Monday, May 2, 2011

Tentang Pencobaan


Anakku, jikalau engkau bersiap untuk mengabdi kepada Tuhan, maka bersedialah untuk pencobaan.” ~ Sirakh 2:1


Mereka yang lebih dicintai Allah adalah juga mereka yang lebih banyak diuji dengan penderitaan dan pencobaan.

Janganlah cemas menghadapi pencobaan-pencobaan, sebab adalah penderitaan yang Allah berikan kepada mereka yang hendak dimiliki-Nya sepenuhnya.

Melalui penderitaan atas pencobaan-pencobaan, Allah bermaksud memurnikanmu, supaya rohmu, karena cinta kasih yang telah dijadikan lebih sempurna, semakin mampu menyatukan diri dengan Yang Mahabaik.

Aku tidak menghendaki engkau menjadi cemas dan khawatir sebab didera pencobaan-pencobaan. Jikalau Allah mengijinkan topan ini, maka pastilah ini karena penyelenggaraan dan cinta kasih-Nya, agar supaya engkau dapat mengenal sedalam-dalamnya ketiadaanmu dan, karena itu, menjadi semakin rendah hati dan waspada.

Jikalau Allah membawamu melalui pencobaan-pencobaan, maka berarti Ia menghendaki agar engkau menjadi kudus, sebab itu Ia memberimu kesempatan untuk melatih banyak keutamaan dengan melawan pencobaan-pencobaan.

Jikalau Allah membiarkanmu digoda oleh nafsu makan, berarti Ia hendak memberikan kepadamu keutamaan pantang makanan; jika Ia mengijinkanmu dicobai oleh nafsu gila hormat, berarti Ia hendak memberikan kepadamu keutamaan kerendahan hati. Maka bersukacitalah bila engkau dicobai dengan pelbagai pencobaan.

Mengalami pencobaan-pencobaan bukanlah dosa; dosa adalah menyerah kepada pencobaan-pencobaan.

Strategi yang harus dipakai dalam pertempuran terhadap pencobaan adalah tetap bersikap tunduk kepada kehendak Allah yang mengijinkan pencobaan-pencobaan itu terjadi dan membiarkan diri didera oleh tangan kasih sayang-Nya.

Persenjatailah dirimu dengan keutamaan-keutamaan Yesus Kristus dan majulah melawan musuh dengan tangan menggenggam tombak salib. Pastilah engkau akan menang dan surga akan meneriakkan pekik kemenanganmu yang akan engkau peroleh dengan kekuatan Sang Penebus.

Pencobaan-pencobaan akan dimenangkan dengan kerendahan hati dan takut akan Allah. Setan melarikan diri dari mereka yang rendah hati, tidak mengandalkan diri sendiri dan takut kepada Allah.

Bila pencobaan datang, larilah segera kepada Allah. Tahukah engkau bagaimana melarikan diri? Dengan mengobarkan kembali iman dan kerendahan hati yang membuatmu makin meniadakan diri dan mengandalkan Allah.

Apabila pencobaan semakin menjadi-jadi, dalam roh berlututlah di hadapan kaki Yesus Tersalib, ucapkanlah kata-kata cinta kasih terhadap-Nya, seperti: Tuhan, tolonglah aku; lebih baik aku mati daripada berdosa terhadap-Mu; aku berserah pasrah kepada-Mu; aku mempercayakan diriku kepada-Mu, sebab Engkau-lah Allah-ku, dan Engkau adalah segalanya bagiku, sebab itu datanglah menolongku, membebaskanku, sebab, jika tidak, aku tiada mampu membuat sesuatu yang baik, melainkan hanya yang jahat yang dapat aku lakukan.

Bersukacitalah apabila Allah Yang Mahabaik mengujimu dengan pencobaan-pencobaan. Betapa baiknya tanda-tanda ini! Percayalah kepadaku: Allah hendak menjadikan engkau kudus.



sumber : “Vox Patris: Nasihat-Nasihat Rohani St Paulus dari Salib”; diterbitkan oleh Biara B. Pio Campidelli, 1998

No comments:

Post a Comment