(Surat dari Papa-Mama buat Anaknya yang seorang Imam)
Oleh Gereja Katolik Kristus Sang Penabur - Subang
Anakku tercinta….,
kau tetap menjadi anakku, namun bukan milikku.
Kau tetap darah dagingku, namun bukan kepunyaanku.
Kau tetap buah cinta perkawinan kami yang terindah,
namun bukan untuk kami semata.
Mulai sekarang,
Dalam iman aku memandangmu, "Utusan Tuhan-ku".
Dengan penuh harap, aku pasrahkan hidupku padamu, "Gembala-ku".
Dan sepenuh kasih, aku menyapamu, "Pastor-ku".
Tak ada yang aku minta, selain berkat;
tak ada yang ingin aku dapatkan selain berkat.
Saat aku sakit nanti, aku tahu, kau tak selalu akan hadir,
walau aku ingin kau hadir.
Saat aku dalam kesendirian di uzur usiaku,
aku sadar bahwa kau tiada waktu temani aku,
biar aku amat rindu dan berharap.
Sungguh, pada saatnya tiba, akan terasa begitu indah, damai dan bahagianya,
bila aku menutup mata diiring berkat dan olesan minyak kudus,
dari tangan kudus putera kesayanganku.
Saat ini setiap lidah di surga dan di bumi berseru kepadamu :
“Berbahagialah rahim yang telah mengandung engkau” – dan -
“Bergembiralah dia yang dari benihnya, engkau dibentuk”.
Jikalau berkenan, aku memohon, anakku :
“Jangan biarkan rahim ini menjadi malu dan benih ini tak mampu tegakkan wajah,
di hadapan wajah-wajah surga dan bumi”.
Kumohon dari kerinduan jiwaku,
Biarlah KASIH menjadi hukummu dan Kesukaanmu adalah Sabda Suci Allah.
Kesenanganmu adalah melakukan Kehendak-Nya.
Keutamaanmu adalah keselamatan jiwa-jiwa.
Kehormatanmu adalah kematian oleh karena KASIH.
Kebahagiaanmu adalah menjadi kepunyaan Allah.
Untuk kau anakku, cinta dan harapanku :
Jangan menjual kemiskinan hidupmu, demi kemewahan yang tak seharusnya.
Tak boleh menggadaikan kemurnianmu, demi kenikmatan yang tak wajar.
Jangan pula mengendorkan kesetiaanmu, demi kebebasan yang tak patut.
Yakinlah akan kebenaran dan kepastian iman ini, anakku :
Allah SETIA MENGASIHI-mu
Sadarlah sepanjang hidupmu, bhw “Roh Tuhan ada pada-mu” utk menyertaimu.
Karena itu dengan sukacita perdengarkan dan perlihatkanlan kepada dunia dalam hidupmu, bahwa,
“kini aku hidup, tetapi bukan lagi aku yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”
Gembala kesayanganku…, sekarang pergilah…!
Perjuangan baru dimulai, namun Jangan Takut…!
Jadilah anak kesayangan Allah dan kebanggaan kaum beriman.
TEGUH dalam Iman, KOKOH dalam Pengharapan, dan SETIA dalam mengasihi.
Aku mencintaimu dan akan terus mencintaimu, sampai ke batas hidupku
Kuiring juangmu dengan doa pada Allah-ku,
sampai aku pergi ke langit tinggi, tinggalkan raga insaniku di bumi,
karena aku amat mengasihi-mu.
Anakku, Pastorku..... "Kami amat mencintaimu".
(dari sebuah catatan seorang teman...)
Caritas Dei in cordibus Nostri
DIPERSEMBAHKAN KEPADA :
PARA PASTOR/ROMO/BIARAWAN/BIARAWATI YANG MENERIMA PANGGILAN IMAMAT.
PARA CALON PASTOR/ROMO/BIARAWAN/BIARAWATI YANG SEDANG MENERIMA PANGGILAN IMAMAT.
No comments:
Post a Comment