Wednesday, May 30, 2012

AMBISI

Pada Tahun 2003 Michael Weiskopf, wartawan majalah TIME, berangkat ke Irak. Bersama tentara Amerika Serikat, ia meliputi suasana perang dari dalam tank baja. Tak di sangka, sebuah granat di lemparkan ke dalam tank itu dan meledak. Weiskopf pun kehilangan tangan kanannya. Ketika kembali kepada keluarganya, ia merenung: "Mengapa aku mau di utus ke medan perang hingga cacat begini?" Akhirnya,... ia menemukan jawabannya: AMBISI. Weiskopf ingin menaikkan pamornya supaya di kenal sebagai jurnalis terhebat. Kini ia menyesal.

Ambisi adalah keinginan membara untuk sukses atau mencapai sesuatu yang lebih. Tidak salah jika manusia berambisi. Bahkan, untuk memajukan Gereja dibutuhkan pemimpin yang "berambisi". Masalahnya, kemana ambisi itu di arahakan? Yakobus dan Yohanes punya ambisi egois yang terarah pada dirinya sendiri. Mereka meminta kepada Yesus kelak menempatkan mereka di posisi yang tertinggi. (Mrk 10:37) Menjadi yang terhebat. Pemegang kuasa. Mendengar permintaan itu, kesepuluh murid lain marah. Mengapa? Karena mereka pun mengincar kedudukan itu!!! Dari situ Yesus mengarahkan mereka memiliki ambisi yang terbaik: "meminum cawan yang harus Kuminum" (Mrk 10:38). Ambisi untuk berkorban seperti Yesus. Menjadi hamba yang gigih dan melayani Tuhan dan sesama.

Dalam pelayanan, tidak salah memiliki ambisi, tetapi hati-hati, sebab ambisi itu bagaikan api. Bisa menghangatkan, tetapi bisa juga menghanguskan. Ambisi egois bisa menghasilkan perseteruan, sebaliknya ambisi yang kudus mempersatukan. Sudah benarkan ambisi kita ?
Adakah kita mencari hal-hal yang besar bagi Tuhan, atau bagi diri sendiri...?

AMBISI YANG KUDUS MERINDUHKAN HAL-HAL BESAR BAGI KEMULIAAN ALLAH

TUHAN MEMBERKATI

@BundaPenolong
 

No comments:

Post a Comment