Santa Maria di Cuapa, Nicaragua (1980)
Kisah penampakan Maria oleh visionari Bernardo Martinez
Menurut sensus tahun 1990, diperkirakan ada 202.000 warga Nikaragua yang tinggal di Amerika Serikat. Umumnya datang ke AS di tahun 1980-an ketika terjadi perang saudara yang brutal antra pendukung Sandinista dan Kontra.
Sebelum perang dimulai, Bunda Maria menampakan diri enam kali kepada seorang warga pribumi Nikaragua, Bernardo Martinez, dengan pesan-pesan dan peringatan-peringatan dari surga bagi bangsa Nikaragua. Dari tanggal 8 sampai 13 Oktober 1980 Bunda Maria menampakkan diri di Cuapa kepada Bernardo Martinez yang waktu itu berumur 55 tahun, yang buruk kondisi kesehatannya, tidak memiliki uang dan pekerjaan..
Hidup sehari-hari di Nikaragua bergelimang dengan kemiskinan dan ketidakpastian. Suatu bencana gempa bumi yang terjadi sebelumnya telah menyebabkan kerusakan finansial dan harta benda yang cukup berat. Kekacauan politik mengancam struktur negara. Bernardo mengalami depresi dan kadang merasa ingin mati saja. Banyak orang yang memiliki perasaan serupa dengannya.
Pada bulan Mei 1990, Bernardo Martinez diundang datang dari Nikaragua untuk memberikan kesaksiannya di Konferensi Maria pertama di kota Pittsburgh, yang diselenggarakan di Universitas Duquesne. Dia adalah salah satu dari sekian banyak visionari yang dihormati dari seluruh dunia yang berkumpul disana untuk berbicara kepada publik tentang pesan-pesan dari penampakan Bunda Maria. Karena dia tidak dapat berbicara dalam bahasa Inggris, dia memberikan kesaksiannya melalui seorang penterjemah.
Bernardo adalah seorang dengan tulang kerangka yang kokoh dan rambut kelabu seperti baja. Dia memakai kemeja katun kotak-kotak dan celana biru tua. Dia tampak kokoh, kuat, dan cukup sehat, seperti banyak hadirin di Pittsburgh. Ceritanya sudah sangat dikenal sekarang. Secara resmi pesan-pesan dan pernyataan-pernyatannya disebar luaskan lewat kantor Msgr. Pablo Antonio Vega, Uskup Prelat dari Juigalpa, dan di Amerika Serikat, lewat "Komunitas Nikaragua dalam Pengasingan". Berikut adalah kisah penampakan Bunda Maria seperti yang dituturkan olehnya:
Pada tanggal 8 mei 1980 Bernardo sudah nyaris tidak tahan lagi secara lahir batin. Menjadi pengangguran saja sudah cukup buruk, tetapi dia juga sakit-sakitan dan tidak punya apa-apa untuk menjaga dirinya sendiri maupun keluarganya. Untuk menghibur diri dia pergi ke sungai untuk memancing. Ketika hujan mulai turun sekitar jam 1 siang, Bernardo memutuskan untuk duduk dibawah sebuah pohon untuk menunggu hujan berhenti. Dia agak terkantuk-kantuk, lalu terbangun kembali. Dia merasa takut, tapi dia tidak tahu kenapa sebabnya. Dia memutuskan untuk mendaraskan doa Rosario. Jam tiga sore dia mengumpulkan ikan-ikan yang ditangkapnya dan berjalan pulang ke rumah. Kemudian, atas permintaan bapa Uskupnya, dia menjelaskan apa yang terjadi padanya waktu itu:
Tiba-tiba saya melihat kilatan halilintar. Saya berpikir dan berkata pada diri saya sendiri: "Akan turun hujan." Tetapi saya dipenuhi oleh rasa terkesima karena saya tidak dapat melihat darimana datangnya petir tersebut. Saya berhenti tapi saya tidak melihat apa-apa; tidak ada tanda-tanda akan hujan... Saya kembali melihat kilatan petir, tetapi itu untuk membuka penglihatan saya dan diapun menampakan dirinya...Saya melihat bahwa matanya berkedip-kedip...bahwa dia sangat cantik...ada gumpalan awan....warnanya sangat putih sekali...meradiasikan cahaya ke segala penjuru, larik-larik cahaya seperti matahari. Dia atas gumpalan awan adalah kaki seorang wanita yang sangat cantik. Kakinya telanjang. Jubahnya panjang dan berwarna putih. Dia mengenakan ikat pinggang surgawi. Lengan bajunya panjang. Sebuah kerudung berwarna krem pucat menutupi kepalanya dengan bordir keemasan di sepanjang tepinya. Kedua tanganya terkatup.... Saya sama sekali tidak merasa takut. Saya terheran-heran... Saya melihat bahwa kulitnya seperti kulit manusia normal dan bahwa kedua matanya bergerak-gerak dan berkedip-kedip... Pikiran saya adalah satu-satunya yang masih bisa bekerja... Saya merasa kelu.. semuanya menjadi tidak dapat bergerak... Dia mengulurkan kedua tangannya dan dari kedua tangannya terpancar larik-larik sinar yang lebih terang daripada matahari... Dia berkata dengan suara manis... lebih lembut daripada suara wanita manapun yang pernah saya dengar:
"Aku adalah Bunda Yesus. Aku datang kepadamu dari surga untuk memintamu untuk berdoa Rosario setiap hari dengan keluargamu, terutama dengan anak-anakmu. Aku berkeinginan supaya pesan ini disebarluaskan. Penting bahwa anak-anak segera setelah mereka mulai mengerti, untuk berdoa Rosario setiap hari bersama kedua orangtuanya. Daraskan doa Rosario setiap hari dengan meditasi dari Alkitab, segera setelah segala pekerjaan rumah tangga sudah beres. Nikaragua telah banyak menderita. Nikaragua masih akan lebih banyak lagi menderita. Engkau, dan semua anak-anak Allah di negara ini akan terus menderita kecuali jika engkau mau berubah. Jangan takut. Aku akan menolongmu. Katakan kepada umat dan orang yang tidak percaya bahwa dunia ini terancam bahaya besar. Sebarluaskanlah pesan ini kepada semua orang."
Bernardo merasa cukup terintimidasi. Tiba-tiba mendapatkan kembali keberaniannya, dia menjawab, "Saya sendiri punya banyak persoalan. Siapa yang akan mau mendengarkan kata-kata saya?"
Bunda Yesus dari surga menjawab derita batinnya:
"Tuhan Yesus telah memilih engkau untuk memberikan pesan ini. Tidak semua orang bisa melihatku. Orang-orang akan melihatku ketika aku membawa mereka ke surga. Mereka mesti berdoa Rosario seperti yang kuminta."
Bernardo kemudian memaparkan: "Dia menengadah ke atas ke arah surga dan awan yang menopangnya secara perlahan-lahan membawanya naik ke atas. Dia dikelilingi oleh cahaya dan pada ketinggian tertentu dia menghilang."
Pada saat kedua kalinya Bernardo melihat Bunda Maria, Bunda menunjuk ke arah angkasa dan langitpun terbuka. Kemudian dia memperlihatkan suatu adegan dari Gereja masa perdana:
Aku melihat gerombolan besar orang-orang yang berpakaian putih-putih dan mereka berjalan menuju darimana matahari terbit. Mereka bermandikan cahaya dan mereka sangat bahagia; mereka bernyanyi-nyanyi. Saya dapat mendengar suara mereka tapi saya tidak mengerti apa yang mereka katakan. Inilah suatu pesta surgawi. Suatu kebahagiaan yang amat sangat....sukacita yang sedemikian....yang tidak pernah saya lihat sebelumnya...Tubuh mereka memancarkan cahaya. Saya merasa seolah-olah saya telah ditransportasikan. Di tengah-tengah kekaguman asya, saya mendengar Bunda Maria berkata:
"Lihatlah. Mereka ini adalah komunitas-komunitas pertama ketika ke-Kristen-an dimulai. Mereka adalah calon-calon baptis pertama; banyak diantara mereka adalah martir-martir iman."
Bernardo tidak tahu persis entah martir itu seorang yang berani mengakui imannya secara terbuka, ataukah seseorang yang mati terbunuh karena imannya, sehingga dia tidak tahu menjawab secara sejujurnya ketika Bunda Maria bertanya kepadanya:
"Apakah engkau mau menjadi seorang martir?"
Dia menjelaskan:
Pada saat itu saya tidak tahu tepatnya apa artinya menjadi seorang martir...tetapi saya menjawab "ya". Setelah itu saya melihat suatu gerombolan yang lain, yang juga berpakaian putih-putih, dengan Rosario yang menyala-nyala di tangan mereka. Bijih-bijih Rosario mereka berwarna putih mengkilap dan memancarkan cahaya aneka warna. Salah satu dari mereka membawa suatu buku besar yang terbuka. Dia membaca sebentar, dan setelah mereka mendengarkan, mereka lalu bermeditasi. Mereka tampak seperti sedang berdoa. Setelah masa berdoa dalam kesunyian ini, mereka lalu berdoa Bapa Kami dan sepuluh Salam Maria. Sayapun berdoa bersama mereka. Ketika Rosario telah selesai, Bunda Maria berkata kepada saya:
"Mereka adalah orang-orang pertama yang kuberikan Rosario. Allah akan senang jika kalian berdoa Rosario seperti itu."
Lalu Bernardo kembali melihat orang-orang lainnya dalam suatu prosesi. Dia menjelaskan kelompok terakhir yang dilihatnya:
Suatu perarakan yang besar sekali dari orang-orang yang berpakaian seperti masa kini. Kelompok ini begitu besar sehingga mustahil untuk menghitung jumlah mereka. Seolah-olah seperti bala-tentara yang besar, dan mereka memegang Rosario di tangan mereka. Saya ingin bergabung dengan mereka. Tetapi saya melihat tangan saya dan Rosario di tangan saya gelap, tanpa cahaya. Semua Rosario orang-orang dalam prosesi tersebut memancarkan cahaya. Tubuh mereka begitu indah. Saya meminta Bunda Maria untuk membolehkan saya bergabung dengan mereka yang berpakaian seperti saya di dalam prosesi tersebut. Dia menjawab:
"Tidak. Engkau masih belum cukup. Katakan kepada orang-orang apa yang telah engkau lihat dan engkau dengar. Aku telah memperlihatkan kepadamu kemuliaan Tuhan Yesus. Orang-orang akan mendapatkan kemuliaan ini jika kalian patuh pada Tuhan Yesus, kepada Firman Allah; jika kamu bertekun dalam doa Rosario dan mempraktekkan Firman Allah."
Pada tanggal 8 September, Bernardo melihat Bunda Maria dari surga. Dia cukup terkejut. Dia menjelaskan:
Saya melihatnya tampil sebagai seorang anak. Cantik rupawan! Dia memakai tunik berwarna krim pucat. Dia tidak memakai kerudung, ataupun mahkota, ataupun mantel. Tidak ada perhiasan ataupun bordir. Gaunnya panjang, dengan lengan baju yang panjang, dan diikat dengan tali pinggang berwarna merah dadu. Rambutnya jatuh ke pundaknya dan berwarna coklat. Matanya, juga, meskipun lebih terang, warnanya nyaris seperti madu. Sekujur tubuhnya memancarkan cahaya. Dia tampak seperti sang Bunda, tetapi dia adalah seorang anak kecil. Saya melihatnya dengan penuh rasa terheran-heran, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan lalu saya mendengar suaranya yang seperti suara seorang anak berusia tujuh delapan tahun. Dengan suatu yang sangat manis dia memberikan pesannya, sama sekali persis...dia berkata:
"Sudah cukup bagimu untuk memberikan pesanku kepada orang-orang karena bagi siapa yang percaya maka sudah cukup, dan bagi siapa yang tidak percaya, maka meskipun orang itu bisa melihatku sekalipun, dia tetap tidak akan percaya."
Bernardo bertanya kepada Bunda Maria apakah dia berkeinginan supaya rakyat di Cuapa membangun suatu gereja atau basilika untuk menghormatinya.
"Tuhan Yesus tidak menginginkan gereja-gereja materi saja dan kuil-kuil yang dibangun untuk menghormati-Nya. Dia menginginkan setiap orang menjadi bait Allah yang hidup dimana Dia diundang untuk berdiam. Dalam dirimu adalah terimakasih kepada Tuhan. Kasihilah satu sama lainnya. Kembalikan dirimu sebagai bait suci bagi Tuhan! Gereja dan kuil-kuil adalah dirimu, kamu masing-masing!"
Penglihatan terakhir Bunda Maria kepada Bernardo di Nikaragua terjadi pada tanggal 13 Oktober 1980. Hari itu menandai ulang tahun ke-63 penampakan terakhir Bunda Maria di Fatima, Portugal, ketika mukjijat matahari yang luar biasa mencengangkan lebih dari 50.000 saksi mata.
Sekelompok orang yang kira-kira berjumlah 50 orang pergi ke situs penampakan yang telah diumumkan sebelumnya bersama dengan Bernardo. Mereka merangkai bunga-bunga yang mereka bawa diatas batu karang dan berlutut di atas tanah untuk mendaraskan doa Rosario. Karena hari itu adalah hari Senin, semua orang mendaraskan Peristiwa Gembira. Segera setelah mereka selesai berdoa Rosario, suatu lingkaran yang besar dan bercahaya terbentuk di atas tanah di depan kelompok itu. Semua orang menyaksikan cahaya yang datang dari angkasa, suatu sorotan cahaya tunggal, seperti lampu sorot yang kuat yang menerangi lingkaran di depan mereka. Kemudia orang-orang melihat bahwa suatu lingkaran juga terbentuk di angkasa. Mereka berseru-seru: "Tampak seperti suatu cincin di sekeliing bulan atau cincin di sekeliling matahari, tapi bukan bulan dan bukan pula matahari! Apakah itu?" Lingkaran itu mulai memancarkan cahaya-cahaya pelangi. Tepat jam tiga sore. Hujan rintik-rintik turun seperti angin lembut yang menyegarkan, tetapi tidak seorangpun menjadi basah karenanya. Tanahpun tetap kering ketika cahaya-cahaya warna-warni yang mulia dari lingkaran di angkasa mulai berdansa yang bisa disaksikan oleh semua orang. Bernardo menjelaskan apa yang terjadi sesudahnya:
Tiba-tiba saja ada suatu kilatan petir, sama seperti saat-saat lalu, lalu kilatan yang kedua kalinya. Saya menurunkan pandangan saya dan saya melihat Bunda Maria. Kali ini awan diatas mana beliau berdiri, berhenti diatas rangkaian bunga yang kami bawa. Dia begitu cantik rupawan! Dia menjulurkan kedua tangannya kepada kami dan larik-larik cahaya mencapai kami semua...Saya bisa mendengar tangisan orang-orang.
Bernardo memohon kepada Bunda Maria supaya orang-orang lain juga bisa melihatnya. Dia menjawab:
"Tidak semua orang bisa melihatku."
Bernardo tetap bersikeras. Dia berkata:
Bunda Maria, biarkan mereka boleh menyaksikanmu supaya mereka percaya. Banyak yang tidak percaya. Mereka mengatakan kepadaku bahwa iblislah yang muncul kepada saya. Mereka mengatakan bahwa Perawan Maria sudah mati dan menjadi debu sama seperti orang mati lainnya. Perbolehkan mereka melihatmu, Bunda Maria!
Dia tidak menjawab. Dia mengangkat tangannya dalam pose seperti yang anda lihat pada patung Bunda Sengsara (Our Lady of Sorrows). Wajahnya menjadi sedih, dan menjadi sangat pucat. Warna pakaian dan kerudungnya berubah menjadi kelabu. Dia mulai menangis. Ketika saya melihat air matanya, saya juga mulai menangis. Saya tergetar melihat dia seperti itu. Saya berkata kepadanya: "Bunda Maria, maafkan kata-kata saya kepadamu. Engkau marah padaku. Maafkanlah saya! Maafkanlah saya!" Dia lalu menjawabku dan berkata:
"Aku tidak marah terhadapmu, dan aku juga tidak akan menjadi marah."
Saya bertanya kepadanya; "Mengapa engkau menangis?" Dia menjawab:
"Sungguh membuatku menjadi bersedih melihat kekerasan hati orang-orang tersebut. Berdoalah bagi mereka supaya mau berubah."
Saya tidak dapat berbicara. Saya terus menangis. Saya merasa hati saya remuk redam. Saya begitu sedih saya pikir saya akan mati karena derita batin. Saya merasa bertanggung jawab atas kesedihan Bunda Maria karena saya telah bersikeras supaya beliau menampakan dirinya kepada orang-orang. Saya tidak dapat menahan deritanya. Saya terus menangis. Kemudian beliau memberi saya pesannya:
"Berdoalah Rosario. Meditasi pada misteri-misterinya. Dengarkanlah Firman Allah yang dikandung di dalamnya. Kemurahan hati adalah jalan hidup yang membangun kemanusiaan dan dunia. Kasihilah satu sama lain. Maafkanlah satu sama lain dan berdamai. Jangan minta kedamaian kalau engkau sendiri tidak memberi damai.
Penuhilah tugas-tugasmu. Praktekanlah Firman Allah. Carilah cara-cara untuk menyenangkan Allah. Bantulah orang-orang lain sebagai suatu cara untuk menyenangkan Allah. Dengan cara itu kamu akan menyenangkan Allah. Jangan terus menerus minta hal-hal yang tidak penting dari Allah. Mintalah Allah untuk menambahkan imanmu sehingga engkau memiliki kekuatan untuk memanggul salibmu sendiri.
Penderitaan-penderitaan di dunia ini, dan pada jaman ini, tidak dapat diambil daripadamu. Demikianlah cara-cara dunia. Ada masalah-masalah dengan para suami, para istri, anak-anak, antara saudara dan saudari. Berbicaralah, berkomunikasi satu dengan yang lain sehingga problem-problemmu diselesaikan secara damai. Jangan memakai jalan kekerasan. Jangan pernah memakai kekerasan. Sebaliknya mintalah iman supaya kamu memiliki kesabaran. Engkau tidak akan lagi melihatku di tempat ini."
Bernardo begitu terkejut mendengar ucapan selamat tinggalnya! Dia mulai berteriak-teriak: "Bunda, jangan tinggalkan kami! Bunda, jangan tinggalkan kami! Bunda, jangan tinggalkan kami!" Dia lalu mendengar suaranya yang indah sekali lagi:
"Jangan bersedih hati. Aku selalu ada bersamamu meskipun kamu tidak dapat melihatku. Aku adalah Bunda kalian semua. Aku adalah Bunda dari semua pendosa. Kasihilah satu sama lainnya. Maafkanlah satu sama lainnya. Berilah damai, karena jika engkau tidak memberi damai, tidak akan ada kedamaian. Jangan memakai cara kekerasan. Jangan pernah memakai kekerasan. Nikaragua telah banyak menderita karena gempa bumi dan akan terus menderita jika kalian tidak berubah. Jika kalian tidak berubah, kalian akan mempercepat datangnya Perang Dunia Ketiga. Berdoalah! Berdoalah, puteraku bagi seluruh dunia. Bahaya besar mengancam dunia. Bunda ini tidak pernah melupakan anak-anaknya. Aku tidak melupakan apa yang engkau derita. Aku adalah Bundamu yang tidak pernah akan melupakan anak-anaknya. Aku ada bersamamu meskipun kamu tidak melihat aku. Aku adalah Bunda semua orang berdosa. Aku selalu ada bersama kalian semua, terutama dalam penderitaanmu. Kasihilah satu sama lain. Maafkanlah satu sama lain.
Daraskanlah doa ini karena itu menyenangkan Puteraku: 'Perawan Suci yang mulia, engkau adalah Bundaku, Bunda semua orang berdosa. Bantulah aku, Bundaku, bantulah keluargaku, negaraku, duniaku. Amin' "
Bernardo mengakhiri laporan tentang penampakan yang dialaminya:
Dia terangkat ke atas seolah-olah awan tersebut mendorongnya....diapun menghilang. Saya tidak lebih seolah sepotong kayu yang membusuk yang mana pesan ini lewat melaluinya. Dengan kekurangan saya, saya meneruskannya dengan buruk....Perawan Suci meminta kita untuk membawa damai dan damai itu ialah Yesus Kristus. Saya tidak akan pernah berhenti mengulangi pesan ini. Selama lidah saya masih bisa bergerak-gerak saya akan meneriakannya ke empat penjuru mata angin.
Pada tanggal 13 November 1983, uskup setempat, Msgr. Vega, mempublikasikan persetujuannya akan keotentikan penampakan Bunda Maria di Cuapa, Nikaragua.
--------------------------------------------------------------------------------
Sumber: buku Meetings with Mary, oleh Janice T.Connell, cet.I,hal.156.
Diterjemahkan oleh Jeffry Komala
© www.gerejakatolik.net
No comments:
Post a Comment