Saturday, April 10, 2010

Zeitun: Keajaiban di Gereja Santa Maria,


Zeitun: Keajaiban di Gereja Santa Maria
Oleh: Pearl Zaki


Di tanah Mesir, tepatnya di Zeitun, Bunda Tuhan kita Yesus Kristus datang mengunjungi dunia di bulan April 1968. Zeitun, sebuah distrik di pinggiran kota Kairo, membatasi daerah yang pernah menjadi bagian Heliopolis (bangsa Mesir mengenalnya dengan nama On, dalam bahasa Yunani dikenal sebagai Kota Matahari). Sekarang Zeitun memiliki banyak penduduk, padahal beberapa tahun yang lalu, Zeitun merupakan pinggiran kota Kairo yang sebagian besar adalah wilayah gurun pasir dan berlokasi kira-kira 10 mil dari Sungai Nil. Dengan bertambahnya penduduk dan dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang membawa irigasi, daerah ini menjadi berkembang. Bangunan-bangunan dan taman-taman bertebaran di daerah gurun yang kering ini dan akhirnya dibagi-bagi menjadi beberapa distrik di pinggiran kota Kairo. Zeitun sebagai salah satu distrik kota Kairo dikelilingi oleh daerah Matariya, Ayn Shams dan Heliopolis.

Di persimpangan Jalan Tumanbay (jalan raya utama) dan jalan Khalil di Zeitun, ada sebuah gereja Koptik Ortodoks yang diberi nama Gereja Santa Maria, nama yang diambil untuk menghormati Sang Perawan. Nama Khalil diambil dari nama keluarga Khalil Ibrahim, keluarga yang sangat besar dedikasinya pada gereja ini. Pada tahun 1918, salah satu anggota keluarga kaya raya ini memiliki tanah kecil di Zeitun. Ia sedang mengalami krisis keluarga. Lalu Bunda Maria menampakkan diri dalam sebuah penglihatan atau mimpi dan mengatakan padanya agar membangun sebuah gereja Koptik (Gereja Ortodoks di Mesir berdasarkan tahta Santo Markus) di atas tanah itu untuk menghormati Bunda Maria. Bunda Maria berjanji akan memberkati gereja itu dalam waktu 50 tahun. Maka, dibangunlah gereja itu dengan alasan tersebut. Gereja itu selesai dibangun pada tahun 1924. Jika anda melihat di bagian dalam kubah yang besar dari gereja ini, kita akan menemukan lukisan Perawan Maria.

Sekarang, gereja ini berada di tengah kesibukan sehari-hari. Dari jalan-jalan sibuk disekelilingnya, orang-orang datang dan pergi dengan urusannya, kadang berhenti sebentar, memasuki gereja dan membungkukan kepala mereka untuk berdoa. Pohon-pohon disekeliling gereja memberi keindahan tersendiri. Matahari memperanggun gereja ini dengan kehangatan sinarnya, dan di malam hari, sinar bulan memperindah dengan refleksi bangunannya. Tetapi Tuhan kita memperanggun gereja kecil ini dengan sinar yang lebih terang dari banyak sinar matahari atau bulan. Rahmat-Nya benar-benar telah menghentikan rutinitas sehari-hari Zeitun.

Bisakah anda bayangkan, kebahagiaan apa yang datang ke hati dan pikiran orang-orang beriman di Zeitun saat mereka tidak takut lagi, dan kagum atas fenomena yang terjadi pada tanggal 2 April 1968. Mereka sadar sepenuhnya bahwa dengan rahmat Tuhan, figur bergerak yang mereka lihat dengan mata mereka sendiri di kubah gereja itu adalah transfigurasi dari Bunda Maria sendiri!

Foto yang bisa anda lihat disini diambil oleh Fawzi Mansour, seorang arsitek yang tinggal di Heliopolis, dibuat pada hari-hari awal penampakan Bunda Maria. Lihatlah betapa salib yang terbuat dari semen di depan Bunda Maria sepertinya memancarkan kilatan sinar. Menurut berita di harian Mesir Watani, kejadiannya adalah sebagai berikut: “Hari itu adalah hari Selasa, 2 April 1968, pukul 8.30 malam. Beberapa pekerja di hanggar milik Angkutan Kota yang terletak di seberang gereja sedang melakukan pergantian jam kerja. Ada juga beberapa wanita yang sedang menyeberangi jalan. Tiba-tiba, muncul gerakan-gerakan yang aneh di tengah-tengah kubah gereja dimana terpancang sebuah salib. Gerakan ini menarik perhatian para wanita tadi dan dua dari pekerja yang sedang menikmati secangkir teh di pintu masuk hanggar (mereka adalah kaum Muslim).

Pemandangan yang nampak dalam gelap adalah seperti seorang gadis muda dengan pakaian putih yang berlutut dibawah salib yang terletak di atas kubah gereja. Hal ini sangatlah aneh karena kubah itu begitu bulat, dengan permukaan yang sangat licin. Semua pria dan wanita pejalan kaki terpaku di tempat mereka masing-masing.

Saat mereka semua menunjuk ke kubah, seorang pekerja berteriak kepada gadis muda itu agar tidak melompat turun. Karena ia tidak bisa melihat wajahnya, ia berpikir gadis itu hendak bunuh diri. Pekerja itu lalu berbicara dengan seorang pria disebelahnya dan setiap orang mulai berbisik. Lalu bisikan-bisikan itu berubah menjadi teriakan peringatan. Gadis itupun berdiri.

“Mereka semua melihatnya seperti berpakaian terang cahaya, sama seperti pemandangan yang sering dihubungkan dengan Perawan Maria. Salah satu wanita yang ada di sana berteriak “Za Gha ruta” atau teriakan kebahagiaan. Tanpa sadar, dia berteriak: “Settena Mariam,” yang berarti “Bunda kita, Maria.” Wanita itu lalu meminta berkat dari Bunda Maria.

Seseorang bergegas mencari pastur, yang lain mencoba mencari pasukan penolong. Lalu wanita itu menghilang. Seorang pekerja di hanggar yang telah menunjuk dengan jari telunjuknya yang diperban kepada Bunda Maria dan berteriak: “Ibu, jangan melompat”. Pekerja itu dijadwalkan untuk melakukan operasi amputasi jari esok harinya karena pembusukan, tetapi saat penutup luka dibuka, dokter menyatakan bahwa jarinya sembuh total.

Kejadian-kejadian setelah pemberitaan di koran-koran seperti Egyptian Gazette, Watani dan koran-koran lain tidak akan dapat menceritakan kembali dengan utuh karena akan melibatkan banyak saksi dan keterangan dari jutaan jiwa dan emosi-emosi mereka. Dampak keseluruhan dari penampakan ini tidak dapat begitu saja dilupakan. Penganut Kristen lebih sedikit dari kaum Muslim di Mesir, tetapi doa-doa penganut Kristen tidak pernah putus. Tidaklah mengherankan atau aneh bagi kita - orang-orang di luar Mesir yang mengetahui keadaan di dalam Mesir - untuk menemukan keajaiban yang terjadi di Gereja Santa Maria. Allah Bapa telah memilih Maria karena ketaatan dan kerendahan hatinya untuk menjadi Bunda sang Penebus. Peran Maria dalam Rencana PenebusanNya tidak dapat disangkal. Untuk yang percaya, Maria bukanlah obyek penyembahan. Maria mendapat hormat yang dalam dari orang-orang yang mengetahui kasih Allah dan yang mengetahui bahwa lewat kasih-lah mereka dapat bertahan dalam pengharapan untuk seluruh manusia.

Foto yang lain diambil oleh fotografer dari Jerman yang datang ke Kairo untuk mengambil film bagi stasiun televisi. Foto tersebut mencerminkan bagaimana saya bertemu dengan Perawan Maria pada 13 Agustus 1968, jam 4.30 pagi. (Dalam 3 minggu kunjungan saya ke Mesir di bulan Agustus 1968, saya menghabiskan total waktu 8 hari di Gereja Santa Maria, Zeitun). Saya telah menghabiskan 4 malam pertama di Gereja Zeitun dan tidak melihat apa-apa.

Pada malam kelima, kira-kira pukul 4.15 pagi, saya melihat empat kilatan atau kobaran api berwarna kuning yang menyelimuti depan gereja. Selanjutnya, kira-kira pukul 4.30 pagi, Perawan Maria menampakkan figurnya secara utuh dengan kedua belah tangannya di samping dan kemudian, secara perlahan-lahan, tangan itu bergerak, mengatup dalam sikap doa. Dua meteor atau bintang jatuh yang seolah-olah bergerak turun dari surga, membentuk salib di belakang kepalanya. Dia menghilang dan kembali lagi dalam posisi yang sama sekali lagi. Saya mengucapkan doa Rosario, sesuatu yang tak pernah saya lakukan sebelumnya. Orang banyak dari segala penjuru terus membanjiri gereja Santa Maria, semuanya memohon perantaraan Bunda Maria dalam memuji Allah.

Setelah saya berkunjung tiga kali lagi, pada malam kunjungan yang ketiga, saya melihatnya sebentar. Kali ini, seberkas sinar tampak melingkupi gereja dan dia berdiri disana, di atas tanah di sebelah gereja Santa Maria dengan posisi yang sama seperti yang kita kenal lewat patung penampakan Bunda Maria di Fatima. Dia menampakkan diri, lalu menghilang dan lalu menampakkan diri lagi, setiap kali membungkuk dan bergerak seperti manusia hidup. Anak laki-laki saya, Nagi, pada umur 9 tahun melihat siluet Perawan Maria.

Berikut adalah pernyataan seorang saksi mata yang kata-katanya menggambarkan dengan tepat penglihatan yang saya dapat:

“Saya melihat pemandangan yang bermandikan cahaya terang dengan lingkaran biru yang terbingkai kilatan cahaya. Perlahan-lahan, pemandangan itu menjadi lebih jelas, hingga figur Maria menjadi lebih jelas bagi banyak orang-orang yang berkumpul memenuhi wilayah di sekeliling Gereja Zeitun. Lingkaran kilatan cahaya, bagi saya, sepertinya melambangkan kesempurnaan yang kekal, sebagai perbandingan yang kontras dengan waktu kita yang terbatas di dunia.”

Setelah tanggal 2 April, sejalan dengan pergerakan waktu, banyak saksi yang mengatakan melihat Bunda Maria setiap malam harinya. Sejak awalnya, sepertinya Bunda Maria keluar menemui pria, wanita dan anak-anak dari balik tirai yang tak kelihatan. Sewaktu dia datang, Tuhan kita Yesus Kristus-lah yang membukakan tirai itu baginya. Dia tidak akan melakukannya sendiri. Dua ribu tahun yang lalu, Bunda Penebus kita dan Puteranya, Yesus Kristus, dikenal oleh Santo Markus. Bersama Santo Petrus, Santo Markus melakukan perjalanan dan berakhir di Alexandria, Mesir. Di sinilah tempat pertama kali Santo Markus memulai pewartaan iman Kristiani dan menjadi Uskup pertama Gereja Kristen Mesir (dikenal dengan sebutan Gereja Koptik Ortodoks).

Pada saat ini, Yang Mulia Shenouda III, adalah pengganti Santo Markus yang ke 117 dalam suksesi apostolik. Mesir memiliki kira-kira 40 juta penduduk yang mayoritas beragama Islam. Sepuluh juta penduduknya adalah umat Kristen dan kebanyakan memeluk Koptik Ortodoks. Di seluruh wilayah Timur Tengah, ada kira-kira 20 juta penganut Koptik Ortodoks. Kepada umat Koptik Ortodoks inilah Bunda Maria menampakkan diri sebagaimana ia dilihat oleh banyak umat yang sedang berada di seputar Gereja. Penampakkan Bunda Maria terjadi selama hampir 2 tahun dengan frekuensi 2 hingga 3 kali dalam seminggu. Seseorang harus berada di gereja Santa Maria Zeitun untuk menyaksikan kehadirannya. Waktu penampakannya tidak dapat diperkirakan. Bunda Maria lebih sering menampakkan diri pada hari-hari raya Gereja atau sehari sebelumnya. Ada 32 hari raya Gereja dalam kalender Koptik Ortodoks untuk menghormati Ibunda Yesus, Santa Perawan Maria.

----------------missing pages

Semburan sinar akan muncul diatas gereja, dan kemudian di dalam sinar tersebut, sang Perawan akan muncul.

Dalam beberapa malam, Bunda Perawan Maria akan menampakkan diri untuk waktu beberapa menit hingga 8 jam. Umat dapat melihatnya dan lalu pulang untuk mengajak keluarganya ke gereja, mengajak teman-teman atau mengambil kamera, dan kembali ke gereja lagi untuk menemui Bunda Maria dalam kemuliaan Allah. Bunda Maria terlihat dalam ujud penuh, bergerak seperti manusia biasa, membungkuk kepada orang banyak. Terkadang, dia memegang pucuk daun palem yang dilambaikannya kepada orang banyak sebagai berkatnya. Terkadang, dia memegang salib yang dipakainya untuk memberkati orang banyak. Dalam waktu lainnya, dia terlihat berseri-seri dan bercahaya, dengan mahkota bintang, melayang-layang melintasi Gereja, kakinya terlihat tidak menyentuh atap gereja.

Setelah beberapa waktu lewat penampakannya yang intensif, banyak yang mencoba membuat fotonya. Tetapi saat penampakan berlangsung, kebanyakan dari mereka begitu terpesona, takjub dan diliputi kebahagiaan tak terhingga sehingga tak mungkin untuk melakukan apa pun. Tangan dan jari tidak dapat digerakkan untuk menekan tombol kamera. Tetapi, dengan rahmat Tuhan, dan juga untuk bukti bagi keturunan kita, foto-foto berhasil juga dibuat.

Pada pagi 13 April, dua buah foto diambil oleh Wagih Risk Matta (yang telah menulis buku yang sangat indah dalam bahasa Arab tentang penampakan Santa Maria yang disertai lebih dari 12 foto-foto). Hanya cahaya disekitar figur Maria di lantai Gereja nampak dalam foto-foto ini. Jika Anda pernah datang ke sana dan melihat penampakannya, Anda dapat melihat figur Bunda Maria di dalam foto-foto itu, meskipun film kamera hanya menangkap sinar disekeliling figur Maria. Lihatlah kepala dalam gambar pertama.

Dalam gambar kedua, kepala terlihat mulai menghilang. Saya teringat akan sebuah bacaan tentang penampakan Maria di Fatima, Portugal tahun 1917. Saat ketiga anak-anak yang telah melihat Perawan Maria ditanya secara terpisah, mereka mengatakan bahwa kepalanya terlihat menghilang dahulu.

Foto-foto ini diambil saat penampakan Maria selama 10 menit dengan selang waktu 5 menit yang diterbitkan oleh koran-koran di Mesir. Foto-foto ini tidak mengundang komentar banyak pihak karena, seperti yang saya katakan sebelumnya, figur Bunda Maria tidak tampak jelas. Kepala Bidang Fotografi dari koran semi-resmi Mesir, Al Ahram, mengatakan bahwa tidak ada permainan dalam pencetakan foto-foto itu. Wagih Risk Matta sendiri memperoleh penyembuhan saat mengunjungi Gereja Zeitun.

Ini adalah foto lain yang dibuat oleh Wagih Risk Matta. Obyek yang menyerupai burung merpati, bulat dan berwarna keemasan terlihat memancarkan cahaya dan biasanya terlihat dengan sayap-sayap yang tidak bergerak. Petugas Kebun Binatang Kairo yang dimintai keterangan dan datang ke Zeitun menyatakan bahwa burung merpati tidak terbang di malam hari. “Jika dipaksakan, mereka akan jatuh ke tanah”. Burung-burung merpati secara spiritual terlihat sebelum dan sesudah penampakan Bunda Maria, setiap jam saat malam hari dan menjelang petang. Terkadang, burung-burung itu muncul dalam hitungan dua atau tujuh ekor yang membentuk salib, terkadang 12 ekor dalam sebuah formasi dan selalu ada seekor yang menjadi pemimpinnya. Jika mereka menghilang, mereka akan kembali dengan formasi yang sama.

Foto ini dikirim oleh editor koran Watani. Michael Takla mengatakan bahwa foto ini diambil oleh “seorang saksi mata yang terpercaya, seorang wanita dari Alexandria.” Saya tidak memiliki namanya. Foto ini sama dengan foto yang diambil oleh pemotret asal Jerman tetapi memperlihatkan rupa dari merpati-merpati atau obyek-obyek sedang terbang yang dilihat oleh saksi mata yang hadir saat itu di Gereja.

Seluruh foto, gambar, lukisan yang diperlihatkan disini telah dibuktikan oleh banyak saksi mata dengan ekspresi berbeda-beda. “Dia nampak sama seperti ini!” “Ya, seperti inilah saat saya melihatnya!” “Dari mana engkau mendapatkan foto ini?” “Ya, beginilah saya melihatnya pada tanggal 1 April 1968!” dan sebagainya dan sebagainya.

Pengkajian dengan komputer oleh pakar-pakar telah pula dilakukan dan hasilnya, mereka menyatakan tidak adanya tipuan kamera.

Para perupa yang hadir saat penampakan di Zeitun menggunakan talenta mereka untuk menggambar apa yang telah mereka lihat, dan tampaknya mereka lebih menangkap keindahan surgawi Bunda Maria dibanding dengan foto-foto yang dibuat. Saat benar-benar bertemu Bunda Maria, sangatlah sukar untuk secara jelas melihat bagian-bagiannya. Tetapi beberapa dari mereka dapat menangkap rambutnya, matanya, tangannya, bentuk tubuhnya dan warna kulitnya. Bunda Maria kebanyakan digambarkan “gelap dan bercahaya” dan “putih kebiru-biruan” atau “biru keputih-putihan”. Terkadang kekuningan dan bersinar, berkilauan, cantik, muda, sehat, seperti seorang ratu. Lukisan di bawah halaman ini dikerjakan oleh Sabri Ibrahim pada tahun 1973. Katanya, beginilah ia melihat Bunda Maria di tahun 1968 di Gereja Zeitun. Lukisan berwarna ini, sedikit lebih besar daripada aslinya, sekarang digantung di pintu masuk Gereja Santa Maria. Bagi yang pertama kali melihatnya, lukisan ini akan mengundang decak kagum.

Gambaran para perupa akan Bunda Maria, Zeitun.

Pastur Morcos, seorang pastur Coptic menjadi saksi mata penampakan Bunda Maria pada tahun 1968. Ia mengatakan, “dan turunlah bias-bias sinar dari tangannya seperti ini!”. Bias-bias sinar itu akan keluar dari tangannya kepada orang-orang dan menembus tanah. Kita tahu dari wahyu-wahyu bahwa cara ini adalah rahmat Tuhan dalam memberikan berkatNya kepada kita lewat saluran rahmatNya, yaitu Bunda Maria, ibundaNya. Seorang saksi mata menggambarkan Bunda Maria seperti “disanalah dia, disudut Gereja, membungkukkan badannya sebatas pinggang kepada kita semua!!!! Saya tak dapat mempercayainya! Tetapi memang dia ada disana, SAYA MELIHATNYA!!”

Kesembuhan juga terjadi. Ini menambah kebahagiaan yang meliputi penampakan Bunda Maria. Masyarakat segera menyadari adanya orang buta yang dapat melihat, orang tuli yang dapat mendengar, orang bisu yang dapat berbicara setelah mereka hadir dalam salah satu penampakan-penampakan Bunda Maria. Mereka yang sakit jasmani, yang cacat, melihat Bunda Maria, dan dengan iman mereka akan Tuhan kita Yesus Kristus, disembuhkan oleh Allah Bapa, lewat penampakan Bunda Maria.

(Perlu juga diketahui, dengan kuasa kudus Tuhan, orang-orang yang sakit jasmani di Gereja Zeitun yang beriman teguh, juga disembuhkan, meskipun mereka tidak melihat penampakan Bunda Maria.)

Juga, di hari-hari Tuhan Yesus tinggal di dunia, Bunda Maria memohon padaNya atas nama orang lain. Maria sendiri tidak memiliki kuasa untuk membuat mukjijat. Hanya dengan kehadirannya bersama Anaknya, Yesus Kristus, dan dalam ketulusan permohonannya, kita mendapatkan mukjijat pertama di Kana. Sekarang, lewat perantaraannya, kita dapat hidup lewat pembaharuan iman, bukan kita yang membuatnya, tetapi Dia yang secara terus menerus memberikan mukjijat dalam cinta yang tak putus-putus.

Kesaksian akan kesembuhan di Zeitun kemudian didata, diuji dan didokumentasikan oleh sebuah komisi yang terdiri dari 7 orang dokter dan profesor. Bapa Suci Kyrollos VI, Paus dari Alexandria. sendiri yang memerintahkan hal ini. Tidak dapat disangkal lagi, mukjijat kesembuhan benar-benar terjadi. Sembuh, tanpa dapat dijelaskan secara medis, memang terjadi dalam setiap penampakan Bunda Maria.

Saya yakin, Maria memiliki setiap nama dan identitas dari orang yang disembuhkan didalam hatinya, didata di dunia, diuji dalam penampakannya dan didokumentasikan di surga. Setiap dari mereka yang sembuh tahu akan dirinya dan kita dapat bersukacita bersama mereka dalam kemuliaan kuasa Tuhan. Dalam tahun-tahun setelah penampakan Maria, mukjijat kesembuhan terus berlanjut di National Shrine of Our Lady of Zeitun. Saat kesembuhan itu diberitakan oleh mereka yang beriman, mereka semua terpesona dan kagum akan kemuliaan Tuhan.

Tetapi, tidak semua yang hadir mengalami mukjijat kesembuhan baik dari sakit jasmani maupun rohani. Sudah tentu, semuanya bergantung dari kehendak Allah yang kudus.

Saat kunjungan saya ke Kairo di tahun 1974, Uskup Gregorius mengatakan pada saya bahwa banyak orang yang dia ketahui mengalami pembaharuan harapan dan kekuatan iman dalam Tuhan setelah melihat penampakan Bunda Maria di Gereja Santa Maria. Banyak yang kembali mengunjungi Gereja itu setelah lama meninggalkan Tuhan karena satu dan lain hal.

“Seorang pria yang cukup terkenal di Gereja karena kemurahan hatinya, kebaikannya dan hidup kekristenannya, tiba-tiba berubah pikiran. Ia mengejek orang-orang yang menghadiri kebaktian sambil bertanya, “apa yang dilakukan orang-orang bodoh ini, membuang-buang waktu?” Ia juga pergi ke Gereja Zeitun dan berbuat hal yang sama. Saat tiba disana, ia melihat ribuan orang sedang berkumpul. Hal ini menambah keyakinannya akan kesia-siaan percaya kepada Allah. “Bagaimana mungkin Bunda Maria menampakkan diri disini?” Tiba-tiba, datanglah Maria dalam kemegahannya di depan mata orang itu. Ia jatuh berlutut dan hingga sekarang ia masih menyesali saat-saat dimana ia jauh dari Tuhan.”

Dalam 2 minggu terakhir bulan April hingga bulan Mei, kami mengalami penampakan yang paling mulia dari Bunda Maria. Sejalan dengan penampakannya, orang-orang yang berkumpul menjadi berlipat ganda. Pada beberapa malam, diperkirakan hampir ¼ juta orang berkumpul diseputar gereja. Seorang kakak ipar saya menuliskan kesaksiannya:

“Kami harus berdiri tegak dengan tangan di samping, hampir-hampir tak dapat bernafas dan terdorong ke depan atau ke belakang karena sesaknya pengunjung. Sesaat setelah kita bergabung dalam keramaian, sangatlah tidak mungkin untuk pergi dari sana. Kita harus menunggu hingga mereka membubarkan diri saat matahari terbit.”

Fawzia, kakak ipar saya yang lain menulis bahwa pada hari saya meninggalkan Kairo setelah kunjungan saya di tahun 1968 (sehari sebelum FEAST OF THE ASSUMPTION), Bunda Maria menampakkan diri selama 10 menit di gereja itu pada pukul 6 sore “sama terangnya seperti berjuta-juta matahari”. Dia melihat Bunda Maria malam itu.

Dikarenakan massa yang semakin membengkak jumlahnya dan sebagian dari mereka menjadi bingung dan menganggap semuanya adalah cerita bohong, pemerintah lalu mencoba melindungi rakyatnya. Beberapa petugas lalu mencopot kabel-kabel listrik dan mengatakan semuanya adalah tipuan. Ada juga yang memanjat pohon untuk naik ke kubah Gereja untuk mencoba memegang bayangan. Petugas melakukan penyelidikan hingga radius 15 mill untuk memastikan bahwa memang digunakan alat-alat elektronik. Tetapi setelah melakukan penyelidikan yang seksama dan berkat pertolongan Bunda Maria yang terus menerus menampakkan diri, para petugas akhirnya percaya bahwa memang Bunda Maria sendiri yang datang mengunjungi mereka. Para petugas lalu membantu mengamankan Gereja untuk dapat menerima kedatangan Bunda Maria secara wajar.

Pemerintah lalu membongkar hanggar yang memakan area sebelah selatan Gereja, sehingga massa dapat tertampung. Dari pintu masuk hanggar inilah pertama kalinya Bunda Maria tampak. Sebenarnya, beberapa orang berpikir bahwa penglihatan yang mereka dapatkan dari atas kubah gereja itu berasal dari refleksi yang datang dari hanggar. Tetapi, setelah hanggar itu dibongkar, Bunda Maria tetap menampakkan dirinya.

Pohon-pohon disekitar gereja juga ditebang sehingga massa tidak dapat memanjat pohon yang dapat mengakibatkan mereka jatuh dan terluka. Yang paling besar pun di pangkas hingga tidak dapat dipanjat lagi. Saat Bunda Maria menampakan diri di dekat pohon palem, beberapa orang mengatakan itu adalah refleksi pohon palem, tetapi setelah pohon palem itu juga di pangkas, Bunda Maria tetap menampakan diri dengan cahayanya.

Pada 5 Mei 1968, sebulan setelah penampakan Bunda Maria yang pertama, Bapa Suci Kyrollos VI menerbitkan Surat Kepausan yang menyatakan keaslian penampakan itu. Bahwa memang benar, Bunda Perawan Maria, Ibu dari Tuhan menampakan dirinya. Kepercayaan ini juga didasarkan bahwa Bunda Tersuci datang kembali sebab dia pernah mengungsi ke Mesir bersama Anaknya, Yesus Kristus, dan Yosef.

Gereja Santa Maria di Zeitun memang terletak di dekat rute perjalanan Keluarga Kudus saat mereka dikejar-kejar Herodes dan melakukan perjalanan ke Mesir. Untuk memperingati perjalanan ini, menurut tradisi, ada 14 perhentian yang dibangun di sepanjang perjalanan. Banyak orang beriman yang telah mendapatkan keteduhan dan rahmat setelah mengunjungi perhentian-perhentian ini.

Komite Kepausan menerima banyak kesaksian dan pernyataan resmi dari orang banyak.

Pastur Constantine, seorang pastur di Gereja Santa Maria, delegasi pemerintah, para saksi mata dari kaum Muslim, para Kristen dari aliran yang berbeda dan para pejabat di dalam hirarki Gereja Coptic. Mereka semua telah menyaksikan penampakan Bunda Maria satu atau lebih kali.

Pada pertemuan saya dengan Bapa Suci Kyrollos VI di tahun 1968, Bapa suci memberitahukan tentang penampakan Perawan Maria dan memberikan berkat pribadinya. Kesaksian oleh Bapa Suci ini melampaui pengetahuannya untuk berkomentar secara pribadi. Bapa Suci menginginkan para orang beriman untuk datang ke Zeitun dan mengalaminya sendiri. Untuk “meyakinkan diri mereka sendiri” tentang kunjungan yang kudus ini. Apa yang diperlihatkan Bapa Suci kepada saya mencerminkan bahwa pada waktunya, Tuhan akan memperlihatkan buah-buah keberimanan kita.

Mengapa Tuhan mengirim Bunda Maria pada waktu itu di tempat yang khusus? Diketahui bahwa Bunda Maria tidak berbicara dan jika ada pesan-pesan lisan yang disampaikan, pastilah tidak akan disebarluaskan. Saya pikir, lewat kebijaksanaan Tuhan, kita di dunia ini sekali lagi diperingatkan akan rahmatNya yang besar saat Ia turun ke dunia 2000 tahun yang lalu. Saat Ia datang ke dunia dan menjadi serupa anak kecil yang digendong Maria. Ia ingin menunjukkan pada kita, bahwa Dia sangat amat menyayangi kita.

Pada tahun 1974, Pastor Xavier Eid, pastor dari Gereja Katolik Santa Maria Pendamai, Garden City, Kairo mengatakan pada saya:

“Penampakan di Zeitun adalah berharga untuk seluruh dunia. Mesir sangat membutuhkan perhatian dan pertolongan Tuhan dalam masa-masa sulitnya. Ini merupakan salah satu bukti bagi rakyat Mesir yang amat sangat religius. Penampakan ini juga membantu Gereja Coptic Orthodox untuk lebih dikenal di seluruh dunia, untuk memperbaiki kesalahpahaman selama ini. Gereja Coptic Orthodox selalu taat menjalani penyembahan, kesalehan doa-doa dari para pastor gurun pasir, pendalaman Alkitab dan puasa yang kesemuanya sudah ditinggalkan oleh dunia barat. Para penganut Coptic Orthodox berpuasa selama 200 hari dalam setahun. Seluruh praktek-praktek ini akan lebih dikenal di dunia. Salah satu cara yang dipilih oleh Tuhan, saya pikir, adalah penampakan Bunda Maria yang telah membawa orang-orang dari seluruh dunia ke Mesir dan ini membuat orang-orang mengerti akan tradisi Coptic Orthodox.

Di bulan Mei 1973, Bapa Suci Shenouda III diundang ke Roma oleh Bapa Suci Paus Paulus VI. Inilah kali pertama dalam kurun waktu 1600 tahun pertemuan dua Bapa Suci dari Roma dan dari Alexandria terjadi. Mereka memperingati Santo Athanasius, Bapa Suci ke-20 dari Alexandria. Dalam kunjungan ini, Bapa Suci Shenouda III mengatakan pada Bapa Suci Paus Paulus VI mengenai penampakan Bunda Maria di Zeitun di tahun 1968 dan 1969.

Foto diatas menunjukkan kedua Bapa Suci sedang berdoa bersama di Gereja Santo Petrus, Roma.

Awal tahun 1974, dalam surat kepada Yang Mulia Kardinal Stephanos I, saya memohon pendapatnya yang dapat saya bagikan kepada orang-orang lain mengenai penampakan Bunda Maria. Bapa Kardinal mengatakan pada saya tentang penundaan kunjungannya ke Amerika. Bapa Kardinal adalah pemimpin Coptic Orthodox di Mesir yang bergabung kembali dengan Roma. Bapa Kardinal mengunjungi kami di New Jersey, tahun 1974, memberikan berkatnya pada saya untuk apa yang telah saya kerjakan bagi usaha Bunda Maria membawa semua jiwa kepada Tuhan Yesus Kristus dan mengadakan Misa untuk kira-kira 800 anak-anak dari jemaat kami. Pada saat awal penampakan Bunda Tersuci, Bapa Kardinal dimintai tolong oleh teman karibnya yang juga seorang Paus, Bapa Suci Paus Paulus VI untuk mengadakan penyelidikan akan apa yang terjadi di Zeitun. Kata-kata pertama yang tertulis dalam pernyataan Bapa Kardinal adalah : “Tidak diragukan lagi, penampakan ini adalah nyata…” Kunjungan Bunda Maria ke Zeitun sekarang menjadi sejarah gereja. Bunda Maria menampakkan diri paling banyak disekitar Hari-Hari Raya. Pada Hari Raya ke-32, yaitu Hari Raya Bunda Cahaya atau Bunda Zeitun, untuk menghormati penampakan Maria di tempat ini, diperingati setiap tanggal 2 April. Pada perayaan pertama penampakan di tahun 1969, foto dibawah ini digunakan untuk menandai saat penuh rahmat dari kunjungan Bunda Tersuci yang dikirim oleh Allah.

Sejak penampakan Maria yang pertama, yaitu April 1968, beribu-ribu rakyat Mesir, baik yang beragama Kristen maupun Islam, mulai berimigrasi ke Amerika atau tempat lain di belahan dunia. Mayoritas yang datang ke Amerika sekarang telah bergabung bersama komunitas kami dan telah menjadi warga negara Amerika. Di kota-kota yang lebih besar, dimana lebih banyak orang tinggal, gereja-gereja Coptic Orthodox sekarang banyak dijumpai. Banyak dari jemaat di gereja-gereja ini yang pernah menyaksikan penampakan Bunda Maria di Zeitun.

Di tahun 1975, Yang Mulia Uskup Gregorius, salah seorang pemimpin gereja Coptic Orthodox mengatakan pada saya:

“Bunda Maria Perawan Tersuci atau Santa Maria menampakan diri dalam 10 cara yang berbeda. Allah mengirimnya dalam cara-cara yang alamiah yang dapat kita kenal. Saat ia menampakan diri, ia akan menyapa gerombolan orang, membungkuk pada mereka, memberkati mereka dan berbalik menghadap salib. Dalam 9 dari 10 penampakannya, ia akan terlihat dalam sikap berdoa, sepertinya ia ingin mengatakan ‘lakukan seperti apa yang saya kerjakan, dunia perlu doa-doa untuk penebusan’ dan saya percaya, penampakan-penampakannya adalah persiapan selanjutnya dari Kedatangan kembali Tuhan dan Penebus kita, Yesus Kristus.”

Beribu-ribu orang tumpah ruah di Zeitun dan melihat Bunda Maria. Mereka terhibur dan terobati. Saat para beriman menunggu dan berdoa, awan-awan serasa bergerak menyatu, seperti sebuah kilatan cahaya yang memancarkan cahaya tiba-tiba dan menerangi sekitarnya. Disanalah Bunda Maria berdiri, dalam figur yang penuh berarak perlahan-lahan dan anggun di udara, berdiri di atas kubah gereja atau pohon palem dengan satu kakinya seperti menginjak pohon palem, atau terkadang terlihat berdiri di atas tanah. Bajunya dan kerudungnya bergerak tertiup angin. Dia bergerak dari sisi yang satu ke sisi yang lain dan semuanya tampak jelas sekali.

Untuk menggambarkan penampakan Bunda Maria yang membawa rahmat Tuhan secara penuh, kami mengambil kesimpulan dari penampakannya itu, sekali lagi, untuk membawa kepada kita pembaharuan harapan dan penghiburan dalam Anaknya, Yesus Kristus. Sebuah hadiah yang diberikan secara cuma-cuma oleh Tuhan.

Dia memberikan hidupnya untuk kita di gunung Kalvari, bangkit dari mati, sekarang, Yesus Kristus yang telah bangkit mengirim Bunda Maria untuk mengingatkan kita akan kasihNya yang besar.

Kita dapat mengatakan, cerita dari Zeitun adalah sebuah tanda nyata dari peristiwa adikodrati. Dampak dari penampakan-penampakan itu terangkum dalam waktu yang akan terus diingat. Pesan dan arti penampakan itu akan terus berkembang dalam Roh Kudus. Pesan-pesan yang dinyatakan kepada para beriman dan siapa saja mungkin dapat di pelihara dan direnungkan hingga kedatangan kembali Tuhan kita Yesus Kristus.

No comments:

Post a Comment