorkannya kepadanya.
"Aku melakukannya kemarin malam seraya menjaga bayiku yg sakit." kata wanita tsb.
Si pedagang dgn kasar mengambil kertas tsb & menaruhnya di sisi pemberat timbangan kunonya.
Ia berkata,
"Aku akan memberimu bahan pangan seberat bobot doa ini."
Betapa terperajatnya dia, tatkala ia menaruh sepotong roti di sisi lain dari timbangan tsb, timbangan itu tidak bergerak sedikitpun.
Tercengang, ia menambahkan sebongkah keju, lalu seekor kalkun,
namun timbangan itu tetap sama tak bergeming.
Akhirnya karena ia sudah menaruh begitu banyak bahan pangan ke timbangan tsb,
timbangan tsb sudah tak dapat memuat apa-apa lagi.
Ia menyodorkan sebuah kantong kepada wanita itu & berkata,
"Anda harus memasukkannya sendiri ke dalam kantong itu."
Barulah setelah wanita itu pergi dgn air mata sukacita mengalir di wajahnya,
ia mendapati bahwa timbangannya rusak tepat di saat dia menaruh kertas doa wanita tsb di situ.
Untuk pertama kalinya ia menunduk untuk membaca apa yg di tulis wanita tsb:
"TOLONG TUHAN,
BERIKAN KAMI PADA HARI INI MAKANAN KAMI YANG SECUKUPNYA (MATIUS 6:11)."
Pesan Moral,
kEKUATAN DOA SANGGUP UNTUK MELAKUKAN SESUATU YG LUAR BIASA & MENGERJAKAN PERKARA-PERKARA YG MUSTAHIL.
JANGAN PERNAH MENYERAH DALAM PERGUMULANMU KARENA MUJIZAT PASTI SEGERA DATANG.
ada seorang pedagang makanan yg mencoba menimbang sebuah doa.
Pada hari Minggu sebelum Natal,
ada seorang wanita yg datang ke tokonya & meminta bahan makanan agar dapat memasak makanan bagi anak-anaknya pada malam Natal.
...
Si pemilik toko bertanya kepadanya berapa banyak uang yg dimilikinya?
Wanita itu menjawab,
"Suamiku tewas dalam perang,
saya tidak punya apa-apa untuk diberikan kecuali doa."
Si pedagang bahan makanan menjawab dgn ketus,
"Tuliskan doa itu." & melanjutkan urusannya.
Yg membuatnya terkejut, wanita tsb mengeluarkan secarik kertas dari dompetnya & menyodorkannya kepadanya.
"Aku melakukannya kemarin malam seraya menjaga bayiku yg sakit." kata wanita tsb.
Si pedagang dgn kasar mengambil kertas tsb & menaruhnya di sisi pemberat timbangan kunonya.
Ia berkata,
"Aku akan memberimu bahan pangan seberat bobot doa ini."
Betapa terperajatnya dia, tatkala ia menaruh sepotong roti di sisi lain dari timbangan tsb, timbangan itu tidak bergerak sedikitpun.
Tercengang, ia menambahkan sebongkah keju, lalu seekor kalkun,
namun timbangan itu tetap sama tak bergeming.
Akhirnya karena ia sudah menaruh begitu banyak bahan pangan ke timbangan tsb,
timbangan tsb sudah tak dapat memuat apa-apa lagi.
Ia menyodorkan sebuah kantong kepada wanita itu & berkata,
"Anda harus memasukkannya sendiri ke dalam kantong itu."
Barulah setelah wanita itu pergi dgn air mata sukacita mengalir di wajahnya,
ia mendapati bahwa timbangannya rusak tepat di saat dia menaruh kertas doa wanita tsb di situ.
Untuk pertama kalinya ia menunduk untuk membaca apa yg di tulis wanita tsb:
"TOLONG TUHAN,
BERIKAN KAMI PADA HARI INI MAKANAN KAMI YANG SECUKUPNYA (MATIUS 6:11)."
Pesan Moral,
kEKUATAN DOA SANGGUP UNTUK MELAKUKAN SESUATU YG LUAR BIASA & MENGERJAKAN PERKARA-PERKARA YG MUSTAHIL.
JANGAN PERNAH MENYERAH DALAM PERGUMULANMU KARENA MUJIZAT PASTI SEGERA DATANG.
Harry Pidgeon
Seorang petualang bernama Harry Pidgeon pernah mengelilingi bumi dengan sebuah kapal layar. Suatu kali ia diwawancarai tentang berbagai pengalamannya dalam mengadakan perjalanan dengan kapalnya. Ditengah-tengah pembicaraan dia bertanya pada si pewawancara. “Apakah anda tahu keadaan yang paling berbahaya yang harus dihadapi seseorang y...ang sedang berlayar”?
“Saya kira badai dan batu karang”, jawab si pewawancara.
“Anda kelliru”, jawab Pidgeon, “Bukanlah badai yang kutakuti, tetapi cuaca yang cerah dan tenang, pada saat angin berhembus dengan baik dan teratur.”
“Dalam sebuah badai ketika seseorang naik ke atas dek, dia berpegangan erat pada sesuatu, supaya tidak terlempar ke luar kapal dan dia terhilang”, kata Harry Pidgeon, menerangkan.
Saudaraku yang terkasih, hidup kekristenan tanpa percobaan atau ujian sama bahayanya dengan pelayaran dalam cuaca tenang. Saudara perlu tahu bahwa kejatuhan seseorang itu disebabkan karena kelengahan dan kelengahan bisa terjadi kalau ia merasa suasananya aman.
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si iblis berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
I Petrus 5:8
“Saya kira badai dan batu karang”, jawab si pewawancara.
“Anda kelliru”, jawab Pidgeon, “Bukanlah badai yang kutakuti, tetapi cuaca yang cerah dan tenang, pada saat angin berhembus dengan baik dan teratur.”
“Dalam sebuah badai ketika seseorang naik ke atas dek, dia berpegangan erat pada sesuatu, supaya tidak terlempar ke luar kapal dan dia terhilang”, kata Harry Pidgeon, menerangkan.
Saudaraku yang terkasih, hidup kekristenan tanpa percobaan atau ujian sama bahayanya dengan pelayaran dalam cuaca tenang. Saudara perlu tahu bahwa kejatuhan seseorang itu disebabkan karena kelengahan dan kelengahan bisa terjadi kalau ia merasa suasananya aman.
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si iblis berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
I Petrus 5:8
Wednesday, July 6, 2011
Apa untungnya pergi ke gereja ?
Nenek Granny sedang menyambut cucu-cucunya pulang dari sekolah.
Mereka adalah anak-anak muda - anak muda yang sangat cerdas dan sering menggoda nenek mereka.
Kali ini, Tom mulai menggoda dia dengan berkata, "Nek, apakah nenek masih pergi ke gereja pada hari minggu?"
..."Tentu!"
"Apa yang nenek peroleh dari gereja?
Apakah nenek bisa memberitahu kami tentang Injil minggu lalu..?"
"Tidak, nenek sudah lupa.
Nenek hanya ingat bahwa nenek menyukainya."
"Lalu apa khotbah dari pastor?"
"Nenek tidak ingat.
Nenek sudah semakin tua dan ingatan nenek melemah.
Nenek hanya ingat bahwa ia telah memberikan khotbah yang memberi kekuatan, Nenek menyukai khotbah itu."
Tom menggoda, "Apa untungnya pergi ke gereja jika nenek tidak mendapatkan sesuatu dariNya?"
Nenek itu terdiam oleh kata-kata itu dan ia duduk di sana termenung.
Dan anak-anak lain tampak menjadi malu.
Kemudian nenek itu berdiri dan keluar dari ruangan tempat mereka semua duduk, dan berkata, "Anak-anak, ayo ikut nenek ke dapur."
Ketika mereka tiba di dapur, dia mengambil tas rajutan dan memberikannya kepada Tom sambil berkata, "Bawalah ini ke mata air, dan isilah dengan air, lalu bawa kemari!"
"Nenek, apa nenek tidak sedang melucu?
Air didalam tas rajutan....!
"Nek, apa ini bukan lelucon?" tanya Tom.
"Tidak.., lakukanlah seperti yang kuperintahkan.
Saya ingin memperlihatkan kepadamu sesuatu."
Maka Tom berlari keluar dan dalam beberapa menit ia kembali dengan tas yang bertetes-teskan ..
"Lihat,nek," katanya. "Tidak ada air di dalamnya."
"Benar," katanya.
"Tapi lihatlah betapa bersihnya tas itu sekarang.
Anak-anak, tidak pernah kamu ke gereja tanpa mendapatkan sesuatu yang baik, meskipun kamu tidak mengetahuinya."
Mereka adalah anak-anak muda - anak muda yang sangat cerdas dan sering menggoda nenek mereka.
Kali ini, Tom mulai menggoda dia dengan berkata, "Nek, apakah nenek masih pergi ke gereja pada hari minggu?"
..."Tentu!"
"Apa yang nenek peroleh dari gereja?
Apakah nenek bisa memberitahu kami tentang Injil minggu lalu..?"
"Tidak, nenek sudah lupa.
Nenek hanya ingat bahwa nenek menyukainya."
"Lalu apa khotbah dari pastor?"
"Nenek tidak ingat.
Nenek sudah semakin tua dan ingatan nenek melemah.
Nenek hanya ingat bahwa ia telah memberikan khotbah yang memberi kekuatan, Nenek menyukai khotbah itu."
Tom menggoda, "Apa untungnya pergi ke gereja jika nenek tidak mendapatkan sesuatu dariNya?"
Nenek itu terdiam oleh kata-kata itu dan ia duduk di sana termenung.
Dan anak-anak lain tampak menjadi malu.
Kemudian nenek itu berdiri dan keluar dari ruangan tempat mereka semua duduk, dan berkata, "Anak-anak, ayo ikut nenek ke dapur."
Ketika mereka tiba di dapur, dia mengambil tas rajutan dan memberikannya kepada Tom sambil berkata, "Bawalah ini ke mata air, dan isilah dengan air, lalu bawa kemari!"
"Nenek, apa nenek tidak sedang melucu?
Air didalam tas rajutan....!
"Nek, apa ini bukan lelucon?" tanya Tom.
"Tidak.., lakukanlah seperti yang kuperintahkan.
Saya ingin memperlihatkan kepadamu sesuatu."
Maka Tom berlari keluar dan dalam beberapa menit ia kembali dengan tas yang bertetes-teskan ..
"Lihat,nek," katanya. "Tidak ada air di dalamnya."
"Benar," katanya.
"Tapi lihatlah betapa bersihnya tas itu sekarang.
Anak-anak, tidak pernah kamu ke gereja tanpa mendapatkan sesuatu yang baik, meskipun kamu tidak mengetahuinya."
Yesus ini Afung
Hampir setiap saat, kalau sempat, A Fung selalu mampir ke Gereja untuk berdoa. Doanya sangat singkat. Pada suatu hari, Pastor Parokinya mencegatnya dan berkata: "A Fung apa saja yang kamu doakan dalam waktu sesingkat itu?" "Pastor saya hanya menatap lurus ke Tabernakel dan bilang pada Yesus: Yesus ini A Fung. Lalu saya pamit pergi."
Be...berapa waktu kemudian, A Fung sakit dan masuk rumah sakit. Ia membawa kegembiraan ke seluruh rumah sakit itu. Orang-orang yang biasanya mengeluh menjadi riang dan kadang tertawa terbahak-bahak.
"A Fung," kata seorang perawat, "Orang-orang berkata, bahwa engkaulah yang menyebabkan perubahan suasana dalam rumah sakit ini. Mereka berkata engkau selalu bahagia." A Fung menjawab, "Benar Suster. Saya selalu bahagia. Pengunjungku setiap hari membuat saya bahagia." "Pengunjungmu?" tanya suster itu. "Kapan dia datang? Saya tidak pernah melihatnya". A Fung menjawab, " Ya! Setiap hari pada pukul 12.00. Ia datang dan berdiri di sudut kaki tempat tidurku. Aku memandang Dia dan Dia tersenyum sambil berkata kepadaku: A Fung ini Yesus."
Be...berapa waktu kemudian, A Fung sakit dan masuk rumah sakit. Ia membawa kegembiraan ke seluruh rumah sakit itu. Orang-orang yang biasanya mengeluh menjadi riang dan kadang tertawa terbahak-bahak.
"A Fung," kata seorang perawat, "Orang-orang berkata, bahwa engkaulah yang menyebabkan perubahan suasana dalam rumah sakit ini. Mereka berkata engkau selalu bahagia." A Fung menjawab, "Benar Suster. Saya selalu bahagia. Pengunjungku setiap hari membuat saya bahagia." "Pengunjungmu?" tanya suster itu. "Kapan dia datang? Saya tidak pernah melihatnya". A Fung menjawab, " Ya! Setiap hari pada pukul 12.00. Ia datang dan berdiri di sudut kaki tempat tidurku. Aku memandang Dia dan Dia tersenyum sambil berkata kepadaku: A Fung ini Yesus."
Bersyukurlah
Seorang anak kecil, penyemir sepatu sedang merenungi nasibnya di bawah sebuah pohon, di depan supermarket, dimana dia sering meminta sepatu tamu-tamu untukk disemirnya. Rupanya anak itu kecewa dengan keadaannya, dan itu menambah kesedihannya
Kemudian masuklah seorang kaya dengan mobil Mercedeznya. Anak itu mengikuti terus gerak mobil o...rang kaya itu sambil berpikir, “Alangkah bahagianya jikaaku yang ada didalam mobil itu, aku tidak akan menyemir sepatu lagi dan tentu pakaianku, makanku dan rumahku akan jauh lebih meyenangkan”.
Sopir sang kaya itu masuk ke supermarket, tetapi orang kaya itu tetap tinggal di dalam mobilnya. Tanpa sengaja, pandangan orang kaya dan anak kecil itu bertemu. Dalam hati si kaya berpikir “Alangkah bahagianya jika aku boleh bebas seperti anak itu”.
Tiba-tiba saja si kaya melambaikan tangan memanggil anak kecil yang tengah melamun itu. Setelah ia mendekat ke mobil itu, orang kaya itu bertanya, “Maukah kamu menggantikan saya duduk di dalam mobil ini dan saya akan menggantikanmu?” Ditengah-tengah terkejutnya anak itu si kaya membuka pintu mobilnya dan ia tambah terkejut lagi ketika melihat bahwa si kaya itu tidak mempunyai kedua kaki.
Akhirnya anak itu lari sambil menjawab, “Tidak…tidak, saya tidak mau, saya mau seperti sekarang saja!”
Sebab dimana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, disitu ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
Yakobus 3:16
Kemudian masuklah seorang kaya dengan mobil Mercedeznya. Anak itu mengikuti terus gerak mobil o...rang kaya itu sambil berpikir, “Alangkah bahagianya jikaaku yang ada didalam mobil itu, aku tidak akan menyemir sepatu lagi dan tentu pakaianku, makanku dan rumahku akan jauh lebih meyenangkan”.
Sopir sang kaya itu masuk ke supermarket, tetapi orang kaya itu tetap tinggal di dalam mobilnya. Tanpa sengaja, pandangan orang kaya dan anak kecil itu bertemu. Dalam hati si kaya berpikir “Alangkah bahagianya jika aku boleh bebas seperti anak itu”.
Tiba-tiba saja si kaya melambaikan tangan memanggil anak kecil yang tengah melamun itu. Setelah ia mendekat ke mobil itu, orang kaya itu bertanya, “Maukah kamu menggantikan saya duduk di dalam mobil ini dan saya akan menggantikanmu?” Ditengah-tengah terkejutnya anak itu si kaya membuka pintu mobilnya dan ia tambah terkejut lagi ketika melihat bahwa si kaya itu tidak mempunyai kedua kaki.
Akhirnya anak itu lari sambil menjawab, “Tidak…tidak, saya tidak mau, saya mau seperti sekarang saja!”
Sebab dimana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, disitu ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
Yakobus 3:16
Kamu belum meminta bantuanku
Seorang anak sedang membantu ayahnya di kebun. Anak tersebut berusaha mengangkat sebuah batu yang berat namun gagal walaupun dia telah mencobanya berkali-kali. Ayahnya yang melihatnya, akhirnya berkata "Apa kamu yakin kamu sudah menggunakan seluruh kekuatanmu?" "Sudah Ayah" jawab si anak. "Tidak, kamu belum menggunakan semua kekuatanmu." Kata ayahnya. "Kamu belum meminta bantuanku."
Fr John Halligan
Opus Prize, salah satu penghargaan tertinggi untuk karya kemanusian dengan hadiah sebesar US $ 1,1 juta, tahun ini dimenangkan oleh Father John Halligan SJ dan Sr Beatrice Chipeta . Father John Halligan memenangkan penghargaan ini karena usahanya dalam mengurus anak-anak penyemir sepatu dan keluarga miskin melalui WBC (working b...oys centre) yang didirikan di Quito Equador. Sementara Sr Beatrice Chipeta karena karyanya mengurus anak-anak yatim piatu di Lusubi lo Orphan Care Project in Malawi, Afrika.
Siapa Fr John Halligan SJ ? Ia lahir dan dibesarkan di kawasan Bronx , New York. Ayahnya adalah seorang polisi dan ibunya seorang guru , John halligan adalah bungsu dari 8 saudara. Ia masuk menjadi Jesuit mengikuti jejak empat saudara nya yang juga hidup sebagai biarawan dan biarawati.
Setelah memasuki Jesuit Fr John Halligan awalnya bertugas di Medeline Columbia, Dari situ ia pindah tugas ke Equador. Sejak masih kecil ia memang pengin berkarya bagi mereka yang miskin dan terpinggirkan di amerika latin khususnya di hutan-hutan pedalaman. Ketika ia dipindahkan ke Equador ia melihat ada ribuan anak-anak berprofesi sebagai penyemir sepatu. Anak-anak ini sudah bekerja sejak pagi buta dan pulang hingga larut malam. Anak-anak ini menjadi tulang punggung keluarganya yang merupakan keluarga miskin yang hidup diperkotaan.
Fr John Halligan, SJ mulai karyanya dengan menyulap atap sekolah Jesuit menjadi tempat berkumpulnya anak-anak penyemir sepatu. Ia mulai dengan menyediakan makan siang gratis kepada anak-anak ini dan memberikan inspirasi dan bimbingan rohani. Pada hari pertama hanya ada 11 orang anak-anak yang datang. Tetapi enam bulan kemudian sudah ada 250 anak-anak yang datang setiap harinya. Fr John halligan hanya meminta dua syarat untuk anak-anak ini yaitu cuci tangan sebelum makan dan menabung 0,5 sen.
Seiring bertambahnya anak-anak penyemir sepatu yang diasuhnya Fr John Holligan SJ melengkapi karya-karyanya dengan pelayanan kesehatan, sekolah informal. Dengan bantuan dari Sr Miguel Conway dan suster suster BVM (Blessed Virgin Mary) pada tahun 1974 berdirilah Center for the Working Boys ( Centro del Muchacho Trabajador). Bersamaan dengan itu aturan baru diterapkan, anak-anak penyemir sepatu itu juga harus mendaftarkan seluruh keluarganya karena mereka inilah sebetulnya akar dari permasalahan dari ribuan anak-anak penyemir sepatu ini.
Fr John Halligan berserta staffnya dan para relawan harus bekerja keras menyediakan makan tiga kali sehari bagi ribuan anak-anak penyemir sepatu dan keluarganya. Tak kurang dari 35.000 porsi makanan disiapkan tiga kali sehari. Selain itu pelayanan kesehatan, dan pendidikan disediakan gratis untuk anak-anak penyemir sepatu dan keluarganya. Pendidikan formal dan ketrampilan yang laku dipasaran lebih diutamakan. Seperti perbengkelan, tukang las, tukang kayu, membuat roti, memasak, keperawatan dan sebagainya. Dari mana dana untuk membiayai kegiatan itu ? Ternyata Fr Halligan SJ telah merintis berbagai bisnis seperti restoran, bakery, berbagai toko dan usaha lainnya untuk mengumpulkan dana serta tempat untuk melatih anak-anak penyemir sepatu dan keluarganya. Tentu saja donator banyak menyumbangkan dana begitu juga juga para sukarelawan dari sekolah sekolah Jesuit yang tidak henti-hentinya berdatangan membantu Fr John Halligan SJ beserta 200 staffnya.
Apa yang diharapkan Fr John Halligan SJ yang kini telah berusia 80 tahun itu bila ia meninggal kelak ? ternyata Pastor yang selalu bekerja dengan rasa humor tinggi ini menjawab dengan santai “ "I hope they bury me."
Siapa Fr John Halligan SJ ? Ia lahir dan dibesarkan di kawasan Bronx , New York. Ayahnya adalah seorang polisi dan ibunya seorang guru , John halligan adalah bungsu dari 8 saudara. Ia masuk menjadi Jesuit mengikuti jejak empat saudara nya yang juga hidup sebagai biarawan dan biarawati.
Setelah memasuki Jesuit Fr John Halligan awalnya bertugas di Medeline Columbia, Dari situ ia pindah tugas ke Equador. Sejak masih kecil ia memang pengin berkarya bagi mereka yang miskin dan terpinggirkan di amerika latin khususnya di hutan-hutan pedalaman. Ketika ia dipindahkan ke Equador ia melihat ada ribuan anak-anak berprofesi sebagai penyemir sepatu. Anak-anak ini sudah bekerja sejak pagi buta dan pulang hingga larut malam. Anak-anak ini menjadi tulang punggung keluarganya yang merupakan keluarga miskin yang hidup diperkotaan.
Fr John Halligan, SJ mulai karyanya dengan menyulap atap sekolah Jesuit menjadi tempat berkumpulnya anak-anak penyemir sepatu. Ia mulai dengan menyediakan makan siang gratis kepada anak-anak ini dan memberikan inspirasi dan bimbingan rohani. Pada hari pertama hanya ada 11 orang anak-anak yang datang. Tetapi enam bulan kemudian sudah ada 250 anak-anak yang datang setiap harinya. Fr John halligan hanya meminta dua syarat untuk anak-anak ini yaitu cuci tangan sebelum makan dan menabung 0,5 sen.
Seiring bertambahnya anak-anak penyemir sepatu yang diasuhnya Fr John Holligan SJ melengkapi karya-karyanya dengan pelayanan kesehatan, sekolah informal. Dengan bantuan dari Sr Miguel Conway dan suster suster BVM (Blessed Virgin Mary) pada tahun 1974 berdirilah Center for the Working Boys ( Centro del Muchacho Trabajador). Bersamaan dengan itu aturan baru diterapkan, anak-anak penyemir sepatu itu juga harus mendaftarkan seluruh keluarganya karena mereka inilah sebetulnya akar dari permasalahan dari ribuan anak-anak penyemir sepatu ini.
Fr John Halligan berserta staffnya dan para relawan harus bekerja keras menyediakan makan tiga kali sehari bagi ribuan anak-anak penyemir sepatu dan keluarganya. Tak kurang dari 35.000 porsi makanan disiapkan tiga kali sehari. Selain itu pelayanan kesehatan, dan pendidikan disediakan gratis untuk anak-anak penyemir sepatu dan keluarganya. Pendidikan formal dan ketrampilan yang laku dipasaran lebih diutamakan. Seperti perbengkelan, tukang las, tukang kayu, membuat roti, memasak, keperawatan dan sebagainya. Dari mana dana untuk membiayai kegiatan itu ? Ternyata Fr Halligan SJ telah merintis berbagai bisnis seperti restoran, bakery, berbagai toko dan usaha lainnya untuk mengumpulkan dana serta tempat untuk melatih anak-anak penyemir sepatu dan keluarganya. Tentu saja donator banyak menyumbangkan dana begitu juga juga para sukarelawan dari sekolah sekolah Jesuit yang tidak henti-hentinya berdatangan membantu Fr John Halligan SJ beserta 200 staffnya.
Apa yang diharapkan Fr John Halligan SJ yang kini telah berusia 80 tahun itu bila ia meninggal kelak ? ternyata Pastor yang selalu bekerja dengan rasa humor tinggi ini menjawab dengan santai “ "I hope they bury me."
Burt Lancaster
Aktor kenamaan Burt Lancaster, waktu kecil adalah seorang anak miskin dari New York. Ada suatu kenangan tak terlupakan di masa kecilnya. Pada suatu hari, ia menemukan uang $20 di jalan yang pada waktu itu nilainya cukup besar. Ia sudah membayangkan barang-barang yang akan ia beli dengan uang tersebut. Kemudian ia melihat seorang wanit...a tua yang sangat sederhana datang tergopoh-gopoh dan mencari sesuatu di tempat ia memungut uang. Dengan wajah sedih wanita itu berkata : "Anak manis apa engkau melihat uang $20 di jalan ini? Saya merasa terjatuh disini. Apa jadinya kalau uang itu tidak kutamukan?" Wanita itu lalu menangis. Hati nurani Burt bergejolak. Apakah ia harus mengembalikan uang itu dan segala keinginannya terhapus begitu saja? Tapi akhirnya tangannya terulur kepada wanit itu dan berkata dengan mantap : "Ini uangnya nyonya, saya telah menemukannya." Dengan tangan gemetar nyonya tua itu menerima uangnya, lalu memeluk dan mengecup dahi Burt dengan sangat bahagia. Kemudian, setelah menjadi orang yang sangat terkenal, Burt Lancaster bercerita bahwa peristiwa di masa kecil itulah peristiwa yang paling membahagiakan dalam hidupnya.
Anakku
Anakku,
Sesuatu yang sederhana selalu mudah dipahami, mudah dikerjakan, mudah dibina, mudah dinikmati, mudah dijaga, mudah dirawat, mudah dibawa, mudah disimpan, mudah dikeluarkan, mudah dipindahkan dan segala kemudahan lain yang menyertainya. Kesederhanaan yang mendatangkan kemudahan ini tidak saja berlaku pada benda2, tetapi juga ber...laku pada cara dan pola hidup kita.
Dari pelajaran matematika, kita tahu bahwa orang yang pandai adalah dia yang dapat menyederhanakan persoalan matematis yang rumit sekaligus menerangkannya. Dari penalaran yang sama, maka orang2 yang pandai adalah dia yang dapat menyederhanakan masalah2 hidupnya sekaligus dengan membantu
orang2 di sekitarnya untuk hidup sederhana.
Pemimpin yang pandai adalah dia yang dapat menyederhanakan masalah orang2 yang ada di bawahnya. Sebaliknya, pemimpin yang tidak dapat menyederhakan hidupnya sendiri atau malah bikin masalah sederhana menjadi rumit adalah orang yang sangat jauh untuk dapat dikatakan pandai. Padahal, padanan kata yang tepat untuk orang2 yang jauh dari sifat pandai adalah orang yang bodoh. GBU...... Ave Maria !!!
Sesuatu yang sederhana selalu mudah dipahami, mudah dikerjakan, mudah dibina, mudah dinikmati, mudah dijaga, mudah dirawat, mudah dibawa, mudah disimpan, mudah dikeluarkan, mudah dipindahkan dan segala kemudahan lain yang menyertainya. Kesederhanaan yang mendatangkan kemudahan ini tidak saja berlaku pada benda2, tetapi juga ber...laku pada cara dan pola hidup kita.
Dari pelajaran matematika, kita tahu bahwa orang yang pandai adalah dia yang dapat menyederhanakan persoalan matematis yang rumit sekaligus menerangkannya. Dari penalaran yang sama, maka orang2 yang pandai adalah dia yang dapat menyederhanakan masalah2 hidupnya sekaligus dengan membantu
orang2 di sekitarnya untuk hidup sederhana.
Pemimpin yang pandai adalah dia yang dapat menyederhanakan masalah orang2 yang ada di bawahnya. Sebaliknya, pemimpin yang tidak dapat menyederhakan hidupnya sendiri atau malah bikin masalah sederhana menjadi rumit adalah orang yang sangat jauh untuk dapat dikatakan pandai. Padahal, padanan kata yang tepat untuk orang2 yang jauh dari sifat pandai adalah orang yang bodoh. GBU...... Ave Maria !!!