Pada suatu hari, seorang petani tua mengunjungi sebuah keluarga kaya untuk urusan bisnis. Di rumah itu dia diundang ikut makan siang bersama. Setiap orang yang hadir begitu duduk di meja itu langsung mengambil makanan, namun tidak demikian halnya dengan petani tua itu. Sebelum mulai makan, ia sejenak menundukan kepala dan bersyukur atas makanan yang tersedia. Ketika usai berdoa dan mengangkat kembali kepalanya, tuan rumah tersenyum kepadanya dan bertanya,”Apakah di sekitar daerah ini masih ada orang yang mengikuti kebiasaan lama seperti itu?” Orang tua itu sejenak terdiam. Lalu jawabnya,”Yah ada beberapa yang tidak pernah bersyukur atas makanan yang mereka terima.” Tuan rumah tersenyum bangga. “Pasti mereka itu orang terpelajar?” “Bukan tuan,” kata petani itu. “Mereka itu babi-babi yang kami pelihara.”
Cerita di atas mau menyampaikan pesan supaya kita tidak lupa bersyukur atas segala pemberian Allah, betapapun sederahananya pemberian itu. Karena diiringi rasa syukur dan semangat kebersamaan, rejeki yang tampaknya sangat sederhana itu dapat memberikan kelegaan dan kegembiraan. Apakah aku ini seorang yang selalu ingat bersyukur atas segala kebaikan Allah?
Pejamkan mata beberapa menit. Bayangkanlah Anda salah satu dari orang banyak yang berbondong-bondong untuk mendengarkan pengajaran Yesus. Anda terkesan melihat Yesus yang berdoa atas lima roti dan dua ikan itu.
Dalam perkerjaan mapun perjumpaan dengan orang-orang hari ini, aku tidak akan ragu untuk berbagi, entah perhatian, kemapuan/keterampilan, tenaga dan lain-lain.
Ave Maria !!!
No comments:
Post a Comment