Opus Prize, salah satu penghargaan tertinggi untuk karya kemanusian dengan hadiah sebesar US $ 1,1 juta, tahun ini dimenangkan oleh Father John Halligan SJ dan Sr Beatrice Chipeta . Father John Halligan memenangkan penghargaan ini karena usahanya dalam mengurus anak-anak penyemir sepatu dan keluarga miskin melalui WBC (working b...oys centre) yang didirikan di Quito Equador. Sementara Sr Beatrice Chipeta karena karyanya mengurus anak-anak yatim piatu di Lusubi lo Orphan Care Project in Malawi, Afrika.
Siapa Fr John Halligan SJ ? Ia lahir dan dibesarkan di kawasan Bronx , New York. Ayahnya adalah seorang polisi dan ibunya seorang guru , John halligan adalah bungsu dari 8 saudara. Ia masuk menjadi Jesuit mengikuti jejak empat saudara nya yang juga hidup sebagai biarawan dan biarawati.
Setelah memasuki Jesuit Fr John Halligan awalnya bertugas di Medeline Columbia, Dari situ ia pindah tugas ke Equador. Sejak masih kecil ia memang pengin berkarya bagi mereka yang miskin dan terpinggirkan di amerika latin khususnya di hutan-hutan pedalaman. Ketika ia dipindahkan ke Equador ia melihat ada ribuan anak-anak berprofesi sebagai penyemir sepatu. Anak-anak ini sudah bekerja sejak pagi buta dan pulang hingga larut malam. Anak-anak ini menjadi tulang punggung keluarganya yang merupakan keluarga miskin yang hidup diperkotaan.
Fr John Halligan, SJ mulai karyanya dengan menyulap atap sekolah Jesuit menjadi tempat berkumpulnya anak-anak penyemir sepatu. Ia mulai dengan menyediakan makan siang gratis kepada anak-anak ini dan memberikan inspirasi dan bimbingan rohani. Pada hari pertama hanya ada 11 orang anak-anak yang datang. Tetapi enam bulan kemudian sudah ada 250 anak-anak yang datang setiap harinya. Fr John halligan hanya meminta dua syarat untuk anak-anak ini yaitu cuci tangan sebelum makan dan menabung 0,5 sen.
Seiring bertambahnya anak-anak penyemir sepatu yang diasuhnya Fr John Holligan SJ melengkapi karya-karyanya dengan pelayanan kesehatan, sekolah informal. Dengan bantuan dari Sr Miguel Conway dan suster suster BVM (Blessed Virgin Mary) pada tahun 1974 berdirilah Center for the Working Boys ( Centro del Muchacho Trabajador). Bersamaan dengan itu aturan baru diterapkan, anak-anak penyemir sepatu itu juga harus mendaftarkan seluruh keluarganya karena mereka inilah sebetulnya akar dari permasalahan dari ribuan anak-anak penyemir sepatu ini.
Fr John Halligan berserta staffnya dan para relawan harus bekerja keras menyediakan makan tiga kali sehari bagi ribuan anak-anak penyemir sepatu dan keluarganya. Tak kurang dari 35.000 porsi makanan disiapkan tiga kali sehari. Selain itu pelayanan kesehatan, dan pendidikan disediakan gratis untuk anak-anak penyemir sepatu dan keluarganya. Pendidikan formal dan ketrampilan yang laku dipasaran lebih diutamakan. Seperti perbengkelan, tukang las, tukang kayu, membuat roti, memasak, keperawatan dan sebagainya. Dari mana dana untuk membiayai kegiatan itu ? Ternyata Fr Halligan SJ telah merintis berbagai bisnis seperti restoran, bakery, berbagai toko dan usaha lainnya untuk mengumpulkan dana serta tempat untuk melatih anak-anak penyemir sepatu dan keluarganya. Tentu saja donator banyak menyumbangkan dana begitu juga juga para sukarelawan dari sekolah sekolah Jesuit yang tidak henti-hentinya berdatangan membantu Fr John Halligan SJ beserta 200 staffnya.
Apa yang diharapkan Fr John Halligan SJ yang kini telah berusia 80 tahun itu bila ia meninggal kelak ? ternyata Pastor yang selalu bekerja dengan rasa humor tinggi ini menjawab dengan santai “ "I hope they bury me."
No comments:
Post a Comment