Menjelang hari raya, seorang ayah membeli beberapa gulung kertas kado. Putrinya yang masih kecil, masih balita, meminta satu gulung.
Untuk apa ?" tanya sang ayah.
"Untuk kado, mau kasih hadiah." jawab si kecil.
"Jangan dibuang-buang ya." pesan si ayah, sambil memberikan satu gulungan kecil.
Persis pada hari raya, pagi-pagi si cilik sudah bangun dan membangunkan ayahnya, "Pa, Pa,… ada hadiah untuk Papa."
Sang ayah yang masih malas-malasan, matanya pun belum melek, menjawab, "Sudahlah nanti saja."
Tetapi si kecil pantang menyerah, "Pa, Pa, bangun Pa sudah siang."
"Ah, kamu gimana sih pagi-pagi sudah bangunin papa." Ia mengenali kertas kado yang pernah ia berikan kepada anaknya."Hadiah apa nih?"
"Hadiah hari raya untuk Papa. Buka dong Pa, buka sekarang." Dan sang ayah pun membuka bingkisan itu.
Ternyata di dalamnya hanya sebuah kotak KOSONG.Tidak berisi apa pun juga. "Ah, kamu bisa saja. Bingkisannya koq kosong. Buang-buang kertas kado Papa. Kan mahal ?"
Si kecil menjawab, "Nggak Pa, nggak kosong. Tadi, Putri masukin begitu buaanyaak ciuman untuk Papa."
Sang ayah terharu, ia mengangkat anaknya. Dipeluknya, diciumnya. "Putri…, Papa belum pernah menerima hadiah seindah ini. Papa akan selalu menyimpan boks ini. Papa akan bawa ke kantor dan sekali-sekali kalau perlu ciuman Putri, Papa akan mengambil satu. Nanti kalau kosong diisi lagi ya!"
==================================
Boks kosong yang sesaat sebelumnya dianggap tidak berisi, tidak memiliki nilai apa pun, tiba-tiba terisi, tiba-tiba memiliki nilai yang begitu tinggi.
Apa yang terjadi ?
Lalu, kendati kotak itu memiliki nilai yang sangat tinggi di mata sang ayah, di mata orang lain tetap juga tidak memiliki nilai apa pun. Orang lain akan tetap menganggapnya kotak kosong.
Kosong bagi seseorang bisa dianggap penuh oleh orang lain. Sebaliknya, penuh bagi seseorang bisa dianggap kosong oleh orang lain.Kosong dan penuh dua-duanya merupakan produk dari "pikiran" anda sendiri. Sebagaimana anda memandangi hidup demikianlah kehidupan anda. Hidup menjadi berarti, bermakna, karena anda memberikan arti kepadanya, memberikan makna kepadanya.
Bagi mereka yang tidak memberikan makna, tidak memberikan arti, hidup ini ibarat lembaran kertas yang kosong.........
AVE MARIA !!!
Tuesday, October 25, 2011
KESABARAN
"Kalau tidak mempunyai apa-apa, biarlah kosong.
Biarlah kekosongan itu tetap kosong,
sehingga Allah memenuhi kita,
sebab Allah tidak akan dapat mengisi kalau kita penuh." (~Ibu Teresa)
Seringkali mendengar kata-kata "belum".
Belum selesai, belum saatnya tiba, belum punya pacar,
belum punya anak, belum tergenapi, mungkin ada yang bilang belum kaya....dan sebagainya.
Demikianlah kehidupan di dunia ini, isinya adalah "belum".
Sehingga membuat sesorang menjadi tidak sabar, penasaran,
tidak dapat mengekang diri, tidak berpikir panjang, tergesa-gesa dan sebagainya.
Ketika seseorang menanam benih dalam pot, maka yang dinanti adalah kapan tumbuhnya?
kok, belum tumbuh-tumbuh ? Ketika membuka usaha baru, kok belum selesai, kapan operasionalnya, kapan kembali modalnya? Orang tua nanya kapan mau nikah? dan sebagainya.
Ketika seseorang sabar menanti, ada-ada saja yang tidak sabar berusaha mempengaruhi kesabarannya. Kesabaran adalah tolak ukur untuk mengetahui campur tangan Tuhan yaitu "Damai Sejahtera"
Kesabaran bergandengan tangan dengan
Kesetiaan, ketaatan dan ketekunan
Dalam berpengharapan.
Agar iman itu tumbuh dan berkembang sesuai dengan
Rencana dan kehendak Allah.
kutipan puisi :
MEMBUKA HELAI-HELAI MAWAR
Hanyalah kuncup mawar mungil,
sekuntum bunga indah ciptaan Tuhan;
namun demikian, aku tak dapat membuka helai-helai bunganya,
dengan tangan-tanganku yang kikuk dan canggung.
Rahasia membuka helai-helai bunga,
aku tak mengetahuinya;
Tuhan membuatnya mekar menakjubkan,
sementara di tangan-tanganku, ia layu lalu mati.
Jika aku tak dapat membuka helai-helai kuncup mawar,
bunga indah ciptaan Tuhan,
bagaimana mungkin aku berpikir bahwa
aku memiliki kebijaksanaan,
untuk membuka lembar-lembar hidupku?
Jadi, aku mengandalkan bimbingan-Nya,
setiap saat, setiap hari;aku datang mohon tuntunan-Nya,
dalam setiap langkah melewati jalan ziarah.
Jalan yang terbentang di hadapanku,
hanya Bapa Surgawi yang tahu;
aku mengandalkan-Nya untuk membuka lembar-lembar waktuku,
seperti Ia membuka helai-helai mawar.
http://www.indocell.net/yesaya/pustaka/id405.htm
Biarlah kekosongan itu tetap kosong,
sehingga Allah memenuhi kita,
sebab Allah tidak akan dapat mengisi kalau kita penuh." (~Ibu Teresa)
Seringkali mendengar kata-kata "belum".
Belum selesai, belum saatnya tiba, belum punya pacar,
belum punya anak, belum tergenapi, mungkin ada yang bilang belum kaya....dan sebagainya.
Demikianlah kehidupan di dunia ini, isinya adalah "belum".
Sehingga membuat sesorang menjadi tidak sabar, penasaran,
tidak dapat mengekang diri, tidak berpikir panjang, tergesa-gesa dan sebagainya.
Ketika seseorang menanam benih dalam pot, maka yang dinanti adalah kapan tumbuhnya?
kok, belum tumbuh-tumbuh ? Ketika membuka usaha baru, kok belum selesai, kapan operasionalnya, kapan kembali modalnya? Orang tua nanya kapan mau nikah? dan sebagainya.
Ketika seseorang sabar menanti, ada-ada saja yang tidak sabar berusaha mempengaruhi kesabarannya. Kesabaran adalah tolak ukur untuk mengetahui campur tangan Tuhan yaitu "Damai Sejahtera"
Kesabaran bergandengan tangan dengan
Kesetiaan, ketaatan dan ketekunan
Dalam berpengharapan.
Agar iman itu tumbuh dan berkembang sesuai dengan
Rencana dan kehendak Allah.
kutipan puisi :
MEMBUKA HELAI-HELAI MAWAR
Hanyalah kuncup mawar mungil,
sekuntum bunga indah ciptaan Tuhan;
namun demikian, aku tak dapat membuka helai-helai bunganya,
dengan tangan-tanganku yang kikuk dan canggung.
Rahasia membuka helai-helai bunga,
aku tak mengetahuinya;
Tuhan membuatnya mekar menakjubkan,
sementara di tangan-tanganku, ia layu lalu mati.
Jika aku tak dapat membuka helai-helai kuncup mawar,
bunga indah ciptaan Tuhan,
bagaimana mungkin aku berpikir bahwa
aku memiliki kebijaksanaan,
untuk membuka lembar-lembar hidupku?
Jadi, aku mengandalkan bimbingan-Nya,
setiap saat, setiap hari;aku datang mohon tuntunan-Nya,
dalam setiap langkah melewati jalan ziarah.
Jalan yang terbentang di hadapanku,
hanya Bapa Surgawi yang tahu;
aku mengandalkan-Nya untuk membuka lembar-lembar waktuku,
seperti Ia membuka helai-helai mawar.
http://www.indocell.net/yesaya/pustaka/id405.htm
Belajar Dari Bambu
Ini adalah pesan yang sangat indah dan layak untuk disampaikan kepada semua orang. Saya setuju dengan semua yang dikatakan di sini,layak disimpan untuk inspirasi dan untuk menjaga kita semua.
Suatu hari aku memutuskan untuk berhenti. Berhenti dari pekerjaan saya, hubungan saya dengan yang lain, spiritualitas saya. Saya ingin berhenti dari hidup saya. Aku pergi ke hutan untuk bicara terakhir kali dengan Tuhan. "Tuhan", kataku. "Bisakah Engkau memberi saya satu alasan untuk tidak berhenti? "
Jawaban yang mengejutkanku ...
"Lihatlah di sekitar", Katanya.
"Apakah kamu melihat pakis dan bambu?"
"Ya", saya menjawab.
"Ketika Aku menanam pakis dan benih bambu, Aku merawatnya dengan sangat baik. Aku memberi mereka cahaya. Aku memberi mereka air. Pakis cepat tumbuh dari bumi. Warna hijaunya yang menawan menutupi permukaan. Namun, tidak ada yang terjadi dari benih bambu.
Tapi aku tidak berhenti merawatnya. Pada tahun kedua, pakis tumbuh lebih bersemangat dan berlimpah. Dan lagi, tidak ada yang terjadi dari benih bambu. Tapi aku tidak berhenti merawatnya. "Kata Dia.
"Pada tahun ketiga masih tidak ada apa-apa dari benih bambu. Tapi aku tidak akan berhenti. Pada tahun keempat, sekali lagi, tidak ada yg terjadi dari benih bambu. Aku tidak akan berhenti. "Kata Dia.
"Lalu pada tahun kelima sebuah tunas kecil muncul dari bumi. Dibandingkan dengan pakis, itu kelihatan begitu kecil dan tidak berarti. Namun hanya dalam 6 bulan kemudian bambu naik menjadi lebih dari 100 meter. Ini telah menghabiskan lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Bambu membuat akar yang kuat dan memberi apa yang diperlukan untuk bertahan hidup. Aku tidak akan memberikan ciptaanku tantangan yang tidak bisa ditanganinya." KataNya kepada saya.
"Apakah Anda tahu, anakKu, bahwa selama ini Anda telah berjuang, Anda benar-benar telah tumbuh akar?"
"Aku tidak akan berhenti merawatnya. Aku tak akan menyerah pada Anda. "
"Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain." Kata Dia.
"Bambu-bambu itu memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan pakis.
Tapi keduanya menjadikan hutan ini indah. "
"Waktu mu akan tiba", Tuhan mengatakan itu kepadaku.
"Engkau akan tumbuh sangat tinggi"
"Seberapa tinggi aku harus bertumbuh?" Tanyaku.
"Sampai seberapa tinggi bambu naik?" Dia balik bertanya.
"Setinggi yang bisa dia capai ?" jawab saya dengan nada bertanya
"Ya." Dia berkata, "Berilah Aku kemuliaan dengan naik setinggi yang Anda bisa."
Saya pergi meninggalkan hutan itu dan membawa kembali kisah ini. Saya harap kata-kata ini dapat membantu Anda melihat bahwa Tuhan tidak akan pernah menyerah pada Anda. Dia tidak akan pernah menyerah pada Anda.
------------------
Jangan pernah menyesali hari-hari dalam hidup Anda.
Hari-hari baik memberikan kebahagiaan; hari buruk memberikan
pengalaman, keduanya penting untuk kehidupan
AVE MARIA !!!!
Suatu hari aku memutuskan untuk berhenti. Berhenti dari pekerjaan saya, hubungan saya dengan yang lain, spiritualitas saya. Saya ingin berhenti dari hidup saya. Aku pergi ke hutan untuk bicara terakhir kali dengan Tuhan. "Tuhan", kataku. "Bisakah Engkau memberi saya satu alasan untuk tidak berhenti? "
Jawaban yang mengejutkanku ...
"Lihatlah di sekitar", Katanya.
"Apakah kamu melihat pakis dan bambu?"
"Ya", saya menjawab.
"Ketika Aku menanam pakis dan benih bambu, Aku merawatnya dengan sangat baik. Aku memberi mereka cahaya. Aku memberi mereka air. Pakis cepat tumbuh dari bumi. Warna hijaunya yang menawan menutupi permukaan. Namun, tidak ada yang terjadi dari benih bambu.
Tapi aku tidak berhenti merawatnya. Pada tahun kedua, pakis tumbuh lebih bersemangat dan berlimpah. Dan lagi, tidak ada yang terjadi dari benih bambu. Tapi aku tidak berhenti merawatnya. "Kata Dia.
"Pada tahun ketiga masih tidak ada apa-apa dari benih bambu. Tapi aku tidak akan berhenti. Pada tahun keempat, sekali lagi, tidak ada yg terjadi dari benih bambu. Aku tidak akan berhenti. "Kata Dia.
"Lalu pada tahun kelima sebuah tunas kecil muncul dari bumi. Dibandingkan dengan pakis, itu kelihatan begitu kecil dan tidak berarti. Namun hanya dalam 6 bulan kemudian bambu naik menjadi lebih dari 100 meter. Ini telah menghabiskan lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Bambu membuat akar yang kuat dan memberi apa yang diperlukan untuk bertahan hidup. Aku tidak akan memberikan ciptaanku tantangan yang tidak bisa ditanganinya." KataNya kepada saya.
"Apakah Anda tahu, anakKu, bahwa selama ini Anda telah berjuang, Anda benar-benar telah tumbuh akar?"
"Aku tidak akan berhenti merawatnya. Aku tak akan menyerah pada Anda. "
"Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain." Kata Dia.
"Bambu-bambu itu memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan pakis.
Tapi keduanya menjadikan hutan ini indah. "
"Waktu mu akan tiba", Tuhan mengatakan itu kepadaku.
"Engkau akan tumbuh sangat tinggi"
"Seberapa tinggi aku harus bertumbuh?" Tanyaku.
"Sampai seberapa tinggi bambu naik?" Dia balik bertanya.
"Setinggi yang bisa dia capai ?" jawab saya dengan nada bertanya
"Ya." Dia berkata, "Berilah Aku kemuliaan dengan naik setinggi yang Anda bisa."
Saya pergi meninggalkan hutan itu dan membawa kembali kisah ini. Saya harap kata-kata ini dapat membantu Anda melihat bahwa Tuhan tidak akan pernah menyerah pada Anda. Dia tidak akan pernah menyerah pada Anda.
------------------
Jangan pernah menyesali hari-hari dalam hidup Anda.
Hari-hari baik memberikan kebahagiaan; hari buruk memberikan
pengalaman, keduanya penting untuk kehidupan
AVE MARIA !!!!
Hati yang berubah
seorang wanita yang meminta konseling dari Dr. George W. Crane, seorang psikolog, mengatakan bahwa ia membenci suaminya dan berniat menceraikannya.
"Aku ingin menyakitinya sekeras mungkin", katanya tegas.
"Baiklah", kata Dr. Crane. "Aku menasihati Anda untuk mulai membanjirinya dengan pujian. Ketika Anda mulai tak tergantikan baginya, ketika ia berpikir Anda mencintainya dengan penuh pengabdian, mulailah tindakan perceraian. Itulah cara untuk menyakitinya".
Beberapa bulan kemudian, istri itu kembali untuk melaporkan bahwa semuanya telah berjalan dengan baik. Ia telah melakukan nasihat yang dianjurkan.
"Bagus" kata Dr. Crane. "Sekarang tiba waktunya untuk mengajukan perceraian".
"Perceraian?" jerit perempuan itu terkejut. "Tidak. Aku sangat mencintai suamiku!"
"Aku ingin menyakitinya sekeras mungkin", katanya tegas.
"Baiklah", kata Dr. Crane. "Aku menasihati Anda untuk mulai membanjirinya dengan pujian. Ketika Anda mulai tak tergantikan baginya, ketika ia berpikir Anda mencintainya dengan penuh pengabdian, mulailah tindakan perceraian. Itulah cara untuk menyakitinya".
Beberapa bulan kemudian, istri itu kembali untuk melaporkan bahwa semuanya telah berjalan dengan baik. Ia telah melakukan nasihat yang dianjurkan.
"Bagus" kata Dr. Crane. "Sekarang tiba waktunya untuk mengajukan perceraian".
"Perceraian?" jerit perempuan itu terkejut. "Tidak. Aku sangat mencintai suamiku!"
Hakekat Hidup
Seorang pria mendatangi seorang Guru. Katanya : "Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati".
Sang Guru tersenyum : "Oh, kamu sakit..".
"Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati".
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan : "Kamu sakit. Penyakitmu itu bernama "Alergi Hidup".
Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalir terus, tetapi kita menginginkan keadaan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit.
Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Usaha pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa sih yang abadi dalam hidup ini ? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita".
"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku", kata sang Guru.
"Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup lebih lama lagi", pria itu menolak tawaran sang Guru.
"Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati ?", tanya Guru.
"Ya, memang saya sudah bosan hidup", jawab pria itu lagi.
"Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini... Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini. Sedangkan separuh sisanya kau minum besok sore jam enam. Maka esok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang".
Kini, giliran pria itu menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru yang ia datangi selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Guru yang satu ini aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.
Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut "obat" oleh sang Guru tadi. Lalu, ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai ! Tinggal satu malam dan satu hari ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.
Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya amat harmonis. Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, "Sayang, aku mencintaimu" . Sekali lagi, karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis.
Esoknya, sehabis bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat dua cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali dan berkata : "Sayang..., apa yang terjadi hari ini ? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku sayang".
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Bos kita kok aneh ya ?" Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya sambil berkata : "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu". Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan : "Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami".
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya ?
Ia mendatangi sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi dan berkata : "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Apabila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan".
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian.
Itulah sebabnya, ia selalu bahagia..., selalu tenang..., selalu Hidup....
Ave Maria !
Sang Guru tersenyum : "Oh, kamu sakit..".
"Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati".
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan : "Kamu sakit. Penyakitmu itu bernama "Alergi Hidup".
Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalir terus, tetapi kita menginginkan keadaan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit.
Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Usaha pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa sih yang abadi dalam hidup ini ? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita".
"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku", kata sang Guru.
"Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup lebih lama lagi", pria itu menolak tawaran sang Guru.
"Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati ?", tanya Guru.
"Ya, memang saya sudah bosan hidup", jawab pria itu lagi.
"Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini... Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini. Sedangkan separuh sisanya kau minum besok sore jam enam. Maka esok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang".
Kini, giliran pria itu menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru yang ia datangi selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Guru yang satu ini aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.
Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut "obat" oleh sang Guru tadi. Lalu, ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai ! Tinggal satu malam dan satu hari ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.
Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya amat harmonis. Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, "Sayang, aku mencintaimu" . Sekali lagi, karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis.
Esoknya, sehabis bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat dua cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali dan berkata : "Sayang..., apa yang terjadi hari ini ? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku sayang".
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Bos kita kok aneh ya ?" Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya sambil berkata : "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu". Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan : "Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami".
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya ?
Ia mendatangi sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi dan berkata : "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Apabila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan".
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian.
Itulah sebabnya, ia selalu bahagia..., selalu tenang..., selalu Hidup....
Ave Maria !
BAHASA HATI
Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta.
Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang.
Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan.
Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan.
Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran.
Semua itu haruslah berasal dari hati anda.
Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula.
Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak anda,
namun juga betapa lembut hati anda dalam menjalani segala sesuatunya.
Anda tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi
hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat.
Atau, membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis.
Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam dada anda.
Mulailah melembutkan hati sebelum memberikannya pada orang lain, agar keberhasilan anda juga menjadi motivasi bagi orang lain.
Ave Maria !
Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang.
Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan.
Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan.
Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran.
Semua itu haruslah berasal dari hati anda.
Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula.
Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak anda,
namun juga betapa lembut hati anda dalam menjalani segala sesuatunya.
Anda tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi
hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat.
Atau, membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis.
Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam dada anda.
Mulailah melembutkan hati sebelum memberikannya pada orang lain, agar keberhasilan anda juga menjadi motivasi bagi orang lain.
Ave Maria !
Thursday, October 20, 2011
5 langkah sederhana untuk menjadi bahagia
Tuhan tidak menjanjikan hari tanpa rasa sakit, tawa tanpa kesedihan, matahari tanpa hujan, tetapi Dia menjanjikan kekuatan untuk hari itu, kenyamanan bagi air mata, dan cahaya untuk jalan.
Kekecewaan seperti gundukan jalan, mereka sedikit memperlambat Anda tapi Anda akan menikmati jalan mulus setelahnya. Jangan tinggal di gundukan terlalu lama. segera pindah dan Bergeraklah
Ketika Anda merasa down karena Anda tidak mendapatkan apa yang Anda inginkan, duduk diam saja dan tenang, karena Allah sedang merencanakan sesuatu yang lebih baik untuk Anda.
Ketika sesuatu terjadi pada Anda, baik atau buruk, pertimbangkan apa artinya. Ada maksud dibalik semua peristiwa-peristiwa kehidupan, untuk mengajarkan Anda bagaimana untuk lebih banyak tertawa atau tidak terlalu keras menangis.
Anda tidak bisa membuat seseorang mencintai Anda, yang dapat Anda lakukan adalah menjadi seseorang yang bisa dicintai, selebihnya terserah orang lain menilai Anda.
Ukuran dari cinta adalah saat Anda mencintai dengan tidak terbatas. Dalam kehidupan ini sangat jarang Anda akan bertemu dengan orang yang Anda cintai dan mencintai Anda. Jadi sekali Anda memiliki itu jangan pernah membiarkannya pergi, kesempatan mungkin tidak akan pernah menghampiri Anda lagi.
Lebih baik kehilangan harga diri Anda dengan orang yang Anda cintai, daripada kehilangan orang yang anda cintai karena gengsi.
Kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mencari orang yang tepat untuk kita cintai atau mencari kesalahan dengan orang yang sudah mencintai kita, padahal kita seharusnya menyempurnakan cinta yang kita berikan.
Ketika Anda benar-benar peduli dengan seseorang, Anda tidak mencari kesalahan atas kepedulianmu, Anda tidak mencari jawaban atas kepedulianmu, Anda tidak mencari kekeliruan atas kepedulianmu. Sebaliknya, Anda melawan kesalahan itu, Anda menerima kesalahan itu, dan Anda mengabaikan semua alasan yg membuat Anda tidak peduli.
Jangan pernah meninggalkan seorang sahabat lama. Anda tidak akan pernah menemukan seseorang yang bisa menggantikannya. Persahabatan adalah seperti anggur, menjadi lebih baik seiring dengan pertumbuhan yang semakin tua.
Ingatlah lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia:
1. Bebaskan hatimu dari kebencian.
2. Bebaskan pikiranmu dari kekhawatiran.
3. Hiduplah sederhana
4. Memberi lebih banyak.
5. Mengharapkan lebih sedikit
Tidak seorang pun dapat kembali dan membuat awal yang baru. Siapapun bisa memulai dari sekarang dan membuat akhir yang baru.
Tuhan memberkati...
Ave Maria !
Kekecewaan seperti gundukan jalan, mereka sedikit memperlambat Anda tapi Anda akan menikmati jalan mulus setelahnya. Jangan tinggal di gundukan terlalu lama. segera pindah dan Bergeraklah
Ketika Anda merasa down karena Anda tidak mendapatkan apa yang Anda inginkan, duduk diam saja dan tenang, karena Allah sedang merencanakan sesuatu yang lebih baik untuk Anda.
Ketika sesuatu terjadi pada Anda, baik atau buruk, pertimbangkan apa artinya. Ada maksud dibalik semua peristiwa-peristiwa kehidupan, untuk mengajarkan Anda bagaimana untuk lebih banyak tertawa atau tidak terlalu keras menangis.
Anda tidak bisa membuat seseorang mencintai Anda, yang dapat Anda lakukan adalah menjadi seseorang yang bisa dicintai, selebihnya terserah orang lain menilai Anda.
Ukuran dari cinta adalah saat Anda mencintai dengan tidak terbatas. Dalam kehidupan ini sangat jarang Anda akan bertemu dengan orang yang Anda cintai dan mencintai Anda. Jadi sekali Anda memiliki itu jangan pernah membiarkannya pergi, kesempatan mungkin tidak akan pernah menghampiri Anda lagi.
Lebih baik kehilangan harga diri Anda dengan orang yang Anda cintai, daripada kehilangan orang yang anda cintai karena gengsi.
Kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mencari orang yang tepat untuk kita cintai atau mencari kesalahan dengan orang yang sudah mencintai kita, padahal kita seharusnya menyempurnakan cinta yang kita berikan.
Ketika Anda benar-benar peduli dengan seseorang, Anda tidak mencari kesalahan atas kepedulianmu, Anda tidak mencari jawaban atas kepedulianmu, Anda tidak mencari kekeliruan atas kepedulianmu. Sebaliknya, Anda melawan kesalahan itu, Anda menerima kesalahan itu, dan Anda mengabaikan semua alasan yg membuat Anda tidak peduli.
Jangan pernah meninggalkan seorang sahabat lama. Anda tidak akan pernah menemukan seseorang yang bisa menggantikannya. Persahabatan adalah seperti anggur, menjadi lebih baik seiring dengan pertumbuhan yang semakin tua.
Ingatlah lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia:
1. Bebaskan hatimu dari kebencian.
2. Bebaskan pikiranmu dari kekhawatiran.
3. Hiduplah sederhana
4. Memberi lebih banyak.
5. Mengharapkan lebih sedikit
Tidak seorang pun dapat kembali dan membuat awal yang baru. Siapapun bisa memulai dari sekarang dan membuat akhir yang baru.
Tuhan memberkati...
Ave Maria !
Pemberian diri
Puncak piramida yang digambarkan oleh Abraham Maslow yakni akualisasi diri (Self-Actualization) bagi orang yang mau menjadi pekerja di ladang Kristus, sudah tidak berlaku lagi, ada satu hal yang jauh lebih tinggi lagi dari aktualisasi diri yaitu "Pemberian diri" (Self-Giving). Seperti yang dilakukan Jesus beserta para martirNya.
Hal ini diungkapkan dengan sangat indah oleh Santo Ignatius dari Antiokia : "Jika Gandum tidak bersedia untuk digiling, maka gandum tersebut tidak akan pernah menjadi Roti, dan anggur jika tidak bersedia diperas, maka tidak akan menjadi minuman anggur yang harum."
Untuk mencapai kemuliaan Ilahi sudah jelas tidak MUDAH dan MURAH. Emas hanya bisa dibedakan dengan logam yang kelihatan persis seperti emas dengan cara mengujinya di dalam api. Sudah jelas bagaimana perbedaan proses pembentukan Berlian dengan batu kali.
Hal alami sudah mengajarkan kepada kita bagaimana untuk mencapai kemulian Allah dengan "memberikan diri" kita untuk diuji oleh Tuhan ketika Tuhan MEMBUTUHKANNYA...
Tuhan Memberkati..
Ave Maria !
Hal ini diungkapkan dengan sangat indah oleh Santo Ignatius dari Antiokia : "Jika Gandum tidak bersedia untuk digiling, maka gandum tersebut tidak akan pernah menjadi Roti, dan anggur jika tidak bersedia diperas, maka tidak akan menjadi minuman anggur yang harum."
Untuk mencapai kemuliaan Ilahi sudah jelas tidak MUDAH dan MURAH. Emas hanya bisa dibedakan dengan logam yang kelihatan persis seperti emas dengan cara mengujinya di dalam api. Sudah jelas bagaimana perbedaan proses pembentukan Berlian dengan batu kali.
Hal alami sudah mengajarkan kepada kita bagaimana untuk mencapai kemulian Allah dengan "memberikan diri" kita untuk diuji oleh Tuhan ketika Tuhan MEMBUTUHKANNYA...
Tuhan Memberkati..
Ave Maria !
Give Thanks
Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan. Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan?
Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu. Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar.
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit. Di masa itulah kamu tumbuh...
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu. Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang.
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru. Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu.
Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat. Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga.
Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih. Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan.
Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal baik...
Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut...
Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif ...
Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkat bagimu ...
Ave Maria !!!
Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu. Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar.
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit. Di masa itulah kamu tumbuh...
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu. Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang.
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru. Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu.
Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat. Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga.
Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih. Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan.
Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal baik...
Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut...
Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif ...
Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkat bagimu ...
Ave Maria !!!
Doa sebelum makan
Pada suatu hari, seorang petani tua mengunjungi sebuah keluarga kaya untuk urusan bisnis. Di rumah itu dia diundang ikut makan siang bersama. Setiap orang yang hadir begitu duduk di meja itu langsung mengambil makanan, namun tidak demikian halnya dengan petani tua itu. Sebelum mulai makan, ia sejenak menundukan kepala dan bersyukur atas makanan yang tersedia. Ketika usai berdoa dan mengangkat kembali kepalanya, tuan rumah tersenyum kepadanya dan bertanya,”Apakah di sekitar daerah ini masih ada orang yang mengikuti kebiasaan lama seperti itu?” Orang tua itu sejenak terdiam. Lalu jawabnya,”Yah ada beberapa yang tidak pernah bersyukur atas makanan yang mereka terima.” Tuan rumah tersenyum bangga. “Pasti mereka itu orang terpelajar?” “Bukan tuan,” kata petani itu. “Mereka itu babi-babi yang kami pelihara.”
Cerita di atas mau menyampaikan pesan supaya kita tidak lupa bersyukur atas segala pemberian Allah, betapapun sederahananya pemberian itu. Karena diiringi rasa syukur dan semangat kebersamaan, rejeki yang tampaknya sangat sederhana itu dapat memberikan kelegaan dan kegembiraan. Apakah aku ini seorang yang selalu ingat bersyukur atas segala kebaikan Allah?
Pejamkan mata beberapa menit. Bayangkanlah Anda salah satu dari orang banyak yang berbondong-bondong untuk mendengarkan pengajaran Yesus. Anda terkesan melihat Yesus yang berdoa atas lima roti dan dua ikan itu.
Dalam perkerjaan mapun perjumpaan dengan orang-orang hari ini, aku tidak akan ragu untuk berbagi, entah perhatian, kemapuan/keterampilan, tenaga dan lain-lain.
Ave Maria !!!
Cerita di atas mau menyampaikan pesan supaya kita tidak lupa bersyukur atas segala pemberian Allah, betapapun sederahananya pemberian itu. Karena diiringi rasa syukur dan semangat kebersamaan, rejeki yang tampaknya sangat sederhana itu dapat memberikan kelegaan dan kegembiraan. Apakah aku ini seorang yang selalu ingat bersyukur atas segala kebaikan Allah?
Pejamkan mata beberapa menit. Bayangkanlah Anda salah satu dari orang banyak yang berbondong-bondong untuk mendengarkan pengajaran Yesus. Anda terkesan melihat Yesus yang berdoa atas lima roti dan dua ikan itu.
Dalam perkerjaan mapun perjumpaan dengan orang-orang hari ini, aku tidak akan ragu untuk berbagi, entah perhatian, kemapuan/keterampilan, tenaga dan lain-lain.
Ave Maria !!!
Batu dan Mutiara
Pada suatu ketika, hiduplah seorang pedagang batu-batuan. Setiap hari dia berjalan dari kota ke kota untuk memperdagangkan barang-barangnya itu. Ketika dia sedang berjalan menuju ke suatu kota, ada suatu batu kecil di pinggir jalan yang menarik hatinya. Batu itu tidak bagus, kasar, dan tidak mungkin untuk dijual. Namun pedagang itu memungutnya dan menyimpannya dalam sebuah kantong, dan kemudian pedagang itu meneruskan perjalanannya.
Setelah lama berjalan, lelahlah pedagang itu, kemudian dia beristirahat sejenak. Selama dia beristirahat, dia membuka kembali bungkusan yang berisi batu itu. Diperhatikannya batu itu dengan seksama, kemudian batu itu digosoknya dengan hati-hati batu itu. Karena kesabaran pedagang itu, batu yang semula buruk itu, sekarang terlihat indah dan mengkilap. Puaslah hati pedagang itu, kemudian dia meneruskan perjalanannya.
Selama dia berjalan lagi, tiba-tiba dia melihat ada yang berkilau-kilauan di pinggir jalan. Setelah diperhatikan, ternyata itu adalah sebuah mutiara yang indah. Alangkah senangnya hati pedagang tersebut, mutiara itu diambil dan disimpannya tetapi dalam kantong yang berbeda dengan kantong tempat batu tadi. Kemudian dia meneruskan perjalanannya kembali.
Adapun si batu kecil itu merasa bahwa pedagang itu begitu memperhatikan dirinya, dan dia merasa begitu bahagia. Namun pada suatu saat mengeluhlah batu kecil itu kepada dirinya sendiri. “Tuan begitu baik padaku, setiap hari aku digosoknya walaupun aku ini hanya sebuah batu yang jelek, namun aku merasa kesepian. Aku tidak mempunyai teman seorangpun, seandainya saja Tuan memberikan kepadaku seorang teman”. Rupanya keluhan batu kecil yang malang ini didengar oleh pedagang itu. Dia merasa kasihan dan kemudian dia berkata kepada batu kecil itu “Wahai batu kecil, aku mendengar keluh kesahmu, baiklah aku akan memberikan kepadamu sesuai dengan yang engkau minta”. Setelah itu kemudian pedagang tersebut memindahkan mutiara indah yang ditemukannya di pinggir jalan itu ke dalam kantong tempat batu kecil itu berada.
Dapat dibayangkan betapa senangnya hati batu kecil itu mendapat teman mutiara yang indah itu. Sungguh betapa tidak disangkanya, bahwa pedagang itu akan memberikan miliknya yang terbaik kepadanya. Waktu terus berjalan dan si batu dan mutiara pun berteman dengan akrab. Setiap kali pedagang itu beristirahat, dia selalu menggosok kembali batu dan mutiara itu. Namun pada suatu ketika, setelah selesai menggosok keduanya, tiba-tiba saja pedagang itu memisahkan batu kecil dan mutiara itu. Mutiara itu ditempatkannya kembali di dalam kantongnya semula, dan batu kecil itu tetap di dalam kantongnya sendiri. Maka sedihlah hati batu kecil itu. Tiap-tiap hari dia menangis, dan memohon kepada pedagang itu agar mengembalikan mutiara itu bersama dengan dia. Namun seolah-olah pedagang itu tidak mendengarkan dia.
Maka putus asalah batu kecil itu, dan di tengah-tengah keputusasaannya itu, berteriaklah dia kepada pedagang itu “Oh tuanku, mengapa engkau berbuat demikian ? Mengapa engkau mengecewakan aku ?” Rupanya keluh kesah ini didengar oleh pedagang batu tersebut. Kemudian dia berkata kepada batu kecil itu “Wahai batu kecil, kamu telah kupungut dari pinggir jalan. Engkau yang semula buruk kini telah menjadi indah. Mengapa engkau mengeluh ? Mengapa engkau berkeluh kesah ? Mengapa hatimu berduka saat aku mengambil mutiara itu daripadamu ? Bukankah mutiara itu miliku, dan aku bebas mengambilnya setiap saat menurut kehendakku ? Engkau telah kupungut dari jalan, engkau yang semula buruk kini telah menjadi indah. Ketahuilah bahwa bagiku, engkau sama berharganya seperti mutiara itu, engkau telah kupungut dan engkau kini telah menjadi milikku juga. Biarlah aku bebas menggunakanmu sekehendak hatiku. Aku tidak akan pernah membuangmu kembali”.
Mengertikah apakah maksud cerita di atas ? Yang dimaksud dengan batu kecil itu adalah kita-kita semua, sedangkan pedagang itu adalah Tuhan sendiri. Kita semua ini buruk dan hina di hadapanNya, namun karena kasihnya itu Dia memoles kita, sehingga kita dijadikannya indah di hadapanNya. Sedangkan yang dimaksud dengan mutiara itu adalah berkat Tuhan bagi kita semua. Siapa yang tidak senang menerima berkat ? Berkat itu dapat berupa apa saja dalam kehidupan kita sehari-hari, mungkin berupa kegembiraan, kesehatan, orangtua, saudara dan sahabat, dan banyak lagi. Apakah kita pernah bersyukur, setiap kali kita mendapat berkat itu ? Dan apakah kita tetap bersyukur, jika seandainya Tuhan mengambil semuanya itu dari kita ? Bukankah semua itu milikNya dan Ia bebas mengambilnya kembali kapanpun Ia mau ? Bersyukurlah selalu kepadaNya, karena Dia tidak akan pernah mengecewakan kita semua.
Yer 29:11 Bukankah Aku ini mengetahui rencana-rencanaKu kepadamu ? Yaitu rencana keselamatan dan bukannya rencana kecelakaan untuk memberikan kepadamu hari esok yang penuh harapan.
ayat 12: Maka kamu akan berseru dan datang kepadaKu untuk berdoa dan Aku akan mendengarkan kamu.
Ave Maria !!!
Setelah lama berjalan, lelahlah pedagang itu, kemudian dia beristirahat sejenak. Selama dia beristirahat, dia membuka kembali bungkusan yang berisi batu itu. Diperhatikannya batu itu dengan seksama, kemudian batu itu digosoknya dengan hati-hati batu itu. Karena kesabaran pedagang itu, batu yang semula buruk itu, sekarang terlihat indah dan mengkilap. Puaslah hati pedagang itu, kemudian dia meneruskan perjalanannya.
Selama dia berjalan lagi, tiba-tiba dia melihat ada yang berkilau-kilauan di pinggir jalan. Setelah diperhatikan, ternyata itu adalah sebuah mutiara yang indah. Alangkah senangnya hati pedagang tersebut, mutiara itu diambil dan disimpannya tetapi dalam kantong yang berbeda dengan kantong tempat batu tadi. Kemudian dia meneruskan perjalanannya kembali.
Adapun si batu kecil itu merasa bahwa pedagang itu begitu memperhatikan dirinya, dan dia merasa begitu bahagia. Namun pada suatu saat mengeluhlah batu kecil itu kepada dirinya sendiri. “Tuan begitu baik padaku, setiap hari aku digosoknya walaupun aku ini hanya sebuah batu yang jelek, namun aku merasa kesepian. Aku tidak mempunyai teman seorangpun, seandainya saja Tuan memberikan kepadaku seorang teman”. Rupanya keluhan batu kecil yang malang ini didengar oleh pedagang itu. Dia merasa kasihan dan kemudian dia berkata kepada batu kecil itu “Wahai batu kecil, aku mendengar keluh kesahmu, baiklah aku akan memberikan kepadamu sesuai dengan yang engkau minta”. Setelah itu kemudian pedagang tersebut memindahkan mutiara indah yang ditemukannya di pinggir jalan itu ke dalam kantong tempat batu kecil itu berada.
Dapat dibayangkan betapa senangnya hati batu kecil itu mendapat teman mutiara yang indah itu. Sungguh betapa tidak disangkanya, bahwa pedagang itu akan memberikan miliknya yang terbaik kepadanya. Waktu terus berjalan dan si batu dan mutiara pun berteman dengan akrab. Setiap kali pedagang itu beristirahat, dia selalu menggosok kembali batu dan mutiara itu. Namun pada suatu ketika, setelah selesai menggosok keduanya, tiba-tiba saja pedagang itu memisahkan batu kecil dan mutiara itu. Mutiara itu ditempatkannya kembali di dalam kantongnya semula, dan batu kecil itu tetap di dalam kantongnya sendiri. Maka sedihlah hati batu kecil itu. Tiap-tiap hari dia menangis, dan memohon kepada pedagang itu agar mengembalikan mutiara itu bersama dengan dia. Namun seolah-olah pedagang itu tidak mendengarkan dia.
Maka putus asalah batu kecil itu, dan di tengah-tengah keputusasaannya itu, berteriaklah dia kepada pedagang itu “Oh tuanku, mengapa engkau berbuat demikian ? Mengapa engkau mengecewakan aku ?” Rupanya keluh kesah ini didengar oleh pedagang batu tersebut. Kemudian dia berkata kepada batu kecil itu “Wahai batu kecil, kamu telah kupungut dari pinggir jalan. Engkau yang semula buruk kini telah menjadi indah. Mengapa engkau mengeluh ? Mengapa engkau berkeluh kesah ? Mengapa hatimu berduka saat aku mengambil mutiara itu daripadamu ? Bukankah mutiara itu miliku, dan aku bebas mengambilnya setiap saat menurut kehendakku ? Engkau telah kupungut dari jalan, engkau yang semula buruk kini telah menjadi indah. Ketahuilah bahwa bagiku, engkau sama berharganya seperti mutiara itu, engkau telah kupungut dan engkau kini telah menjadi milikku juga. Biarlah aku bebas menggunakanmu sekehendak hatiku. Aku tidak akan pernah membuangmu kembali”.
Mengertikah apakah maksud cerita di atas ? Yang dimaksud dengan batu kecil itu adalah kita-kita semua, sedangkan pedagang itu adalah Tuhan sendiri. Kita semua ini buruk dan hina di hadapanNya, namun karena kasihnya itu Dia memoles kita, sehingga kita dijadikannya indah di hadapanNya. Sedangkan yang dimaksud dengan mutiara itu adalah berkat Tuhan bagi kita semua. Siapa yang tidak senang menerima berkat ? Berkat itu dapat berupa apa saja dalam kehidupan kita sehari-hari, mungkin berupa kegembiraan, kesehatan, orangtua, saudara dan sahabat, dan banyak lagi. Apakah kita pernah bersyukur, setiap kali kita mendapat berkat itu ? Dan apakah kita tetap bersyukur, jika seandainya Tuhan mengambil semuanya itu dari kita ? Bukankah semua itu milikNya dan Ia bebas mengambilnya kembali kapanpun Ia mau ? Bersyukurlah selalu kepadaNya, karena Dia tidak akan pernah mengecewakan kita semua.
Yer 29:11 Bukankah Aku ini mengetahui rencana-rencanaKu kepadamu ? Yaitu rencana keselamatan dan bukannya rencana kecelakaan untuk memberikan kepadamu hari esok yang penuh harapan.
ayat 12: Maka kamu akan berseru dan datang kepadaKu untuk berdoa dan Aku akan mendengarkan kamu.
Ave Maria !!!
Berhentilah bertanya
Kita tidak pernah mempertanyakan kemana supir bus kota yang kita tumpangi akan membawa bus-nya. Tetapi kita sering mempertanyakan Tuhan, kemana Dia akan membawa hidup kita ?
Seorang ayah mengajak puterinya, Asa, 6 tahun, mengendarai mobil menuju ke sebuah museum. Sudah lama Asa menginginkannya. Si Ayah kebetulan hari itu mengambil cuti dan sengaja mengantar anaknya ke tempat yang sudah lama diimpikan Asa itu tanpa didampingi Bunda.
Di perjalanan, tak hentinya Asa bertanya kepada si Ayah : "Ayah tahu tempatnya?", tanya Asa yang duduk di samping kemudi Ayah.
"Tahu, jangan kuatir ...", jawab Ayah sembari tersenyum.
"Emang Ayah tahu jalan-jalannya?"
"Tahu, jangan kuatir ..."
"Benar, tidak kesasar Ayah?"
"Benar, jangan kuatir ...", jawab Ayah tetap dengan sabar.
"Nanti kalau Asa haus, bagaimana?"
"Tenang, nanti Ayah beli air mineral ..."
"Terus kalau lapar?"
"Tenang, Ayah ajak mampir Asa ke restoran ..."
"Emang ayah tahu tempat restorannya?"
"Tahu, sayang ..."
"Emang ayah bawa cukup uang?"
"Cukup, sayang ..."
"Kalau Asa pengin ke kamar kecil?"
"Ayah antar sampai depan pintu toilet wanita ..."
"Emang di musium ada toiletnya?"
" Ada , jangan kuatir ..."
"Ayah bawa tissue juga?"
"Bawa, jangan kuatir ...", kata ayah sembari membelokkan mobilnya masuk jalan tikus, karena macet.
"Kok Ayah belok ke jalan jelek dan sempit begini?"
"Ayah cari jalan yang lebih cepat ... supaya Asa bisa menikmati museum lebih lama nanti ..."
Tidak berapa lama, Asa kemudian tidak bertanya-tanya lagi. Giliran sang Ayah yang bingung,
"Kenapa Asa diam, sayang?"
"Ya, Asa percaya Ayah deh! Ayah pasti tahu, akan antar dan bantu Asa nanti!"
Kita ini seperti Asa si anak kecil ini. Kita bertanya banyak hal mengenai apa yang kita hadapi dan terjadi dalam hidup kita. Terlalu banyak khawatir apa yang akan kita hadapi. Padahal sesungguhnya Tuhan "sedang mengemudi" buat kita semua.
Kadang Ia membawa ke "gang sempit" yang barangkali tidak enak, tetapi itu semua untuk menghindari "kemacetan" di jalan yang lain. Kadang Ia memperlambat "kendaraan-Nya", kadang mempercepat. Semuanya ada maksudnya.
Ada baiknya kalau kita menyerahkan hal-hal yang di luar jangkauan kita kepada-Nya. Biarkan Dia berkarya atas hidup Anda, biarkan Dia mengemudikan hidup Anda, sebaliknya fokuskan hidup Anda kepada hal-hal yang Anda bisa kerjakan di depan mata, dengan berkat kemampuan yang Anda sudah miliki.
Seorang ayah mengajak puterinya, Asa, 6 tahun, mengendarai mobil menuju ke sebuah museum. Sudah lama Asa menginginkannya. Si Ayah kebetulan hari itu mengambil cuti dan sengaja mengantar anaknya ke tempat yang sudah lama diimpikan Asa itu tanpa didampingi Bunda.
Di perjalanan, tak hentinya Asa bertanya kepada si Ayah : "Ayah tahu tempatnya?", tanya Asa yang duduk di samping kemudi Ayah.
"Tahu, jangan kuatir ...", jawab Ayah sembari tersenyum.
"Emang Ayah tahu jalan-jalannya?"
"Tahu, jangan kuatir ..."
"Benar, tidak kesasar Ayah?"
"Benar, jangan kuatir ...", jawab Ayah tetap dengan sabar.
"Nanti kalau Asa haus, bagaimana?"
"Tenang, nanti Ayah beli air mineral ..."
"Terus kalau lapar?"
"Tenang, Ayah ajak mampir Asa ke restoran ..."
"Emang ayah tahu tempat restorannya?"
"Tahu, sayang ..."
"Emang ayah bawa cukup uang?"
"Cukup, sayang ..."
"Kalau Asa pengin ke kamar kecil?"
"Ayah antar sampai depan pintu toilet wanita ..."
"Emang di musium ada toiletnya?"
" Ada , jangan kuatir ..."
"Ayah bawa tissue juga?"
"Bawa, jangan kuatir ...", kata ayah sembari membelokkan mobilnya masuk jalan tikus, karena macet.
"Kok Ayah belok ke jalan jelek dan sempit begini?"
"Ayah cari jalan yang lebih cepat ... supaya Asa bisa menikmati museum lebih lama nanti ..."
Tidak berapa lama, Asa kemudian tidak bertanya-tanya lagi. Giliran sang Ayah yang bingung,
"Kenapa Asa diam, sayang?"
"Ya, Asa percaya Ayah deh! Ayah pasti tahu, akan antar dan bantu Asa nanti!"
Kita ini seperti Asa si anak kecil ini. Kita bertanya banyak hal mengenai apa yang kita hadapi dan terjadi dalam hidup kita. Terlalu banyak khawatir apa yang akan kita hadapi. Padahal sesungguhnya Tuhan "sedang mengemudi" buat kita semua.
Kadang Ia membawa ke "gang sempit" yang barangkali tidak enak, tetapi itu semua untuk menghindari "kemacetan" di jalan yang lain. Kadang Ia memperlambat "kendaraan-Nya", kadang mempercepat. Semuanya ada maksudnya.
Ada baiknya kalau kita menyerahkan hal-hal yang di luar jangkauan kita kepada-Nya. Biarkan Dia berkarya atas hidup Anda, biarkan Dia mengemudikan hidup Anda, sebaliknya fokuskan hidup Anda kepada hal-hal yang Anda bisa kerjakan di depan mata, dengan berkat kemampuan yang Anda sudah miliki.
Mercusuar dan kapten yang keras kepala
Ada sebuah kisah lama tentang seorang kapten sebuah kapal yang sedang berlayar dalam malam yang gelap dan kelam. Kapten tersebut tiba-tiba memperhatikan sebuah sinar terang langsung didepannya, dan ia tahu bahwa kapalnya sedang ada dalam jalur tabrakan dengan terang itu. Ia bergegas ke radio dan mengirimkan suatu pesan darurat, dengan menuntut kapal di depannya tersebut untuk merubah jalurnya sepuluh derajat ke timur.
Beberapa detik kemudian, ia menerima sebuah pesan jawaban. Pesan itu berkata, “Tidak dapat melakukannya. Ubahlah jalur Anda sepuluh derajat ke barat.”
Kapten itu menjadi marah. Ia mengirimkan pesan lainnya. “Aku adalah seorang kapten angkatan laut. Aku menuntutmu mengubah jalurmu.”
Ia menerima pesan kembali beberapa detik kemudian. Pesan itu berbunyi, “Aku adalah kelasi kelas dua. Tidak dapat melakukannya. Ubahlah jalur Anda.”
Kapten itu sekarang sangat marah. Ia mengirimkan sebuah pesan terakhir. Bunyinya, “Aku adalah sebuah kapal perang, dan aku tidak mau mengubah jalurku!”
Ia mendapat pesan pendek sebagai jawaban. Bunyinya, “Aku adalah sebuah mercusuar. Itu pilihan Anda, pak.
Sering kali, kita seperti kapten angkatan laut itu, kita dapat keras hati dan keras kepala.Kita dapat memikirkan semua alasan mengapa kita tidak akan berubah : Mereka sangat menyakitiku, Mereka terlalu bersalah kepadaku, Aku tidak mau mengampuni.
Alkitab merupakan mercusuar pribadi Anda, yang menyinarkan kebenaran dalam kehidupan Anda, dengan mengatakan bahwa Anda harus merubah jalur Anda. Pengampunan adalah sebuah pilihan, tetapi itu buka pilihan lain. Yesus menyatakan dengan cara ini: “Jika engkau tidak mengampuni orang-orang lain, Bapamu di sorga tidak akan mengampunimu.” Bila Anda memelihara sikap tidak mau mengampuni Anda sedang menuju masalah. Anda ada pada jalan yang menghancurkan. Dan Tuhan sedang memerintahkan untuk mengubah jalur Anda.
AVE MARIA !!!
Beberapa detik kemudian, ia menerima sebuah pesan jawaban. Pesan itu berkata, “Tidak dapat melakukannya. Ubahlah jalur Anda sepuluh derajat ke barat.”
Kapten itu menjadi marah. Ia mengirimkan pesan lainnya. “Aku adalah seorang kapten angkatan laut. Aku menuntutmu mengubah jalurmu.”
Ia menerima pesan kembali beberapa detik kemudian. Pesan itu berbunyi, “Aku adalah kelasi kelas dua. Tidak dapat melakukannya. Ubahlah jalur Anda.”
Kapten itu sekarang sangat marah. Ia mengirimkan sebuah pesan terakhir. Bunyinya, “Aku adalah sebuah kapal perang, dan aku tidak mau mengubah jalurku!”
Ia mendapat pesan pendek sebagai jawaban. Bunyinya, “Aku adalah sebuah mercusuar. Itu pilihan Anda, pak.
Sering kali, kita seperti kapten angkatan laut itu, kita dapat keras hati dan keras kepala.Kita dapat memikirkan semua alasan mengapa kita tidak akan berubah : Mereka sangat menyakitiku, Mereka terlalu bersalah kepadaku, Aku tidak mau mengampuni.
Alkitab merupakan mercusuar pribadi Anda, yang menyinarkan kebenaran dalam kehidupan Anda, dengan mengatakan bahwa Anda harus merubah jalur Anda. Pengampunan adalah sebuah pilihan, tetapi itu buka pilihan lain. Yesus menyatakan dengan cara ini: “Jika engkau tidak mengampuni orang-orang lain, Bapamu di sorga tidak akan mengampunimu.” Bila Anda memelihara sikap tidak mau mengampuni Anda sedang menuju masalah. Anda ada pada jalan yang menghancurkan. Dan Tuhan sedang memerintahkan untuk mengubah jalur Anda.
AVE MARIA !!!
Codfish dan Catfish
Bertahun-tahun yang lalu, menjala ikan cod di daerah timur laut menjadi sebuah bisnis komersial yang sangat besar. Industri perikanan mengakui bahwa ada sebuah pasar besar bagi ikan Cod di seluruh Amerika, tetapi mereka mempunyai masalah besar didalam pendistribusiannya. Awalnya mereka hanya membekukan ikan itu, seperti yang mereka lakukan pada semua produk mereka yang lain, dan mengapalkannya ke seluruh negeri. Tetapi untuk alasan-alasan tertentu, setelah ikan cod itu dibekukan, ikan tersebut kehilangan rasa khasnya. Jadi para pemilik memutuskan untuk mengapalkan ikan-ikan dalam tangki-tangki besar yang diisi dengan air laut segar. Mereka mengira bahwa pastilah itu akan menyelesaikan masalah tersebut dan menjaga kesegaran ikan.Tetapi mereka kecewa, karena proses ini hanya membuat masalah menjadi semakin buruk. Karena ikan itu tidak aktif dalam tangki, sehingga menjadi lunak dan seperti bubur, dan sekali lagi ikan-ikan itu kehilangan rasa khasnya.
Suatu hari, seseorang memutuskan untuk menaruh beberapa catfish dalam tangki dengan ikan cod. Catfish adalah musuh alami ikan cod, jadi sementara tangki itu berjalan ke seluruh negeri, ikan cod tersebut harus tetap waspada dan aktif serta berjaga-jaga terhadap catfish tersebut. Luarbiasanya, saat tangki tersebut tiba ditujuan, ikan cod itu masih sesegar dan selezat saat mereka masih berada di daerah timur laut.
Seperti catfish tersebut, mungkin kesukaran Anda ditaruh keatas jalan kehidupan Anda untuk suatu maksud. Mungkin kesukaran itu ditaruh disana untuk menantang Anda, menajamkan Anda, membuat Anda tetap segar, menjaga Anda tetap hidup, aktif, serta bertumbuh. Memang, kadang-kadang rasanya seolah-olah Anda disertai seekor ikan hiu putih besar dalam tangki tersebut, bukannya seekor catfish, tetapi kesukaran yang sedang Anda hadapi bisa saja merupakan sesuatu yang Tuhan sedang pakai untuk mendorong dan menantang Anda supaya menjadi yang terbaik. Pencobaan itu adalah ujian bagi iman, karakter, dan kesabaran Anda.
Jangan menyerah. Jangan berhenti. Jangan merengek dan mengeluh. Sebaliknya berdirilah teguh dan lakukanlah perjuangan iman yang baik.
Suatu hari, seseorang memutuskan untuk menaruh beberapa catfish dalam tangki dengan ikan cod. Catfish adalah musuh alami ikan cod, jadi sementara tangki itu berjalan ke seluruh negeri, ikan cod tersebut harus tetap waspada dan aktif serta berjaga-jaga terhadap catfish tersebut. Luarbiasanya, saat tangki tersebut tiba ditujuan, ikan cod itu masih sesegar dan selezat saat mereka masih berada di daerah timur laut.
Seperti catfish tersebut, mungkin kesukaran Anda ditaruh keatas jalan kehidupan Anda untuk suatu maksud. Mungkin kesukaran itu ditaruh disana untuk menantang Anda, menajamkan Anda, membuat Anda tetap segar, menjaga Anda tetap hidup, aktif, serta bertumbuh. Memang, kadang-kadang rasanya seolah-olah Anda disertai seekor ikan hiu putih besar dalam tangki tersebut, bukannya seekor catfish, tetapi kesukaran yang sedang Anda hadapi bisa saja merupakan sesuatu yang Tuhan sedang pakai untuk mendorong dan menantang Anda supaya menjadi yang terbaik. Pencobaan itu adalah ujian bagi iman, karakter, dan kesabaran Anda.
Jangan menyerah. Jangan berhenti. Jangan merengek dan mengeluh. Sebaliknya berdirilah teguh dan lakukanlah perjuangan iman yang baik.
Kesetiaan
Saat Perang Dunia pertama, seorang prajurit yang berada di dalam sebuah parit perlindungan melihat temannya di daerah tak bertuan- yaitu tanah antara parit perlindungan dan musuh. Temannya luka terbaring di sana.
Orang itu bertanya kepada komandannya, "Boleh saya pergi dan membawa dia ke sini Pak ?" Komandannya menolak dengan mengatakan, "Tidak seorang pun dapat hidup di luar sana, dan jika Anda pergi, aku hanya akan kehilangan dirimu juga."
Tanpa peduli, pria itu pergi untuk menyelamatkan temannya, karena mereka sudah seperti saudara sepanjang perang itu. Entah bagaimana, ia berhasil mendapatkan temannya dan memanggul pada bahunya, terhuyung-huyung kembali ke parit perlindungan, hanya untuk jatuh terluka parah dengan temannya.
Komandan itu marah, "aku sudah bilang jangan pergi. Sekarang aku telah kehilangan dua orang yang baik.. Ini tidak berharga! dan konyol".
Dengan napas sekarat orang itu berkata, "Tapi itu layak, Pak, karena ketika aku sampai dia berkata," Jim, aku tahu kau akan datang."
Pesan yang sama dari salib Yesus Kristus adalah: Allah akan datang kepada Anda ketika Anda berseru kepada-Nya, bahkan sampai memberikan hidup-Nya untuk membuktikan kesetiaan-Nya kepada Anda.
* * *
Tuhan Yesus, ketika aku melihat salibmu. Aku tahu Engkau peduli padaku.
============================
Yesaya 43:2-3
Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus........
Orang itu bertanya kepada komandannya, "Boleh saya pergi dan membawa dia ke sini Pak ?" Komandannya menolak dengan mengatakan, "Tidak seorang pun dapat hidup di luar sana, dan jika Anda pergi, aku hanya akan kehilangan dirimu juga."
Tanpa peduli, pria itu pergi untuk menyelamatkan temannya, karena mereka sudah seperti saudara sepanjang perang itu. Entah bagaimana, ia berhasil mendapatkan temannya dan memanggul pada bahunya, terhuyung-huyung kembali ke parit perlindungan, hanya untuk jatuh terluka parah dengan temannya.
Komandan itu marah, "aku sudah bilang jangan pergi. Sekarang aku telah kehilangan dua orang yang baik.. Ini tidak berharga! dan konyol".
Dengan napas sekarat orang itu berkata, "Tapi itu layak, Pak, karena ketika aku sampai dia berkata," Jim, aku tahu kau akan datang."
Pesan yang sama dari salib Yesus Kristus adalah: Allah akan datang kepada Anda ketika Anda berseru kepada-Nya, bahkan sampai memberikan hidup-Nya untuk membuktikan kesetiaan-Nya kepada Anda.
* * *
Tuhan Yesus, ketika aku melihat salibmu. Aku tahu Engkau peduli padaku.
============================
Yesaya 43:2-3
Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus........
Tuesday, October 11, 2011
Membeli Waktu papa
Steven adalah seorang karyawan perusahaan yang cukup terkenal di Jakarta, memiliki dua putra. Putra pertama baru berusia 7 tahun bernama Leo dan putra ke dua berusia dua tahun bernama Kristian. Seperti biasa jam 21.00 Steven sampai di rumahnya di salah satu sudut Jakarta, setelah seharian penuh bekeja di kantornya. Dalam keremangan lampu halaman rumahnya dia melihat Leo putra pertamanya ditemani b...ik Yati pembantunya menyambut di gerbang rumah.
"Kok belum tidur Leo?" sapa Steven sambil mencium anaknya. Biasanya Leo sudah tidur ketika Steven pulang dari kantor dan baru bangun menjelang Steven berangkat ke kantor keesokan harinya.
"Leo menunggu Papa pulang, Leo mau tanya, gaji Papa itu berapa sih Pa?"
kata Leo sambil membuntuti papanya.
"Ada apa nih kok tanya gaji papa segala?"
"Leo Cuma pingin tahu aja kok Pa ?
"Baiklah coba Leo hitung sendiri ya. Kerja papa sehari di gaji Rp 600.000,-, nah selama sebulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Nah berapa gaji papa sebulan?"
"Sehari Papa kerja berapa jam Pa?" tanya Leo lebih lanjut.
"Sehari papa kerja 10 jam Leo, nah hitung sana, Papa mau melepas sepatu dulu."
Leo berlari ke meja belajarnya dan sibuk mencoret-coret dalam kertasnya menghitung gaji papanya. Sementara Steven melepas sepatu dan meminum teh hangat buatan istri tercintanya.
"Kalau begitu, satu bulan Papa digaji Rp 15.000.000,-, ya Pah? Dan satu jam papa di gaji Rp. 60.000,-." Kata Leo setelah mencorat-coret sebentar dalam kertasnya sambil membuntuti Steven yang beranjak menuju kamarnya.
"Nah, pinter kamu Leo. Sekarang Leo cuci kaki lalu bobok." Perintah Steven, namun Leo masih saja membuntuti Steven sambil terus memandang papanya yang berganti pakaian .
"Pa, boleh tidak Leo pinjam uang Papa Rp. 5.000,- saja?" tanya Leo dengan hati-hati sambil menundukkan kepalanya.
"Sudahlah Leo, nggak usah macam-macam, untuk apa minta uang malam-malam begini.
Kalau mau uang besok saja, Papa kan capek mau mandi dulu. Sekarang Leo tidur supaya besok tidak terlambat ke sekolah!"
"Tapi Pah.."
"Leooo !! Papa bilang tidur!"bentak Steven mengejutkan Leo.
Segera Leo beranjak menuju kamarnya. Setelah mandi Steven menengok kamar anaknya dan menjumpai Leo belum tidur. Leo sedang terisak pelan sambil memegangi sejumlah uang. Steven nampak menyesal dengan bentakannya.
Dipegangnyalah kepala Leo pelan dan berkata: "Maafkan Papa ya nak. Papa sayang sekali pada Leo." ditatapnya Leo anaknya dengan penuh kasih sambil ikut berbaring di sampingnya.
" Nah katakan pada Papa, untuk apa sih perlu uang malam-malam begini. Besok kan bisa, jangankan Rp. 5.000,-, lebih banyak dari itupun akan Papa kasih."
"Leo nggak minta uang Papa kok, Leo cuma mau pinjam. Nanti akan Leo kembalikan, kalau Leo udah menabung lagi dari uang jajan Leo."
"Iya, tapi untuk apa Leo?" tanya Steven dengan lembut.
"Leo udah menunggu Papa dari sore tadi, Leo nggak mau tidur sebelum ketemu Papa. Leo pingin ngajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang bahwa waktu papa berharga. Jadi Leo ingin beli waktu Papa."
"Lalu. " tanya Steven penuh perhatian dan kelihatan belum mengerti.
"Tadi Leo membuka tabungan, ada Rp 25.000,-. Tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 60.000,-, maka untuk setengah jam berarti Rp. 30.000,-. Uang tabungan Leo kurang Rp. 5.000,-. Maka Leo ingin pinjam pada Papa. Leo ingin membeli waktu Papa setengah jam saja, untuk menemani Leo main ular tangga. Leo rindu pada Papa." Kata Leo polos dengan masih menyisakan isakannya yang tertahan."
Steven terdiam, dan kehilangan kata-kata. Bocah kecil itu dipeluknya erat-erat, bocah kecil yang menyadarkan bahwa cinta bukan hanya sekedar ungkapan kata-kata belaka namun berupa ungkapan perhatian dan kepedulian.
"Kok belum tidur Leo?" sapa Steven sambil mencium anaknya. Biasanya Leo sudah tidur ketika Steven pulang dari kantor dan baru bangun menjelang Steven berangkat ke kantor keesokan harinya.
"Leo menunggu Papa pulang, Leo mau tanya, gaji Papa itu berapa sih Pa?"
kata Leo sambil membuntuti papanya.
"Ada apa nih kok tanya gaji papa segala?"
"Leo Cuma pingin tahu aja kok Pa ?
"Baiklah coba Leo hitung sendiri ya. Kerja papa sehari di gaji Rp 600.000,-, nah selama sebulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Nah berapa gaji papa sebulan?"
"Sehari Papa kerja berapa jam Pa?" tanya Leo lebih lanjut.
"Sehari papa kerja 10 jam Leo, nah hitung sana, Papa mau melepas sepatu dulu."
Leo berlari ke meja belajarnya dan sibuk mencoret-coret dalam kertasnya menghitung gaji papanya. Sementara Steven melepas sepatu dan meminum teh hangat buatan istri tercintanya.
"Kalau begitu, satu bulan Papa digaji Rp 15.000.000,-, ya Pah? Dan satu jam papa di gaji Rp. 60.000,-." Kata Leo setelah mencorat-coret sebentar dalam kertasnya sambil membuntuti Steven yang beranjak menuju kamarnya.
"Nah, pinter kamu Leo. Sekarang Leo cuci kaki lalu bobok." Perintah Steven, namun Leo masih saja membuntuti Steven sambil terus memandang papanya yang berganti pakaian .
"Pa, boleh tidak Leo pinjam uang Papa Rp. 5.000,- saja?" tanya Leo dengan hati-hati sambil menundukkan kepalanya.
"Sudahlah Leo, nggak usah macam-macam, untuk apa minta uang malam-malam begini.
Kalau mau uang besok saja, Papa kan capek mau mandi dulu. Sekarang Leo tidur supaya besok tidak terlambat ke sekolah!"
"Tapi Pah.."
"Leooo !! Papa bilang tidur!"bentak Steven mengejutkan Leo.
Segera Leo beranjak menuju kamarnya. Setelah mandi Steven menengok kamar anaknya dan menjumpai Leo belum tidur. Leo sedang terisak pelan sambil memegangi sejumlah uang. Steven nampak menyesal dengan bentakannya.
Dipegangnyalah kepala Leo pelan dan berkata: "Maafkan Papa ya nak. Papa sayang sekali pada Leo." ditatapnya Leo anaknya dengan penuh kasih sambil ikut berbaring di sampingnya.
" Nah katakan pada Papa, untuk apa sih perlu uang malam-malam begini. Besok kan bisa, jangankan Rp. 5.000,-, lebih banyak dari itupun akan Papa kasih."
"Leo nggak minta uang Papa kok, Leo cuma mau pinjam. Nanti akan Leo kembalikan, kalau Leo udah menabung lagi dari uang jajan Leo."
"Iya, tapi untuk apa Leo?" tanya Steven dengan lembut.
"Leo udah menunggu Papa dari sore tadi, Leo nggak mau tidur sebelum ketemu Papa. Leo pingin ngajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang bahwa waktu papa berharga. Jadi Leo ingin beli waktu Papa."
"Lalu. " tanya Steven penuh perhatian dan kelihatan belum mengerti.
"Tadi Leo membuka tabungan, ada Rp 25.000,-. Tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 60.000,-, maka untuk setengah jam berarti Rp. 30.000,-. Uang tabungan Leo kurang Rp. 5.000,-. Maka Leo ingin pinjam pada Papa. Leo ingin membeli waktu Papa setengah jam saja, untuk menemani Leo main ular tangga. Leo rindu pada Papa." Kata Leo polos dengan masih menyisakan isakannya yang tertahan."
Steven terdiam, dan kehilangan kata-kata. Bocah kecil itu dipeluknya erat-erat, bocah kecil yang menyadarkan bahwa cinta bukan hanya sekedar ungkapan kata-kata belaka namun berupa ungkapan perhatian dan kepedulian.
Siapakah Jesus....
Pernahkah anda bertemu dengan seorang yang tidak percaya kepada Yesus dan menganggap Yesus hanyalah orang biasa? Ada orang yang menganggap Yesus manusia biasa yang tidak lebih baik dan lebih besar daripada orang besar lainnya yang pernah dicatat dalam sejarah.
Bahkan, ada pula yang mengklaim bahwa mereka juga bisa melakukan seperti apa yang pernah Yesus lakukan. Untuk mereka y...ang berpikir bahwa mereka juga bisa melakukan semua yang pernah Yesus lakukan, beberapa daftar perbuatan Yesus yang pernah dilakukanNya ini mungkin bisa menjadi patokan awal:
1. Memberi makan 5000 orang tamu yang tak terduga, dan kemudian masih menyisakan banyak sekali makanan yang bahkan jauh lebih banyak daripada yang disediakan pada awalnya.
2. Membuat angin ribut dan badai tunduk pada perintahmu, sehingga angin dan gelombang menjadi reda.
3. Dianggap menjadi ancaman bagi sebagian orang, sehingga mereka menuntut engkau dihukum mati. (Engkau harus bisa melakukannya hanya dengan apa yang engkau ucapkan, tanpa demonstrasi, kekacauan, bakar-membakar, atau jenis
kekerasan apapun).
4. Bangkit pada hari ketiga setelah dihukum mati dan dinyatakan sudah benar-benar mati.
Ini baru hal-hal sederhana yang telah Yesus lakukan. Sekarang, mari kita lihat syarat-syarat lain yang jauh lebih sulit (perlu anda ketahui bahwa anda tidak perlu mempercayai Alkitab untuk mengetahui bahwa Yesus telah melakukan semua hal ini). Selama lebih dari 2000 tahun setelah kematianmu (dan juga kebangkitanmu), engkau harus melakukan hal-hal ini:
1. Setiap minggu, jutaan orang berkumpul di ribuan tempat dengan satu tujuan yaitu untuk menceritakan kembali betapa baiknya engkau.
2. Ribuan rumah sakit dan sekolah harus dibangun dan dioperasikan oleh karena namamu.
3. Kalender, yang digunakan di hampir seluruh dunia, harus dimulai sesuai dengan saat engkau dilahirkan.
4. Banyak orang harus tetap merasa bahwa cukup pantas mereka menghabiskan waktu hanya untuk membuktikan bahwa engkau adalah seorang pendusta (sementara jika engkau benar-benar pendusta, maka engkau akan segera dilupakan
orang).
5. Hidupmu haruslah menjadi standar kebaikan termulia bagi sebagian besar penduduk dunia, bahkan bagi banyak orang yang mengklaim bahwa mereka tidak punya hubungan apapun dengan aliran yang engkau dirikan untuk dan memuja dan
melayanimu.
6. Yang paling penting dari semuanya adalah engkau hanya punya waktu 3,5 tahun untuk melakukan semua yang telah disebutkan di atas.
Kalaupun ada yang sanggup melakukannya, saya tetap memilih Yesus sebagai Tuhan. Karena dia telah menyelamatkanku.
Terpujilah KRISTUS
Ave Maria !!!
Bahkan, ada pula yang mengklaim bahwa mereka juga bisa melakukan seperti apa yang pernah Yesus lakukan. Untuk mereka y...ang berpikir bahwa mereka juga bisa melakukan semua yang pernah Yesus lakukan, beberapa daftar perbuatan Yesus yang pernah dilakukanNya ini mungkin bisa menjadi patokan awal:
1. Memberi makan 5000 orang tamu yang tak terduga, dan kemudian masih menyisakan banyak sekali makanan yang bahkan jauh lebih banyak daripada yang disediakan pada awalnya.
2. Membuat angin ribut dan badai tunduk pada perintahmu, sehingga angin dan gelombang menjadi reda.
3. Dianggap menjadi ancaman bagi sebagian orang, sehingga mereka menuntut engkau dihukum mati. (Engkau harus bisa melakukannya hanya dengan apa yang engkau ucapkan, tanpa demonstrasi, kekacauan, bakar-membakar, atau jenis
kekerasan apapun).
4. Bangkit pada hari ketiga setelah dihukum mati dan dinyatakan sudah benar-benar mati.
Ini baru hal-hal sederhana yang telah Yesus lakukan. Sekarang, mari kita lihat syarat-syarat lain yang jauh lebih sulit (perlu anda ketahui bahwa anda tidak perlu mempercayai Alkitab untuk mengetahui bahwa Yesus telah melakukan semua hal ini). Selama lebih dari 2000 tahun setelah kematianmu (dan juga kebangkitanmu), engkau harus melakukan hal-hal ini:
1. Setiap minggu, jutaan orang berkumpul di ribuan tempat dengan satu tujuan yaitu untuk menceritakan kembali betapa baiknya engkau.
2. Ribuan rumah sakit dan sekolah harus dibangun dan dioperasikan oleh karena namamu.
3. Kalender, yang digunakan di hampir seluruh dunia, harus dimulai sesuai dengan saat engkau dilahirkan.
4. Banyak orang harus tetap merasa bahwa cukup pantas mereka menghabiskan waktu hanya untuk membuktikan bahwa engkau adalah seorang pendusta (sementara jika engkau benar-benar pendusta, maka engkau akan segera dilupakan
orang).
5. Hidupmu haruslah menjadi standar kebaikan termulia bagi sebagian besar penduduk dunia, bahkan bagi banyak orang yang mengklaim bahwa mereka tidak punya hubungan apapun dengan aliran yang engkau dirikan untuk dan memuja dan
melayanimu.
6. Yang paling penting dari semuanya adalah engkau hanya punya waktu 3,5 tahun untuk melakukan semua yang telah disebutkan di atas.
Kalaupun ada yang sanggup melakukannya, saya tetap memilih Yesus sebagai Tuhan. Karena dia telah menyelamatkanku.
Terpujilah KRISTUS
Ave Maria !!!
Monday, October 10, 2011
Berdoa di suatu malam yang hening.....
Bapa di surga
Ya?....
Jangan menyela. Aku sedang berdoa.
Tapi kamu memanggil-Ku.
Memanggil-Mu?
Aku tidak memanggil-Mu. Aku sedang berdoa.
Bapa di surga
Nah, ya'kan, kamu melakukannya lagi.
Melakukan apa?
Memanggil-Ku. Kamu bilang, "Bapa di surga. Aku di sini. Apa yang ada dalam benakmu?
Lho, aku tidak bermaksud apa-apa, kok. Aku ini'kan cuma sekedar mengucapkan doa malamku. Aku selalu berdoa sebelum tidur. Itu merupakan kewajibanku.
Oh, baiklah. Teruskan.
Aku mengucap syukur atas segala berkat-Mu.
Sebentar. Berapa besar rasa syukurmu?
Apa?
Berapa besar rasa syukurmu atas segala berkat-Ku?
Aku tidak tahu. Aku tidak peduli. Bukankah itu memang bagian dari doa? Begitulah mereka mengajarku berdoa.
Oh, baiklah. Teruskan
Teruskan?
Ya, teruskan doamu.
Oh, ya. Berkatilah mereka yang sakit, yang miskin dan yang menderita
Apakah kamu bersungguh-sungguh?
Ya, tentu saja.
Apa yang telah kamu lakukan untuk itu?
Lakukan? Siapa, aku? Tidak ada, kurasa. Aku hanya berpikir bahwa semua akan menjadi baik jika Engkau yang berkuasa atas segala sesuatu di sini seperti Engkau berkuasa di atas sana, jadi manusia tidak perlu lagi menderita.
Apakah Aku berkuasa atasmu?
Hmmm, aku pergi ke gereja, aku memberi kolekte, aku tidak...
Bukan itu yang Aku minta. Bagaimana dengan tingkah lakumu? Teman-temanmu dan juga keluargamu menderita karena ulahmu. Juga caramu memboroskan uang semuanya hanya untuk kepentingan dirimu sendiri saja. Dan bagaimana dengan buku-buku yang kamu baca?
Berhentilah mencelaku. Aku ini sama baiknya dengan orang-orang lain yang pergi ke gereja setiap hari Minggu.
Ah, maaf. Aku pikir engkau meminta-Ku untuk memberkati mereka yang berkekurangan. Agar hal itu terjadi, Aku perlu bantuan dari mereka yang memintanya, seperti kamu misalnya.
Tolong, Bapa. Aku perlu menyelesaikan doaku. Ini sudah jauh lebih lama dari biasanya.
Berkatilah para misionarismu agar mereka dapat menolong orang-orang yang menderita.
Maksudmu orang-orang seperti Dion?
Dion?
Ya, anak yang tinggal di ujung jalan itu.
Dion, tapi dia itu suka merokok dan mabuk-mabukan, dan tidak pernah pergi ke gereja.
Pernahkah kamu melihat ke dalam hatinya?
Tentu saja tidak. Bagaimana mungkin
Aku melihatnya. Hatinya adalah salah satu dari hati yang paling pedih dan menderita.
Baiklah, kiranya Engkau mengutus misionaris-Mu ke sana, ya Tuhan.
Bukankah kamu yang harus menjadi misionaris-Ku, utusan-Ku? Aku rasa Aku telah menyatakannya dengan amat jelas dalam setiap Misa.
Hei, sebentar. Apa-apaan ini. Apakah ini hari "Pengkritikan- ku"? Aku ini sedang melakukan kewajibanku, melaksanakan perintah-Mu untuk berdoa. Dan tiba-tiba saja Engkau menyerobot masuk dan mulai membeberkan semua kesalahanku.
Ah, kamu memanggil-Ku. Jadi, Aku di sini. Teruskan doamu. Aku tertarik dengan bagian selanjutnya. Kamu belum mengubah susunan doamu'kan? Ayo...
Aku tidak mau.
Kenapa tidak mau?
Aku tahu apa yang akan Engkau katakan.
Ayo, coba dan lihatlah.
Ampunilah segala dosaku dan bantulah aku untuk mengampuni sesamaku.
Bagaimana dengan Billy?
Nah, betul'kan. Sudah kuduga. Aku tahu Engkau akan mengungkit-ungkit masalah itu. Dengar Tuhan , ia berbohong tentang aku sehingga aku dikucilkan. Semua temanku menyangka bahwa aku ini seorang pembohong besar, padahal aku tidak melakukan apa-apa. Lihat saja, akan kubalas dia!
Tetapi, doamu? Bagaimana dengan doamu?
Aku tidak bersungguh-sungguh.
Baiklah, setidak-tidaknya kamu berkata jujur. Aku pikir kamu memang senang membawa dendammu itu kemana-mana, ya'kan?
Tidak, aku tidak suka. Tetapi aku akan segera merasa puas begitu dendamku itu terbalaskan.
Kamu mau tahu suatu rahasia?
Rahasia apa?
Kamu tidak akan merasa puas, malahan akan semakin parah. Dengarkan Aku, kamu mengampuni Billy dan Aku akan mengampunimu.
Tapi Tuhan, aku tidak dapat mengampuni Billy.
Kalau begitu, Aku juga tidak dapat mengampunimu.
Sungguh, apa pun yang terjadi?
Sungguh, apa pun yang terjadi.
Ah, kamu belum selesai dengan doamu. Teruskanlah.
Oh, ya Bantulah aku untuk menguasai diriku dan jauhkanlah aku dari pencobaan.
Bagus, bagus. Aku akan melakukannya. Tetapi kamu sendiri, jauhilah tempat-tempat di mana kamu dapat dengan mudah dicobai.
Apa maksud-Mu, Tuhan...
Berhentilah berkeliaran di rak-rak majalah dan menghabiskan waktumu disana . Sebagian dari yang ditawarkan di sana , cepat atau lambat akan mempengaruhimu. Tiba-tiba saja kamu akan sudah terjerumus dalam hal-hal yang mengerikan Edan jika itu terjadi, jangan memperalat-Ku sebagai pintu
keluar darurat.
Pintu keluar darurat? Aku tidak mengerti.
Tentu kamu mengerti. Kamu telah melakukannya berulang kali kamu terjerumus dalam situasi gawat, kemudian kamu datang kepada-Ku. "Tuhan, bantulah aku untuk keluar dari masalah ini dan aku berjanji tidak akan melakukannya lagi. Sungguh mengherankan, kekhusukan dan kesungguhan doamu meningkat drastis apabila kamu ditimpa masalah. Ingatkah kamu sebagian dari tawar-menawar yang kamu coba lakukan dengan-Ku?
Hmmm, aku tidak.Oh ya, ketika guruku memergokiku menonton film tentang .....
Astaga! Ingatkah kamu bagaimana kamu berdoa? "Ya Tuhan. Jangan biarkan dia melaporkannya pada ibuku. Aku berjanji mulai sekarang tidak akan lagi menonton film tujuh belas tahun ke atas. Dia tidak melaporkannya kepada ibumu, tetapi kamu tidak menepati janjimu, ya'kan?
Tuhan, aku melanggar janjiku. Aku sungguh menyesal.
Baik, lanjutkan doamu.
Sebentar, Bapa. Aku ingin bertanya sesuatu kepada-Mu. Apakah Engkau selalu mendengarkan doa-doaku?
Ya, setiap kata; setiap saat.
Kalau begitu, mengapa Engkau tidak pernah menjawabku sebelumnya?
Berapa banyakkah kesempatan yang kamu berikan pada-Ku? Tidak ada cukup waktu antara kata "Amin-mu dan kepalamu menumbuk bantal. Bagaimana Aku dapat menjawabmu?
Engkau dapat, jika saja Engkau sungguh menghendakinya.
Tidak. Aku dapat hanya jika "kamu sungguh menghendakinya.
Anak-Ku, Aku selalu rindu untuk berbicara denganmu.
Bapa, maafkan aku. Maukah Engkau mengampuniku?
Sudah kuampuni. Dan terima kasih, sudah mengijinkan Aku menginterupsimu.
Kadang-kadang Aku begitu rindu untuk dapat berbicara denganmu.
Selamat malam. Aku mengasihimu.
Selamat malam, Bapa. Aku mengasihi-Mu juga.
Ya?....
Jangan menyela. Aku sedang berdoa.
Tapi kamu memanggil-Ku.
Memanggil-Mu?
Aku tidak memanggil-Mu. Aku sedang berdoa.
Bapa di surga
Nah, ya'kan, kamu melakukannya lagi.
Melakukan apa?
Memanggil-Ku. Kamu bilang, "Bapa di surga. Aku di sini. Apa yang ada dalam benakmu?
Lho, aku tidak bermaksud apa-apa, kok. Aku ini'kan cuma sekedar mengucapkan doa malamku. Aku selalu berdoa sebelum tidur. Itu merupakan kewajibanku.
Oh, baiklah. Teruskan.
Aku mengucap syukur atas segala berkat-Mu.
Sebentar. Berapa besar rasa syukurmu?
Apa?
Berapa besar rasa syukurmu atas segala berkat-Ku?
Aku tidak tahu. Aku tidak peduli. Bukankah itu memang bagian dari doa? Begitulah mereka mengajarku berdoa.
Oh, baiklah. Teruskan
Teruskan?
Ya, teruskan doamu.
Oh, ya. Berkatilah mereka yang sakit, yang miskin dan yang menderita
Apakah kamu bersungguh-sungguh?
Ya, tentu saja.
Apa yang telah kamu lakukan untuk itu?
Lakukan? Siapa, aku? Tidak ada, kurasa. Aku hanya berpikir bahwa semua akan menjadi baik jika Engkau yang berkuasa atas segala sesuatu di sini seperti Engkau berkuasa di atas sana, jadi manusia tidak perlu lagi menderita.
Apakah Aku berkuasa atasmu?
Hmmm, aku pergi ke gereja, aku memberi kolekte, aku tidak...
Bukan itu yang Aku minta. Bagaimana dengan tingkah lakumu? Teman-temanmu dan juga keluargamu menderita karena ulahmu. Juga caramu memboroskan uang semuanya hanya untuk kepentingan dirimu sendiri saja. Dan bagaimana dengan buku-buku yang kamu baca?
Berhentilah mencelaku. Aku ini sama baiknya dengan orang-orang lain yang pergi ke gereja setiap hari Minggu.
Ah, maaf. Aku pikir engkau meminta-Ku untuk memberkati mereka yang berkekurangan. Agar hal itu terjadi, Aku perlu bantuan dari mereka yang memintanya, seperti kamu misalnya.
Tolong, Bapa. Aku perlu menyelesaikan doaku. Ini sudah jauh lebih lama dari biasanya.
Berkatilah para misionarismu agar mereka dapat menolong orang-orang yang menderita.
Maksudmu orang-orang seperti Dion?
Dion?
Ya, anak yang tinggal di ujung jalan itu.
Dion, tapi dia itu suka merokok dan mabuk-mabukan, dan tidak pernah pergi ke gereja.
Pernahkah kamu melihat ke dalam hatinya?
Tentu saja tidak. Bagaimana mungkin
Aku melihatnya. Hatinya adalah salah satu dari hati yang paling pedih dan menderita.
Baiklah, kiranya Engkau mengutus misionaris-Mu ke sana, ya Tuhan.
Bukankah kamu yang harus menjadi misionaris-Ku, utusan-Ku? Aku rasa Aku telah menyatakannya dengan amat jelas dalam setiap Misa.
Hei, sebentar. Apa-apaan ini. Apakah ini hari "Pengkritikan- ku"? Aku ini sedang melakukan kewajibanku, melaksanakan perintah-Mu untuk berdoa. Dan tiba-tiba saja Engkau menyerobot masuk dan mulai membeberkan semua kesalahanku.
Ah, kamu memanggil-Ku. Jadi, Aku di sini. Teruskan doamu. Aku tertarik dengan bagian selanjutnya. Kamu belum mengubah susunan doamu'kan? Ayo...
Aku tidak mau.
Kenapa tidak mau?
Aku tahu apa yang akan Engkau katakan.
Ayo, coba dan lihatlah.
Ampunilah segala dosaku dan bantulah aku untuk mengampuni sesamaku.
Bagaimana dengan Billy?
Nah, betul'kan. Sudah kuduga. Aku tahu Engkau akan mengungkit-ungkit masalah itu. Dengar Tuhan , ia berbohong tentang aku sehingga aku dikucilkan. Semua temanku menyangka bahwa aku ini seorang pembohong besar, padahal aku tidak melakukan apa-apa. Lihat saja, akan kubalas dia!
Tetapi, doamu? Bagaimana dengan doamu?
Aku tidak bersungguh-sungguh.
Baiklah, setidak-tidaknya kamu berkata jujur. Aku pikir kamu memang senang membawa dendammu itu kemana-mana, ya'kan?
Tidak, aku tidak suka. Tetapi aku akan segera merasa puas begitu dendamku itu terbalaskan.
Kamu mau tahu suatu rahasia?
Rahasia apa?
Kamu tidak akan merasa puas, malahan akan semakin parah. Dengarkan Aku, kamu mengampuni Billy dan Aku akan mengampunimu.
Tapi Tuhan, aku tidak dapat mengampuni Billy.
Kalau begitu, Aku juga tidak dapat mengampunimu.
Sungguh, apa pun yang terjadi?
Sungguh, apa pun yang terjadi.
Ah, kamu belum selesai dengan doamu. Teruskanlah.
Oh, ya Bantulah aku untuk menguasai diriku dan jauhkanlah aku dari pencobaan.
Bagus, bagus. Aku akan melakukannya. Tetapi kamu sendiri, jauhilah tempat-tempat di mana kamu dapat dengan mudah dicobai.
Apa maksud-Mu, Tuhan...
Berhentilah berkeliaran di rak-rak majalah dan menghabiskan waktumu disana . Sebagian dari yang ditawarkan di sana , cepat atau lambat akan mempengaruhimu. Tiba-tiba saja kamu akan sudah terjerumus dalam hal-hal yang mengerikan Edan jika itu terjadi, jangan memperalat-Ku sebagai pintu
keluar darurat.
Pintu keluar darurat? Aku tidak mengerti.
Tentu kamu mengerti. Kamu telah melakukannya berulang kali kamu terjerumus dalam situasi gawat, kemudian kamu datang kepada-Ku. "Tuhan, bantulah aku untuk keluar dari masalah ini dan aku berjanji tidak akan melakukannya lagi. Sungguh mengherankan, kekhusukan dan kesungguhan doamu meningkat drastis apabila kamu ditimpa masalah. Ingatkah kamu sebagian dari tawar-menawar yang kamu coba lakukan dengan-Ku?
Hmmm, aku tidak.Oh ya, ketika guruku memergokiku menonton film tentang .....
Astaga! Ingatkah kamu bagaimana kamu berdoa? "Ya Tuhan. Jangan biarkan dia melaporkannya pada ibuku. Aku berjanji mulai sekarang tidak akan lagi menonton film tujuh belas tahun ke atas. Dia tidak melaporkannya kepada ibumu, tetapi kamu tidak menepati janjimu, ya'kan?
Tuhan, aku melanggar janjiku. Aku sungguh menyesal.
Baik, lanjutkan doamu.
Sebentar, Bapa. Aku ingin bertanya sesuatu kepada-Mu. Apakah Engkau selalu mendengarkan doa-doaku?
Ya, setiap kata; setiap saat.
Kalau begitu, mengapa Engkau tidak pernah menjawabku sebelumnya?
Berapa banyakkah kesempatan yang kamu berikan pada-Ku? Tidak ada cukup waktu antara kata "Amin-mu dan kepalamu menumbuk bantal. Bagaimana Aku dapat menjawabmu?
Engkau dapat, jika saja Engkau sungguh menghendakinya.
Tidak. Aku dapat hanya jika "kamu sungguh menghendakinya.
Anak-Ku, Aku selalu rindu untuk berbicara denganmu.
Bapa, maafkan aku. Maukah Engkau mengampuniku?
Sudah kuampuni. Dan terima kasih, sudah mengijinkan Aku menginterupsimu.
Kadang-kadang Aku begitu rindu untuk dapat berbicara denganmu.
Selamat malam. Aku mengasihimu.
Selamat malam, Bapa. Aku mengasihi-Mu juga.
Tolong Jangan Bangunkan dia.....
Ada seorang gadis kecil berdiri di pinggir keramaian selagi ayahnya memberikan suatu kesaksian tentang apa yang telah diperbuat Tuhan Yesus dalam hidupnya. Dia menyaksikan bagaimana Tuhan telah menyelamatkan dia dan menarik dia dari gaya hidupnya sebagai seorang pemabuk.
Pada hari itu ada seorang sinis yang berdiri di antara kerumunan tersebut yang tidak tahan la...gi mendengar segala omong kosong tentang agama tersebut. Dia berteriak, "Kenapa anda tidak duduk dan diam saja, orang tua. Anda hanyalah bermimpi."
Tak beberapa lama, orang skeptik ini merasa ada tarikan di lengan jaketnya. Dia menoleh ke bawah dan ternyata itu adalah gadis kecil ini. Anak itu menatapnya lekat-lekat dan berkata, "Tuan, itu adalah ayah saya yang anda bicarakan. Anda mengatakan ayah saya seorang pemimpi? Biar saya ceritakan kepada anda tentang ayah saya.
"Ayah saya dulu seorang pemabuk dan malam-malam pulang ke rumah, dan memukuli ibu saya. Ibu menangis sepanjang malam. Dan Tuan, kami tidak memiliki pakaian-pakaian bagus untuk dipakai karena ayah saya membelanjakan seluruh uangnya untuk whiski. Kadang-kadang saya bahkan tidak memiliki sepatu untuk dikenakan ke sekolah. Tapi lihatlah sepatu dan baju ini! Ayah saya mempunyai pekerjaan yang baik sekarang!".
Lalu sambil menunjuk ke suatu arah, dia mengatakan, "Apakah anda melihat seorang wanita yang sedang tersenyum di sana? Itu adalah ibu saya. Dia tidak menangis sepanjang malam lagi sekarang. Sekarang dia menyanyi."
Kemudian Anak itu berkata, "Yesus telah merubah ayah saya. Yesus telah merubah rumah kami. Tuan, jika ayah saya sedang bermimpi, tolong jangan bangunkan dia!"
Pada hari itu ada seorang sinis yang berdiri di antara kerumunan tersebut yang tidak tahan la...gi mendengar segala omong kosong tentang agama tersebut. Dia berteriak, "Kenapa anda tidak duduk dan diam saja, orang tua. Anda hanyalah bermimpi."
Tak beberapa lama, orang skeptik ini merasa ada tarikan di lengan jaketnya. Dia menoleh ke bawah dan ternyata itu adalah gadis kecil ini. Anak itu menatapnya lekat-lekat dan berkata, "Tuan, itu adalah ayah saya yang anda bicarakan. Anda mengatakan ayah saya seorang pemimpi? Biar saya ceritakan kepada anda tentang ayah saya.
"Ayah saya dulu seorang pemabuk dan malam-malam pulang ke rumah, dan memukuli ibu saya. Ibu menangis sepanjang malam. Dan Tuan, kami tidak memiliki pakaian-pakaian bagus untuk dipakai karena ayah saya membelanjakan seluruh uangnya untuk whiski. Kadang-kadang saya bahkan tidak memiliki sepatu untuk dikenakan ke sekolah. Tapi lihatlah sepatu dan baju ini! Ayah saya mempunyai pekerjaan yang baik sekarang!".
Lalu sambil menunjuk ke suatu arah, dia mengatakan, "Apakah anda melihat seorang wanita yang sedang tersenyum di sana? Itu adalah ibu saya. Dia tidak menangis sepanjang malam lagi sekarang. Sekarang dia menyanyi."
Kemudian Anak itu berkata, "Yesus telah merubah ayah saya. Yesus telah merubah rumah kami. Tuan, jika ayah saya sedang bermimpi, tolong jangan bangunkan dia!"
Nama Bayi itu Anne..
Ada pasangan suami isteri yang sudah hidup beberapa lama tetapi belum mepunyai keturunan. Sejak sekitar 10 tahun, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang aborsi, karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi.
Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada fam...ili, teman dan sahabat, dan lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut bersukacita dengan mereka.
Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi laki-laki dan perempuan. Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Dan kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki-laki. Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki-lakinya.
Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depresi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya (membunuh bayi tsb), tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki-lakinya.
"Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur nyenyak," kata sang ibu di sela tangisannya. Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut, dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan.
Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencana-Nya di balik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah. Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini. Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka.
Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian. Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, di mana bayi mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka. Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain?
Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne. Mereka terus bersujud kepada Tuhan. Pada mulanya, mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencana-Nya sendiri.
Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne , mereka akan mendonorkan organnya.
Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi. Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, di mana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yg akan terjadi.
Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya.
Tidak ada kata-kata di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat (dengan tidak mengaborsi Anne), mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja. Sungguh tidak ada kata yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut. Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka.
Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne. Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam.
Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ. Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tersebut bahwa donor berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian. Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan. Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam, tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya.
Hal terpenting yang dapat kita renungkan dari kisah ini, tidaklah penting berapa lama kita hidup, satu hari ataupun bahkan seratus tahun. Hal yang benar-benar penting adalah apa yang kita telah kita lakukan selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain dan bagi Kemuliaan Tuhan.
Ave Maria !!!
Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada fam...ili, teman dan sahabat, dan lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut bersukacita dengan mereka.
Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi laki-laki dan perempuan. Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Dan kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki-laki. Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki-lakinya.
Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depresi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya (membunuh bayi tsb), tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki-lakinya.
"Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur nyenyak," kata sang ibu di sela tangisannya. Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut, dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan.
Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencana-Nya di balik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah. Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini. Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka.
Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian. Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, di mana bayi mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka. Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain?
Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne. Mereka terus bersujud kepada Tuhan. Pada mulanya, mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencana-Nya sendiri.
Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne , mereka akan mendonorkan organnya.
Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi. Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, di mana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yg akan terjadi.
Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya.
Tidak ada kata-kata di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat (dengan tidak mengaborsi Anne), mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja. Sungguh tidak ada kata yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut. Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka.
Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne. Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam.
Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ. Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tersebut bahwa donor berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian. Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan. Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam, tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya.
Hal terpenting yang dapat kita renungkan dari kisah ini, tidaklah penting berapa lama kita hidup, satu hari ataupun bahkan seratus tahun. Hal yang benar-benar penting adalah apa yang kita telah kita lakukan selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain dan bagi Kemuliaan Tuhan.
Ave Maria !!!
Pernah Anda merasa Tuhan tidak menjawab doa Anda?
Pernah Anda merasa Tuhan tidak menjawab doa Anda?
Anda telah berdoa sungguh-sungguh, bepuasa, dan menjaga hati agar Tuhan menyelesaikan masalah Anda, tapi apa yang Anda harapkan tidak terjadi, bahkan sebaliknya yang tidak diharapkan yang terjadi dalam kehidupan Anda.
Ada seseorang yang berdoa agar pernikahannya dipulihkan, dia berdoa sungguh-sungguh, tapi yang terjadi kehidupan pernikahannya ber...tambah buruk bahkan berakhir perceraiaan.
Atau Anda sedang mengalami masa kritis berpacaran, dan berdoa berharap hubungan Anda dan kekasih dipulihkan. Tapi yang terjadi Anda malah ditinggalkan.
Anda memohon agar perusahaan Anda diberkati, tapi justru Anda bangkrut dan perusahaan Anda ditutup.
Anda seolah berkata “Kenapa kau lakukan hal ini dalam hidupku Tuhan? Bukankah aku telah berdoa, memohon dan meminta kepada-Mu? Mengapa justru hal buruk yang terjadi dalam hidupku?”
Satu hal, pada saat Anda mengalami masa-masa sulit, Anda akan menjadi orang yang lebih bijak dalam menyikapi masalah. Yang paling penting adalah Anda harus melanjutkan hidup Anda, dan melepaskan rasa sakit dimasa lalu. Jangan terlalu meratapi masa lalu Anda, sehingga Anda tidak melihat terdapat kesempatan-kesempatan emas lainnya yang menghampiri Anda. Jika sebuah pintu tertutup dan Anda terus-menerus melihat pintu tersebut, maka Anda tidak akan menyadari ada pintu-pintu lain yang sedang dibukakan bagi Anda.
Dan pada saat Anda menjalani hidup dengan sebaik-baiknya dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan, hal-hal baik lainnya akan Tuhan datangkan tepat pada waktunya.
Anda dapat membaca kisah Raja Daud di Alkitab, ketika bayi Daud sakit dan hampr mati, Daud berdoa siang dan malam, tidak mau makan dan minum, tidak mandi dan bercukur, tidak menghadiri pertemuan apapun. Daud tidak melakukan apa-apa selain berdoa memohon kepada Tuhan agar anaknya disembuhkan. Tapi apa yang terjadi? Anaknya tetap mati.
Anda mungkin berpikir setelah mengetahui anaknya mati, Daud akan kecewa dan pahit hati kepada Tuhan. Tapi yang dilakukan Daud ketika mengetahui anaknya mati, dia justru langsung mencuci wajahnya dan mengenakan pakaian baru dan melanjutkan kehidupannya.
Jadi ketika hal-hal terjadi diluar keinginan Anda, jangan menjadi pahit hati, jangan mempertanyakan Tuhan. Belajarlah seperti yang dilakukan Daud, cuci wajah Anda dan lanjutkan kehidupan Anda. Bersiaplah untuk hal-hal baru yang telah Tuhan siapkan untuk Anda.
Ave Maria !!!
Anda telah berdoa sungguh-sungguh, bepuasa, dan menjaga hati agar Tuhan menyelesaikan masalah Anda, tapi apa yang Anda harapkan tidak terjadi, bahkan sebaliknya yang tidak diharapkan yang terjadi dalam kehidupan Anda.
Ada seseorang yang berdoa agar pernikahannya dipulihkan, dia berdoa sungguh-sungguh, tapi yang terjadi kehidupan pernikahannya ber...tambah buruk bahkan berakhir perceraiaan.
Atau Anda sedang mengalami masa kritis berpacaran, dan berdoa berharap hubungan Anda dan kekasih dipulihkan. Tapi yang terjadi Anda malah ditinggalkan.
Anda memohon agar perusahaan Anda diberkati, tapi justru Anda bangkrut dan perusahaan Anda ditutup.
Anda seolah berkata “Kenapa kau lakukan hal ini dalam hidupku Tuhan? Bukankah aku telah berdoa, memohon dan meminta kepada-Mu? Mengapa justru hal buruk yang terjadi dalam hidupku?”
Satu hal, pada saat Anda mengalami masa-masa sulit, Anda akan menjadi orang yang lebih bijak dalam menyikapi masalah. Yang paling penting adalah Anda harus melanjutkan hidup Anda, dan melepaskan rasa sakit dimasa lalu. Jangan terlalu meratapi masa lalu Anda, sehingga Anda tidak melihat terdapat kesempatan-kesempatan emas lainnya yang menghampiri Anda. Jika sebuah pintu tertutup dan Anda terus-menerus melihat pintu tersebut, maka Anda tidak akan menyadari ada pintu-pintu lain yang sedang dibukakan bagi Anda.
Dan pada saat Anda menjalani hidup dengan sebaik-baiknya dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan, hal-hal baik lainnya akan Tuhan datangkan tepat pada waktunya.
Anda dapat membaca kisah Raja Daud di Alkitab, ketika bayi Daud sakit dan hampr mati, Daud berdoa siang dan malam, tidak mau makan dan minum, tidak mandi dan bercukur, tidak menghadiri pertemuan apapun. Daud tidak melakukan apa-apa selain berdoa memohon kepada Tuhan agar anaknya disembuhkan. Tapi apa yang terjadi? Anaknya tetap mati.
Anda mungkin berpikir setelah mengetahui anaknya mati, Daud akan kecewa dan pahit hati kepada Tuhan. Tapi yang dilakukan Daud ketika mengetahui anaknya mati, dia justru langsung mencuci wajahnya dan mengenakan pakaian baru dan melanjutkan kehidupannya.
Jadi ketika hal-hal terjadi diluar keinginan Anda, jangan menjadi pahit hati, jangan mempertanyakan Tuhan. Belajarlah seperti yang dilakukan Daud, cuci wajah Anda dan lanjutkan kehidupan Anda. Bersiaplah untuk hal-hal baru yang telah Tuhan siapkan untuk Anda.
Ave Maria !!!
Dua Kotak
Ada ditanganku dua buah kotak yang telah Tuhan berikan padaku untuk dijaga. Kata-Nya, " Masukkan semua penderitaanmu kedalam kotak yang berwarna hitam. Dan masukkan semua kebahagiaanmu kedalam kotak yang berwarna emas. "
Aku melakukan apa yang Tuhan katakan. Setiap kali mengalami kesedihan maka aku letakkan ia kedalam kotak hitam. Sebaliknya ketika bergembira maka aku letakkan kegembiraanku dalam... kotak yang berwarna emas.
Tapi anehnya, semakin hari kotak berwarna emas semakin bertambah berat, sedangkan kotak berwarna hitam tetap saja ringan seperti semula. Dengan penuh rasa penasaran, aku membuka kotak berwarna hitam. Kini aku tahu jawabannya. Aku melihat ada lubang besar di dasar kotak berwarna hitam itu, sehingga semua penderitaan yang aku masukkan kesana selalu jatuh keluar.
Aku tunjukkan lubang itu pada Tuhan dan bertanya, " Kemanakah perginya semua penderitaanku? " Tuhan tersenyum hangat padaku. " Anakku, semua penderitaanmu berada padaku.."
Aku bertanya kembali, " Tuhan, mengapa Engkau memberikan dua buah kotak, kotak emas
dan kotak hitam yang berlubang ?"
" Anakku, kotak emas Kuberikan agar kau senantiasa menghitung rahmat yang Aku berikan
padamu, sedangkan kotak hitam Kuberikan agar kau melupakan penderitaanmu. "
Ingat-ingatlah semua kebahagiaanmu agar kau senantiasa merasakan kebahagiaan.
Campakkanlah penderitaanmu agar kau melupakannya....
Ave Maria !!!
Aku melakukan apa yang Tuhan katakan. Setiap kali mengalami kesedihan maka aku letakkan ia kedalam kotak hitam. Sebaliknya ketika bergembira maka aku letakkan kegembiraanku dalam... kotak yang berwarna emas.
Tapi anehnya, semakin hari kotak berwarna emas semakin bertambah berat, sedangkan kotak berwarna hitam tetap saja ringan seperti semula. Dengan penuh rasa penasaran, aku membuka kotak berwarna hitam. Kini aku tahu jawabannya. Aku melihat ada lubang besar di dasar kotak berwarna hitam itu, sehingga semua penderitaan yang aku masukkan kesana selalu jatuh keluar.
Aku tunjukkan lubang itu pada Tuhan dan bertanya, " Kemanakah perginya semua penderitaanku? " Tuhan tersenyum hangat padaku. " Anakku, semua penderitaanmu berada padaku.."
Aku bertanya kembali, " Tuhan, mengapa Engkau memberikan dua buah kotak, kotak emas
dan kotak hitam yang berlubang ?"
" Anakku, kotak emas Kuberikan agar kau senantiasa menghitung rahmat yang Aku berikan
padamu, sedangkan kotak hitam Kuberikan agar kau melupakan penderitaanmu. "
Ingat-ingatlah semua kebahagiaanmu agar kau senantiasa merasakan kebahagiaan.
Campakkanlah penderitaanmu agar kau melupakannya....
Ave Maria !!!
Tuesday, October 4, 2011
Kisah seekor Rajawali
Tahukah Anda bahwa burung rajawali adalah burung yang paling panjang usianya?
Seekor burung rajawali bisa mencapai umur hingga 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur tersebut adalah sebuah pilihan bagi seekor rajawali, apakah dia ingin hidup sampai 70 tahun atau hanya sampai 40 tahun.
Ketika burung rajawali mencapai umur 40 tahun, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun lagi, dia harus melewati... transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Dan pada saat inilah seekor rajawali harus menentukan pilihan untuk melewati transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.
Pada umur 40 tahun paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya sehingga ia akan kesulitan memakan. Dan cakar-cakarnya juga sudah tidak tajam. Selain itu bulu pada sayapnya sudah sangat tebal sehingga ia sulit untuk dapat terbang tinggi.
Bila seekor rajawali memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus terbang mencari pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut. Kemudian dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas. Setelah beberapa lama paruh baru nya akan muncul, dan dengan menggunakan paruhnya yang baru itu ia akan mencabut kukunya satu persatu-satu dan menunggu hingga tumbuh kuku baru yang lebih tajam. Dan ketika kuku-kuku itu telah tumbuh ia akan mencabut bulu sayap nya hingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Dan ketika semua itu sudah dilewati rajawali itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor rajawali selama kurang lebih setengah tahun.
Burung rajawali ini ibarat kita sebagai manusia. Ketika sebuah masalah datang dalam kehidupan kita dan kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus diambil, dan sering dari pilihan yang kita ambil tersebut kita harus melewati suatu transformasi kehidupan yang menyakitkan bagi jiwa dan tubuh kita. Namun ditengah kesulitan tersebut kita harus ingat ada Tuhan yang menyertai kita, ada masa depan yang Tuhan sediakan untuk kita diakhir perjuangan kita, suatu kehidupan 30 tahun lebih panjang, suatu kehidupan yang lebih baik, suatu pemulihan hubungan, suatu kesembuhan, suatu sukacita ....., suatu yang saudara impikan selama ini.
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya“1 Kor 10:13
Seekor burung rajawali bisa mencapai umur hingga 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur tersebut adalah sebuah pilihan bagi seekor rajawali, apakah dia ingin hidup sampai 70 tahun atau hanya sampai 40 tahun.
Ketika burung rajawali mencapai umur 40 tahun, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun lagi, dia harus melewati... transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Dan pada saat inilah seekor rajawali harus menentukan pilihan untuk melewati transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.
Pada umur 40 tahun paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya sehingga ia akan kesulitan memakan. Dan cakar-cakarnya juga sudah tidak tajam. Selain itu bulu pada sayapnya sudah sangat tebal sehingga ia sulit untuk dapat terbang tinggi.
Bila seekor rajawali memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus terbang mencari pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut. Kemudian dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas. Setelah beberapa lama paruh baru nya akan muncul, dan dengan menggunakan paruhnya yang baru itu ia akan mencabut kukunya satu persatu-satu dan menunggu hingga tumbuh kuku baru yang lebih tajam. Dan ketika kuku-kuku itu telah tumbuh ia akan mencabut bulu sayap nya hingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Dan ketika semua itu sudah dilewati rajawali itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor rajawali selama kurang lebih setengah tahun.
Burung rajawali ini ibarat kita sebagai manusia. Ketika sebuah masalah datang dalam kehidupan kita dan kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus diambil, dan sering dari pilihan yang kita ambil tersebut kita harus melewati suatu transformasi kehidupan yang menyakitkan bagi jiwa dan tubuh kita. Namun ditengah kesulitan tersebut kita harus ingat ada Tuhan yang menyertai kita, ada masa depan yang Tuhan sediakan untuk kita diakhir perjuangan kita, suatu kehidupan 30 tahun lebih panjang, suatu kehidupan yang lebih baik, suatu pemulihan hubungan, suatu kesembuhan, suatu sukacita ....., suatu yang saudara impikan selama ini.
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya“1 Kor 10:13
Pelita hati
Jangan berpikir untuk mewujudkan Cinta menjadi nyata butuh usaha yang luarbiasa. Apa yang diperlukan adalah terus mencintai. Bagaimana pelita bisa menyala terus, jika kita tidak meneteskan tetesan-tetesan kecil minyak secara terus menerus ? Ketika minyak telah habis, maka "mempelai" itu akan berkata : "AKU tidak mengenal kamu".
Sahabat yang terkasih, apa yang menjadi tetesan minyak untuk pelita kita ? Mereka adalah hal-hal kecil dalam hidup kita sehari-hari : sukacita, kemurahan hati, hal-hal kecil yang baik , kerendahan hati dan kesabaran. Sebuah pikiran sederhana untuk orang lain. Cara kita untuk diam, untuk mendengarkan, untuk mengampuni, untuk berbicara dan bertindak.
Tetesan minyak yang nyata supaya pelita kita tetap menyala dengan terang adalah seluruh hidup kita. Janganlah mencari Yesus yang jauh, DIA tidak ada di sana. DIA ada di dalam dirimu, menjaga pelitamu agar tetap menyalah, dan kamu akan melihat DIA...
~ Mother Teresa ~
Sahabat yang terkasih, apa yang menjadi tetesan minyak untuk pelita kita ? Mereka adalah hal-hal kecil dalam hidup kita sehari-hari : sukacita, kemurahan hati, hal-hal kecil yang baik , kerendahan hati dan kesabaran. Sebuah pikiran sederhana untuk orang lain. Cara kita untuk diam, untuk mendengarkan, untuk mengampuni, untuk berbicara dan bertindak.
Tetesan minyak yang nyata supaya pelita kita tetap menyala dengan terang adalah seluruh hidup kita. Janganlah mencari Yesus yang jauh, DIA tidak ada di sana. DIA ada di dalam dirimu, menjaga pelitamu agar tetap menyalah, dan kamu akan melihat DIA...
~ Mother Teresa ~
Doa Seorang anak
Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab, ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab, memang begitulah peraturannya. Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk fi...nal. Dibanding semua lawannya, mobil Mark lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya. Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip diatasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri.
Tiba lah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-ke ncang. Di setiap jalur
lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 "pembalap" kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya. Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam, dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!". Dorr. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. "Ayo..ayo...cepat..cepat, maju..maju" , begitu teriak mereka. Ahha...sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, Mark lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. "Terima kasih." Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. "Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?". Mark terdiam. "Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan" kata Mark. Ia lalu melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain. "Aku, hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah." Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarla h gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.
Teman, anak-anak, tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Mark, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Mark, tak memohon Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya. Namun, Mark, bermohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa, agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga. Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa pada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal, bukankah yang kita butuh adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya? Kita, sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, dan kita sering merasa pesimis dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah dan mudah menyerah. Sesungguhnya, Tuhan sedang menguji setiap hamba-Nya yang beriman. Jadi, teman, berdoalah agar kita selalu tegar dalam setiap ujian. Berdoalah agar kita selalu dalam lindungan-Nya saat menghadapi itu semua. Amin
Tiba lah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-ke ncang. Di setiap jalur
lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 "pembalap" kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya. Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam, dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!". Dorr. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. "Ayo..ayo...cepat..cepat, maju..maju" , begitu teriak mereka. Ahha...sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, Mark lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. "Terima kasih." Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. "Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?". Mark terdiam. "Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan" kata Mark. Ia lalu melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain. "Aku, hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah." Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarla h gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.
Teman, anak-anak, tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Mark, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Mark, tak memohon Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya. Namun, Mark, bermohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa, agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga. Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa pada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal, bukankah yang kita butuh adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya? Kita, sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, dan kita sering merasa pesimis dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah dan mudah menyerah. Sesungguhnya, Tuhan sedang menguji setiap hamba-Nya yang beriman. Jadi, teman, berdoalah agar kita selalu tegar dalam setiap ujian. Berdoalah agar kita selalu dalam lindungan-Nya saat menghadapi itu semua. Amin
Suatu pagi
Pada suatu hari aku bangun pagi-pagi untuk melihat matahari terbit. Ah, begitu indahnya ciptaan Tuhan sulit dilukiskan dengan kata-kata. Sambil melihat semua itu, aku memuji Tuhan atas karyaNya yang indah. Ketika aku sedang berada di situ, tiba-tiba Tuhan menampakkan hadiratNya padaku.
Ia bertanya, “Apakah kau mengasihiKu ?”
Aku menjawab, “Tentu saja Tuhan ! Engkau adalah Tuhanku dan Juruselamat...ku !”
Lalu Ia bertanya, “Seandainya kau menjadi cacat, masihkah kau mengasihiKu ?”
Aku terhenyak.
Aku melihat ke bawah, ke arah tangan, kaki dan seluruh anggota tubuhku dan membayangkan betapa banyaknya hal yang tidak dapat kulakukan seandainya itu terjadi.
Aku pun menjawab.”Ini akan sulit, Tuhan, tapi aku akan tetap mengasihiMu.”
Lalu Tuhan berkata, “Jika kau menjadi buta, masihkah kau mengagumi ciptaanKu ?”
Bagaimana aku bisa mengagumi sesuatu tanpa bisa melihatnya ?
Lalu aku pun berpikir mengenai orang-orang buta di dunia ini dan banyak di antara mereka yang masih mengasihi Tuhan dan ciptaanNya.
Jadi aku pun menjawab, “Sulit membayangkannya, tapi aku tetap akan mengasihiMu.”
Lalu Tuhan bertanya lagi, “Jika kau menjadi tuli, masihkah kau akan mendengarkan perkataanKu ?”
Bagaimana aku bisa mendengarkan segalanya jika aku menjadi tuli ?
Oh, aku mengerti.
Mendengarkan suara Tuhan tidak selalu harus menggunakan telinga kita, tapi juga hati kita.
Aku pun menjawab, “Ini berat, tapi aku akan tetap mendengarkan perkataanMu Tuhan.”
Tuhan lalu bertanya, “Jika kau menjadi bisu, masihkah kau akan memuji NamaKu ?”
Bagaimana aku bisa memuji tanpa bisa bersuara ?
Ah, sekali lagi aku mengerti.
Tuhan menginginkan kita untuk memuji dari dasar hati kita. Tak menjadi soal seperti apa suara kita. Lagipula memuji Tuhan tidak selalu dengan lagu. Kita memuji Tuhan dengan rasa syukur dan terima kasih kita.
Jadi aku pun menjawab, “Walaupun secara fisik aku tak dapat menyanyi, aku akan tetap memuji NamaMu Tuhan.”
Lalu Tuhan bertanya, “Apa kau betul-betul mengasihiKu ?”
Dengan semangat dan keyakinan yang kuat, aku menjawab dengan mantap, “Ya Tuhan ! Aku mengasihiMu karena Kau adalah satu-satunya Allah yang benar !”
Aku pikir aku telah menjawab dengan baik, tapi Tuhan bertanya, “Lalu mengapa kau berdosa ?”
Aku menjawab, “Karena aku hanya manusia, aku tak sempurna.”
“Lalu mengapa pada waktu tak ada masalah kau menghindar dan menjauh ?
Mengapa hanya pada saat ada masalah kau berdoa ?”
Tak ada jawaban.
Air mata mulai mengalir.
Tuhan melanjutkan. “Mengapa menyanyi hanya pada waktu persekutuan dan retreat ?
Mengapa mencari Aku hanya pada saat kebaktian ?
Mengapa meminta sesuatu dengan mementingkan diri sendiri saja ?
Air mata terus menetes dari pelupuk mataku.
“Mengapa kau menjadi malu karena Aku ? Mengapa kau tidak memberitakan kabar baik ?”
Mengapa kau mengandalkan manusia dan bukannya Aku ?
Mengapa menghindar pada waktu ada kesempatan untuk melayani ?
Aku mencoba untuk menjawab, tetapi tak ada jawaban yang bisa kuberikan.
“Kau diberkati dengan kehidupan. Aku menciptakanmu tidak untuk menyia-nyiakan anugerah ini. Aku memberkatimu dengan talenta untuk melayaniKu, tapi kau tetap berpaling. Aku telah meneruskan firmanKu padamu, tapi kau tidak memiliki hikmat. Aku telah berbicara padamu, tapi telingamu tertutup. Aku telah menunjukkan berkatKu padamu, tapi matamu berpaling. Aku telah mengirimkanmu pelayan, tapi kau duduk diam seolah mereka tidak ada. Aku telah mendengar doa-doamu, dan telah menjawabnya.”
“Apakah kau benar mengasihiKu ?”
Aku tak dapat menjawab. Bagaimana bisa ?
Aku merasa malu sekali. Tak ada pembelaan. Apa yang bisa kukatakan ?
Pada saat itu, hatiku menangis, dan air mata mengalir, aku berkata, “Ampuni aku Tuhan. Aku tak berharga menjadi anakMu.”
Tuhan berkata, “Itu anugerah, anakKu.”
Aku bertanya, “Lalu mengapa Kau mengampuniku ?
Mengapa Kau begitu mengasihiku ?
” Tuhan menjawab, “Karena kau adalah ciptaanKu. Kau adalah anakKu. Aku tidak akan meninggalkanmu. Ketika kau menangis, Aku ikut menangis bersamamu. Ketika kau bersukacita, Aku ikut tertawa. Ketika kau sedang susah, Aku akan memberimu semangat. Ketika kau jatuh, Aku akan membangunkanmu kembali. Ketika kau letih, Aku akan menggendongmu. Aku besertamu sampai kepada kesudahan zaman, dan mengasihimu selamanya.”
Tak pernah aku menangis seperti ini sebelumnya. Mengapa aku bisa begitu dingin ?
Mengapa aku bisa melukai hati Tuhan seperti yang telah kulakukan ?
Aku bertanya lagi, “Berapa besar kasihMU padaku, Tuhan ?”
Dan Tuhan pun merentangkan kedua tanganNya, tangan yang telah dipakukan di atas kayu salib. Aku tersungkur di kaki Kristus, Juruselamatku. Dan untuk pertama kalinya ..aku betul-betul berdoa.
Ia bertanya, “Apakah kau mengasihiKu ?”
Aku menjawab, “Tentu saja Tuhan ! Engkau adalah Tuhanku dan Juruselamat...ku !”
Lalu Ia bertanya, “Seandainya kau menjadi cacat, masihkah kau mengasihiKu ?”
Aku terhenyak.
Aku melihat ke bawah, ke arah tangan, kaki dan seluruh anggota tubuhku dan membayangkan betapa banyaknya hal yang tidak dapat kulakukan seandainya itu terjadi.
Aku pun menjawab.”Ini akan sulit, Tuhan, tapi aku akan tetap mengasihiMu.”
Lalu Tuhan berkata, “Jika kau menjadi buta, masihkah kau mengagumi ciptaanKu ?”
Bagaimana aku bisa mengagumi sesuatu tanpa bisa melihatnya ?
Lalu aku pun berpikir mengenai orang-orang buta di dunia ini dan banyak di antara mereka yang masih mengasihi Tuhan dan ciptaanNya.
Jadi aku pun menjawab, “Sulit membayangkannya, tapi aku tetap akan mengasihiMu.”
Lalu Tuhan bertanya lagi, “Jika kau menjadi tuli, masihkah kau akan mendengarkan perkataanKu ?”
Bagaimana aku bisa mendengarkan segalanya jika aku menjadi tuli ?
Oh, aku mengerti.
Mendengarkan suara Tuhan tidak selalu harus menggunakan telinga kita, tapi juga hati kita.
Aku pun menjawab, “Ini berat, tapi aku akan tetap mendengarkan perkataanMu Tuhan.”
Tuhan lalu bertanya, “Jika kau menjadi bisu, masihkah kau akan memuji NamaKu ?”
Bagaimana aku bisa memuji tanpa bisa bersuara ?
Ah, sekali lagi aku mengerti.
Tuhan menginginkan kita untuk memuji dari dasar hati kita. Tak menjadi soal seperti apa suara kita. Lagipula memuji Tuhan tidak selalu dengan lagu. Kita memuji Tuhan dengan rasa syukur dan terima kasih kita.
Jadi aku pun menjawab, “Walaupun secara fisik aku tak dapat menyanyi, aku akan tetap memuji NamaMu Tuhan.”
Lalu Tuhan bertanya, “Apa kau betul-betul mengasihiKu ?”
Dengan semangat dan keyakinan yang kuat, aku menjawab dengan mantap, “Ya Tuhan ! Aku mengasihiMu karena Kau adalah satu-satunya Allah yang benar !”
Aku pikir aku telah menjawab dengan baik, tapi Tuhan bertanya, “Lalu mengapa kau berdosa ?”
Aku menjawab, “Karena aku hanya manusia, aku tak sempurna.”
“Lalu mengapa pada waktu tak ada masalah kau menghindar dan menjauh ?
Mengapa hanya pada saat ada masalah kau berdoa ?”
Tak ada jawaban.
Air mata mulai mengalir.
Tuhan melanjutkan. “Mengapa menyanyi hanya pada waktu persekutuan dan retreat ?
Mengapa mencari Aku hanya pada saat kebaktian ?
Mengapa meminta sesuatu dengan mementingkan diri sendiri saja ?
Air mata terus menetes dari pelupuk mataku.
“Mengapa kau menjadi malu karena Aku ? Mengapa kau tidak memberitakan kabar baik ?”
Mengapa kau mengandalkan manusia dan bukannya Aku ?
Mengapa menghindar pada waktu ada kesempatan untuk melayani ?
Aku mencoba untuk menjawab, tetapi tak ada jawaban yang bisa kuberikan.
“Kau diberkati dengan kehidupan. Aku menciptakanmu tidak untuk menyia-nyiakan anugerah ini. Aku memberkatimu dengan talenta untuk melayaniKu, tapi kau tetap berpaling. Aku telah meneruskan firmanKu padamu, tapi kau tidak memiliki hikmat. Aku telah berbicara padamu, tapi telingamu tertutup. Aku telah menunjukkan berkatKu padamu, tapi matamu berpaling. Aku telah mengirimkanmu pelayan, tapi kau duduk diam seolah mereka tidak ada. Aku telah mendengar doa-doamu, dan telah menjawabnya.”
“Apakah kau benar mengasihiKu ?”
Aku tak dapat menjawab. Bagaimana bisa ?
Aku merasa malu sekali. Tak ada pembelaan. Apa yang bisa kukatakan ?
Pada saat itu, hatiku menangis, dan air mata mengalir, aku berkata, “Ampuni aku Tuhan. Aku tak berharga menjadi anakMu.”
Tuhan berkata, “Itu anugerah, anakKu.”
Aku bertanya, “Lalu mengapa Kau mengampuniku ?
Mengapa Kau begitu mengasihiku ?
” Tuhan menjawab, “Karena kau adalah ciptaanKu. Kau adalah anakKu. Aku tidak akan meninggalkanmu. Ketika kau menangis, Aku ikut menangis bersamamu. Ketika kau bersukacita, Aku ikut tertawa. Ketika kau sedang susah, Aku akan memberimu semangat. Ketika kau jatuh, Aku akan membangunkanmu kembali. Ketika kau letih, Aku akan menggendongmu. Aku besertamu sampai kepada kesudahan zaman, dan mengasihimu selamanya.”
Tak pernah aku menangis seperti ini sebelumnya. Mengapa aku bisa begitu dingin ?
Mengapa aku bisa melukai hati Tuhan seperti yang telah kulakukan ?
Aku bertanya lagi, “Berapa besar kasihMU padaku, Tuhan ?”
Dan Tuhan pun merentangkan kedua tanganNya, tangan yang telah dipakukan di atas kayu salib. Aku tersungkur di kaki Kristus, Juruselamatku. Dan untuk pertama kalinya ..aku betul-betul berdoa.
Subscribe to:
Posts (Atom)